Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TERAPI KOMPLOMENTER DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun Oleh:
Kelompok 7 Kelas B
122020030046 Tasya Dwi Febiana
122020030050 Putri Wulan Maelani
122020030057 Tesalonika Amik Arti
122020030066 Bagus Pranata
122020030072 Aisyatur Rizqi

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


FAKUSLTAS KESEHATAN
S1 KEPERAWATAN
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah tentang “Terapi Komplomenter Dalam Keperawatan Komunitas” tepat
pada waktunya. Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Komunitas I.
Kelompok kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini tak luput dari
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
penyempurnaan penyusunan makalah kami ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Aamiin

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1. Latar Belakang............................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................4
1.3. Tujuan.........................................................................................................................4
1.4. Manfaat.......................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................6
A. Definisi terapi komplementer..........................................................................................6
B. Tipe terapi komplementer...............................................................................................6
C. Fokus terapi komplomenter.............................................................................................7
D. Teknik terapi komplementer...........................................................................................7
BAB III PENUTUP..................................................................................................................12
Kesimpulan...........................................................................................................................12
Saran.....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Komunitas merupakan suatu unit atau kesatuan sosial yang
terorganisasikan dalam kelompok –kelompok dengan kepentingan bersama, baik yang
bersifat fungsional maupun yang mempunyai terrirorial (Deden, 2012).
Berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta
bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat kesehatan
komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan, pemeliharaan,
promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu,
keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan
komunitas.
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan,
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan
klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.
(Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi terapi komplomenter dalam keperawatan komunitas
2. Bagaimana tipe terapi komplomenter dalam keperawatan komunitas
3. Bagaimana focus terapi komplomenter dalam keperawatan komunitas
4. Bagaimana teknik terapi komplomenter dalam keperawatan komunitas

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan makalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu memahami definisi terapi komplomenter
2. Mampu memahami focus terapi komplomenter
3. Mampu memahami dan menjelaskan teknik terapi komplomenter

1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan pengertian keperawatan
komunitas dan definisi terapi komplementer
2. Agar mahasiswa dapat menjelaskan tipe terapi komplementer
3. Agar mahasiswa mampu memahami focus terapi komplementer
4. Agar mahasiswa dapat menjelaskan proses teknik komplementer

4
5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi terapi komplementer


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha
untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan
penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.
Pengobatan komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis
konvensional dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum
kesehatan di Indonesia. Standar praktek pengobatan komplementer telah diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam-macam sistem
pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara umum tidak menjadi
bagian dari pengobatan konvensional. Menurut WHO (World Health Organization),
pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari
negara yang bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan
komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang
dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara
turun–temurun pada suatu negara.
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern. Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang
menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan. Terapi komplementer juga
ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi
yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk
mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi.
Definisi tersebut menunjukkan terapi komplemeter sebagai pengembangan terapi
tradisional dan ada yang diintegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi
keharmonisan individu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah
terintegrasi tersebut ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan dengan obat
modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip keperawatan yang memandang manusia sebagai
makhluk yang holistik (bio, psiko, sosial, dan spiritual)

B. Tipe terapi komplementer


Terapi komplementer ada yang invasif dan non invasif. Contoh terapi komplementer
invasif adalah akupuntur dan cupping (bekam basah) yang menggunakan jarum dalam
pengobatannya. Sedangkan jenis non-invasif seperti terapi energi (reiki, chikung, tai chi,

6
prana, terapi suara), terapi biologis (herbal terapi nutrisi, food combining, terapi jus, terapi
urin, hidroterapi colon dan terapi sentuhan modalitas, akupresur, pijat bayi, refleksi, reiki,
rolfing, dan terapi lainnya (Hitchcock et al.,1999).
National Center for Complementary/Alternative Medicine (NCCAM) membuat
klasifikasi dari berbagai terapi dan sistem pelayanan dalam lima kategori. Kategori pertama,
mind-body therapy yaitu memberikan intervensi dengan berbagai teknik untuk memfasilitasi
kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi tubuh misalnya perumpamaan
(imagery), yoga, terapi musik, berdoa, journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan terapi
seni.
Kategori kedua, Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang
mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis berbeda dari Barat misalnya pengobatan
tradisional Cina, Ayurvedia, pengobatan asli Amerika, cundarismo, homeopathy,
naturopathy. Kategori ketiga dari klasifikasi NCCAM adalah terapi biologis, yaitu natural
dan praktik biologis dan hasil-hasilnya misalnya herbal, makanan).
Kategori keempat adalah terapi manipulatif dan sistem tubuh. Terapi ini didasari oleh
manipulasi dan pergerakan tubuh misalnya pengobatan kiropraksi, macam-macam pijat,
rolfing, terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi. Terakhir, terapi energi yaitu terapi yang
fokusnya berasal dari energi dalam tubuh (biofields) atau mendatangkan energi dari luar
tubuh misalnya terapetik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki, external qi gong, magnet.
Klasifikasi kategori kelima ini biasanya dijadikan satu kategori berupa kombinasi antara
biofield dan bioelektromagnetik (Snyder & Lindquis, 2002).
Klasifikasi lain menurut Smith et al (2004) meliputi gaya hidup (pengobatan holistik,
nutrisi), botanikal (homeopati, herbal, aromaterapi), manipulatif (kiropraktik, akupresur &
akupunktur, refleksi, massage), mind-body (meditasi, guided imagery, biofeedback, color
healing, hipnoterapi). Jenis terapi komplementer yang diberikan sesuai dengan indikasi yang
dibutuhkan. Contohnya pada terapi sentuhan memiliki beberapa indikasinya seperti
meningkatkan relaksasi, mengubah persepsi nyeri, menurunkan kecemasan, mempercepat
penyembuhan, dan meningkatkan kenyamanan dalam proses kematian (Hitchcock et al.,
1999).

