Anda di halaman 1dari 29

KOMUNIKASI DAN INTERPERSONAL SKILL DALAM

KEWIRAUSAHAAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biostatistik

Dosen : Raihany Sholihatul Mukaromah, S.Kep.,Ners., M.kep

Disusun Oleh :

Kelas 3B Kelompok 2

1. Eka Mustika Rohmah AK118051 8. Jania Flormoy DJM Ak118086

2. Elsa Rachmawati AK118055 9. Lelli Rismawati AK118090

3. Esah Rahayu AK118059 10. Luthfia serenli N AK118094

4. Fitri setiawati pratiwi AK118066 11. Maryati AK118100

5. Hesti Oktari Rahayu AK118073 12. M Zulfan FN AK118097

6. Indah Nur Safitri AK118078 13. Muhamad Heikal D AK 118109

7. Irna Nursantika Irianti AK118082

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala hidayah dan rahmat-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Pada dasarnya, tujuan dibuatnya makalah ini untuk
memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Kewirausahaan Dengan diselesaikannya
makalah yang berjudul "KOMUNIKASI DAN INTERPERSONAL SKILL DALAM
KEWIRAUSAHAAN" diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan keperawatan di
Indonesia.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu,
membimbing dan memberikan dukungan kepada kami dalam pelaksanaan pembuatan
makalah dan dengan terlaksanakannya makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dalam pengolahan data maupun
dalam sistematika penulisan makalah. Untuk itu kami harapkan dari semua pihak guna
menyempurnakan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Terlepas dari kekurangan yang
ada, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, baik bagi kami sendiri
maupun pembaca pada umumnya.

Bandung, November 2020

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
Bab II Pembahasan..................................................................................................3
2.1 Definisi Komunikasi Interpersonal Skill.......................................................3
2.2 Komponen Komunikasi Interpersonal Skill .................................................4
2.3 Tujuan dan Fungsi Komunikasi Interpersonal Skil.......................................8
2.4 Komunikasi dalam organisasi Interpersonal Skill ........................................11
2.5 Tehnik dalam Persiapan Presentasi Interpersonal Skill ...............................16
2. 6 Hambatan Komunikasi Interpersonal Skill .................................................19
2.7 Tahapan Perkembangan Komunikasi Interpersonal...............................20
2.8 Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Interpersonal....21
Bab III Penutup........................................................................................................23
3.1 Kesimpulan...................................................................................................23
3.2 Saran..............................................................................................................23
Daftar Pustaka..........................................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Komunikasi antara manusia satu dengan manusia lainnya menunjukkan bahwa
manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Oleh
karena itu, komunikasi sangatlah diperlukan. Tidak akan mungkin seorang manusia
dapat hidup normal tanpa berkomunikasi.
Pada sebuah organisasi bisnis, komunikasi merupakan sebuah elemen penting
yang sangat dibutuhkan. “Effective Communication Is The Lifeblood Of Every
Organization And A Key To Success In Your Business Career As well As in Your
Personal Life. “ (Murphy and Peck, 1980:3). Artinya komunikasi merupakan “darah
sebagai sumber kehidupan” bagi setiap organisasi dan merupakan kunci sukses dalam
karir bisnis dan kehidupan pribadi seseorang.
Kegiatan komunikasi dalam suatu organisasi sangat diperlukan karena berguna
untuk saling bertukar ide/gagasan, memberikan informasi hingga berkoordinasi dalam
membuat sebuah keputusan. Bahkan diantara staff-staff dalam suatu organisasi juga
diperlukan adanya komunikasi, baik itu dengan pimpinan maupun bawahan.
Sedangkan diluar organisasi tersebut, diperlukan juga adanya komunikasi antara staff
organisasi dengan konsumen, masyarakat maupun organisasi lainnya.
Komunikasi bisnis merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi. Hal
itu digunakan untuk memberikan instruksi kerja, memimpin dan menghadiri rapat,
wawancara calon karyawan, presentasi bisnis hingga menyusun laporan bisnis. Tidak
hanya komunikasi lisan, bentuk komunikasi tertulis juga sangat diperlukan.
Oleh sebab itu, dengan meningkatkan efektivitas komunikasi bisnis secara tepat
maka akan didapatkan beberapa keuntungan diantaranya membawa dampak positif
pada keberhasilan usaha bisnis serta mampu menunjang karir para eksekutif dan staff
suatu organisasi / perusahaan.
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Yang Dimaksud Dengan Komunikasi Interpersonal Skill ?
2. Apa Saja Komponen Komunikasi Interpersonal Skill ?
3. Apa Tujuan Dan Fungsi Komunikasi Interpersonal Skill ?
4. Bagaimana Komunikasi Dalam Organisasi Interpersonal Skill ?
5. Bagaimana Tehnik Dalam Persiapan Presentasi Interpersonal Skill ?
6. Bagaimana Hambatan Komunikasi Interpersonal Skill ?
7. Apa Tahapan Perkembangan Komunikasi Interpersonal ?
8. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Interpersonal ?

