DENGAN HIV/AIDS
Disusun Oleh :
Kelas 3B Kelompok 2
2020/20
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Ibu Hamil
Dengan HIV/AIDS”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
2.1 Definisi...................................................................................................................3
2.2 Etiologi...................................................................................................................4
2.4 Patofisiologi...........................................................................................................7
2.6 Komplikasi...........................................................................................................10
2.7 Penatalaksanaan.................................................................................................11
2.8 Pencegahan..........................................................................................................12
3.1 Pengkajian...........................................................................................................14
3.4 Implementasi.......................................................................................................20
3.5 Evaluasi................................................................................................................20
ii
BAB IV PENUTUP........................................................................................................21
3.6 Kesimpulan..........................................................................................................21
3.7 Saran....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................22
iii
BAB I
PENDAULUAN
HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini
adalah retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk
memproduksi kembali dirinya. Asal dari HIV tidak jelas, penemuan kasus awal
adalah dari sampel darah yang dikumpulkan tahun 1959 dari seorang laki-laki dari
Kinshasa di Republik Demokrat congo. Tidak diketahui bagaimana ia terinfeksi.
HIV dapat menular melalui kontak darah, namun disini kami akan mencoba
membahas bagaiamana HIV/AIDS yang dialami ibu hamil dan bagaimana
melakukan sebuah proses keperawatan pada ibu hamil dengan HIV/AIDS.
1
2
2.1 Definisi
Pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya masih baik infeksi ini mungkin
tidak berbahaya, namun pada orang yang kekebalan tubuhnya lemah (HIV/AIDS)
bisa menyebabkan kematian.
3
4
Orang yang terinfeksi HIV dapat tetap sehat sepanjang hidupnya apabila ia
menjaga kesehatan tubuhnya: makan teratur, berolahraga dan tidur secara
seimbang. Gaya hidup sehat akan tetap melindungi kebugaran orang dengan HIV
dan ia akan tetap produktif dalam berkarya.
Bila telah muncul tanda-tanda penyakit infeksi dan tidak kunjung sembuh
atau berulang, artinya daya tahan tubuh menjadi buruk, sistim kekebalan tubuh
berkurang, maka berkembanglah AIDS.
2.2 Etiologi
AIDS disebabkan oleh virus yang mempunyai beberapa nama yaitu HTL II,
LAV, RAV. Yang nama ilmiahnya disebut Human Immunodeficiency Virus
( HIV ) yang berupa agen viral yang dikenal dengan retrovirus yang ditularkan oleh
darah dan punya afinitas yang kuat terhadap limfosit T. Virus ini ditransmisikan
melalui kontak intim (seksual), darah atau produk darah yang terinfeksi.
AIDS dapat menyerang semua golongan umur, termasuk bayi, pria maupun
wanita. Yang termasuk kelompok resiko tinggi adalah :
Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :
1. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada
gejala.
2. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes
illness.
3. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.
4. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat
malam hari, B menurun, diare, neuropati, lemah, rash, limfadenopati, lesi
mulut.
5. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali
ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis berat dan tumor pada berbagai
system tubuh, dan manifestasi neurologist.
1. Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan HIV pada bayi yang
dikandungnya.
2. Penularan dari ibu terjadi terutama pada saat proses melahirkan, karena pada
saat itu terjadi kontak secara lansung antara darah ibu dengan bayi sehingga
virus dari ibu dapat menular pada bayi.
3. Bayi juga dapat tertular virus HIV dari ibu sewktu berada dalam kandungan
atau juga melalui ASI
4. Ibu dengan HIV dianjurkan untuk PASI
a. Stadium Klinis I :
1. Asimtomatik (tanpa gejala)
2. Limfadenopati Generalisata (pembesaran kelenjar getah bening/limfe
seluruh tubuh)
3. Skala Penampilan 1 : asimtomatik, aktivitas normal.
b. Stadium Klinis II :
1. Berat badan berkurang > 10%
2. Diare berkepanjangan > 1 bulan
3. Jamur pada mulut
4. TB Paru
5. Infeksi bakterial berat
6. Skala Penampilan 3 : > 1 bulan)
7. Kanker kulit (Sarcoma Kaposi)
8. Radang Otak (Toksoplasmosis, Ensefalopati HIV)
9. Skala Penampilan 4 : terbaring di tempat tidur > 50% dalam masa 1 bulan
terakhir.
