Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Oleh :

Rizki Ardani
NIM: 20020076

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL (JIS)
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

1.1 Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan muntah hebat dari 10 kali
sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan,
penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga mengganggu aktivitas
sehari-hari dan dapat membahayakan janin dalam kandungan [ CITATION Ari091 \l
1033 ].
Hiperemesis gravidarum dapat mempengaruhi status kesehatan ibu serta
tumbuh kembang janin. Apabila semua makanan yang dimakan dimuntahkan
pada ibu hamil, maka berat badan akan menurun, turgor kulit berkurang dan
timbul asetonuria [ CITATION Mar102 \l 1033 ].

1.2 Klasifikasi
Klasifikasi hiperemesis gravidarum menurut [ CITATION Hid09 \l 1033 ] yaitu :
1. Tingkat I
a. Ibu merasa lemah
b. Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum
c. Nafsu makan tidak ada, BB menurun, suhu meningkat
d. Nadi meningkat turgor kulit berkurang
e. Lidah mongering, mata cekung
f. Merasa nyeri pada epigastrium
2. Tingkat II
a. Ibu tampak lebih lemah dan apatis
b. BB menurun, tensi menurun, nadi cepat dan kecil
c. Suhu kadang-kadang naik
d. Mata sedikit ikterik dan cekung
e. Turgor kulit lebih mengurang
f. Lidah mongering dan tampak kotor
g. Hemo konsentrasi, oligiria, konstipasi
h. Aseton tercium dalam hawa pernafasan dan dapat pula ditemukan dalam
kencing.
3. Tingkat III
a. Keadaan umum lebih parah
b. Muntah berhenti
c. Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
d. Nadi keci dan cepat, suhu meningkat, tensi menurun
e. Mulut kering dan kotor
f. Mata cekung dan timbul ikterus

1.3 Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Menurut
[ CITATION Low05 \l 1033 ] terdapat beberapa faktor predisposisi dan faktor lain
yaitu :
1. Faktor predisposisi : primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, kehamilan
ganda, estrogen dan HCG tinggi, molahidatidosa)
2. Faktor organik : masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal, perubahan
metabolik saat hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu dan alergi
3. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak diinginkan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut sebagai ibu dan kehilangan
pekerjaan.

1.4 Manifestasi Klinis


Gejala utama hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah saat hamil,
yang bisa terjadi hingga lebih dari 3-4 kali sehari. Muntah yang berlebihan dapat
menyebabkan ibu hamil merasa pusing, lemas, dan mengalami dehidrasi
[ CITATION Hid09 \l 1033 ].
Selain mual dan muntah secara berlebihan, penderita hiperemesis
gravidarum juga dapat mengalami gejala tambahan berupa
1. Sakit kepala
2. Konstipasi
3. Sangat sensitif terhadap bau
4. Produksi air liur berlebih
5. Inkontinensia urine
6. Jantung berdebar
Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul di usia kehamilan 4-6
minggu dan mulai mereda pada usia kehamilan 14-20 minggu [ CITATION Hid09 \l
1033 ].

1.5 Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
pada hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
seimbangnya elektrolit dan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis gravidarum
dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis tepakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseton, asetik, asam hidroksibutirik dan aseton dalam
darah. Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan
hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan kalium sebagai
akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi
muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran yang sulit
dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunga keseimbangan elektrolit dapat
terjadi robekan pada selaput lendir esophagus dan lambung (sindroma Mallary
Weiss) dengan akibat perdarahan gastrointestinal [ CITATION Sar08 \l 1033 ].

1.6 Phatway/W.O.C (terlampir)


1.7 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada penyakit hiperemesis
gravidarum menurut [ CITATION Moc08 \l 1033 ] yaitu :
1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin
dan adanya gestasi multiple, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi
plasenta
2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN
3. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT, dan kadar LDH

1.8 Komplikasi
1. Paru-paru yang kolaps
2. Penyakit pada hati
3. Kebutaan
4. Pembengkakan otak akibat kekurangan gizi
5. Gagal ginjal
6. Gumpalan darah
7. Kejang
8. Koma hingga kematian

1.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperemesis gravidarum
menurut [ CITATION Sar08 \l 1033 ] yaitu dengan cara :
1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan
3. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah
kecil tapi sering
4. Menganjurkan pada waktu pagi jangan segera turun dari tempat tidur, terlebih
dahulu makan roti kering atau biscuit dengan teh hagat
5. Makan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindari
6. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin
7. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan
makan yang banyak mengandung gula
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka
diperlukan seperti :
1. Obat-obatan
a. Sedativa : Phenobarbital
b. Vitamin : vitamin B1 dan B6 atau B kompleks
c. Anti histamine : dramamin, avonim
d. Anti emetic (pada keadaan lebih berat) : dislikamin atau khlorpromosine
e. Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih dikelola dirumah sakit
2. Isolasi
3. Terapi psikologika
4. Cairan parenteral
5. Menghentikan kehamilan