1.3 Tujuan
1. Dapat memahami apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal
2. Dapat membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti
3. Dapat merubah sikap dan tingkah laku menjadi lebih baik lagi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Komunikasi Interpersonal Skill


Komunikasi berasal dari bahasa latin “communis “ yang artinya bersama.
Dalam kamus, Komunikasi merupakan ungkapan seperti berbagi informasi atau
pengetahuan, memberi gagasan atau bertukar pikiran, informasi atau sejenisnya.
Menurut William C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty, komunikasi berarti
suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem yang biasa (lazim
digunakan) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun dengan perilaku atau
tindakan .
Menurut Herbert T, mengemukakan bahwa “Communication is the process by
which meaning or knowledge is transfered from one person to another, usually for the
purpose of obtaining some spesific goal.” Komunikasi adalah proses mentransfer
pengetahuan atau makna untuk mencapai tujuan tertentu.
Sehingga Komunikasi dapat di artikan sebagai transfer informasi atau pesan
dari pengirim pesan (komunikator) ke penerima pesan (komunikan). Dengan maksud
bahwa proses tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian.
Menurut Effendi, pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi
antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif
dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang
dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui
tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator
mengetahui secara pasti apakah komunikasi nya positif atau negatif, berhasil atau
tidaknya. memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya
(Sunarto, 2003)
4

2.2. Komponen Komunikasi Interpersonal Skill


Yang dimaksud dengan proses komunikasi adalah kombinasi dari berbagai
tahap-tahap komunikasi yang masing-masing berpotensi menemui hambatan-hambatan
komunikasi dalam rangka mencapai komunikasi yang efektif. Jalannya proses
komunikasi beserta komponen-komponen komunikasi pendukungnya telah coba
digambarkan oleh para ahli melalui model-model komunikasi. Yang dimaksud dengan
model komunikasi adalah grafis yang dirancang untuk menjelaskan cara kerja dari
berbagai variabel yang ada. Beberapa model komunikasi yang telah kita kenal adalah
model komunikasi Aristoteles, model komunikasi Lasswell, model komunikasi Berlo,
model komunikasi Shannon dan Weaver, model komunikasi Barlund, dan model
komunikasi Schramm.
Proses komunikasi selalu melibatkan beberapa komponen dan tahapan, yaitu
source, message, encoding, channel, decoding, receiver, feedback, context, noise, dan
effect.

1. Komunikator /Sumber/Pengirim Pesan (Communicator/Source/Sender)


Dalam proses komunikasi, yang menjadi sumber komunikasi adalah sender
atau pengirim pesan. Komunikator adalah seseorang yang mengirimkan pesan.
Terdapat beberapa faktor dalam diri komunikator yang menentukan efektivitas
komunikasi yaitu sikap komunikator dan pemilihan berbagai simbol yang penuh
makna. Yang dimaksud dengan sikap komunikator adalah bahwa komunikator harus
memiliki sikap yang positif. Sementara itu, yang dimaksud dengan pemilihan
berbagai simbol yang penuh makna yang dilakukan oleh komunikator adalah bahwa
pemilihan simbol-simbol yang tepat bergantung pada siapa yang menjadi khalayak
sasaran dan bagaimana situasi lingkungan komunikasi
Dengan demikian, untuk menjadi komunikator yang baik, terdapat beberapa
hal yang harus kita pertimbangkan, diantaranya adalah :
 kita harus mengenali siapa yang menjadi komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran.
5

 pesan yang akan kita kirimkan kepada komunikate/penerima pesan/khalayak


sasaran harus jelas.
 kita juga harus memahami mengapa kita mengirimkan pesan kepada
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran.
 hasil apakah yang kita harapkan.
Jika sebagai komunikator kita tidak mempertimbangkan hal-hal di atas, maka proses
komunikasi akan menemui kegagalan
2. Pesan (Message)
Yang dimaksud dengan pesan adalah informasi yang akan kita kirimkan
kepada komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Pesan yang kita kirimkan
dapat berupa pesan-pesan verbal maupun pesan nonverbal. Agar pesan menjadi
efektif, maka komunikator harus memahami sifat dan profil komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran, kebutuhan khalayak sasaran, serta harapan dan
kemungkinan respon yang diberikan oleh komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran terhadap pesan yang dikirimkan. Hal ini sangat penting baik dalam
komunikasi tatap muka maupun komunikasi bermedia. Tanpa adanya pesan, maka
kita tidak memiliki alasan untuk melakukan komunikasi. Jika kita tidak dapat
mengemas informasi dengan baik, maka kita belum siap untuk memulai proses.
3. Encoding
Encoding adalah proses mengambil pesan dan mengirim pesan ke dalam
sebuah bentuk yang dapat dibagi dengan pihak lain. Informasi yang akan
disampaikan harus dapat di-encode atau dipersiapkan dengan baik. Sebuah pesan
harus dapat dikirimkan dalam bentuk dimana komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran mampu melakukan decode atau pesan tidak akan dapat dikirimkan. Untuk
dapat melakukan encode sebuah pesan, maka kita sebagai komunikator harus
memikirkan apa yang komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran butuhkan agar
dapat memahami atau melakukan decode sebuah pesan. Kita harus menggunakan
bahasa yang dapat dengan mudah dimengerti dan konteks yang dikenal baik oleh
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Orang yang melakukan encode
disebut dengan encoder.
6

4. Media atau Saluran Komunikasi (Channel)


Media atau saluran komunikasi adalah media atau berbagai media yang kita
gunakan untuk mengirimkan pesan. Jenis pesan yang kita miliki dapat membantu
kita untuk menentukan media atau saluran komunikasi yang akan kita gunakan.
Yang termasuk ke dalam media atau saluran komunikasi adalah kata-kata yang
diucapkan, kata-kata yang tercetak, media elektronik, atau petunjuk nonverbal.
Dalam komunikasi modern, yang dimaksud media atau saluran komunikasi
sebagian besar merujuk pada media komunikasi massa seperti radio, televisi, dan
lain-lain serta internet sebagai media komunikasi. Pemilihan media atau saluran
komunikasi yang tepat dapat menentukan sukses tidaknya komunikasi yang kita
lakukan.
5. Decoding
Decoding terjadi ketika komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran
menerima pesan yang telah dikirimkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk
melakukan decode sebuah pesan dengan baik, kemampuan membaca secara
menyeluruh, mendengarkan secara aktif, atau menanyakan atau mengkonfirmasi
ketika dibutuhkan. Jika sebagai komunikator kita menemui orang yang mengalami
kesulitan atau kelemahan dalam keterampilan komunikasi, maka kita perlu untuk
mengirim ulang pesan dengan cara berbeda. Atau, kita dapat membantu
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran untuk memahami pesan dengan cara
memberikan informasi tambahan yang bersifat menjelaskan atau mengklarifikasi.
Orang yang menerima pesan disebut dengan decoder.
6. Komunikate/Penerima pesan (Communicatee/Receiver)
Komunikasi tidak akan terjadi tanpa kehadiran komunikate/penerima pesan.
Ketika komunikate/penerima pesan menerima sebuah pesan, maka ia akan
menafsirkan pesan, dan memberikan makna terhadap pesan yang diterima.
Komunikasi dapat dikatakan berhasil manakala komunikate/penerima pesan/
menerima pesan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator
7. Umpan Balik (Feedback)
7

Apapun media atau saluran komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan


pesan, kita dapat menggunakan umpan balik untuk membantu kita menentukan
sukses tidaknya komunikasi yang kita lakukan. Jika kita berada dalam komunikasi
tatap muka dengan komunikate/penerima pesan, maka kita dapat membaca bahasa
tubuh dan memberikan pertanyaan untuk memastikan pemahaman. Jika kita
berkomunikasi secara tertulis maka kita dapat mengetahui sukses tidaknya
komunikasi melalui respon atau tanggapan yang kita peroleh dari
komunikate/penerima pesan. Dalam beberapa kasus, umpan balik memiliki peran
yang tak ternilai dalam membantu kita sebagai komunikator untuk memperbaiki
keterampilan komunikasi. Kita dapat belajar apa yang berjalan dengan baik dan apa
yang tidak sehingga kita dapat berlaku secara efisien ketika kita melakukan
komunikasi di lain waktu.
8. Konteks (Context)
Yang dimaksud dengan konteks dalam proses komunikasi adalah situasi
dimana kita melakukan komunikasi. Konteks dapat berupa lingkungan dimana kita
berada dan dimana komunikate/penerima pesan berada, budaya organisasi, dan
berbagai unsur atau elemen seperti hubungan antara komunikator dan komunikate.
Komunikasi yang kita lakukan dengan rekan kerja bisa jadi tidak sama jika
dibandingkan dengan ketika kita berkomunikasi dengan atasan kita. Sebuah konteks
dapat membantu menentukan gaya kita berkomunikasi.
9. Gangguan (Noise)
Dalam proses komunikasi, gangguan atau interferensi dalam proses encode
atau decode dapat mengurangi kejelasan komunikasi. Gangguan dalam proses
komunikasi dapat berupa gangguan fisik seperti suara yang sangat keras, atau
perilaku yang tidak biasa. Gangguan dalam proses komunikasi juga dapat berupa
gangguan mental, gangguan psikologis, atau gangguan semantik. Dalam proses
komunikasi, gangguan dapat berupa segala sesuatu yang dapat mengganggu dalam
proses penerimaan, penafsiran, atau penyediaan umpan balik tentang sebuah pesan.
10. Efek (Effect)
8

Yang dimaksud dengan efek dalam proses komunikasi adalah pengaruh atau
dampak yang ditimbulkan komunikasi yang dapat berupa sikap atau tingkah laku
komunikate/penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sikap
serta tingkah laku komunikate/penerima pesan sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh komunikator. Namun, apabila efek yang diharapkan oleh komunikator dari
komunikate/penerima pesan tidak sesuai maka dapat dikatakan komunikasi
menemui kegagalan.
Menurut Soeganda Priyatna (2004 : 13), efek yang ditimbulkan dari proses
komunikasi dapat kita lihat dari adanya pendapat pribadi, pendapat publik, ataupun
pendapat mayoritas.
 Pendapat pribadi adalah dampak yang ditimbulkan dari komunikasi dan
dapat berupa sikap atau pendapat yang diberikan oleh komunikate/penerima
pesan tentang masalah tertentu.
 Pendapat publik atau pendapat umum adalah suatu penilaian sosial tentang
hal yang penting dan memiliki arti sebagai hasil dari tukar pikiran yang
dilakukan oleh setiap individu secara sadar dan rasional. Pendapat publik
umumnya ditujukan untuk mobilisasi massa.
 Pendapat mayoritas adalah pendapat terbanyak dalam masyarakat atau
publik.

