Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA:

KECEMASAN ( ANSIETAS)

Dosen Pengampu : Nurlina, S.Kep, Ns, M.Kep

Disusun Oleh :

Ropita Sari Nim : A17.09.035

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

“Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh”

Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin Segala puji dan syukur senantiasa kita

panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya,

semoga kita senantiasa selalu berada dalam lindungannya. Teriring salam dan salawat

kepada junjungan Rasulullah SAW dan keluarga yang dicintainya beserta sahabat-

sahabatnya, sehingga laporan pendahuluan ini dapat diselesaikan dengan segala

kesederhanaanya.

Laporan pendahuluan yang berjudul Kecemasan (Ansietas) yang diajukan

untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Keperawatan Jiwa,

yaitu Nurlina, S.Kep, Ns, M.Kep yang sangat kami cintai dan hormati.

Akhir kata hanya kepada Allah SWT, tim penyusun memohon semoga berkah

dan rahmat serta melimpah kebaikan-Nya senantiasa tercurahkan kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunan laporan pendahuluan ini dari awal sampai

akhir. Amin.

Bulukumba, 08 Mei 2020

Ropita Sari

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................5

B. Rumusan Masalah ....................................................................................6

C. Tujuan .......................................................................................................6

BAB II KONSEP MEDIS ....................................................................................7

A. Definisi Kecemasan ..................................................................................7

B. Etiologi Kecemasan...................................................................................8

C. Rentang Respon Kecemasan ....................................................................10

D. Tanda dan Gejala Kecemasan ..................................................................11

E. Penatalaksanaan Kecemasan ....................................................................12

BAB III KONSEP KEPERAWATAN .................................................................14

A. Pengkajian ................................................................................................14

B. Diagnosa Keperawatan .............................................................................32

3
C. Intervensi Keperawatan ............................................................................37

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................50

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecemasan atau ansietas merupakan salah satu bentuk emosi individu
yang berkaitan dengan adanya rasa terancam oleh sesuatu, biasanya dengan objek
ancaman yang begitu tidak begitu jelas. Kecemasan dengan intensitas nilai
ancaman yang wajar dapat dianggap memiliki nilai positif sebagai motivasi, tetapi
apabila intensitasnya begitu kuat dan bersifat negatif justru akan menimbulkan
kerugian dan dapat mengganggu terhadap keadaan fisik dan psikis individu yang
bersangkutan.

Kecemasan dapat dialami oleh siapapun dan dimanapun serta kapan pun
tergantung dari faktor pencetus dari kecemasan tersebut. Fakta membuktikan
bahwa di seluruh lapisan dunia kecemasan paling banyak terjadi setiap
harinya.hal ini disebabkan semakin kongkretnya masalah yang terjadi saat ini.

Di negara maju, gangguan jiwa berupa ansietas atau kecemasan


menempati posisi pertama dibandingkan dengan kasus lain. Oleh karena itu
sebagai seorang perawat, kita harus benar-benar kritis dalam menghadapi kasus
kecemasan yang terjadi.

Masalah gangguan jiwa yang menyebabkan menurunnya kesehatan mental


ini ternyata terjadi hampir di seluruh negara di dunia. WHO (World Health
Organization) badan dunia PBB yang menangani masalah kesehatan dunia,
memandang serius masalah kesehatan mental dengan menjadikan isu global
WHO. WHO mengangkat beberapa jenis gangguan jiwa seperti Schizoprenia,
Alzheimer, epilepsy, keterbelakangan mental dan ketergantungan alkohol sebagai
isu yang perlu mendapatkan perhatian.

5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep medis dari kecemasan?
2. Bagaimana konsep keperawatan jiwa yang berkaitan dengan kasus kecemasan?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Mendapat gambaran secara umum tentang asuhan keperawatan jiwa
dengan kasus kecemasan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi konsep medis, meliputi: definisi, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan penunjang dan
penatalaksanaan medis kecemasan.
b. Mampu mengidentifikasi konsep keperawatan, meliputi: pengkajian,
diaganosa, intervensi, dan evaulasi.

