KECEMASAN ( ANSIETAS)
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya,
semoga kita senantiasa selalu berada dalam lindungannya. Teriring salam dan salawat
kepada junjungan Rasulullah SAW dan keluarga yang dicintainya beserta sahabat-
kesederhanaanya.
untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa,
yaitu Nurlina, S.Kep, Ns, M.Kep yang sangat kami cintai dan hormati.
Akhir kata hanya kepada Allah SWT, tim penyusun memohon semoga berkah
dan rahmat serta melimpah kebaikan-Nya senantiasa tercurahkan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan pendahuluan ini dari awal sampai
akhir. Amin.
Ropita Sari
2
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................6
B. Etiologi Kecemasan...................................................................................8
A. Pengkajian ................................................................................................14
3
C. Intervensi Keperawatan ............................................................................37
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecemasan atau ansietas merupakan salah satu bentuk emosi individu
yang berkaitan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek
ancaman yang begitu tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas nilai
ancaman yang wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi, tetapi
apabila intensitasnya begitu kuat dan bersifat negatif justru akan menimbulkan
kerugian dan dapat mengganggu terhadap keadaan fisik dan psikis individu yang
bersangkutan.
Kecemasan dapat dialami oleh siapapun dan dimanapun serta kapan pun
tergantung dari faktor pencetus dari kecemasan tersebut. Fakta membuktikan
bahwa di seluruh lapisan dunia kecemasan paling banyak terjadi setiap
harinya.hal ini disebabkan semakin kongkretnya masalah yang terjadi saat ini.
5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep medis dari kecemasan?
2. Bagaimana konsep keperawatan jiwa yang berkaitan dengan kasus kecemasan?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mendapat gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan jiwa
dengan kasus kecemasan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi konsep medis, meliputi: definisi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang dan
penatalaksanaan medis kecemasan.
b. Mampu mengidentifikasi konsep keperawatan, meliputi: pengkajian,
diaganosa, intervensi, dan evaulasi.
6
BAB II
KONSEP MEDIS
A. Definisi
Menurut Lynn S. Bickley (2009) “ kecemasan merupakan reaksi yang sering
terjadi pada keadaan sakit, pengobatan, dan sistem perawatan kesehatan itu
sendiri, bagi sebagian klien kecemasan merupakan saringan terhadap persepsi dan
reaksi mereka, bagi sebagian lainnya kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit
yang dideritanya.”
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul
karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya
sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990).
Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa
gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber
aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).
Kecemasan dan gangguannya dapat muncul dalam berbagai tanda dan gejala
fisik dan psikologik seperti gemetar, rasa goyah, nyeri punggung dan kepala,
ketegangan otot, napas pendek, mudah lelah, sering kaget, hiperaktivitas
autonomik seperti wajah merah dan pucat, berkeringat, tangan rasa dingin, diare,
mulut kering, sering kencing, rasa takut, sulit konsentrasi, insomnia, libido turun,
rasa mengganjal di tenggorok, rasa mual di perut dan sebagainya. Gejala utama
dari depresi adalah efek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan
berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) serta menurunnya aktivitas.
Beberapa gejala lainnya dari depresi adalah konsentrasi dan perhatian
berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang,gagasan tentang rasa
bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimistis,
gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, nafsu
makan berkurang.
7
Keadaan cemas biasanya disertai dan diikuti dengan gejala depresi. Untuk
diagnosis dibutuhkan penentuan kriteria yang tepat antara berat ringannya gejala,
penyebab serta kelangsungan dari gejala apakah sementara atau menetap. Pada
gangguan cemas lainnya biasanya depresi adalah bentuk akhir bila penderita tidak
dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pada cemas menyeluruh depresi
biasanya bersifat sementara dan lebih ringan gejalanya dibanding kecemasan,
gangguan penyesuaian memiliki gejala yang jelas berkaitan erat dengan stres
kehidupan.