7
2.4 Patofisiologi
Virus AIDS (HIV) masuk ke dalam tubuh seseorang dalam keadaan bebas
atau berada di dalam sel limfosit. Virus ini memasuki tubuh dan terutama
menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4. Sel-sel CD4-positif (CD4+)
mencakup monosit, makrofag dan limfosit T4 helper. Saat virus memasuki tubuh,
benda asing ini segera dikenal oleh sel T helper (T4), tetapi begitu sel T helper
menempel pada benda asing tersebut, reseptor sel T helper .tidak berdaya; bahkan
HIV bisa pindah dari sel induk ke dalam sel T helper tersebut. Jadi, sebelum sel T
helper dapat mengenal benda asing HIV, ia lebih dahulu sudah dilumpuhkan. HIV
kemudian mengubah fungsi reseptor di permukaan sel T helper sehingga reseptor
ini dapat menempel dan melebur ke sembarang sel lainnya sekaligus memindahkan
HIV. Sesudah terikat dengan membrane sel T4 helper, HIV akan menginjeksikan
dua utas benang RNA yang identik ke dalam sel T4 helper.
Sampai suatu saat ada mekanisme pencetus (mungkin karena infeksi virus
lain) maka HIV akan aktif membentuk RNA, ke luar dari T helper dan menyerang
sel lainnya untuk menimbulkan penyakit AIDS. Karena sel T helper sudah lumpuh
maka tidak ada mekanisme pembentukan sel T killer, sel B dan sel fagosit lainnya.
Kelumpuhan mekanisme kekebalan inilah yang disebut AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome) atau Sindroma Kegagalan Kekebalan.
Penularan HIV dari ibu ke anak terjadi karena wanita yang menderita HIV /
AIDS sebagian besar masih berusia subur, sehingga terdapat resiko penularan
infeksi yang terjadi pada saat kehamilan (Richard, et al., 1997). Selain itu juga
karena terinfeksi dari suami atau pasangan yang sudah terinfeksi HIV / AIDS
karena sering berganti-ganti pasangan dan gaya hidup. Penularan ini dapat terjadi
dalam 3 periode:
1. Periode kehamilan
Selama kehamilan, kemungkinan bayi tertular HIV sangat kecil. Hal ini
disebabkan karena terdapatnya plasenta yang tidak dapat ditembus oleh virus
itu sendiri. Oksigen, makanan, antibodi dan obat-obatan memang dapat
menembus plasenta, tetapi tidak oleh HIV. Plasenta justru melindungi janin
dari infeksi HIV. Perlindungan menjadi tidak efektif apabila ibu:
Pada periode ini, resiko terjadinya penularan HIV lebih besar jika
dibandingkan periode kehamilan. Penularan terjadi melalui transfuse
9
fetomaternal atau kontak antara kulit atau membran mukosa bayi dengan darah
atau sekresi maternal saat melahirkan. Semakin lama proses persalinan, maka
semakin besar pula resiko penularan terjadi. Oleh karena itu, lamanya
persalinan dapat dipersingkat dengan section caesaria.
a. Pola pemberian ASI, bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif akan
kurang berisiko dibanding dengan pemberian campuran.
b. Patologi payudara: mastitis, robekan puting susu, perdarahan putting susu
dan infeksi payudara lainnya.
c. Lamanya pemberian ASI, makin lama makin besar kemungkinan infeksi.
d. Status gizi ibu yang buruk
2.6 Komplikasi
Infeksi HIV membuat sistem kekebalan tubuh melemah, sehingga tubuh lebih
rentan terserang infeksi berbagai penyakit, antara lain:
2.7 Penatalaksanaan
2.8 Pencegahan
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dicegah melalui tiga cara,
dan bisa dilakukan mulai saat masa kehamilan, saat persalinan, dan setelah
persalinan. Cara tersebut yaitu:
ini juga dapat disebarkan pada bayi waktu menyusui. Walaupun begitu, terapi
jangka pendek ini lebih terjangkau di negara berkembang.