6
BAB II

KONSEP MEDIS
A. Definisi
Menurut Lynn S. Bickley (2009) “ kecemasan merupakan reaksi yang sering
terjadi pada keadaan sakit, pengobatan, dan sistem perawatan kesehatan itu
sendiri, bagi sebagian klien kecemasan merupakan saringan terhadap persepsi dan
reaksi mereka, bagi sebagian lainnya kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit
yang dideritanya.”
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul
karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya
sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam (DepKes RI, 1990).
Kecemasan dapat didefininisikan suatu keadaan perasaan keprihatinan, rasa
gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber
aktual yang tidak diketahui atau dikenal (Stuart and Sundeens, 1998).
Kecemasan dan gangguannya dapat muncul dalam berbagai tanda dan gejala
fisik dan psikologik seperti gemetar,  rasa goyah, nyeri punggung dan kepala,
ketegangan otot, napas pendek, mudah lelah, sering kaget, hiperaktivitas
autonomik seperti wajah merah dan pucat,  berkeringat, tangan rasa dingin, diare,
mulut kering, sering kencing, rasa takut, sulit konsentrasi, insomnia, libido turun,
rasa mengganjal di tenggorok, rasa mual di perut dan sebagainya. Gejala utama
dari depresi adalah efek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan
berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit saja) serta menurunnya aktivitas.
Beberapa gejala lainnya dari depresi adalah konsentrasi dan perhatian
berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang,gagasan tentang rasa
bersalah dan tidak berguna, pandangan masa depan yang suram dan pesimistis,
gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu, nafsu
makan berkurang.

7
Keadaan cemas biasanya disertai dan diikuti dengan gejala depresi. Untuk
diagnosis dibutuhkan penentuan kriteria yang tepat antara berat ringannya gejala,
penyebab serta kelangsungan dari gejala apakah sementara atau menetap. Pada
gangguan cemas lainnya biasanya depresi adalah bentuk akhir bila penderita tidak
dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi. Pada cemas menyeluruh depresi
biasanya bersifat sementara dan lebih ringan gejalanya dibanding kecemasan,
gangguan penyesuaian memiliki gejala yang jelas berkaitan erat dengan stres
kehidupan.
B. Etiologi
Menurut Sylvia D. Elvira ( 2008 : 11 ) Ada beberapa faktor yang
menyebabkan kecemasan. Antara lain faktor Organ Biologi dan Faktor
Psikoedukatif. Faktor organ biologi adalah ketidakseimbangan zat kimia pada otak
yang disebut neurotransmitter yang disebabkan karena kurangnya oksigen. Faktor
psikoedukatif adalah factor-faktor psikologi yang berpengaruh terhadap
perkembangan kepribadian seseorang, baik hal yang menentramkan,
menyenangkan dan menyedihkan.
1. Faktor Predisposisi
Stressor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam
kehidupan tersebut dapat berupa :
a. Peristiwa Traumatik, yang dapat memicu terjadinya kecemasan berkaitan
dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau
situasional.
b. Konflik Emosional, yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan
baik. Konflik antara id dan superego atau antara keinginan dan kenyataan
dapat menimbulkan kecemasan pada individu.
c. Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu
berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan.

8
d. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil
keputusan yang berdampak terhadap ego.
e. Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman
terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individu.
f. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stress akan
mempengaruhi individu dalam berespon terhadap konflik yang dialami
karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
g. Riwayat gangguan kecemasan dalam keluarga akan mempengaruhi respons
individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.
h. Medikasi yang dapat memicu terjadinya kecemasan adalah pengobatan yang
mengandung benzodiazepin, karena benzodiazepine dapat menekan
neurotransmiter gamma amino butyric acid (GABA) yang mengontrol
aktivitas neuron di otak yang bertanggung jawab menghasilkan kecemasan.
2. Faktor presipitasi
Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat
mencetuskan timbulnya kecemasan (Suliswati, 2005). Stressor presipitasi
kecemasan dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Ancaman terhadap integritas fisik. Ketegangan yang mengancam integritas
fisik yang meliputi :
 Sumber Internal, meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem imun,
regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (misalnya : hamil).
 Sumber Eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus dan bakteri,
polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya
tempat tinggal.
b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal :
 Sumber Internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal di rumah
dan tempat kerja, penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman
terhadap integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.