C. Fokus terapi komplomenter


a. Pasien dengan penyakit jantung.
b. Pasiendengan autis dan hiperaktif.
c. Pasien kanker.

D. Teknik terapi komplementer


1. Meditasi
Meditasi adalah segala kegiatan yang membatasi masukan rangsangan dengan
perhatian langsung pada suatu rangsangan yang berulang atau tetap. Ini merupakan

7
terminasi umum untuk jangkauan luas dari praktik yang melibatkan relaksasi tubuh
dan ketegangan pikiran. Menurut Benson, komponen relaksasi sangat sederhana, yaitu :
1) Ruangan yang tenang
2) Posisi yang nyaman
3) Sikap mau menerima
4) Focus perhatian
Praktik meditasi tidak membutuhkan seorang pengajar, banyak individu mempelajari
prosesnya dari buku atau kaset, dan mudah untuk diajarkan.
Sebagian besar teknik meditasi melibatkan pernapasan, biasanya pernapasan perut yang
dalam, relaks, dan perlahan.
2. Akupresur
Akupresur adalah cara pengobatan dengan memberikan rangsangan penekanan
(pemijatan) pada titik tertentu di tubuh yang disebut dengan titik akupunktur (Depkes dan
Kesejahteraan Sosial RI, 2000; Vitahealth, 2006). Titik tertentu tersebut berada di bagian
tubuh misalnya di kedua telapak tangan merupakan titik bagi jantung, paru, mata, kelenjar
tiroid, hati, pankreas dan sinus (Fengge, 2012). Akupunktur dilakukan dengan menggunakan
jarum di titik meridian sedangkan akupresur menggunakan penekanan dengan jari tangan
atau siku, lutut, atau kaki (Vitahealth, 2006).
Macam-macam akupresur selain yang dikenal telah dikembangkan di Cina adapula Shiatsu,
Jin Shin, Do-in, dan Tui-na (Vitahealth, 2006) Shiatsu merupakan penekanan 3-5 detik pada
titik tertentu dengan menggunakan jari secara berirama di seluruh meridian tubuh, ini adalah
akupresur versi Jepang. Jin Shin adalah suatu pola penekanan yang lembut dan
berkepanjangan pada titik-titik akupunktur yang penting pada meridian dan jalur yang dipilih
setiap titik ditekan 1-5 menit. Terapi ini dilakukan dalam keadaan meditasi untuk
menyeimbanngkan energi vital tubuh.
Cara kerja akupresur adalah merangsang kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri
sendiri, adapun terapis membantu memegang dan menekan berbagai titik tubuh untuk
merangsang energi dari tubuh sendiri, hasil rangsangan tersebut menyingkirkan sumbatan
energi dan rasa lelah (Vitahealth, 2006). Bila jalur energi tubuh terbuka dan aliran energi
tidak terhalang oleh ketegangan otot atau hambatan lainnya, maka energi tubuh menjadi
seimbang dan membawa pada kesehatan dan perasaan sejahtera (Vitahealth).
Tujuan pemijatan akupresur adalah mengembalikan keseimbangan yang ada didalam tubuh,
dengan memberikan rangsangan agar aliran energi kehidupan dapat mengalir dengan lancer.
Hasil pemijatan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat berupa meningkatkan daya
tahan dan kekuatan tubuh, mencegah penyakit tertentu, mengatasi keluhan dan penyakit
ringan, memulihkan kondisi tubuh (Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI, 2000).
3. Terapi Relaksasi (massae)
Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum kognitif, fisiologis, dan stimulasi
perilaku. Relaksasi juga melibatkan penurunan stimulasi. Proses relaksasi memperpanjuang

