TERAPI KOMPLEMENTER
Disusun Oleh :
Kelas 3B Kelompok 2
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini dengan judul “MANAJEMEN KEUANGAN”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
3.2 Saran............................................................................................................................. 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat.
Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang terapi
komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter ataupun perawat.
Masyarakat mengajak dialog perawat untuk penggunaan terapi alternatif (Smith et al.,
2004). Hal ini terjadi karena klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan
pilihannya, sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien. Hal
ini dapat menjadi peluang bagi perawat untuk berperan memberikan terapi komplementer.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk
memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan
penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.
Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis
konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum
kesehatan di Indonesia. Standar praktek pengobatan komplementer telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam - macam sistem
pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak
menjadi bagian dari pengobatan konvensional.
Terapi komplementer merupakan bentuk pelayanan pengobatan yang
menggunakan cara, alat, atau bahan yang tidak termasuk dalam standar pengobatan
kedokteran modern (konvensional) dan dipergunakan sebagai pelengkap pengobatan
kedokteran tersebut (Hidayati & Mangoenprasodjo, 2005).
Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1109 Tahun 2017 menyebutkan bahwa
terapi komplementer alternatif adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas,
keamanan, dan efektifitas yang tinggi yang berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik,
yang belum diterima kedokteran konvensional.
Dapat disimpulkan bahwa terapi komplementer merupakan segala upaya
merupakan segala upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
menggunakan cara, alat atau bahan diluar standar pengobatan kedokteran modern
(konvensional) dan dipergunakan sebagai pelengkap pengobatan kedokteran.
2
3
5. Akupuntur
Pengobatan akupuntur sangat individu dan dilakukan berdasarkan institusi,
subjektif, dan pengalaman pribadi, bukan atas dasar penelitian medis. Akupuntur
melibatkan penusukan jarum dalam berbagai ukuran kedalam titik meridian dalam
tubuh manusia dengan tujuan untuk mengalihkan Chi (energi vital tubuh) untuk
meningkatkan keseimbangan tubuh atau mengembalikan kesehatan tubuh (Hadibroto
dkk, 2006).
Titik median adalah jalur yang sangat penting dalam tubuh manusia sebagai
tempat mengalir Chi. Chi mengalir dalam tubuh manusia memberikan energi vital
untuk organ tubuh agar otgan-organ tubuh dapat berfungsi dengan baik. maka sangat
penting untuk memastikan bahwa Chi dapat mengalir dengan bebas untuk memastikan
bahwa struktur dan fungsi organ tubuh bagian dalam bekerja dengan efektif
(Hardibroto dkk, 2006). Jarum ditusukan ke titik median untuk mempengarui Chi
yang mengalir ke organ tubuh bagian dalam, untuk untuk meningkatkan struktur dan
dungsi mereka. Jarum juga dapat digunakan untuk daerah tertentu yang terasa skit
yang mungkin berhubungan dengan masalah dalam tubuh seperti cedera akibat
olahraga.
Akupuntur dapat menyebabkan beberapa reaksi fisik, baik di sekitar dimana
akupuntur dilakukan atau di daerah lain karena sel syaraf yang menghubungkan organ
ke otak dan tubuh. Rasa sakit di salurkan melalui hormon urat syaraf, terutama yang
berhubungan dengan penerima rasa sakit. Pereda rasa sakit yang diberika oleh morfin
bekerja pada penerima yang sama dengan hormon urat syaraf ini. endorphin yang di
produksi oleh otak adalah pengganti alami dari morfin dan bekerja dengan cara yang
sama.
6. Terapi hiperbarik
Terapi hiperbarik yaitu metode terapi dimana pasien dimasukan kedalam sebuah
ruangan yang memiliki tekanan udara 2-3 kali lebih besar daripada tekanan udara
atmosfer normal, lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi pasien
boleh melakukan aktivitas seperti membaca, minum atau makan untuk menghindari
trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara
5
7. Herbalisme medis
Herbalisme medis merupakan penggunaan obat dari tumbuhan untuk
pencegahan dan pengobatan penyakit yang memiliki sejarah panjang. Herbal
digunakan untuk memperbaiki ketidakseimbangan dan sering digmbarkan sebagai
misalnya pemanas atau pendingin seperti peppermint akan digunakan untuk
mengobati kondisi panas seperti demam.