9
 Sumber Eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian,
perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok, sosial budaya.

C. Rentang Respon Kecemasan

Rentang Respon Kecemasan (Stuart & Sundeen, 1990).

1. Tingkat kecemasan sebagai berikut:


a. Kecemasan Ringan
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan menghasilkan lahan
persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi bekpar dan menghasilkan
pertumbuhan dan kreatifitas.
b. Kecemasan Sedang
Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang
selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Dengan kata
lain, lapang persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih
memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.
c. Kecemasan Berat
Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cenderung untuk
memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berfikir
pada hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan.
Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan
pada satu area lain.

10
d. Tingkat Panik Dari Kecemasan
Berhubungan dengan terperangah, ketakutan dari orang yang mengalami
panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik
melibatkan disorganisasi kepribadian. Dengan panik, terjadi peningkatan
aktifitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan
orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang
rasional. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan, dan juga
berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang
sangat, bahkan kematian. Pada tingkat ini individu sudah tidak dapat
mengontrol diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa lagi walaupun sudah
diberi pengarahan.
D. Tanda Dan Gejala Kecemasan
1. Respons fisik :
a. Kardiovaskular :
Palpitasi, Jantung Bedebar, Tekanan Darah Meninggi, Denyut Nadi Cepat
b. Pernafasan :
Napas Cepat, Napas Pendek, Tekanan Pada Dada , Napas Dangkal,
Pembengkakan Pada Tenggorokan, Terengah-Engah
c. Neuromuskular :
Refleks Meningkat, Insomnia, Tremor, Gelisah, Wajah Tegang, Kelemahan
Umum, Kaki Goyah, Gerakan Yang Janggal
d. Gastrointestinal :
Anoreksia, Diare/Konstipasi, Mual, Rasa Tidak Nyaman Pd Abdomen
e. Traktur Urinarius :
Sering Berkemih Dan Tidak Dapat Menahan Kencing
f. Kulit :
Wajah Kemerahan, Berkeringat, Gatal, Rasa Panas Pada Kulit
2. Respons Kognitif :

11
Lapang persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsang luar,
berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya
3. Respons Perilaku :
Gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dan cepat, perasaan tidak aman
4. Respons Emosi :
Menyesal, iritabel, kesedihan mendalam, takut, gugup, sukacita berlebihan,
ketidakberdayaan meningkat secara menetap, ketidakpastian, kekhawatiran
meningkat, fokus pada diri sendiri, perasaan tidak adekuat, ketakutan,
distressed, khawatir, prihatin
E. Penatalaksanaan Kecemasan
Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahaan dan
terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu
mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan
psikoreligius. Selengkpanya seperti pada uraian berikut :
1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara  :
a. Makan makanan yang berigizi dan seimbang
b. Tidur yang cukup
c. Olahraga yang teratur
d. Tidak merokok dan tidak minum minuman keras
2. Terapi Psikofarmaka
Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic),
yaitu seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl,
meprobamate dan alprazolam.
3. Terapi Somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau
akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-
keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada
organ tubuh yang bersangkutan.

12
4. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain
a. Psikoterapi Suportif
b. Psikoterapi Re-Edukatif
c. Psikoterapi Re-Konstruktif
d. Psikoterapi Kognitif
e. Psikoterapi Psikodinamik
f. Psikoterapi Keluarga
5. Terapi Psikoreligius
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan
kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan
yang merupakan stressor psikososial.

13
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian

I. Identitas Klien
Inisial :P
Umur : 44 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Pengkajian : 08 Mei 2020
Pendidikan : SMK sederajat
Jumlah Anak :1
Informan : Klien
II. Alasan Masuk
Klien merasa cemas dan mudah kaget/terkejut. Serta klien mengatakan sering
pusing (sakit kepala).

