panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-
Nya, semoga kita senantiasa selalu berada dalam lindungannya. Teriring salam
dan salawat kepada junjungan Rasulullah SAW dan keluarga yang dicintainya
segala kesederhanaanya.
Askep yang berjudul Cairan Dan Eletrolit yang diajukan untuk memenuhi
Akhir kata hanya kepada Allah SWT, tim penyusun memohon semoga
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dari awal
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................4
A. Definisi Cairan..............................................................................................4
B. Epidemiologi.................................................................................................5
C. Etiologi..........................................................................................................6
E. Penatalaksanaan..........................................................................................10
BAB III..................................................................................................................11
ASUHAN KEPERAWATAN................................................................................11
A. Pengkajian...................................................................................................11
B. Diagnosis Keperawatan...............................................................................27
C. Intervensi Keperawatan...............................................................................30
BAB IV PENUTUP...............................................................................................42
A. Kesimpulan.................................................................................................42
B. Saran............................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................43
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Cairan
Cairan dalam tubuh manusia secara garis besar dibagi menjadi dua
komponen yaitu cairan intraselular dan ekstraselular. Dua per tiga total cairan
tubuh berada pada ruang intraselular dan sepertiga cairan lainnya berada
dalam ruang ekstraseluler. Cairan ekstravaskular terdiri dari plasma dan cairan
ekstravaskular, dan 1/5 lainnya adalah cairan plasma. Cairan di dalam tubuh
sangat diperlukan untuk menjaga agar kondisi tubuh tetap dalam keadaan
mengacu pada kesamaan antara cairan masuk (intake) dan cairan yang keluar
1
peningkatan asupan cairan dan atau retensi cairan di dalam tubuh (NANDA,
2018).
B. Epidemiologi
lain adalah dehidrasi dan kelebihan volume cairan. Salah satu penyebab
2000, 374/1000 penduduk pada tahun 2003, naik menjadi 423/1000 penduduk
pada tahun 2006, dan mencapai 411/1000 penduduk pada tahun 2010
C. Etiologi
2. Output berlebih
2
Output atau haluaran berlebihan dalam tubuh dapat disebabkan karena
terlalu panas.
1. Intake berlebihan
Tanda gejala klinik yang muncul pada pasien hipovolemia antara lain, nadi
oliguria, anoreksia, mual muntah, rasa haus berlebih, kulit dan membran
antara lain, denyut nadi kuat, pernafasan cepat, peningkatan tekanan darah,
3
sesak nafas, edema anasarka, edema perifer, berat badan meningkat dalam
waktu singkat.
E. Penatalaksanaan Medis
1. Rehidrasi parenteral
Cairan fisiologis (salin normal) atau ringer laktat (10-20 cc/kg) harus
diberikan dalam waktu 1 jam. Jumlah ini harus diluar jumlah kebutuhan
cairan perharinya. Keuntungan normal salin dan ringer laktat adalah untuk
2. Rehidrasi oral
2. Pemberian diuretik
4
Diuretik diberikan apabila pembatasan diet natrium tidak cukup untuk
b. Aldactone
c. Indapamide
d. Acetazolamide.
e. Mannitol
5
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Anamnesa
status perkawinan
keluarga
2. Pemeriksaan Fisik
detik.
6
B5 (Bowel) : mual, muntah, anoreksia, penurunan berat badan, diare,
Tanda vital :
- TD : 150/100 mm Hg
- Nadi : 88 x / menit
- RR : 28 x / menit
- Suhu : 38,70 C
- Mulut : mukosa bibir kering atau tidak, warna bibir sianosis atau tidak,
- Leher : simetris atau tidak, ada benjolan atau tidak, ada benjolan atau
tidak
- Dada :
Jantung:
7
I: simetris, tidak ada terlihat ictus kordis, tidak ada jejas
P: sonor
- Abdomen : tidak ada distensi, lembek (tidak keras) tidak ada nyeri
tekan
kemungkin bagus.
- Kulit dan kuku : kulit kering, resiko cedera, Warna kulit, tektur kulit,
pertumbuhan rambut.
panjang/pendeknya, CRT
8
A. Diagnosis Keperawatan
1033 ]:
2. Hipertermi
B. Intervensi
9
terutama selama periode diare
d. Gunakan produk berbahan petroleum
atau minyak pada kulit kering
e. Gunakan produk berbahan ringan/alami
dan hipoalergik pada kulit sensitive
f. Hindari produk berbahan dasar alcohol
pada kulit kering
Edukasi
a. Anjurkan menggunakan pelembab (mis, lotion,
serum)
b. Anjurkan minum air yang cukup
c. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
d. Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
e. Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrim
f. Anjurkan mengguanakan tabir surya SPF minimal
30 saat berada di luar rumah
g. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya.