2.3. Tujuan Dan Fungsi Komunikasi Interpersonal Skill


1. Tujuan Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal mungkin mempunyai beberapa tujuan. Di sini
akan dipaparkan 6 tujuan, antara lain :
a. Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan
personal atau pribadi. Bila kitaterlibat dalam pertemuan interpersonal dengan
orang lain kita belajar banyak sekali tentang dirikita maupun orang
lain.Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk
berbicara tentang apayang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat
9

menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan


tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakandiri kita dengan orang lain,
kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan
tingkah laku kita.
b. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami
lebih banyak tentang dirikita dan orang lain yang berkomunikasi dengan
kita. Banyak informasi yang kita ketahuidatang dari komunikasi
interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepadakita
dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau
didalam melalui interaksi interpersonal.
c. Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan
memelihara hubungandengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan
dalam komunikasi interpersonaldiabadikan untuk membentuk dan menjaga
hubungan sosial dengan orang lain.
d. Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah
laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan
mereka memilih cara tertentu, misalnyamencoba diet yang baru, membeli
barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang
tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita
banyakmenggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
e. Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama
adalah mencarikesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita
pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita
dan cerita lucu pada umumnya hal ituadalah merupakan pembicaraan yang
untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukankomunikasi interpersonal
10

semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran


yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

f. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan
komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk
mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsimembantu orang lain
dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi
denganseorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa
tentang mata kuliah yangsebaiknya diambil dan lain sebagainya.

2. Fungsi Komunikasi interpersonal


Selain tujuan, fungsi komunikasi juga dapat memberikan manfaat yang baik bagi
Anda. Adapun fungsi komunikasi di antaranya ialah seperti berikut.
1. Untuk menyampaikan informasi
2. Sebagai penyampai pendapat agar dapat diterima oleh masyarakat luas atau yang
berkaitan.
3. Sebagai bentuk interaksi dengan orang lain.
4. Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan akan sesuatu hal. Jadi, melalui
komunkasi nantinya akan terjadi transfer ilmu antara pihak satu dengan pihak
lainnya.
5. Pengisi waktu luang. Misalnya, dengan berbicara via telepon, chatting, sosial
media, video call dan sebagainya.
6. Sebagai cara untuk membujuk dan mempengaruhi orang lain. Biasanya
komunikasi semacam ini banyak mengandung unsur-unsur persuasif.
7. Untuk dapat mengenal diri sendiri.
8. Guna mengurangi ketegangan atau mencairkan suasana. Misalnya, ketika ada
pertikaian atau perselisihan pendapat dalam rapat tertentu.
11

9. Sebagai hiburan. Misalnya, ketika Anda sedang jenuh kemudian menghubungi


teman jauh untuk sekadar mengobrol santai.
10. Untuk selalu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.
11. Sebagai benteng diri agar tidak terisolasi dalam lingkungan masyarakat.
12. Untuk mempelajari situasi yang terjadi.
13. Mengubah sikap maupun perilaku.
14. Mengawasi serta melakukan pengendalian atas suatu kegiatan.
15. Sebagai motivasi untuk orang lain.
16. Guna mengambil suatu keputusan yang tepat.
17. Untuk melakukan kegiatan tertentu.
18. Sebagai bentuk ekspresi.
19. Menghindari adanya kesalahpahaman.
20. Untuk tetap menjaga jalinan hubungan yang baik.

2.4. Komunikasi Dalam Organisasi Interpersonal Skill


Dalam dunia kerja, komunikasi merupakan satu hal yang paling penting dan
menjadi bagian dari tuntutan profesi (keahlian).
Komunikasi adalah suatu pertukaran sebuah konsep yang sederhana, tetapi
vital. Dalam konteks organisasi dikenal proses komunikasi dua arah, yaitu :
a. Pemberi pesan → media → penerima pesan
b. (2) pemberian pesan ← media ← penerima pesan.
Bila hanya salah satu yang terjadi (no (1) atau no (2), dikatakan terjadi
kounikasi satu arah.
1. Hubungan Komunikasi
Organisasi adalah sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dan komunikasi adalah perekat yang
memungkinkan kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama melakukan
fungsinya dengan baik.
Hubungan komunikasi yang terjalin dengan baik antara manajer yang satu
dengan manajer yang lain, antara manajer dengan karyawan, atau antara
12