III.Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ?
Ya

 Tidak

2. Pengobatan sebelumnya

14
Berhasil

Kurang berhasil

 Tidak berhasil

3. Pelaku/usia Korban/Usia Saksi/Usia

Aniaya fisik

Aniaya seksual

Penolakan

Kekerasan dalam keluarga

Tindakan criminal

Jelaskan No. 1,2,3 : -


Masalah keperawatan : -

4. Anggota keluarga yang gangguan jiwa ? Ya Tidak



Hubungan keluarga :-

Gejala :-

Riwayat pengobatan: -

15
Masalah keperawatan: -

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :


Klien magatakan pernah melakukan pembersihan karang gigi dan tambal
giginya yang berlubang, stelah itu klien mengalami sakit pada persarafannya.

Masalah keperawatan : Sindrom Pasca Trauma

IV. Pemeriksaan Fisik

1. TTV : TD : 120/80 mmHg N : 80x/menit S : 36,5°C P:


20X/menit
2. Ukur : BB : 48 kg TB : 150 cm
3. Keluhan fisik : Ya  Tidak

Masalah keperawatan : -

V. Psikososial
1. Genogram

16
Keterangan :

= Perempuan

= Laki – laki

= Cerai / putus hubungan

= Meninggal

= Orang yang tinggal serumah

= Orang terdekat

= Klien

Masalah keperawatan : Ansietas


2. Konsep diri
a. Citra tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang disukainya adalah
alisnya karena alis klien sangat tebal.

b. Identitas : Klien mengatakan sebelum sakit klien bekerja sebagai tukang


jahit di Pasar Sentral Bulukumba. Klien merasa puas dan senang
terhadap pekerjaannya.

c. Peran : Klien berperan sebagi istri sekaligus ibu rumah tangga, klien selalu
mengeluh dan tidak suka pekerjaan rumah tangga.

17
d. Ideal diri : Klien berharap bisa sembuh dari penyakitnya dan dapat bekerja
seperti dulu lagi.

e. Harga diri : Orang lain menilai jika dilihat dari luar (fisik), orang –
orang berpikir bahwa klien terlihat sehat. Sedangkan klien klien merasa
tidak sehat dan sering mengeluh merasa tidak nyaman

Masalah keperawatan : Koping Tidak Efektif


3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti :
Klien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah anaknya dan
anaknya yang bisa membuatnya kuat sampai saat ini.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat :


Klien mengatakan tidak pernah terlibat dalam kegiatan
kelompok/masyarakat.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :


Klien mengatakan tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang
lain.

Masalah keperawatan : -

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan :
Klien meyakini bahwa klien menganut agama islam. Saat klien
mengalami kecemasan, keluarga menyarankan kepada klien agar
beristigfar atau berdzikir agar rohaninya menjadi tenang.

18
b. Kegiatan ibadah :
Klien mengatakan tidak pernah meninggalkan sholat 5 waktu.

Masalah keperawatan : -

VI. Status Mental


1. Penampilan

Tidak rapi

Penggunaan pakaian tidak sesuai

Cara berpakaian tidak seperti biasanya

Jelaskan: Penampilan klien bersih dan rapi

Masalah keperawatan : -

2. Pembicaraan

Cepat

Keras

Gagap

Inkoherensi

19
 Lambat

Membisu

Tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan : Klien Nampak berbicara dengan lambat

Masalah keperawatan :

3. Aktivitas Motorik

 Lesu

Tegang

Gelisah

Agitasi

Tik

Grimasem

Tremor

Kompulsif

Jelaskan : Klien Nampak lesu dan gelisah

20
Masalah keperawatan: Ansietas

4. Alam perasaan

Sedih

Ketakutan

 Putus asa

Khawatir

Gembira berlebihan

Jelaskan : Klien mengatakan sudah putus asa dengan penyakit yang


dideritannya

Masalah keperawatan : Keputusasaan

5. Afek

 Datar

Tumpul

Labil

Tidak sesuai

21
Jelaskan : Klien nampak tidak ada perubahan roman muka padda saat ada
stimulus yang menyenangkan atau menyedihkan.

Masalah keperawatan :

6. Interaksi selama wawancara

Bermusuhan

Tidak kooperatif

Mudah tersinggung

 Kontak mata kurang

Defensive

Curiga

Jelaskan : Klien Nampak tidak mau menatap lawan bicara

Masalah keperawatan :