2. Perawatan luka
Definisi :Mengidentifikasi dan meningkatkan
penyembuhan luka serta mencegah terjadinya
komplikasi luka
Tindakan
Observasi
a. Monitor karakteristik luka (mis, drainase, warna
ukuran, bau)
b. Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik
a. Lepaskan balutan dan plaster secara perlahan
b. Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
c. Bersihan dengan cairan NaCl atau pembersihan
notoksik, sesuai kebutuhan
d. Bersihkan jaringan nekrotik
e. Berikan salep yang sesuai ke kulit/ lesi, jika perlu
10
f. Pasang balutan sesuai jenis luka
g. Pertahankan tehnik steril saat melakukan
perawatan luka
h. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
i. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau
sesuai kondisi pasien
j. Berikan diet atau kalori 30-35 kklal/kg/ BB/hari
dan protein 1,25-1,5 g/kg BB/hari
k. Berikan suplemen vitamin dan mineral
(mis,vitamin A, vitamin C, zinc, asam
amino),sesuai indikasi
l. Berikan terapi TENS (stimulus saraf
transkutaneous), jika perlu
Edukasi
a. Jelaskan tanda dan gejalah infeksi
b. Anjurkan mengkomsumsi makanan tinggi kalori
dan protein
c. Anjurkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kalaborasi
a. Kalaborasi prosedur debridement (mis, enzimatik,
biologis, mekanis, autolitik), jika perlu
Intervensi pendukung
1. Edukasi perawatan kulit
Definisi:Memberikan informasi untuk
memperbaiki atau meningkatkan integritas
jaringan kulit
Tindakan
Observasi
a.Identifikasikesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik
a. Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
b. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
11
kesepakatan
c. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
a. Anjurakan menggunakan tabir surya saat
berada di luar rumah
b. Anjurkan minum cukup cairan
c. Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya
d. Anjurkan menggunakan pelembab
e. Anjurakan melapor jika ada lesi kulit yang tidak
biasa
f. Anjurkan membersihkan dengan air hangat
bagian perianal selama periode diare
2. Hipertermi b.d Intervensi utama
a. Manajemen Hipertermina
Tindakan :
Observasi
1) Identifikasi penyebab hipertermia (mis,
dehidrasi,terpapar lingkungan
panas,penggunaan inkubator)
2) Monitor suhu tubuh
3) Monitor kadar elektrolit
4) Monitor haluaran urine
5) Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
1) Sediakan lingkungan yang dingin
2) Longgarkan atau lepaskan pakaian
3) Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4) Berikan cairan oral
5) Ganti linen setiap hari atau lebih sering
jika mengalami hiperhidrosis (keringat
berlebih)
6) Lakukan pendinginan eksternal (mis,
12
selimut hipotermia atau kompres dingin
pada dahi, leher, dada,abdomen,aksila)
7) Hindari pemberian anti pirerik atau
aspirin
8) Berikan oksigen,jika perlu
Edukasi
1) Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian cairan elektrolit
intravena,jika perlu.
b. Regulasi Temperatur
Tindakan :
Obseravasi
1) Monitor suhu bayi sampai stabil
(36,5°C-37,5°)
2) Monitor suhu tubuh anak tiap dua
jam,jika perlu
3) Monitor tekanan darah,frekuensi
pernapasan dan nadi
4) Monitor warna dan suhu kulit
5) Monitor dan catat tanda dan gejala
hipotermia atau hipertermia
Terapeutik
1) Pasang alat pemantau suhu kontinro,jika
perlu
2) Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang
adekuat
3) Bedong bayi segera setelah lahir untuk
mencegah kehilangan panas
4) Pertahankan kelembaban inkubator 50%
atau lebih untuk mengurangi kehilangan
13
panas karena proses evaporasi
5) Atur suhu inkubator sesuai kebutuhan
6) Hangatkan terlebih dahulu bahan-bahan
yang akan kontak dengan bayi
(mis,selimut,kain bedongan,stetoskop)
7) Gunakan matras penghangat,selimut
penghangat,dan pengahangat ruangan untuk
menaikkan suhu tubuh,jika perlu
8) Sesuaikan suhu lingkungan dengan
kebutuhan pasien
Edukasi
1) Jelaskan cara pencegahan heat exahus dan
heat stroke
2) Jelaskan cara pencegahan hipotermi karena
terpapar udara dingin
Kolaborasi
1) kolaborasi pemberian antipiretik,jika perlu
Intervensi pendukung
a. Manajemen Cairan
Tindakan :
Observasi
1) Monitor statu hidrasi (mis, frekuensi nadi,
kekuatan nadi, akral pengisian kapiler,
kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan
darah)
2) Monitor berat badan harian
3) Monitor berat badan sebelum dan sesudah
dialisis
4) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
(mis, hematokrit, Na, K, CI, berat jenis
urine, BUN)
5) Monitor status hemodinamik (mis, MAP,
14
CVP, PCWP, jika tersedia)
Terapeutik
1) Catat intake-output dan hitung balans
cairan 24 jam
2) Berikan asupan cairan,sesuai kebutuhan
3) Berikan cairan intravena,jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik,jika perlu
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dua per tiga total cairan tubuh berada pada ruang intraselular dan
2017).
B. Saran
bermanfaat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Elsevier
Horne, M.M. 2000. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan Asam Basa. Jakarta:
EGC
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Situasi Diare di Indonesia. Jakarta: Buletin Jendela
Moorhead et. al. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC). Oxford: Elsevier
William. 2017. Fisiologi Keseimbangan Cairan dan Hormon yang Berperan. J.Kedokt
Meditek (23): 1
17
World Health Organization. 2005. The Treatment Of Diarrhea: A Manual For Physicians
Health Organization.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
18