Anda di halaman 1dari 17

STIGMA DAN PERILAKU

BERESIKO
R. Nety Rustikayanti, M.Kep.

Disampaikan pada mata kuliah HIV


STIGMA PADA ODHA
Sub 1
Stigma

≈ cap buruk → memvonis seseorang buruk


moral/perilaku yang mengakibatkan
mendapatkan penyakit tersebut
 ≈ orang dianggap memalukan untuk alasan
tertentu → dipermalukan, didiskreditkan,
ditolak, ditahan
 Salah hambatan terbesar dalam
pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS
Stigma

 ≈ kejadian sosial yang fundamental, yang


membutuhkan "kita" dibandingkan dengan "mereka"
 bersifat interpersonal
 diciptakan dan diabadikan oleh struktur sosial dan
proses interpersonal
Stigma HIV

 Hanafiah dan Amir, 2009; Heimer, 2013; Indar,


2010
 Orang terkutuk (amoral) karena perilaku yang
menyimpang dan pantas menanggung penderitaan
sebagai karma atas dosa-dosanya
 Indar, 2010
 Berbagai pelanggaran HAM dan hukum berupa
stigmatisasi dan diskrimasi hingga penganiayaan
dan penyiksaan → penyebab
sekunder/nonmedis bagi kematian penderita
Persepsi dan Pemahaman

HIV dapat ditularkan melalui pakaian


atau benda-benda yang dipakai oleh
ODHA
orang yang menderita HIV dapat
menunjukkan gejala penyakitnya
HIV → penyakit mematikan
Dampak ODHA

Status kesehatan
Emosi
Medikasi
Stigma
Kunjungan Yankes
thd
Kognisi
ODHA Depresi

Kualitas Hidup
Perilaku
Earnshaw and Chaudoir’s Health Stigma
Framework
Mekanisme Stigma

 Enacted stigma (memberlakukan/mengakui stigma)


 Stigma yang diberlakukan mengacu pada pengalaman aktual diskriminasi,
devaluasi, dan prasangka oleh orang lain karena status HIV-positifnya
 Anticipated stigma (antisipasi stigma)
 Stigma yang diantisipasi mewakili ekspektasi akibat di masa depan; ini adalah
keyakinan oleh ODHA bahwa orang lain akan memperlakukan mereka secara negatif
karena status HIV mereka
 Internalized stigma (internalisasi stigma)
 Stigma yang diinternalisasi adalah penerimaan karakterisasi sosial negatif, label,
dan persepsi tentang ODHA, dan menerapkannya pada diri sendiri; sering dikaitkan
dengan emosi dan kognisi yang merendahkan diri seperti rasa malu, menyalahkan
diri sendiri, rasa malu, dan harga diri yang rendah
Penularan HIV
Sub 2
Sexual

Transmisi
HIV
Cairan Jaringan
tubuh rusak
Penularan antara individu

 Berhubungan seksual (vaginal/anal) dengan orang


terinfeksi HIV tanpa menggunakan kondom → anal lebih
berisiko
 Penggunaan Bersama jarum suntik dengan orang terinfeksi
HIV
Penularan dengan jumlah kasus yang
rendah
 Dari ibu ke anak selama kehamilan, kelahiran, atau menyusui → penggunaan
obat-obatan HIV dan strategi lain telah membantu menurunkan risiko
penularan HIV dari ibu-ke-bayi menjadi 1% atau kurang
 Kontak dengan jarum yang terkontaminasi HIV atau benda tajam lainnya →
risiko terutama bagi pekerja perawatan kesehatan → risiko sangat rendah
Penularan dengan kasus yang jarang

 Oral seks → umumnya memiliki risiko yang sangat rendah namun memiliki
peluang terhadap penularan
 Menerima transfuse darah, produk darah atau transplantasi organ
terkontaminasi HIV → risiko sangat rendah o.k pengkajian ketat
 Digigit orang terinfeksi HIV → kasus sangat sedikit → trauma berat dengan
kerusakan jaringan dan adanya darah
 Kontak antara kulit rusak, luka atau mukosa membrane dan darah
terinfeksi HIV atau darah terkontaminasi cairan tubuh
 Berciuman jika salah satu pasangan memiliki lesi atau gusi berdarah →
tidak menyebar melalui saliva
 Memakan makanan dari orang terinfeksi HIV (missal permen karet) → bila
darah mengkontaminasi makanan
Reference

 https://www.winchesterhospital.org/health-library/article?id=19029
 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5143223/
 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4717512/
 https://www.hiv.gov/hiv-basics/overview/about-hiv-and-aids/how-is-hiv-
transmitted

Anda mungkin juga menyukai