7. Persepsi

Halusinasi :

Pendengaran

22
Penglihatan

Perabaan

Pengecapan

Penghidu/Penciuman

Jelaskan : -

Masalah keperawatan: -

8. Isi pikir

 Obsesi

Phobia

Hipokondria

Depersonalisasi

Ide yang terkait

Pikiran magis

Waham :

23
Agama

Somatik

Kebesaran

Curiga

Nihilistic

Sisip pikir

Siar pikir

Kontrol pikir

Jelaskan : Pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha


menghilangkannya

Masalah keperawatan :

9. Proses Pikir

 Sirkumstansial

Tangensial

Kehilangan asosiasi

24
Flight of idea

Blocking

Pengulangan pembicaraan/perseverasi

Jelaskan : Klien berbicara dengan berbelit – belit tapi sampai pada tujuan
pembicaraan.

Masalah keperawatan :

10. Tingkat Kesadaran

 Bingung

Sedasi

Stupor

Disorientasi waktu

Disorientasi orang

Disorientasi tempat

Jelaskan : Klien nampak bingung dan kacau

Masalah keperawatan :

25
11. Memori

 Gangguan daya ingat jangka panjang

Gangguan daya ingat jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini

Konfabulasi

Jelaskan : Klien tidak dapatmengingat kejadian yang terjadi lebih dari


sebulan.

Masalah keperawatan :

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Mudah beralih

 Tidak mampu berkonsentrasi

Tidak mampu berhitung sederhana

Jelaskan : Klien selalu minta agar pertanyaan diulang /tidak dapat dapat
menjelaskan kembali pembicaraan

Masalah keperawatan :

26
13. Kemampuan penilaian

 Gangguan ringan

Gangguan bermakna

Jelaskan : Klien dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan


orang lain.

Masalah keperawatan :

14. Daya tilik diri

Mengingkari penyakit yang diderita

 Menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : Klien meyalahkan orang lain dan lingkungannya yang


menyebabkan kondisi saat orang lain /lingkungan yang menyebabkan kondisi
saat ini

Masalah keperawatan:

VII. Kebutuhan Perencanaan Pulang


1. Makan

 Bantuan Minimal

Bantuan Total

27
2.BAB / BAK

 Bantuan Minimal

Bantuan Total

Jelaskan :

Masalah keperawatan :

3. Mandi

 Bantuan Minimal

Bantuan Total

4.Berpakaian / Berhias

 Bantuan Minimal

Bantuan Total

5. Istirahat dan Tidur

Tidur siang, lama : 1 jam

Tidur malam, lama : 7 jam

28
Kegiatan sebelum / setelah tidur : Menonton tv

6. Penggunaan Obat

 Bantuan Minimal

Bantuan Total

7. Pemeliharaan Kesehatan

Ya Tidak
Perawatan Lanjutan 

Sistem Pendukung 

8. Kegiatan di dalam Rumah

Ya Tidak

Mempersiapkan makanan 

Menjaga kerapihan Rumah 

Mencuci Pakaian 

Pengaturan Keuangan 

9. Kegiatan di Luar Rumah

29
Ya Tidak
Belanja 

Transportasi 

Lain-lain

Jelaskan : Klien biasa berbelanja dipasar dan mengendarai transportasi


umum

Masalah keperawatan :

VIII. Aspek Medik

Diagnosis medik : Ansietas

Terapi medik : Obat yang diracik dari apotek klinik Asy Syifa-ku

30
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH
KEPERAWATAN
1 Data subjektif : - Klien mengatakan Ansietas
merasa cemas dan mudah kaget/terkejut
- Klien selalu minta agar pertanyaan
diulang /klien tidak mampu
berkonsentrasi
- Klien mengatakan sering pusing
(sakit kepala)
- Pikiran yang selalu muncul
walaupun klien berusaha
menghilangkannya

2 Data objektif : - Klien Nampak lesu dan Koping Tidak Efektif


gelisah.
- Klien Nampak tidak mau menatap
lawan bicara

Data subjektif : - Klien berperan sebagi Defisit Pengetahuan


3 istri sekaligus ibu rumah tangga, klien
selalu mengeluh dan tidak suka pekerjaan
rumah tangga
Data objektif : - Klien mengatakan tidak

31
pernah terlibat dalam kegiatan
kelompok/masyarakat.