8
serat otot, mengurangi pengiriman impuls neural ke otak, dan selanjutnya mengurangi
aktivitas otak juga sistem tubuh lainnya.
Keterampilan kognitif adalah seperti sebagai berikut :
1) Fokus (kemampuan untuk mengidentifikasi, membedakan, mempertahankan perhatian
pada, dan mengembalikan perhatian pada rangsangan ringan untuk periode yang
lama).
2) Pasif (kemampuan untuk menghentikan aktivitas analisis dan tujuan yang tidak
berguna).
3) Kesediaan (kemampuan untuk menoleransi dan menerima pengalaman yang tidak
pasti, tidak dikenal, atau berlawanan).
Tujuan dari relaksasi jangka panjang adalah agar individu memonitor dirinya secara terus-
menerus terhadap indikator ketegangan, serta untuk membiarkan dan melepaskan dengan
sadar ketegangan yang terdapat di berbagai bagian tubuh.
4. Yoga
Yoga adalah sebuah aktivitas fisik yang melibatkan meditasi dengan teknik peregangan,
pernapasan, keseimbangan, dan kelenturan tubuh untuk mencapai keselarasan dan
harmoni antara emosi, jiwa, mental, spiritualitas, dan tubuh.
Teknik ini mengkombinasikan postur fisik, teknik napas dalam danmeditasi atau
relaksasi. Yoga bermacam-macam tergantung aliran yangada (Synder & Lindquist, 2010,
Kinasih, 2010). Yoga mengkombinasikanpostur, pernapasan dan meditasi ataupun
relaksasi, maka untuk mampumelakukan dengan benar dengan menggunakan buku-buku
panduan yangada, mengikuti kelas yoga, ataupun video. Latihan yoga
harusmemperhatikan kemampuan dan keterbatasan individu seperti factor usia,jenis
kelamin, kondisi kesehatan, kondisi fisik dan emosional. Jenis yogayang
direkomendasikan adalah mild yoga. Mild yoga adalah jenis yogayang dikhususkan
untuk wanita yang sedang berada pada tahapkehamilan., menstruasi,lansia, dan
manepouse yang bertujuan untukmencapai keseimbangan kondisi mental dan fisil
yang sehat (Synder &Linquist, 2010)
5. Terapi bekam
Terapi bekam merupakan salah satu terapi alternatif yang berasal dari Tiongkok. Terapi
ini melibatkan pemanasan dan cangkir yang ditempel pada permukaan kulit agar terjadi
penyedotan pada kulit. Terapi bekam biasanya dijadikan sebagai pelengkap perawatan
bagi orang-orang yang mengalami sejumlah penyakit dan kondisi tertentu.
6. Terapi Benson
Terapi Benson merupakan teknik relaksasi pernafasan dengan melibatkan keyakinan
yang mengakibatkan penurunan terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh dan otot-otot
tubuh menjadi rileks sehingga menimbulkan perasaan tenang dan nyaman. Apabila O2
dalam otak tercukupi maka manusiadalam kondisi seimbang.