B. Etiologi
Menurut Sylvia D. Elvira ( 2008 : 11 ) Ada beberapa faktor yang
menyebabkan kecemasan. Antara lain faktor Organ Biologi dan Faktor
Psikoedukatif. Faktor organ biologi adalah ketidakseimbangan zat kimia pada otak
yang disebut neurotransmitter yang disebabkan karena kurangnya oksigen. Faktor
psikoedukatif adalah factor-faktor psikologi yang berpengaruh terhadap
perkembangan kepribadian seseorang, baik hal yang menentramkan,
menyenangkan dan menyedihkan.
1. Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam
kehidupan tersebut dapat berupa :
a. Peristiwa Traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan
dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau
situasional.
b. Konflik Emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan
baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan
dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
c. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu
berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.
8
d. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
e. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman
terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
f. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami
karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
g. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respons
individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
h. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodiazepin, karena benzodiazepine dapat menekan
neurotransmiter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol
aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
2. Faktor presipitasi
Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Stressor presipitasi
kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas
fisik yang meliputi :
Sumber Internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya : hamil).
Sumber Eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal :
Sumber Internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah
dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman
terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.
9
Sumber Eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian,
perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.
10
d. Tingkat Panik Dari Kecemasan
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dari orang yang mengalami
panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik
melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan
aktifitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan
orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang
rasional. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan juga
berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang
sangat, bahkan kematian. Pada tingkat ini individu sudah tidak dapat
mengontrol diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa lagi walaupun sudah
diberi pengarahan.
D. Tanda Dan Gejala Kecemasan
1. Respons fisik :
a. Kardiovaskular :
Palpitasi, Jantung Bedebar, Tekanan Darah Meninggi, Denyut Nadi Cepat
b. Pernafasan :
Napas Cepat, Napas Pendek, Tekanan Pada Dada , Napas Dangkal,
Pembengkakan Pada Tenggorokan, Terengah-Engah
c. Neuromuskular :
Refleks Meningkat, Insomnia, Tremor, Gelisah, Wajah Tegang, Kelemahan
Umum, Kaki Goyah, Gerakan Yang Janggal
d. Gastrointestinal :
Anoreksia, Diare/Konstipasi, Mual, Rasa Tidak Nyaman Pd Abdomen
e. Traktur Urinarius :
Sering Berkemih Dan Tidak Dapat Menahan Kencing
f. Kulit :
Wajah Kemerahan, Berkeringat, Gatal, Rasa Panas Pada Kulit
2. Respons Kognitif :
11
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar,
berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
3. Respons Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan tidak aman
4. Respons Emosi :
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan,
ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran
meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan,
distressed, khawatir, prihatin
E. Penatalaksanaan Kecemasan
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan dan
terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu
mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan
psikoreligius. Selengkpanya seperti pada uraian berikut :
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
a. Makan makanan yang berigizi dan seimbang
b. Tidur yang cukup
c. Olahraga yang teratur
d. Tidak merokok dan tidak minum minuman keras
2. Terapi Psikofarmaka
Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic),
yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl,
meprobamate dan alprazolam.
3. Terapi Somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-
keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada
organ tubuh yang bersangkutan.
12
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain
a. Psikoterapi Suportif
b. Psikoterapi Re-Edukatif
c. Psikoterapi Re-Konstruktif
d. Psikoterapi Kognitif
e. Psikoterapi Psikodinamik
f. Psikoterapi Keluarga
5. Terapi Psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan
yang merupakan stressor psikososial.
13
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
I. Identitas Klien
Inisial :P
Umur : 44 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Pengkajian : 08 Mei 2020
Pendidikan : SMK sederajat
Jumlah Anak :1
Informan : Klien
II. Alasan Masuk
Klien merasa cemas dan mudah kaget/terkejut. Serta klien mengatakan sering
pusing (sakit kepala).
III.Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
Ya
Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
14
Berhasil
Kurang berhasil
Tidak berhasil
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Tindakan criminal
Gejala :-
Riwayat pengobatan: -
15
Masalah keperawatan: -
Masalah keperawatan : -
V. Psikososial
1. Genogram
16
Keterangan :
= Perempuan
= Laki – laki
= Meninggal
= Orang terdekat
= Klien
c. Peran : Klien berperan sebagi istri sekaligus ibu rumah tangga, klien selalu
mengeluh dan tidak suka pekerjaan rumah tangga.