Data subjektif : - : Klien selalu minta agar


pertanyaan diulang /tidak dapat dapat
menjelaskan kembali pembicaraan

Data objektif : - Klien nampak bingung


dan kacau

B. Diagnosis Keperawatan

1. Ansietas

Definisi

Kondisi esmasi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak
jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.

Penyebab

1. Krisis situasional

2. Kebuluhan tidak terpenuhi

3. Krisis maturasional

4. Ancaman terhadap konsep diri

5. Ancaman lerhadap kematian

32
6. Kekhawatjran mengalami kegagalan

7. Disfungsi sistem keluarga

8. Hubungan orang tua-anak tidak memuaskan

9. Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir)

10. Penyalahgunaan zat

11. Terpapar bahaya lingkungan (mis, toksin, polutan, dan lain-lain)

12. Kurang terpapar informasi

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

1. Merasa bingung

2. Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi

3. Sulit berkonsentrasi

Objektif

1. Tampak gelisah

2. Tampak tegang

3. Sulit tidur

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

1. Mengeluh pusing

33
2. Anoreksia

3. Palpitasi

4. Merasa tidak berdaya

Objektif

1. Frekuensi napas meningkat

2. Frekuensi nadi meningkat

3. Tekanan darah meningkat

4. Diaforesis

5. Tremor

6. Muka tampak pucat

7. Suara bergelar

8. Kontak mata buruk

9. Sering berkemih

10. Berorientasi pada masa lalu

2. Koping Tidak Efektif

Definisi

Ketidakmampuan menilal dan merespons stresor daniatau ketidakmampuan


menggunakan sumber-sumber yang ada untuk mengatasi masalah.

Penyebab

1. Ketidakpercayaan terhadap kemampuan diri mengatasi masalah

34
2. Ketidakadekuatan sistem pendukung

3. Ketidakadekuatan strategi koping

4. Ketidakteraturan atau kekacauan lingkungan

5. Ketidakcukupan persiapan untuk menghadapi stresor

6. Disfungsi sistem keluarga

7. Krisis situasional

8. Krisis maturasional

9. Kerentanan personalitas

10. Ketidakpastian

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

1. Mengungkapkan tidak mampu mengatasi masalah

Objektif

1. Tidak mampu memenuhl peran yang diharapkan (sesuai usia)

2. Menggunakan mekanisme koping yang tidak sesuai

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

1. Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar

2. Kekhawatiran kronis

35
Objektif

1. Penyalahgunaan zat

2. Memanipulasi orang lain untuk memenuhi keinginannya sendiri

3. Perilaku tidak asertif

4. Partisipasi sosial kurang

3. Defisit Pengetahuan

Definisi

Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaltan dengan topik


tertentu.

Penyebab

1. Keteratasan kognitif

2. Gangguan fungsi kognitif

3. Kekeliruan mengikuti anjuran

4. Kurang terpapar informasi

5. Kurang minat dalam belajar

6. Kurang mampu mengingat

7. Ketidaktahuan menemukan sumber informasi

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif

1. Menanyakan masalah yang dihadapi

36
Objektif

1. Menunjukkan perilaku tidak sesuai anjuran

2. Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah

Gejala dan Tanda Minor

Subjektif

(tidak tersedia)

Objektif

1. Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat

2. Menunjukkan perilaku berlebihan (mis. apatis, bermuşuhan, agitasi,


histeria)

C. Intervensi Keperawatan

1. Ansietas

Intervensi Utama

a. Reduksi Ansietas

Definisi

Meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subyektif terhadap objek


yang tidak jelas dan vesfik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan
individu melakukan tindakan untuk menghadapai ancaman.