Beberapa aspek herbalisme zaman modern adalah sebagai berikut (Heirich et al,
2009) :
1. Herbalisme menggunakan suatu oendekatan holistik dengan mempertimbangkan
perasaan sehat pasien secara psikologis dan emosional, juga kesehatan fisik.
2. Herbalis memilih herbal berdasarkan pada basis individual untuk setiap pasin
(sesuai degan pendekatan holistik0 sehingga kemungkinan besar pasien-pasien
dengan gejala fisik yang sama akan menerima kombinasi herbal yang berbeda
3. Herbalis juga bertujuan untuk mengidentifikai penyebab dasar (misalnya stres)
penyakit pasien dan mempertimbangkan hal ini dalam rencana pengobatan
4. Herbalis di gunakan untuk merangsang kemampuan penyembuhan tubuh untuk
memperkuat sistem tubuh dan untuk memperbaiki fungsi tubub yang terganggu,
bukan untuk mengobati gejala-gejala yang muncul secara langsung
5. Herbalis mungkin digunakan dengan tujuan untuk mengeliminasi toksin atau
merangsang peredaran darah, tujuannya adalah untuk penyembuhan jangka
panjang dari kondisi-kondisi tertentu.
Salah satu prinsip herbalisme adalah bahwa kandungan herba yang berbeda
bekerja bersama dalam beberapa cara (yang tidak dapat dijelaskan) sehingga
meghasilkan efek-efek bermanfaat. Herbalis medis mengobati berbagai macam
kondisi akut misalnya infeksi, dan yang lebih lazim kondisi kronis. Beberapa contoh
gangguan yang biasanya di konsultasikan orang kepada herbalis yaitu : Sindrom iritasi
usus, sisdrom pramenstruasi, gejala-gejala menopause, eksim, jenis-jenis arthiris,
depresi, jerawat dan kondisi lainnya, sistitis, migrain, sindrom lelah kronis.
herbalnya sendiri. Formulasi oral lainnya (tablet, kapsul) dan sediaan herba topikal
juga dapat di resepkan (Heirinch et al., 2009)
8. Aromaterapi
Aroma terapi adalah penggunaan terapeutik zat-zat aromatic yang diekstraksi dari
tumbuhan. Kelompok paling penting pada zat-zat ini adalah minyak atsiri. Beberapa
aspek penting untuk penggunaan minyak atsiri dalam aromaterapi sebagi berikut :
1. Aromaterapis meyakinkan bahwa minyak atsiri dapat digunakan tidak hanya
untuk pengobatan dan pencegahan penyakit, tetapi kiga efeknya terhadap mood,
emosi dan rasa sehat
2. Aromaterapi diklaim sebagai suatu terapi holistik dalam hal ini aromaterapis
memilih suatu minyak atsiri, atau kombinasi minyak atsiri disesuaikan dengan
gejala, kepribadian, dan keadaan emosi masing-masing klien. Pengobatan dapat
berubah pada kunjungan pasien berikutnya
3. Minyak atsiri dijelaskan tidak hanya dengan rujukan terhadap reputasi sifat-sifat
farmakologisnya (misalnya antibakteri, antiradang), tetapi juga melalui hal-hal
yang tidak dikenali pada obat-obat konvesional (misalnya keseimbangan,
memberi energi)
4. Aromaterapis meyakini bahwa kandungan minyak atsiri atau kombinasi
minyak, bekerja secara sinergis untuk meningkatkan efikasi atau mengurangi
terjadinya efek-efek merugikan yang terkait dengan kandungan kimia tertentu.
1. Penambahan minyak atsiri kedalam air mandi dan air untuk mencuci kali (air
harus diauk dengan kuat untuk membantu disperse)
2. Dihirup
3. Kompres
4. Digunakan dalam peralatan aromaterapi (misalnya alat pembakar dan penguap)
7
Perawat yang telah mendapatkan pengakuan dari organisasi profesi atau lembaga
terfertifikasi dapat melakukan intervensi terapi komplementer untuk praktik ataupun
penelitian. Perawat dalam memberikan terapi komplementer dalam asuhan keperawatan
dilakukan sesuai langkah proses keperawatan. Hal ini sesuai undang-undang yang berlaku
di indonesia tentang tugas dan wewenang perawat dalam penatalaksanaan tindakan
komplementer dan alternatif. Proses keperawatan penting digunakan bertujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah, mengatasi masalah aktual atau potensial dalam status
kesehatan.