karyawan yang satu dengan karyawan yang lain, merupakan salah satu kunci
keberhasilan manajer dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Pentingnya tata hubungan komunikasi dalam mewujudkan kerjasama dan
integrasi social dapat dilihat dalam hal-hal berikut ini.
- Komunikasi dapat menimbulkan rasa kesetiakawanan, solidaritas dan
loyalitas dalam kehidupan sosial.
- Komunikasi dapat meningkatkan kegairahan dalam menjalin hubungan
kerja sama antar sesama manusia.
- Komunikasi dapat meningkatkan niali-nilai kebersamaan serta
kekeluargaan
- Dengan komunikasi kita dapat mengetahui perkembangan sains, teknologi,
seni dan budaya masyarakat
- Dengan komunikasi kita dapat mengetahui nilai-nilai dan norma-norma
yang berlaku dalam kehidupan masyarakat
- Dengan komunikasi kita dapat mengetahui kebijakan, ketentuan dan
peraturan perundangan yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat,
bangsa dan bernegara
- Dengan komunikasi semua informasi dapat diakses, diketahui dan
dimengerti
- Komunikasi dapat meningkatkan tanggung jawab moral dan social.
- Komunikasi dapat menimbulkan saling pengertian diantara sesama
manusia
- Komunikasi merupakan suatu cara untuk memperoleh keterangan yang
diperlukan dalam pelaksanaan suatu pekerjaan.
- Komunikasi merupakan suatu cara untuk mendorong manusia kearah
berpikir positif, logis, dan kreatif
- Komunikasi adalah suatu cara untuk memenuhi rasa keingin tahuan
manusia
13

- Komunikasi penting bagi suatu organisasi atau perusahaan sebab


merupakan salah satu alat yang utama bagi anggota organisasi untuk
bekerjasama.
- Komunikasi penting bagi proses pengambilan keputusan yang menyangkut
kepentingan umum.
- Komunikasi merupakan media internalisasi, sosialisasi, akulturasi,
enkulturasi, adaptasi, dan proses-proses social lainnya

2. Fungsi Komunikasi dalam Organisasi


Menurut Sendjaja (1994) menyatakan bahwa fungsi komunikasi dalam
organisasi adalah sebagai berikut:
a. Fungsi informatif, organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem
pemrosesan informasi.
b. Fungsi regulatif, fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang
berlaku dalam suatu organisasi.
c. Fungsi persuasif, dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan
kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang di
harapkan.
d. Fungsi integratif, setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran
yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan
dengan baik.
Fungsi komunikasi merupakan sarana memadukan aktifitas-aktifitas yang
terorganisai. Komunikai dapat dipandang sebagai sarana untuk menyalurkan
masukan sosial ke dalam sistem sosial. Komunikasi juga merupakan sarana
untuk memodifikasi perilaku, mempengaruhi perubahan, memproduktifkan
informasi, dan sarana untuk mencapai tujuan.

3. Bentuk – Bentuk Komunikasi dalam Organisasi


14

Bentuk-bentuk komunikasi ini mencakup komunikasi interpersonal,


komunikasi komunikasi dalam jaringan dan tim, komunikasi organisasi, dan
komunikasi elektronik.
1. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal secara umum memiliki dua bentuk, lisan dan
tulisan. Seperti yang akan kita lihat, masing-masing bentuk komunikasi ini
memiliki kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan.
2. Komunikasi Lisan (oral communication)
Terjadi dalam percakapan tatap muka, diskusi kelompok, percakapan telpon,
dan dalam situasi-situasi lain ketika ucapan digunakan untuk
mengekspresikan makna. Komunikasi lisan sangat lazim karena beberapa
alasan. Yang paling utama, komunikasi lisan memicu umpan balik dan
pertukaran pemikiran secara langsung dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
atau persetujuan verbal, ekspresi muka, dan gerak tubuh. Komunikasi lisan
juga mudah (yang perlu dilakukan pengirim hanyalah bericara), dan dapat
dilakukan dengan persiapan sedikit (meski persiapan matang dianjurkan
dalam situasi-situasi tertentu). Pengirim tidak memerlukan pensil dan kertas,
keybord, atau peralatan lain. Akan tetapi, komunikasi lisan juga memiliki
kelemahan. Komunikasi ini mungkin tidak akurat jika pembicara memilih
kata-kata yang salah untuk menyampaikan suatu makna atau melupakan
detil-detil penting, jika proses komunikasi lisan mengalami gangguan, atau
jika penerima melupakan sebagian dari pesan. Dalam diskusi dua arah,
jarang tersedia waktu untuk berpikir atau untuk memperkenalkan banyak
fakta baru, dan tidak ada catatan permanen mengenai apa yang telah
diucapkan. Selain itu, meski sebagian besar manajer merasa nyaman
berbicara kepada orang-orang secara individual atau di depan grup kecil,
hanya sedikit manajer yang suka berbicara di depan audiensi yang lebih
besar. (Griffin, Manajemen jilid 2 : 107-108)
3. Komunikasi Tulisan “Menulisnya” dalam surat, laporan, memo, catatan
tulisan-tangan, ataue-mail bisa memecahkan banyak masalah yang melekat
15