Tindakan

Observasi

37
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stresor)

- Identifikasi kemampuan mengambil keputusan

- Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)

Terapeutik

- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan

- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan

- Pahami situasi yang membuat ansietas

- Dengarkan dengan penuh perhatian

- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

- Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan

- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan dating

Edukasi

- Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami

- Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis

- Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu

- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

- Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan

- Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan

38
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat

- Latih teknik relaksasi

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu

a. Terapi Relaksasi

Definisi

Menggunakan teknik peregangan untuk mengurangi tanda dan gejala


ketidaknyamanan seperi Definisi on nyeri, ketegangan otot, atau kecemasan.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau


gejala lain vere mengganggu kemampuan kognitif

- Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan

- Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik sebelumnya

- Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum
dan sesudath latihan

- Monitor respons terhadap terapi relaksasi

Terapeutik

- Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan


suhu ruang nyaman, jika memungkinkan

- Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi

39
- Gunakan pakaian longgar

- Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama

- Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan


medis lain, jika sesuai

Edukasi

- Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi vang tersedia (mis.
musik, medi napas dalam, relaksasi otot progresif)

- Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih

- Anjurkan mengambil posisi nyaman

- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi

- Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang dipilih

- Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. napas dalam, peregangan,


atau imajinasi terbimbing)

Intervensi Pendukung

b. Terapi Hipnosis

Definisi

Memfasilitasi pencapaian konsentrasi penuh untuk menciptakan perubahan


dalam sensasi pikiran, atau perilaku.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi riwayat masalah yang dialami

40
- Identifikasi tujuan teknik hipnosis

- Identifikasi penerimaan untuk menggunakan hipnosis

Terapeutik

- Ciptakan hubungan saling percaya

- Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan bebas gangguan

- Duduk dengan nyaman, setengah menghadap pasien, jika perlu

- Gunakan bahasa yang mudah dipahami

- Berikan saran dengan cara asertif

- Fasilitasi mengidentifikasi teknik hipnosis yang tepat (mis. gerakan tangan


ke wajah, teknik eskalasi, fraksinasi)

- Hindari menebak apa yang dipikirkan

- Fasilitasi menggunakan semua indera selama proses terapi

- Berikan umpan balik positif setelah setiap sesi

Edukasi

- Anjurkan menarik napas dalam untuk mengintensifkan relaksasi

2. Koping Tidak Efektif


Intervensi Utama
a. Dukungan Pengambilan Keputusan
Definisi
Memberikan informasi dan dukungan saat pembuatan keputusan
kesehatan.
Tindakan

41
Observasi
- Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi yang memicu
konflik
Terapeutik
- Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan yang membantu membuat
pilihan
- Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi
- Fasiltasi melihat situasi secara realistic
- Motivasi mengungkapkan tujuan perawatan yang diharapkan
- Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
- Hormati hak pasien untuk menerima atau menolak informasi
- Fasilitasi menjelaskan keputusan kepada orang lain, jika perlu
- Fasilitasi hubungan antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
lainnya
Edukasi
- Informasikan alternatif solusi secara jelas
- Berikan informasi yang diminta pasien
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam menfasilitasi
pengambilan keputusan
b. Dukungan Penampilan Peran

Definisi

Memfasilitasi pasien dan keluarga untuk memperbaiki hubungan dengan


mengklarifikasi

dan memenuhi perilaku peran tertentu.

Tindakan

42
Observasi

- Identifikasi berbagai peran dan periode transisi sesuai tingkat perkembangan

- Identifikasi peran yang ada dalam keluarga

- Identifikasi adanya peran yang tidak terpenuhi

Terapeutik

- Fasilitasi adaptasi peran keluarga terhadap perubahan peran yang tidak


diinginkan

- Fasilitasi bermain peran dalam mengantisipasi reaksi orang lain terhadap


perilaku

- Fasilitasi diskusi perubahan peran anak terhadap bayi baru lahir, jika perlu

- Fasilitasi diskusi tentang peran orang tua, jika perlu

- Fasilitasi diskusi tentang adaptasi peran saat anak meninggalkan rumah, jika
perlu

- Fasilitasi diskusi harapan dengan keluarga dalam peran timbal balik

Edukasi

- Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk pengembangan peran

- Diskusikan perubahan peran yang diperlukan akibat penyakit atau


ketidakmampuan

- Diskusikan perubahan peran dalam menerima ketergantungan orang tua

- Diskusikan strategi positif untuk mengelola perubahan peran

43
- Ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan oleh pasien/orang tua untuk
memenuhi peran

Kolaborasi

- Rujuk dalam kelompok untuk mempelajari peran baru

c. Promosi Koping

Definisi

Meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon


stresor dan/atau

kemampuan menggunakan sumber - sumber yang ada.

Tindakan

Observasi

- Identifikasi kegiatan jangka pendek dan panjang sesuai tujuan

- Identifikasi kemampuan yang dimiliki

- Identifikasi sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan

- Identifikasi pemahaman proses penyakit

- Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan

- Identifikasi metode penyelesaian masalah

- Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial

Terapeutik

- Diskusikan perubahan peran yang dialami

44
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

- Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri

- Diskusian untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku


sendiri

- Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu

- Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri

- Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan

- Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam perawatan

- Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis

- Tinjau kembali kemampuan dalam pengambilan keputusan

- Hindari mengambil keputusan saat pasien berada di bawah tekanan

- Motivasi terlibat dalam kegiatan sosial

- Motivasi mengidentifikasi sistem pendukung yang tersedia

- Dampingi saat berduka (mis. penyakit kronis, kecacatan)

- Perkenalkan dengan orang atau kelompok yang berhasil mengalami


pengalaman sama

- Dukung penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat

- Kurangi rangsangan lingkungan yang mengancaman

Edukasi

- Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama

45
- Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu

- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

- Anjurkan keluarga terlibat

- Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik

- Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif

- Latih penggunaan teknik relaksasi

- Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan

- Latih mengembangkan penilaian obyektif

3. Defisit Pengetahuan
Intervensi Utama
a. Edukasi Kesehatan
Definisi
Mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih
serta sehat. Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jekaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

46
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
Intervensi Pendukung
a. Bimbingan Sistem Kesehatan
Definisi
Mengidentifikasi dan mengembangkan kemampuan untuk mengatasi
masalah kesehatan.
Tindakan
Observasi
- Indetifikasi masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
- Indetifikasi inisiatif individu, keluarga dan masyarakat
Terapeutik
- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan kesehatan
- Fasilitasi pemenuhan kebutuhan kesehatan mandiri
- Libatkan kolega/teman untuk membimbing pemenuhan kebutuhan
kesehatan
- Siapkan pasien untuk mampu berkolaborasi dan bekerjasama dalam
pemenuhan kebutuhan kesehatan
Edukasi
- Bimbing untuk bertanggung jawab mengidentifikasi dan
mengembangkan kemampuan memecahkan masalah kesehatan secara
mandiri.
b. Promosi Kesiapan Penerimaan Informasi

Definisi

Meningkatkan kesiapan pasien dalam menerima informasi tentang kondisi

kesehatan.

Observasi

47
- Identifikasi informasi yang akan disampaikan Identifikasi pemahaman

tentang kondisi

kesehatan saat ini

- Identifikasi kesiapan menerima informasi

Terapeutik

- Lakukan penguatan potensi pasien dan keluarga untuk menerima informasi

- Libatkan pengambil keputusan dalam keluarga untuk menerima informasi

- Fasilitasi mengenali kondisi tubuh yang membutuhkan layanan keperawatan

- Dahulukan menyampaikan informasi baik (positif) sebelum menyampaikan

Informasi kurang baik (negatif) terkait kondisi pasien

- Berikan nomor kontak yang dapat dihubungi jika pasien membutuhkan

bantuan Catat identitas dan nomor kontak pasien untuk mengingatkan atau

follow up kondisi pasien

- Fasilitasi akses pelayanan pada saat dibutuhkan

Edukasi

- Berikan informasi berupa alur, leaflet atau gambar untuk memudahkan

pasien mendapatkan

- Anjurkan keluarga mendampingi pasien selama fase akut, progresif atau

terminal, informasi kesehatan memungkinkan

48
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/8157922/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_KLIEN_
JIWA_DENGAN_KECEMASAN

https://www.academia.edu/18860295/ASKEP_PSIKOSOSIAL_ANSIETAS_

49
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan

Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat

Nasional Indonesia, 2017.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan

Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat

Nasional Indonesia, 2018.

50

Anda mungkin juga menyukai