9
Salah satu dari terapi komplementer yang dapat digunakan pada keperawatan paliatif
adalah akupuntur. Akupunktur yang digunakan pada terapi kanker bukan ditujukan untuk
mengobati penyakit kankernya karena penusukan pada lesi merupakan kontraindikasi. Hal
ini dilakukan untuk pengobatan paliatif yaitu mengurangi nyeri kronis, mengurangi efek
samping kemoterapi ataupun radioterapi seperti nyeri, mual, muntah, serta mengurangi
dosis obat anti-nyeri sehingga kualitas hidup penderita dapat ditingkatkan.
Pelayanan kesehatan komplementer alternatif merupakan pelayanan yang
menggabungkan pelayanan konvensional dengan kesehatan tradisional dan atau hanya
sebagai alternatif menggunakan pelayanan kesehatan tradisional, terintegrasi dalam
pelayanan kesehatan formal. Keberhasilan masuknya obat tradisional ke dalam sistem
pelayanan kesehatan formal hanya dapat dicapai apabila terdapat kemajuan yang besar dari
para klinisi untuk menerima dan menggunakan obat tradisional (Hasanah & Widowati,
2016).
Penyelenggaran pengobatan komplementer alternatif diatur dalam standar pelayanan
medik herbal menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.121/Menkes/SK/II/2008 yang
meliputi melakukan anamnesis; melakukan pemeriksaan meliputi pemeriksaan fisik
(inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi) maupun Jamu pada pemeriksaan penunjang
(laboratorium, radiologi, EKG); menegakkan diagnosis secara ilmu kedokteran;
memberikan obat herbal hanya pada pasien dewasa; pemberian terapi berdasarkan hasil
diagnosis yang telah ditegakkan; penggunaan obat herbal dilakukan dengan menggunakan
tanaman berkhasiat obat sebagai contoh yang selama ini telah digunakan di beberapa rumah
sakit dan PDPKT; mencatat setiap intervensi (dosis, bentuk sediaan, cara pemberian) dan
hasil pelayanan yang meliputi setiap kejadian atau perubahan yang terjadi pada pasien
termasuk efek samping (Kepmenkes, 2008).
Beberapa fakta yang kita jumpai pada masyarakat akhir-akhir ini adalah
kecenderungan kembali ke alam dan terapi alternatif. Dengan banyaknya pilihan tanaman
obat yang ditawarkan, mahalnya biaya pengobatan keperawatan paliatif secara
konvensional, ketidakberhasilan dan banyaknya penyulit sampingan dalam pengobatan
konvensional, serta adanya kasus paliatif yang dapat disembuhkan dengan tanaman obat
mendorong makin banyak masyarakat yang memilih pengobatan alternatif antara lain
dengan tanaman obat dan terapi komplementer sebagai cara untuk pengobatan (Hasanah &
Widowati, 2016).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapi komplementer adalah tindakan yang diberikan sebagai bagian dari
keperawatan kesehatan, terdiri dari berbagai macam bentuk praktik kesehatan selain
tinakan konvesional, ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan ditahap
pencegahan primer, sekunder dan tersier yang diperoleh melalui pendidikan khusus
yang didasari oleh ilmu-ilmu kesehatan. Jenis-jenis terapi komplementer adalah
akupuntur, herbalisme medis, aroaterapi, terapi pengobatan bunga. Peran perawat yang
dapat dilakukan dari pengetahan tentang terapi komplementer diantaranya sebagai
konselor, pendidikan kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung, koordinator dan
sebagai advokat.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat beberapa kesalahan baik
isi dan cara penulisan. Untuk itu kelompok kami mohon maaf apabila merasa kurang
puas, dan kritik beserta saran juga kami harapkan agar dapat menambah wawasan untuk
memperbaiki penulisan makalah kelompok kami.
11
DAFTAR PUSTAKA
Irawan, E., Rahayuwati, L., & Yani, D. I. (2017). Hubungan penggunaan terapi modern dan
komplementer terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara. JKP.
Rufaida Zulfa, dkk. 2018. Terapi Komplementer. STIKes Majapahit Mojokerto : Mojokerto
Ismail Suhartini, dkk. 2019. Keperawatan Holistik dan Aplikasi Intervensi Komplementer.
Universitas Diponegoro : Semarang
12