1.10 Konsep Keperawatan


1.10.1 Pengkajian
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
a. Tingkat I (Ringan)
1) Ibu merasa lemah
2) Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum
3) Nafsu makan tidak ada, BB menurun, suhu tubuh meningkat
4) Nadi meningkat, turgor kulit berkurang
5) Lidah mongering, mata cekung
6) Merasa nyeri pada epigastrium
b. Tingkat II
1) Ibu tampak lebih lemah dan apatis
2) BB menurun, tensi menurun, nadi cepat dan kecil
3) Suhu kadang-kadang naik
4) Mata sedikit ikterik dan cekung
5) Turgor kulit lebih mengurang
6) Lidah mengering dan tampak kotor
7) Hemo konsetrasi, oliguria, konstipasi
8) Aseton tercium dalam hawa pernapasan dan dapat pula ditemukan
dalam kencing
c. Tingkat III
1) Keadaan umum lebih parah
2) Muntah berhenti
3) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma
4) Nadi kecil dan cepat, suhu meningkat, tensi menurun
5) Mulut kering dan kotor
6) Mata cekung dan timbul ikterus
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat kesehatan dahulu
5. Riwayat kehamilan
6. Riwayat kesehatan keluarga
7. Pola aktivitas sehati-hari
8. Data psikologis
9. Pemeriksaan Fisik : keadaan umum, TTV, kesadaran
a. Sistem reproduksi
b. Sistem kardiovaskuler
c. Sistem perkemihan
d. Sistem gastro intestinal
e. Sistem neurologis
f. Sisitem imonologis
g. Sistem integument
h. Sistem musculoskeletal
1.10.2 Diagnosa Keperawatan
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif (D.0023)
2. Defisit nutrisi berhubugan dengan kurangnya asupan makanan (D.0019)
3. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi (D.0130)
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056)
1.10.3 Perencanaan

No Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
1. Hipovolemia berhubungan Setelah dilakukan perawatan selama …x… jam Manajemen Hipovolemia (I.03116)
dengan kehilangan cairan aktif diharapkan Status Cairan membaik (L.03028) Observasi
(D.0023) Kriteria Hasil s.a s.t 1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia
Kekuatan Nadi 2 4 2. Monitor intake dan output cairan
Turgor Kulit 2 4
Tekanan Darah 2 4 Terapeutik
Membran Mukosa 2 4 1. Berikan posisi modified trendelenburg
Keterangan :
2. Berikan asupan cairan oral
1 : menurun/ memburuk
Edukasi
2 : cukup menurun/cukup memburuk
1. Anjurkan memperbanyak asupan cairan
3 : sedang
oral
4 : cukup meningkat/cukup membaik
2. Anjurkan menghindari perubahan posisi
5 : meningkat/membaik
mendadak
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan IV
2. Defisit nutrisi berhubugan Setelah dilakukan perawatan selama …x… jam Manajemen Nutrisi (I.03119)
dengan kurangnya asupan diharapkan Status nutrisi membaik (L.03030) Observasi
makanan Kriteria Hasil s.a s.t 1. Identifikasi status nutrisi
(D.0019) Berat Badan 2 4 2. Identifikasi makanan yang disukai
Frekuensi Makan 2 4 3. Monitor asupan makanan
Nafsu Makan 2 4 4. Monitor berat badan
Keterangan :
Terapeutik
1 : Memburuk
1. Fasilitasi menentukan pedoman diet
2 : Cukup memburuk
2. Sajikan makanan tinggi serat untuk
3 : Sedang
mencegah konstipasi
4 : Cukup membaik
3. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
5 : Membaik
protein
4. Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi
1. Anjurkan posisi duduk
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
3. Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan perawatan selama …x… jam Manajemen Hipertermia (I.15506)
dengan dehidrasi diharapkan Termoregulasi membaik (L.14134) Observasi
(D.0130) Kriteria Hasil s.a s.t 1. Identifikasi penyebab hipertermia
Suhu Tubuh 2 4 2. Monitor suhu tubuh
Suhu Kulit 2 4
Kulit Merah 2 4 3. Monitor keluaran urine
Keterangan : Terapeutik
1 : Memburuk 1. Longgarkan pakaian
2 : Cukup memburuk 2. Berikan cairan oral
3 : Sedang 3. Lakukan pendinginan eksternal
4 : Cukup membaik (kompres)
5 : Membaik Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit IV
DAFTAR PUSTAKA

Arief, B. (2009). Buku Saku Maternitas, Edisi 3. Jakarta: EGC.

Hidayati, R. (2009). Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis.


Jakarta: Salemba Medika.

Lowdermik, J. B. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.

Margon, G. (2010). Obsterti dan Genekologi Panduan Praktik . Jakarta: EGC.

Mochtar, R. (2008). Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC.

Sarwono, P. (2008). Ilmu Kebidanan Edisi IV. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai