Anda di halaman 1dari 12

RESUME

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Maternitas 1

Dosen : Yuyun Sarinengsih,S.Kep.,Ners.,M.Kep

Disusun Oleh :

Indah Nur Safitri (AK118078)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2019-2020
KASUS A

Ny H berusia 20 thn G1P0A0, pada tanggal 9 Oktober 2018 pada jam 17.00
diantar oleh keluarga ke IGD RSUD “G”. Pada saat dilakukan pengkajian klien
tampak lemas dan apatis, menurut suaminya klien mengalami mual dan mutah
sudah lebih dari 10 kali sejak tadi pagi yang disertai nyeri ulu hati serta tidak ada
makanan dan minuman yang masuk, keluhan anorexia sudah dirasakan oleh klien
selama beberapa hari yg lalu sehingga klien sering merasa lemas dan tidak bisa
melakukan aktivitas sehari-hari. Pemeriksaan fisik menunjukkan tampak kelopak
mata cekung, turgor kulit menurun, bibir kering dan terdapat halitosis serta
penurunan BB (TB 165, BB saat ini 50 kg)) cm, BB saat ini TTV: Tekanan darah
90/70 mmHg, Nadi 102x/mnt, Respirasi 22x/mnt, suhu 37 c. HPHT 13 Agustus
2018.

 Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang terjadi sampai umur
kehamilan 20 minggu, muntah begitu hebat dimana segala apa yang
dimakan dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton
dalam urine bukan karena penyakit seperti appendicitis, pielititis dan
sebagainya (Nugroho,2012)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan
umumnya menjadi buruk,karena terjadi dehidrasi (Mochtar,1998)
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan
muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan
dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009)
Hiperemesis gravidarum adalah mual – muntah berlebihan sehingga
menimbulkan gangguan aktivitas sehari – hari dan bahkan membahayakan
hidupnya. (Manuaba, 2001).
 Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak
ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak
ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik pada otak,
jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta
zat-zat lain akibat imunisasi. Beberapa faktor predesposisi dan faktor lain
yang telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut:
a. Faktor predesposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuansi yang tinggi pada mola
hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor
hormonal memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut
hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan ini merupakan faktor organik.
c. Alergi. Sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga
disebut sebagai salah satu faktor organik.
d. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini,
rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan
dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.(Wiknjosastro, 2005)

 Klasifikasi

Hiperemesis gravidarum terbagi menjadi tiga (3) tingkatan, yaitu :

1) Hiperemesis gravidarum tingkat I


Hiperemesis gravidarum tingkat I mempunyai gejala seperti:
lemah, nafsu makan menurun; berat badan menurun; nyeri epigastrium;
penurunan tekanan darah sistolik; lidah kering; turgor kulit kurang; dan
mata cekung.
2) Hiperemesis gravidarum tingkat II
Hiperemesis gravidarum tingkat II mempunyai gejala seperti: mual
muntah hebat; keadaan umum lemah; apatis; nadi cepat dan kecil; lidah
kering dan kotor; suhu badan meningkat (dehidrasi); mata cekung dan
ikterik ringan; oliguria dan konstipasi; nafas bau aseton dan aseton
dalam urin.
3) Hiperemesis gravidarum tingkat III
Hiperemesis gravidarum tingkat III mempunyai gejala seperti:
keadaan umum jelek; mual muntah berhenti; kesadaran menurun
(somnolen hingga koma); nadi kecil, cepat dan halus; suhu badan
meningkat; dehidrasi hebat; tekanan darah turun sekali; ikterus dan
terjadi komplikasi fatal ensefalopati Wernicke (nistagmus, diplopia,
perubahan mental).

 Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang
biasa terjadi pada trimester I. Bila perasaan terjadi terus menerus dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah
ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik
dan aseton darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira
ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun.
Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah
ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkuang pula tertimbunnya zat metabolik yang
toksik. Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Disamping dehidraasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi
robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-
weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Fadlun dkk).
 Komplikasi
1) Dehidrasi
2) Ikterik
3) Takikardi
4) Alkalosis
5) Menarik diri, depresi
6) Ensefalopati wernicke yang ditandai oleh adanya nistagmus, diplopia,
perubahan mental
7) Suhu tubuh meningkat

 Penatalaksanaan
1) Pemberian antiemetik
2) Dipuasakan selama masih muntah
3) Monitor intake dan output
4) Obat-obatan
Obat yang diberikan biasanya sedatif adalah fenobarbital, vitamin
yang dianjurkan vitamin B1, dan vitamin B6.
5) Isolasi
Penderita diberikan kamar yang tenang, tetapi cerah dan sirkulasi
udara yang baik, catat cairan yang keluar dan masuk.
6) Terapi psikologik
Penderita perlu diyakinkan bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan
serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat
menjadi latar belakang penyakit ini.
7) Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan
protein dengan glukosa 5% sampai 10% dalam cairan garam
fisiologik sebanyak 2-3 liter/hari.
 Pathway

Faktor alergi faktor predisposisi peningkatan estrogen

Emesis gravidarum penurunan pengosongan lambung

Penyesuaian komplikasi peningkatan tekanan gaster

Hiperemesis gravidarum

Intake nutrisi menurun kehilangan cairan berlebih

Gangguan nutrisi
Pengerluaran nutrisi dehidrasi
kebutuhan tubuh
Cairan ekstra seluler dan plasma hemokonsentrasi

Aliran darah ke jaringan menurun


Gangguan keseimbangan Metabolisme menurun perpusi jaring
cairan dan elektrolit
Otot lemah penurunan kesadaran

Kelemahan tubuh
1. Kaji status dehidrasi :
mata, tugor kulit dan Intoleransi
membran mukosa aktifitas
2. Kaji pemasukan dan
pengeluaran cairan
3. ttv
1. Temukan penyebab
keletihan(misalnya,
1. Kaji pemenuhan perawatan, nyeri, dan
kebutuhan klien pengobatan
2. Kaji penurunan nafsu 2. Pantau respon oksigen
makan klien pasien misalnya, denyut
3. Ukur BB dan TB klien nadi, irama jantung, dan
4. Berikan makan sedikit tapi frekuensi pernapasan
sering terhadap aktifitas
perawatan diri atau
aktifitas keperawatan
 Pemeriksaan Penunjang

 Kadar potassium, sodium, klorida, dan protein menurun


 Hemoglobin dan hematokrit menurun
 Urinalisis : adanya keton dan kadang-kadang  adanya protein
 Kadar vitamin dalam darah menurun
 BUN, non protein nitrogen, uric acid meningkat
 Manifestasi Klinis
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan
hiperemesis gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita
terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam
3 tingkat:
 Tingkatan I :
1) Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
2) Ibu merasa lemah,
3) Nafsu makan tidak ada,
4) Berat badan menurun dan
5) Merasa nyeri pada epigastrium
6) Nadi meningkat sekitar 100 permenit,
7) Tekanan darah sistolik menurun,
8) Turgor kulit mengurang,
9) Lidah mengering
10) Mata cekung.
 Tingkatan II :
1) Penderita tampak lebih lemah dan apatis,
2) Turgor kulit lebih mengurang,
3) Lidah mengering dan tampak kotor,
4) Nadi kecil dan cepat,
5) Suhu kadang-kadang naik
6) Mata sedikit ikterus.
7) Berat badan turun
8) Mata menjadi cekung,
9) Tensi turun,
10) Hemokonsentrasi,
11) Oliguria
12) Konstipasi.
13) Aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan karena mempunyai
aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
 Tingkatan III :
1) Keadaan umum lebih parah , muntah berhenti,
2) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma,
3) Nadi kecil dan cepat;
4) Suhu meningkat
5) Tensi menurun.
6) Komplikasi terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
ensefalopati. Wernicke, dengan gejala: nistagmus, diplopia dan
perubahan mental. Keadaan ini adalah akibat kekurangan zat
makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan adanya payah hati. (Wikinjosastro Hanifah, 2002)

 ASKEP KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS NY.H 20 TAHUN

I. Pengkajian

A Pengumpulan Data
.
1. Identitas Klien
a. Nama Klien : Ny. H
b. Umur : 20 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Tanggal masuk : 9 Oktober 2018
e. Diagnosa Medis : Hyperemesis Gravidarum
2. Identitas Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. H
b. Hubungan : Suami
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Mual muntah
b. Keluhan masuk rumah sakit
Klien dibawa ke RS karena mengalami mual muntah lebih dari
10 kali sejak pagi, disertai nyeri ulu hati dan tidak ada makanan
dan minuman yang masuk. Keluhan anoreksia teah dirasakan
selama beberapa hari ke belakang sehingga klien lemah dan
lesu.
c. Keluha saat dikaji
Klien tampak lemas dan apatis
d. Riwayat Menstruasi
HPHT 13 Agustus 2018
C. Pola Aktivitas
Kegiatan sehar hari tidak bisa.
D Pemeriksaan Fisik
.
TD : 90/70 mmHg Suhu : 37°C
Nadi : 102 x/mnt BB : 50 Kg
RR : 22 x/mnt TB : 165 cm
Pemeriksaan Kehamilan : G1P0A0

II. Analisa data

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1. DS. Peningkatan Hormon Kekurangan cairan
Menurut suaminya klien dan HCG tubuh
mengalami mual muntah ↓
lebih dari 10 kali sejak Penurunan pompa
pagi. pylorus
DO. ↓
- Turgor kulit jelek Peningkatan tekanan
- Mukosa kering lambung
- Penurunan berat ↓
badan Emesis gravidarum

Hyperemesis
gravidarum

Kehilangan cairan dan
nutrisi

dehidrasi
2. DS. Peningkatan Hormon Lelah atau lesu
Meurut suaminya klien dan HCG
sering merasa lemas dan ↓
tidak bisa melakukan Penurunan pompa
aktifitas sehari hari. pylorus
DO. ↓
- Kesadaran apatis Peningkatan tekanan
- Anoreksia lambung
- Lemas ↓
Emesis gravidarum

Hyperemesis
gravidarum

Kehilangan cairan dan
nutrisi

Dehidrasi

Hemokonsentrasi

Penurunan aliran
darah

Penurunan
metabolisme

Penurunan ATP

Kelemahan otot

lemas

III. Diagnosa keperawatan


A. Defisien volume cairan b.d mual muntah.
B. Keletihan b.d malnutrisi
IV. Intervensi

Nursing Outcomes Nursing


N DIAGNOSA Classification Interventions
O (NOC) Classification
(NIC)

1 Defisien volume - Hidrasi - Monitor


cairan b.d mual - Tanda – tanda Elektrolit
muntah. vital - Menejemen
DS.
- Berat badan: Cairan
Menurut suaminya
klien mengalami Massa tubuh - Monitor
mual muntah lebih - Keseimbangan tanda-tanda
dari 10 kali sejak Elektrolit vital
pagi. - Keparahan - Monitor
DO. Mual dan Cairan
- Turgor kulit Muntah - Pemasangan
jelek - Status Nutrisi: Infus
- Mukosa Asupan - Menejemen
kering Makanan dan Muntah
- Penurunan Cairan - Pemberian
berat badan Makan

2 Keletihan b.d - Status Nutrisi: - Manajemen


malnutrisi Asupan Nutrisi Nutrisi
DS. - Perawatan Diri: - Terapi
Meurut suaminya
Aktivitas Aktivitas
klien sering merasa
lemas dan tidak Sehari-hari - Peningkatan
bisa melakukan Koping
aktifitas sehari hari. - Menejemen
DO. Pengobatan
- Kesadaran
apatis
- Anoreksia
- Lemas

 Daftar Pustaka

 Mansjoer,Arif dkk : Kapita Selekta Kedokteran.Jakarta,2001


 Mochtar,Rustam:Sinopsis Obstetri.Jakarta,1998
 Prawiroharjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.2005.

Anda mungkin juga menyukai