pada komunikasi lisan. Meski begitu, dan barangkali mengejutkan,


komunikasi tulisan (written communication) tidak selazim yang anda
bayangkan, dan bukan merupakan cara komunikasi yang dihargai oleh
banyak manajer. Salah satu kelemahan terbesar dari bentuk-bentuk
tradisional komunikasi tulisan adalah bahwa komunikasi tulisan mencegah
umpan balik dan pertukaran pikiran secara langsung. Akan tetapi
komunikasi lisan juga menawarkan sejumlah keunggulan. Komunikasi
tulisan biasanya sangat akurat dan menyediakan catatan permanen mengenai
komunikasi. Pengirim bisa meluangkan waktu untuk mengumpulkan dan
mencerna informasi dan bisa merevisinya sebelum dikirimkan. Penerima
memiliki banyak waktu untuk membacanya secara cermat dan bisa
mengulangi pembacaan berkali-kali, jika diperlukan.
4. Komunikasi dalam Jaringan dan Tim Kerja
Meskipun komunikasi antara anggota-anggota tim dalam organisasi
jelaserpersonal, banyak riset telah berfokus secara spesifik pada bagaimana
individu-individu dalam jaringan dan tim kerja berkomunikasi satu sama
lain. Jaringan komunikasi(communication network) adalah pola komunikasi
antar anggota dari sebuah grup atau tim.
5. Komunikasi Organisasional
Bentuk-bentuk komunikasi lain di dalam organisasi adalah komunikasi
yang mengalir antar dan antara unit-unit dan grup-grup organisasional.
Masing-masing bentuk komunikasi ini bisa berupa lisan dan tulisan, tetapi
tiap bentuk juga bisa dikembangkan menjadi pola komunikasi yang lebih
luas di sepanjang organisasi. Bentuk komunikasi organisasional ada dua
yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
- Komunikasi Vertikal (vertical communication) adalah komunikasi yang
mengalir ke atas dan ke bawah dalam hierarki organisasi, biasanya
melalui saluran-saluran pelaporan formal yaitu komunikasi yang terjadi
antar manajer dengan atasan dan bawahan mereka. Komunikasi vertikal
16

bisa melibatkan dua orang saja, atau bisa mengalir melalui beberapa level
organisasi yang berbeda.
- Komunikasi Horizontal (horizontal communicatio) adalah komunikasi
yang melibatkan kolega dan rekan kerja dari level organisasi yang sama.
Komunikasi horizontal cenderung lebih sering terjadiantar manajer
dibanding antar non-manajer. Sebagai contoh, seorang manajer operasi
mungkin mengkomunikasikan kepada manajer pemasaran bahwa level
persediaan telah menipis dan bahwa proyeksi tanggal pengiriman harus
diperpanjang 2 minggu.

6. Komunikasi Elektronik
Terakhir, komunikasi elektronik akhir-akhir ini menjadi semakin
penting di dalam organisasi. Baik sistem informasi formal maupun teknologi
elektronik pribadi telah mengubah cara manajer berkomunikasi satu sama
lain.
7. Komunikasi Informal dalam Organisasi
Bentuk-bentuk komunikasi organisasional yang telah di bahas
sebelumnya semuanya mewakili mekanisme komunikasi formal dan
terencana. Namun, dalam banyak kasus sebagian besar komunikasi yang
terjadi dalam organisasi meloncati saluran-saluran formal dan mengikuti
sejumlah metode informal. Bentuk bentuk komunikasi informal yang umum
adalah rumor, management by wandering around dan komunikasi non
verbal.

2.5. Tehnik Dalam Persiapan Presentasi Interpersonal Skill


Slide presentasi berperan dalam penyampaian hasil pembicaraan, selain
dikemas dengan lebih singkat dan menarik, slide dapat menjadi fasilitas memaparkan
hasil penelitian. Kekoherensian slide akan mendukung kelancaraan presentasi dan
menarik perhatian audiens karena ketiadaan dukungan dari audiens dapat mengganggu
17

kelancaran presentasi pembicara, misalnya audiens berbicara sendiri, gaduh, jenuh,


hingga tidur. Terdapat beberapa pilihan perangkat lunak yang dapat digunakan dalam
presentasi yaitu: microssoft power point, open office impress, flash point, macromedia
flash, macromedia captivate.
a. Berikut ini adalah teknik presentasi yang perlu diperhatikan saat pembuatan
slide presentasi, yaitu:
1. Pilih tema desain yang relevan
Sebuah tipe slide yang baik akan mampu menjelaskan ide dan gagasan
yang ingin disampaikan seorang presenter. Dengan demikian, audiens akan
terbantu ketika melihat slide yang ditampilkan dan presenter pun lebih mudah
menjelaskan apa makna yang dikandung oleh slide tersebut. Tipe desain harus
mengikuti prinsip relevansi artinya memiliki kesesuaian dengan topik yang
dibicarakan misalnya presentasi ternak sapi dengan slide bergambar sapi.
2. Hindari sajian teks panjang
Pemakaian teks yang terlalu panjang bisa menyebabkan slide tidak bisa
terbaca oleh audiens yang menyaksikan presentasi. Apabila belum jelas, audien
dapat membaca print out karangan ilmiah, jika belum paham, dapat ditanyakan
pada sesi tanya jawab. Beberapa ahli presentasi menyarankan maksimum lima
baris teks. Dengan demikian seandainya Anda harus menampilkan teks dalam
bentuk daftar, pastikan tidak lebih dari lima baris.
3. Alur yang teratur
Slide yang baik memiliki alur teratur, dari pendahuluan, penjelasan,
sampai penutup. Slide yang isinya melompat-lompat dari satu topik ke topik
yang lain tanpa alur yang jelas akan menyulitkan audiens untuk memahaminya.
4. Berikan multimedia yang relevan
Untuk menambah daya tarik, slide dapat ditambahkan multimedia yang
relevan, seperti gambar, animasi, audio, video. Kesesuaian multimedia dengan
topik pembicaraan harus saling mendukung, bukan malah membingungkan
audiens.
5. Satu slide, berisi satu pesan
18