9
Teknik relaksasi Benson menggabungkan antara meditasi denganrelaksasi napas
dalam. Tujuan kombinasi tersebut adalah untukmeningkatkan vertilisasi alveoli,
memelihara pertukaran gas, mencegahatelektasi paru, meningkatkan efisiensi batuk,
mengurangi stress fisikmaupun emosional serta membantu keluhan sulit tidur. Hal yang
perlu diperhatikan selama intervensi kondisi lingkungan yang terang agar tercapaiefek
optimal, kemampuan fisik, memungkinkan tindakan. Evaluasitindakan paska
latihan adalah tercapainya tujuan, klien mampu mengikutitindakan sesuai arahan
pemandu.
7. Teknik Food combining
Food combining adalah pola makan yang bertujuan untuk membantu melancarkan
pencernaan dengan mengkombinasikan dua atau lebih nutrisi makanan yang tepat. Hal ini
didasari dengan teori bahwa sistem pencernaan akan mencerna jenis makanan yang
berbeda dengan tingkatan dan waktu yang berbeda pula.
Prinsip food combining sebenarnya tidak berbeda dengan polamakan gizi
seimbang, hanya saja menyesuaikan dengan siklus pencernaantubuh manusia. Siklus
tersebut terbagi dalam tiga periode yaitu sikluspencernaanm siklus penyerapan dan
siklus pembuangan (gunawan).Penjelasan gunawan lebih lanjut bahwa siklus
pencernaan berlangsungpada pukul 12.00 – 20.00 waktu ini merupakan saat yang tepat
untukmengkonsumsi makanan padat karena periode ini tubuh mencernamakanan
secara aktif. Siklus penyerapan dimulai pada pukul 20.00 –04.00 WIB. Sebagian besar zat
makanan yang telah dicerna dibagikan keseluruh tubuh. Pada saat ini sebaiknya jangan
banyak melakukan aktifitasdan tidak makan lagi, karena sel-sel tubuh yang
rusak diganti padaperiode ini. Siklus pembuangan merupakan siklus terakhir yang
terjadipada pukul 04.00 – 12.00 WIB. Energy sangat banyak dikeluarkan padaperiode ini.
Sebaiknya menghindari makan makanan padat pada periodeini dan cukup dengan
meminum segelas jus. Ketiga periode tersebutbukan hanya memperhatikan jam waktu
makan, tetapi juga keseimbanganasam dan basa (nilai pH makanan) yang dimakan.
Berdasarkan periodemakan yang ada dan prinsip keseimbangan asam basa,
maka dalammelakukan food combining harus dipersiapkan pengelompokan
makananyaitu makanan pembentuk asam, makanan ini berbentuk protein hewaniseperti
daging, lemak, minyak, produk susu, biji-bijian, kacang tanah danmakanan mengandung
ragi serta alcohol. Berikut adalah makananpembentuk basa bisa dikonsumsi melalui
buah-buahan, sayuran, kentangyang direbus dengan kulitnya, susu mentah,
kedelai, taoge, kacang-kacangan (kecuali kacang tanah).
Penyusunan menu dengan metode food combining adalahmenyusun menu dengan
serasi, mengatur makanan yang cocok (lebang,2014). Sebaiknya makanan pembentuk
asam basa dimakan sekaligussehingga akan tercapai makanan yang sifatnya netral.
Semua kelompokmakanan yang ada pada tahapan persiapan dapat dimakan
secarabersamaan, kecuali kelompok pati dan protein tidak boleh dimakan
secarabersamaan melakukan kombinasi unsur protein dan lemak, unsur lemakberguna
melambatkan laju pencernaan sehingga protein cukup waktuuntuk berinteraksi dengan
asam lambung. Protein mengandung lemaksehingga jika dikombinasi dengan lemak

10
maka makanan akan lebih lamaberada dalam lambung asam dapat melarutkan lemak dan
enzim pengurailemak membutuhkan pH asam. Menambahkan asam pada
makananberkadar lemak tinggi menyebabkan pH sangat asam dan menghambatprotein
pencernaan. Contoh manfaat dari penggunaan metode inimembantu menurunkan
massa lemak, insulin, kolestrol total (Golay, et all, 2000; Weickert, 2012).

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Terapi komplementer merupakan pelengkap dalam intervensikeperawatan.
Setiap individu akan berusaha untuk mendapatkan pelayanankesehatan sesuai
keinginan dan kemampuan dirinya. Perawat sebagai professional kesehatan
yang kompeten akan berusaha mengembangkankemampuan terhadapi keilmuan
yang menunjang dalam praktik keperawatan,melakukan atau menggunakan sebagai
hasil penelitian yang membahas terapikomplementer.
Jenis terapi komplementer begitu banyak, penggunaannya dipilih sesuaidan tidak
bertentangan dengan pengobatan konfensional yang telahdigunakan klien.
Perawat perlu mengetahui tehnik yang ada, untuk dapat mempersiapkan klien yang
akan mendapatkan tindakan komplementer danmembantu memberikan intervensi
yang sesuai kebutuhannya. Prinsip perlindungan dan keamanan serta kenyamanan
tindakan untuk perawat danklien harus diperhatikan, misalnya tindakan antiseptik,
komunikasikan terapi,tempat yang tenang dan nyaman sesuai kebutuhan serta
mengikuti langkahyang tepat sesuai tahapan intervensi dan dilakukan untuk
melengkapitindakan keperawatan dalam asuhan keperawatan

Saran
Perawat dalam memenuhi kebutuhan tersebut membutuhkan pengetahuandan
ketrampilan untuk dapat memberikan intervensi pada klien. Tindakanyang dilakukan
perawat harus menjadi bagian dari asuhan keperawatan sertamemperhatikan prinsip
holistik, komprehensif, dan kontinum. Apabilaperawat mampu memahami dan
melaksanakan konsep tersebut, diharapkanpelayanan kesehatan terbaik untuk klien
dapat diberikan karena masyarakatIndonesia saat ini banyak yang sangat
mempercayai kombinasi terapitradisional dan konvensional dalam pemenuhan
kesehatannya.

A.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.stikesmajapahit.ac.id/index.php/EBook/article/view/309
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/download/200/311
http://ejournal.stikesmajapahit.ac.id/index.php/EBook/article/download/309/293
https://scholar.google.co.id/scholar?
q=jurnal+terapi+komplementer+dalam+keperawatan+komunitas&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1
&oi=scholart#d=gs_qabs&u=%23p%3DEiN8taUk_2kJ

13

Anda mungkin juga menyukai