17
d. Ideal diri : Klien berharap bisa sembuh dari penyakitnya dan dapat bekerja
seperti dulu lagi.
e. Harga diri : Orang lain menilai jika dilihat dari luar (fisik), orang –
orang berpikir bahwa klien terlihat sehat. Sedangkan klien klien merasa
tidak sehat dan sering mengeluh merasa tidak nyaman
Masalah keperawatan : -
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien meyakini bahwa klien menganut agama islam. Saat klien
mengalami kecemasan, keluarga menyarankan kepada klien agar
beristigfar atau berdzikir agar rohaninya menjadi tenang.
18
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan tidak pernah meninggalkan sholat 5 waktu.
Masalah keperawatan : -
Tidak rapi
Masalah keperawatan : -
2. Pembicaraan
Cepat
Keras
Gagap
Inkoherensi
19
Lambat
Membisu
Masalah keperawatan :
3. Aktivitas Motorik
Lesu
Tegang
Gelisah
Agitasi
Tik
Grimasem
Tremor
Kompulsif
20
Masalah keperawatan: Ansietas
4. Alam perasaan
Sedih
Ketakutan
Putus asa
Khawatir
Gembira berlebihan
5. Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
21
Jelaskan : Klien nampak tidak ada perubahan roman muka padda saat ada
stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan.
Masalah keperawatan :
Bermusuhan
Tidak kooperatif
Mudah tersinggung
Defensive
Curiga
Masalah keperawatan :
7. Persepsi
Halusinasi :
Pendengaran
22
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidu/Penciuman
Jelaskan : -
Masalah keperawatan: -
8. Isi pikir
Obsesi
Phobia
Hipokondria
Depersonalisasi
Pikiran magis
Waham :
23
Agama
Somatik
Kebesaran
Curiga
Nihilistic
Sisip pikir
Siar pikir
Kontrol pikir
Masalah keperawatan :
9. Proses Pikir
Sirkumstansial
Tangensial
Kehilangan asosiasi
24
Flight of idea
Blocking
Pengulangan pembicaraan/perseverasi
Jelaskan : Klien berbicara dengan berbelit – belit tapi sampai pada tujuan
pembicaraan.
Masalah keperawatan :
Bingung
Sedasi
Stupor
Disorientasi waktu
Disorientasi orang
Disorientasi tempat
Masalah keperawatan :
25
11. Memori
Konfabulasi
Masalah keperawatan :
Mudah beralih
Jelaskan : Klien selalu minta agar pertanyaan diulang /tidak dapat dapat
menjelaskan kembali pembicaraan
Masalah keperawatan :
26
13. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Masalah keperawatan :
Masalah keperawatan:
Bantuan Minimal
Bantuan Total
27
2.BAB / BAK
Bantuan Minimal
Bantuan Total
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
3. Mandi
Bantuan Minimal
Bantuan Total
4.Berpakaian / Berhias
Bantuan Minimal
Bantuan Total
28
Kegiatan sebelum / setelah tidur : Menonton tv
6. Penggunaan Obat
Bantuan Minimal
Bantuan Total
7. Pemeliharaan Kesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan
Sistem Pendukung
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Mencuci Pakaian
Pengaturan Keuangan
29
Ya Tidak
Belanja
Transportasi
Lain-lain
Masalah keperawatan :
Terapi medik : Obat yang diracik dari apotek klinik Asy Syifa-ku
30
ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
KEPERAWATAN
1 Data subjektif : - Klien mengatakan Ansietas
merasa cemas dan mudah kaget/terkejut
- Klien selalu minta agar pertanyaan
diulang /klien tidak mampu
berkonsentrasi
- Klien mengatakan sering pusing
(sakit kepala)
- Pikiran yang selalu muncul
walaupun klien berusaha
menghilangkannya
31
pernah terlibat dalam kegiatan
kelompok/masyarakat.