Slide presentasi yang baik hanya terfokus pada satu pesan. Tiap slide
sebaiknya mewakili sebuah ide yang ingin dijelaskan. Jangan mencampur
beberapa ide berbeda ke dalam satu slide. Audiens akan bingung dan sulit
mencernanya.
6. Perhatikan karakter huruf dan ukuran huruf
Karakter huruf dan ukuran huruf dalam slide harus proporsional dan
sesuai dengan ilustrasi, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.

b. Berikut ini adalah teknik presentasi yang perlu diperhatikan saat akan
menyampaikan presentasi, yaitu:
1. Persiapkan Diri
- Sering latihan
Semakin banyak melakukan latihan, maka akan semakin mahir dalam
presentasi. Suatu kebolehan atau skill bisa didapatkan kalu sering berlatih.
- Penampilan
Menjaga penampilan pada saat presentasi juga sangat penting. Penampilan
seseorang dapat meningkatkan rasa percaya diri.
2. Persiapkan Materi dan Bahan
- Tentukan point-point penting
- Kuasai materi
- Siapkan contoh pendukung
- Susun materi dengan terstruktur
3. Cara Penyampaian
- Santai, sopan, dan tidak terburu-buru
- Intonasi dan bahasa tubuh
- Interaksi
- Bahasa yang mudah
- Selipkan selingan atau humor
19

c. Teknik Menyusun Struktur Presentasi


1. Pembuka
Pembuka sangat penting karena di sinilah kesempatan untuk menarik
perhatian audiens tentang apa yang akan disampaikan, membangun
kredibilitas Anda sebagai presenter bahwa Anda adalah orang tepat dan patut
didengarkan, dan menyampaikan garis-garis besar presentasi.

2. Isi
Isi dari presentasi sudah dipersiapkan akan memudahkan dalam
menyusun pembuka dan penutupnya. Dari topik yang ingin disampaikan
cobalah untuk menguraikannya dalam beberapa poin utama. Kemudian dari
poin-poin itu kembangkan lagi menjadi sub-poin. Jangan lupa untuk
memperhitungkan lama atau waktu yang ingin digunakan untuk presentasi,
kira-kira berapa menit yang dibutuhkan untuk menyampaikan satu poin
utama.
3. Penutup
Untuk menimbulkan kesan yang menarik, maka penutup harus
menimbulkan kesan terakhir yang mendalam sehingga akan diingat oleh
audiens.

2.6. Hambatan Komunikasi Interpersonal Skill


a. Komunikator
Hambatan dalam hal biologis, contohnya saja jika komunikatornya gagap
dalam berbiaca, hambatan lain dalam hal psikologis adalah komunikator yang
disergap rasa gugup dan rasatidak nyaman.
b. Media
20

Hambatan yang dapat terjadi adalah pada masalah teknologi komunikasi,


seperti telepon, microphone.
c. Komunikan
Hambatan pada komunikan dalam hal biologis, dapat saja komunikan
mengalami sulit pendengaran atau tuna rungu. Hambatan lain dalam hal
psikologinya adalah komunikan yangsulit berkonsentrasi dalam pembicaraan

2.7. Tahapan Perkembangan Komunikasi Interpersonal


1. Inisiasi
Merupakan tahap paling awal dari suatu hubungan interpersonal. Pada tahap
ini individumemperoleh data mengenai masing-masing melalui petunjuk nonverbal
seperti senyuman, jabatan tangan, pandangan sekilas, dan gerakan tubuh tertentu.
2. Eksplorasi
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap inisiasi dan terjadi tidak
lama sesudahinisiasi. Disini mulai dijajaki potensi yang ada dari setiap individu
serta dipelajarikemungkinan-kemungkinan yang ada dari suatu hubungan.
3. Intensifikasi
Pada tahap ini, individu harus memutuskan baik secara verbal maupun
nonverbal apakahhubungan akan dilanjutkan atau tidak.
4. Formalisasi
Dalam perkembangannya hubungan yang telah berjalan itu perlu
diformalkan. Pada tahap initiap-tiap individu secara bersama mengembangkan
simbol-simbol, pola-pola komunikasiyang disukai, kebiasaan dan lain sebagainya.
Contoh hubungan dua orang berpacarandiformalkan dengan tukar cincin.
5. Redefinisi
21

Sejalan dengan waktu individu tidak dapat menghindarkan diri dari


perubahan. Perubahan inimampu menciptakan tekanan terhadap hubungan yang
tengah berlangsung. Konsekuensinyaadalah individu perlu mendefinisikan kembali
hubungan yang sedang dijalankan.
6. Deteriorasi
Kemunduran atau melemahnya suatu hubungan kadang tidak disadari oleh
mereka yangterlibat dalam hubungan tersebut. Jika kemunduran yang terjadi itu
tidak segera diantisipasimaka bukan tidak mungkin hubungan yang terbentuk itu
akan mengalami kehancuran.