2. Penanganan obstetrik selama persalinan
Persalinan sebaiknya dipilih dengan menggunakan metode
Sectiocaesaria karena metode ini terbukti mengurangi resiko penularan HIV
dari ibu ke bayi sampai 80%. Apabila pembedahan ini disertai dengan
penggunaan terapi antiretroviral, maka resiko dapat diturunkan sampai 87%.
Walaupun demikian, pembedahan ini juga mempunyai resiko karena kondisi
imunitas ibu yang rendah yang bisa memperlambat penyembuhan luka. Oleh
karena itu, persalinan per vagina atau sectio caesaria harus dipertimbangkan
sesuai kondisi gizi, keuangan, dan faktor lain.
3. Penatalaksanaan selama menyusui
Pemberian susu formula sebagai pengganti ASI sangat dianjurkan
untuk bayi dengan ibu yang positif HIV. Karena sesuai dengan hasil penelitian
didapatkan bahwa ± 14 % bayi terinfeksi HIV melalui ASI yang terinfeksi.
14
BAB III
3.1 Pengkajian
1. Aktifitas /istirahat :
• Mudah lelah, berkurangnya tolerangsi terhdp aktifitas, kelelahan yang
progresif
• Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi terhdp aktifitas
2. Sirkulasi
• Proses penyembuhan lika yang lambat, perdarahan lama bila cedera
• Takikardia, perubahan tekanan darah postural, volume nadi periver
menurun, pengisian kapiler memanjang
3. Integritas ego
• Faktor stress yang berhubungan dgn kehilangan: dukungan keluarga,
hubungan dengan orang lain, pengahasilan dan gaya hidup tertentu
• Menguatirkan penampilan: alopesia, lesi, cacat, menurunnya berat badan
• Merasa tidak berdaya, putus asa, rasa bersalah, kehilangan control diri, dan
depresi
• Mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah, menangis, kontak
mata kurang
4. Eliminasi
• Diare, nyeri pinggul, rasa terbakar saat berkemih
• Faeces encer disertai mucus atau darah
• Nyeri tekan abdominal, lesi pada rectal, perubahan dalam jumlah warna
urin.
5. Makanan/cairan
• Tidak ada nafsu makan, mual, muntah
• Penurunan BB yang cepat
• Bising usus yang hiperaktif
• Turgor kulit jelek, lesi pada rongga mulut, adanya selaput putih/perubahan
warna mukosa mulut
15
16
1. Diagnosa 1: Resiko terjadinya infeksi b/d depresi system imun, aktifitas yang
tidak terorganisir
• Tujuan : Klien akan menunjukkan tanpa adanya tanda-tanda infeksi (tidak
ada demam, sekresi tidak purulent)
Intervensi:
3.3 Implementasi
Didasarkan pada diagnosa yang muncul baik secara aktual, resiko, atau
potensial. Kemudian dilakukan tindakan keperawatan yang sesuai berdasarkan
NCP.
3.4 Evaluasi
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah HIV pada ibu hamil ini, diharapkan nantinya
akan memberikan manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang
berhubungan dengan bagaimana melakukan sebuah proses asuhan keperawatan
maternitas terutama pada ibu hamil yang juga menderita HIV.
23
DAFTAR PUSTAKA
Bruner, Suddarth.. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3. Jakarta :
EGC
Lab/UPF Ilmu Penyakit Dalam, 1994, Pedoman Diagnosis dan Terapi, RSUD Dr.
Soetomo Surabaya.
Phipps, Wilma. et al, 1991, Medical Surgical Nursing : Concepts and Clinical Practice,
24