B. Diagnosis Keperawatan
1. Ansietas
Definisi
Kondisi esmasi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak
jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
Penyebab
1. Krisis situasional
3. Krisis maturasional
32
6. Kekhawatjran mengalami kegagalan
Subjektif
1. Merasa bingung
3. Sulit berkonsentrasi
Objektif
1. Tampak gelisah
2. Tampak tegang
3. Sulit tidur
Subjektif
1. Mengeluh pusing
33
2. Anoreksia
3. Palpitasi
Objektif
4. Diaforesis
5. Tremor
7. Suara bergelar
9. Sering berkemih
Definisi
Penyebab
34
2. Ketidakadekuatan sistem pendukung
7. Krisis situasional
8. Krisis maturasional
9. Kerentanan personalitas
10. Ketidakpastian
Subjektif
Objektif
Subjektif
2. Kekhawatiran kronis
35
Objektif
1. Penyalahgunaan zat
3. Defisit Pengetahuan
Definisi
Penyebab
1. Keteratasan kognitif
Subjektif
36
Objektif
Subjektif
(tidak tersedia)
Objektif
C. Intervensi Keperawatan
1. Ansietas
Intervensi Utama
a. Reduksi Ansietas
Definisi
Tindakan
Observasi
37
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stresor)
Terapeutik
Edukasi
38
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
Kolaborasi
a. Terapi Relaksasi
Definisi
Tindakan
Observasi
- Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum
dan sesudath latihan
Terapeutik
39
- Gunakan pakaian longgar
Edukasi
- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi vang tersedia (mis.
musik, medi napas dalam, relaksasi otot progresif)
Intervensi Pendukung
b. Terapi Hipnosis
Definisi
Tindakan
Observasi
40
- Identifikasi tujuan teknik hipnosis
Terapeutik
Edukasi
41
Observasi
- Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi yang memicu
konflik
Terapeutik
- Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan yang membantu membuat
pilihan
- Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi
- Fasiltasi melihat situasi secara realistic
- Motivasi mengungkapkan tujuan perawatan yang diharapkan
- Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
- Hormati hak pasien untuk menerima atau menolak informasi
- Fasilitasi menjelaskan keputusan kepada orang lain, jika perlu
- Fasilitasi hubungan antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
lainnya
Edukasi
- Informasikan alternatif solusi secara jelas
- Berikan informasi yang diminta pasien
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam menfasilitasi
pengambilan keputusan
b. Dukungan Penampilan Peran
Definisi
Tindakan
42
Observasi
Terapeutik
- Fasilitasi diskusi perubahan peran anak terhadap bayi baru lahir, jika perlu
- Fasilitasi diskusi tentang adaptasi peran saat anak meninggalkan rumah, jika
perlu
Edukasi
43
- Ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan oleh pasien/orang tua untuk
memenuhi peran
Kolaborasi
c. Promosi Koping
Definisi
Tindakan
Observasi
Terapeutik
44
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
Edukasi
45
- Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
3. Defisit Pengetahuan
Intervensi Utama
a. Edukasi Kesehatan
Definisi
Mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih
serta sehat. Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jekaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
46
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
Intervensi Pendukung
a. Bimbingan Sistem Kesehatan
Definisi
Mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan untuk mengatasi
masalah kesehatan.
Tindakan
Observasi
- Indetifikasi masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
- Indetifikasi inisiatif individu, keluarga dan masyarakat
Terapeutik
- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan kesehatan
- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan kesehatan mandiri
- Libatkan kolega/teman untuk membimbing pemenuhan kebutuhan
kesehatan
- Siapkan pasien untuk mampu berkolaborasi dan bekerjasama dalam
pemenuhan kebutuhan kesehatan
Edukasi
- Bimbing untuk bertanggung jawab mengidentifikasi dan
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah kesehatan secara
mandiri.
b. Promosi Kesiapan Penerimaan Informasi
Definisi
kesehatan.
Observasi
47
- Identifikasi informasi yang akan disampaikan Identifikasi pemahaman
tentang kondisi
Terapeutik
bantuan Catat identitas dan nomor kontak pasien untuk mengingatkan atau
Edukasi
pasien mendapatkan
48
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8157922/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_KLIEN_
JIWA_DENGAN_KECEMASAN
https://www.academia.edu/18860295/ASKEP_PSIKOSOSIAL_ANSIETAS_
49
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
50