2.8. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Interpersonal


Menurut Devito (1997) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas
komunikasiinterpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan
yaitu :
1. Keterbukaan
Keterbukaan mempengaruhi efektivitas komunikasi interpersonal karena
dengan adanyaketerbukaan antar-individu maka tiap-tiap individu akan mudah
memberikan respond kepada individu tersebut, selain itu keterbukaan penting
agar setiap individu semakin mengenal lebihdalam satu samalain.
2. Empati
Rasa empati akan memperkuat komunikasi interpersonal dan memperkuat
hubungan antarindividu, setiap orang perlu diberikan empati agar merasa
dihargai, merasa disayangi, danmerasa dikasihi.
3. Sikap mendukung
Dalam komunikasi interpersonal, akan lebih efektiv jika tiap individu
saling mendukung agardapat mencapai hubungan interpersonal yang intens dan
lebih dalam.
4. Sikap positif
22

Sikap positif dalam efektivitas komunikasi interpersonal sangatlah


penting, karena dengansikap yang negatif maka komunikasi interpersonal tidak
akan berjalan baik. Bahkan akanmengakibatkan perseteruan, berakhirnya
hubungan, perdebatan, dan lain sebagainya.
5. Kesetaraan
Tiap individu adalah unik dan berbeda satu sama lain, oleh sebab itu
kesetaraan padakomunikasi interpersonal sangatlah penting agar yang memiliki
kekurangan tidak merasarendah dan yang memiliki kelebihan tidak merasa
dirinya lebih hebat sehingga tidakmenimbulkan kesenjangan dalam hubungan
komunikasi interpersonal.

6. Persepsi Interpersonal
Persepsi interpersonal adalahmemberikan makna terhadap stimuli
inderawi yang berasal dariseseorang (komunikan), yang berupa pesan verbal dan
nonverbal.Pengaruh kebutuhan, kesiapan mental, suasana emosional dan latar
belakang budaya yangmenentukan interpretasi kita pada sensasi.Kecermatan
dalam persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap
keberhasilankomunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi
makna terhadap pesan akan mengakibatkan kegagalan komunikasi.
7. Konsep Diri
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita yang
bersifat psikologis,sosial, dan fisis. Konsep diri meliputi apa yang Anda
pikirkan dan apa yang Andarasakan tentang diri Anda
8. Atraksi Interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan
daya tarik seseorang.Atraksi interpersonal yakni dapat dikatakan sebagai reaksi
yang diberikan individu dalammerespond sesuatu.
9. Hubungan Interpersonal
23

Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara


seseorang dengan oranglain.Hubungan interpersonal yang baik akan
menumbuhkan derajat keterbukaan orang untukmengungkapkan dirinya, makin
cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya,sehingga makin
efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Komunikasi interpersonal adalah termasuk pesan pengiriman dan penerimaan
pesanantara dua atau lebih individu. Hal ini dapat mencakup semua aspek komunikasi
seperti mendengarkan, membujuk, menegaskan, komunikasi nonverbal , dan banyak
lagi. Sebuah konsep utama komunikasi interpersonal terlihat pada tindakan
komunikatif ketika ada individu yang terlibat tidak seperti bidang komunikasi seperti
interaksi kelompok, dimana mungkin adasejumlah besar individu yang terlibat dalam
tindak komunikatif.
Konsep diri dan Persepsi interpersonal sangat dibutuhkan untuk pencapaian
dalamkelancaran komunikasi. Orang yang lancar dalam berkomunikasi berarti orang
tersebutmempunyai keahlian dalam berkomunikasi. Persepsi interpersonal besar
pengaruhnya bukan saja pada komunikasi interpersonal, tetapi juga pada hubungan
interpersonal. Karena itu kecermatan persepsi interpersonal akan sangat berguna untuk
meningkatkan kualitas komunikasiinterpersonal kita.
Orang yang mempunyai keahlian komunikasi maka komunikasi orang tersebut
akan berjalan efektif. Kita harus memupuk keahlian kita dalam komunikasi
interpersonal melaluikonsep diri. Konsep diri seperti yang telah tertuang diatas sangat
penting dilakukan agar kita ahlidalam berkomunikasi. Komunikasi yang efektif
ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.

3.2. Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan
baik dari isi dan cara penulisan. Untuk itu kelompok kami mohon maaf apabila merasa
kurang puas, dan kritik beserta saran juga kami harapkan agar dapat menambah
wawasan untuk memperbaiki penulisan makalah kelompok kami.
DAFTAR PUSTAKA

Nawangsari Sri, SE. Komunikasi Bisnis, Edisi Diktat Kuliah Universitas Gunadarma.

Jakarta.

Redi Panuju, Drs. Komunikasi Bisnis, Bisnis Sebagai Proses Komunikasi, Komunikasi

Sebagai Kegiatan Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1995

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT RajaGafindo Persada, 2007

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2007

Effendy, Onang Uchjana. 2004. Ilmu komunikasi: teori dan praktek. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Meredith G. 2000. Kewirausahaan Teori dan Praktek. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai