Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

DIAGNOSIS KEPERAWATAN KOMUNITAS DAN PERENCANAAN


PROGRAM KESEHATAN

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
KELAS B
122020030047 Fatimah

122020030077 Pradisca Kintan Pratiwi

122020030072 Aisyatur Rizqi

122020030056 Nabila Silvia Khoirunnisa

122020030069 Ananda Quraini Dwi Putri

122020030046 Tasya Dwi Febiana

122020030058 Khalimatus Sa'diyah,

122020030074 Artika Nurulita Sari,

122020030051 Tamara Restu Widyaningrum

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu
apa pun. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan
Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir
kelak.

Penulisan makalah berjudul “Diagnosis keperawatan komunitas dan perencanaan


progam kesehatan” bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Komunitas 1

Akhirul kalam, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Besar harapan penulis agar pembaca berkenan memberikan umpan balik berupa kritik
dan saran. Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Kudus, 15 November 2021

Penulis

Kelompok 3
DAFTAR ISI

Cover ..................................................................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
BAB I...................................................................................................................................
PENDAHULUAN...............................................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................................................

B. Rumusan Masalah........................................................................................................................

C. Tujuan...........................................................................................................................................

D. Manfaat.........................................................................................................................................

BAB II.................................................................................................................................
PEMBAHASAN..................................................................................................................
A. diagnosis perawatan komunitas ……......................................................................................

B. perencanaan program kesehatan komunitas .........................................................................

BAB IV................................................................................................................................
PENUTUP...........................................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................................

B. Saran.............................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I 

PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang a
ktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengk
ajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Dia
gnosa keperawatan mengandung komponen utama, yaitu: Problem (masalah),Etiologi(p
enyebab),Sign and siymptom (tanda dn gejala).

Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta rencana
tindakan untuk mengatasi masalah yang ada tujuan dirumuskan untuk mengatasi atau m
eminimalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan.

Tujuan  terdiri atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek . penetapan tu
juan jangka panjang( tujuan umum /TUM ) mengacu pada bagaimana mengatasi proble
m/masalah P di komunitas sedangkan penetapan Tujuan jangka pendek ( tujuan khusus/
TUK) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi E.
2.1 Rumusan masalah 
a. Apa yang menjadi diagnosis keperawatan  komunitas
b. Apa yang menjadi perencanaan keperawatan komunitas 
3.1 Tujuan penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

     Tujuan umum makalah  ini adalah untuk mengetahui  Diagnose  dan Perencanaan ke
perawatan komunitas

1.3.2 Tujuan Khusus

a.   Menjelaskan Diagnosis keperawatan komunitas

b.  Menjelaskan perencanaan keperawatan komunitas 


1.1  MANFAAT 

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang diagnosis keperawatan komunitas  serta p


erencanaan keperawatan komunitas 
BAB II

PEMBAHASAN
A.  Diagnosa Keperawatan Komunitas

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang a
ktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengk
ajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jad
i diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang statu
s dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Denga
n demikian diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran tentang masalah dan stat
us kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (potensial).
 

Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama, yaitu:


I. Problem (masalah): merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya terjadi.
II. Etiologi(penyebab): menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, yang
meliputi;
a. Perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b. Lingkungan fisik, biologis, psikologis dan sosial.
c. Interaksi perilaku dan lingkungan.
III. Sign and siymptom (tanda dn gejala): 
a. Informasi yang perlu untuk merumuskan masalah
b. Serangkaian petunjuk timbulnya masalah.

Perumusan diagnosa keperawatan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:


1. Dengan rumus PES
Rumus : DK = P + E + S

DK = Diagnosa Keperawatan

P = Problem (Masalah).

E = Etiologi (Penyebab).

S = Sign And Siymptom (Tanda Dan Gejala).


2. Dengan rumus PE

Rumus : DK = P + E

DK = Diagnosa Keperawatan

P = Problem (Masalah).

E = Etiologi (Penyebab).

Jadi menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2 komponen t


ersebut, sambil mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah.
b. Sumber daya yang tersedia dari masyarakat.
c. Partisipasi dan peran serta masyarakat.

Sedangkan diagnosa keperawatan komunitas menurut Mueke, 1984 terdiri dari:


a. Masalah ……… sehat ……….. sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan (epidemiologi triangle).

Logan & dawkins, 1986. Dalam bukunya : Family Centered Nursing In The COM
MUNITY:
a. Diagnosa resiko : …………. (masalah)
b. Diantara : …………. (komunity).
c. Sehubungan dengan : …………. (karakteristik komunity dan lingkungan).
d. Yang dimanifestasikan oleh : …………. (indikator kesehatan / analisa
data).

Contoh diagnosa keperawatan komunitas :


1) Resiko terjadinya diare di RW.02 Ds.Somowinangun Lamongan sehubungan
dengan 
a. Sumber air tidak memenuhi syarat
b. Kebersihan perorangan kuarang
c. Lingkungan yang buruk dimanifestasikan oleh ; banyaknya samapah
yang berserakan, penggunaan sungai sebagai tempat mencuci, mandi dan
pembuangan kotoran (BAB).
2) Tingginya kejadian karies gigi SDN somowinangun lamongan sehubungan
dengan :
a. Kurangnya pemeriksaan gigi
b. Kurangnya flour pada air minum dim,anefestasikan ; 62% karies
dengan inspeksi pada murid-murid SDN Somowinangun Lamongan.
3) Kurangnya gizi pada balita di desa somowinangun lamongan khususnya
RW.I sehubungan dengan:
a. Banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan 
b. Kurangnya jumlah kader
c. Kurangnya jumlah posyandu
d. Kurangnya jumlah pengetahuan masyarakat tentang gizi. 
4) Resiko terjadinya penyakit dapat di cegah dengan imunisasi (PD₃I) didesa
somowinangun RW 2 sehubungan dengan:
a. Cakupan imunisasi rendah
b. Kader kurang
c. Banyaknya drop out imunisasi
5) Terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat (diare, ISPA, DBD)
di desa X, RW Y sehubungan dengan:
a. Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan
b. Terpaparnya lingkungan oleh bermacam polusi
c. Kurangnya kader kesehatan.
6) Resiko terjadi penurunan derajat kesehatan pada usia lanjtu di RW I Ds.
somowinangun lamongan sehubungan dengan :
a. Tidak adanya pembinaan pada usia lanjut
b. Tidak adanya wadah pada usia lanjut untuk meningkatkan kesehatan
usila.
c. Kurangnya informasi tentang kesehatan usia lanjut yang
dimanefestasikan dengan ; jumlah usia lanjut : 200 orang, penyakit yang
diderita usia lanjut : reumatik : 52,8%, hipertensi : 32,42%, katarak ; 7%,
diabetes melitus : 5,2% dll : 3,29% dan usia Lanjut yang memeriksakan
kesehatan tidak teratur : 45,4%.
7) Resiko peningkatan kenakalan remaja di RT.01 RW.06 sehubungan dengan :
a. Kurangnya pengetahuan remaja dan keluarga tentang tugas
perkembangan
b. Wadah organisasi pemuda tidak aktif lagi : karang taruna dan remaja
masjid di tandai dengan : jumlah remaja RW.06 83, remaja dengan
kegiatan negatif 2,69%, merokok, 0,19 minum-minuman keras dan 0,28%
main kartu, banyak remaja mengisi waktu luang berkumpul dengan teman
sebaya : 38,8%, hasil observasi banyak ditemukan remaja berkumpul di
gang-gang jalan, dan dari hasil wawancara di dapatkan cukup banyak
remaja yang mengisi waktu dengan minum-minuman keras dan merokok.
8) Anemia ibu hamil di RW.01 somowinangun Luntas kab. Lamongan
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenal kebutuhan
gizi ibu selama hamil yang dimanifestasikan dengan: 
a. 35,5% ibu hamil mengeluh pusing
b. 25% ibu hamil pucat dan lemah
c. 71,5% menyatakan kebutuhan makanan selama hamil sama dengan saat
tidak hamil, jumlah kader yang aktif hanya : 5 orang, kader tidak tersebar
disemua RT, ada RT yang tidak mau menjadi kader, 60% keluarga
mengolah sayur dipotong dulu baru dicuci, 90% bumil tidak mempunyai
KMS, 75% ibu hamil tidak memperoleh informasi tentang kebutuahn gizi
ibu hamil dan 20% ibu hamil menyatakan kebutuhan gizinya kurang dari
biasanya.
9) Resiko timbulnya penyakit : diare, DHF, Typhoid, ISPA dan lain-lain
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat dalam memelihara
lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan ditandai dengan : 
a. Letak kandang didalam rumah 1,41%
b. Sistem pembuangan air limbah sembarangan 5,71%
c. Jarak pembuangan sampah dengan rumah 30,29%
d. Tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sementara 29,19%
e. Membuang sampah di sembarang tempat 18,86%
f. Tempat penampungan sampah terbuka 58,29%
g. Penampungan air dalam kondisi terbuka 4%
h. Kondisi air berwarna 1,14%
i. Jarak sumber air dengan septik tank kurang dari 10 meter : 10,8%
j. Rumah yang tidak mempunyai jendela 4,57%
k. Rumah yang pencahayaannya remang-remang 10,28%
l. Kasus penyakit yang paling sering diderita batuk pilek 67,42%
10) Potensi masyarakat RW 04 Ds. Somowinangun Lamongan dalam
meningkatkan kesehatan balita berhubungan dengan tingginya kesadaran ibu
terhadap kesehatan balita yang ditunjang keaktifan kader kesehatan dan petugas
yang ditandai dengan : 
a. Hampir seluruhnya balita dibawa ke posyandu setiap bulan (91,14%)
b. Hampir seluruhnya balita telah mendapat imunisasi lengkap (86,08%)
c. Hampir seluruhnya balita memiliki KMS (92,41%)
d. Sebagian besar balita dalam garis hijau (71,23%)
11) Resiko terjadi peningkatan angka kesakitan pada lansia di RW 04
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyrakat dalam memelihara
kesehatan lansia, yang ditandai dengan : 
a. Jumlah lanjut usia ; 51 orang
b. Lansia yang mengalami keluhan penyakit 70,59%
c. Jenis penyakit yag diderita lansia, asma ; 5, 88%, TB paru ; 3,92%,
hipertensi ; 27,45%, DM ; 3,92%, reumatik ; 31,37%, katarak ; 1,95% dan
lain-lain ; 25,49%.
d. Upaya lansia mencegah penyakit ; non medis ; 13,88% dan diobati
sendiri 8,33%
e. Lansia yang tidak mengisi waktu luang dengan kegiatan teratur 23,5%
f. Belum adanya posyandu lansia.

Menurut Komang Ayu Henny Achjar ( 2011 ), diagnosis keperawatan komunitas d


isusun berdasarkan jenis diagnosis , sebagai berikut :
1) Diagnosis sejahtera 

Diagnosis sejahtera/ wellness digunakan bila komunitas mempunyai pote


nsi  untuk di tingkatkan, belum ada data maladaptife. Perumusan diagnosis k
eperawatan komunitas, hanya terdiri dari komponen problem atau P, tanpa k
omponen etiologi atau E.

Contoh :

Potensial peningkatan tumbuh kembang pada balita di RT 05 RW 01 desa


X kecamatan A, ditandai dengan cakupan imunitas 95 % atau (kota 95 %), 8
0 % berat badan balita diatas garis merah KMS, 80 % pendidikan ibu adalah
SMA, cakupan posyandu 85 %.
2) Diagnosis ancaman ( resiko )

Diagnosis resiko digunakan bila belum terdapat paparan masalah keseha


tan, tetapi sudah ditemukan beberapa data maladaptife yang memungkinkan t
imbulnya gangguan. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas resiko ter
diri atas problem atau P, etiologi atau E dan symptom/sign S.

Contoh :

Resiko terjainya konflik psikologis pada warga RT 05 RW 01 desa X ke


camatan A yang berhubungan dengan koping masyarakat yang tidak efektif
yang ditandai dengan pernah terjadi perkelahian antar RT, kegiatan gotongro
yong dan silahturahmi rutin RW jarang dilakukan, penyuluhan kesehatan ter
kait kesehatan jiwa belum pernah dilakukan, masyarakat sering berkumpul d
engan melakukan kegiatan yang tidak positif seperti berjudi.
3) Diagnosis aktual ( gangguan )

Diagnosis gangguan ditegakkan bila sudah timbul gangguan atau masala


h kesehatan dikomunitas yang didukung oleh beberapa maladaptive. Perumu
san diagnose keperawatan komunitas aktual atau gangguan terdiri dari proble
m atau P, etiologi atau E, Symptom/ sign S.

Contoh :

Gangguan/masalah kesehatan reproduksi pada agregat remaja yang berh


ubungan dengan kurangnya kebiasaan hygiene personal, ditandai dengan 92
% remaja mengalami keputihan patologis, upaya yang dilkukan remaja dala
m mengatasi keputihan 80 % didiamkan saja, 92% remaja mengatakan belu
m pernah memperoleh informasi kesehatan reproduksi dari petugas kesehata
n.

 
2.2   Perencanaan Keperawatan Komunitas

Menurut Komang Ayu Henny Achjar ( 2011 ),tahap berikut setelah merumus
kan diagnosis keperawatan komunitas adalah melakukan perencanaan . Perencana
an diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta rencana tindakan u
ntuk mengatasi masalah yang ada tujuan dirumuskan untuk mengatasi atau memin
imalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan . Pe
ncegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekun
der untuk memperkuat garis pertahanan normal, dan pencegahan tersier untuk me
mperkuat garis pertahanan resistan 

Tujuan  terdiri atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek . penetap
an tujuan jangka panjang( tujuan umum /TUM ) mengacu pada bagaimana mengat
asi problem/masalah P di komunitas sedangkan penetapan Tujuan jangka pendek (
tujuan khusus/TUK) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi E.

Contoh :

Diagnosis keperawatan komunitas TUM TUK


a. Pengetahuan remaja
Resiko meningkatnya kejadian infert Tidak terjadi ganggu terkait kesehatan
ilitas pada agregat remaja putri di wi an infertilitas pada ag reproduksi meningkat
layah X Yang berhubungan dengan   regat remaja putrid di dari…% menjadi …%
tingginya kejadian gangguan organ r .. b. Menurunnya jumlah
eproduksi remaja dan kurangnya keb siswi yang mengalami
iasaan perawatan organ  reproduksi r keputihan dari…%
menjadi…%
emaja . c. Terjadi peningkatan
perilaku remaja
terkait kebiasaan
perawatan organ
reproduksi sehari- hari
dari….% menjadi … %
d. Remaja sudah
memanfaatkan layanan
UKS untuk membantu
mengatasi masalah
remaja 
a) Terjadi peningkatan
Tingginya angka TB di wilayah … y Meningkatnya kema pengetahuan keluarga
ang berhubungan dengan tidak adek ndirian masyarakat di tentang penanganan
uatnya penggunaan fasilitas layanan … dalam menolong TB dari … % menjadi
kesehatan untuk penanggulangan TB dirinya sendiri agar t … %.
dan ketebatasan kualitas sarana pela erhindar dari penyeb b) Terjadi peningkatan
yanan TB. aran TB. kualitas sarana
kesehatan untuk
  penanggulangan TB.
c) Penemuan kasus TB
  secara mandiri oleh
masyarakat.

Menurut Deden dermawan ( 2012 ), Perencanaan keperawatan adalah penyus


unan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi mas
alah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terp
enuhinya kebutuhan pasien.

Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasark


an diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang dis
usun harus mencakup :
1) Perumusan tujuan 

Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sbb :


a. Berfokus pada masyarakat
b. Jelas dan singkat
c. Dapat diukur dan diobservasi
d. Realistik
e. Ada target waktu
f. Melibatkan peran serta masyarakat

Dalam pencapaian tujuan harus memenuhi kriteria yang mencakup :

T = S + P + K.1 + K.2

Ket :

S: subyek

P: predikat

K.1: kondisi

k.2: kriteria

selain itu dalam perumusan tujuan :


a. Dibuat berdasarkan goal = sasaran dibagi hasil akhir yang diharapakan
b. Perilaku yang diharapkan berubah
c. S: specific
d. M: measurable (dapat diukur)
e. A: attainable (dapat dicapai)
f. R: relevant/Realistic (sesuai/nyata)
g. T: Time-Bound (waktu tertentu)
h. S: sustainable (berkelanjutan).
2) Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan

Langkah-langkah dalam perencanaan perawat kesehatan masyarakat :


a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
b. Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusunperencanaan
melalui kegiatan ; musyawarah masyarakat desa atau lokaraya mini.
d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia.
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan
yang sangat dirasakan masyarakat
f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistik
h. Disusun secara berurutan. 
3) Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan.

     Penentuan kriteria dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah sbb :


a) Menggunakan kata kerja yang tepat
b) Dapat dimodifikasikan
c) Bersifat spesifik
1. Siapa yang melakukan?
2. Apa yang dilakukan ?
3. Dimana dilakukan ?
4. Kapan dilakukan ?
5. Bagaimana melakukan ?
6. Frekuensi melakukan ?

 B. PERENCANAAN PROGRAM KESEHATAN KOMUNITAS

Perencanaan merupakan fungsi pertama dalam fungsi pokok manajemen, yang


mendahului fungsi pengorganisasian, ketenagaan, kepemimpinan, dan pengendalian
yang dimaksudkan untuk membantu tercapainya tujuan organisasi. Menurut Terry
(1977), perencanaan adalah penentuan dan penghubungan fakta-fakta serta
pembentukan dan penggunaan asumsi tentang masa depan dalam formulasi aktivitas-
aktivitas yang dianggap penting untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Koontz dan
O’Donnel (1968) mendefinisikan perencanaan sebagai sebuah proses intelektual;
membutuhkan penentuan terus menerus dari urutan aksi dan pendasaran keputusan pada
tujuan, pengetahuan dan perkiraan-perkiraan terukur. 4,5

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa perencanaan adalah suatu proses yang
menghasilkan suatu uraian yang terinci dan lengkap tentang suatu program atau
kegiatan yang akan dilaksanakan.

Jadi perencanaan program kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-
masalah di bidang kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan
dari sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan
menyusun langkah-langkah praktis untnk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah sudah dilakukan berdasarkan
fakta-fakta yang diungkap menggunakan data untuk menunjang perumusan masalah.3

 Ciri-ciri, pendekatan dan bentuk perencanaan

Penyususnan perencanaan yang baik harus memperhatikan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan

Perencanaan dibuat untuk dilaksanakan, apabila hasilnya telah dinilai dilanjutkan lagi
dengan perencanaan, demikian seterusnya sehingga terbentuk suatu spiral yang tidak
mengenal titik akhir.

b. Berorientasi pada masa depan

Artinya hasil pelaksanaan perencanaan tersebut akan mendatangkan berbagai kebaikan


tidak hanya pada saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang.
c. Mampu menyelesaikan masalah

Penyelesaian masalah dilakukan secara bertahap, yang harus tercermin pada pentahapan
perencanaan yang akan datang.

d. Mempunyai tujuan

Perencanaan harus mempunyai tujuan yang dicantumkan secara jelas. Tujuan biasanya
dibedakan menjadi dua yakni tujuan umum yang berisikan uraian secara garis besar dan
tujuan khusus yang berisikan uraian lebih spesifik.

e. Bersifat mampu mengelola

Artinya bersifat wajar, logis objektif, jelas runtun fleksibel serta telah disesuaikan
dengan sumber daya.

Bentuk perencanaan kesehatan antara lain perencanaan kebijaksanaan pembangunan


kesehatan, perencanaan program pembangunan kesehatan dan perencanaan
operasional/kegiatan pelaksanaan kesehatan. Menurut Wijono, 1997 Pendekatan
perencanaan kesehatan mengutamakan tiga hal yaitu: (1) pendekatan wawasan nasional,
(2) pendekatan epidemiologi dan (3) pendekatan sumber daya manusia.8

 Jenis Perencanaan

Perencanaan ditinjau dari jangka waktu berlakunya rencana dibagi menjadi tiga
yaitu:1,4

a. Perencanaan jangka panjang (long-range planning)

Perencanaan jangka panjang jika masa berlakunya rencana tersebut antara 12 sampai 20
tahun.

b. Perencanaan jangka menengah (medium-range planning)

Perencanaan jangka menengah jika masa berlakunya rencana tersebut antara 5 sampai 7
tahun.

c. Perencanaan jangka pendek (short-range planning)

Perencanaan jangka pendek jika masa berlakunya rencana tersebut antara 1 tahun.

Adapun perencanaan ditinjau dari tingkatan rencana terdiri dari :1

a. Perencanaan induk (master planning)


Rencana yang dihasilkan lebih menitikberatkan pada aspek kebijakan, mempunyai
ruang lingkup yang amat luas serta berlaku untuk jangka waktu yang panjang.

b. Perencanaan operasional (operational planning)

Rencana yang dihasilkan lebih menitikberatkan pada aspek pedoman pelaksanaan yang
akan dipakai sebagai petunjuk pada waktu melaksanakan kegiatan.

c. Perencanaan harian (day to day planning)

Rencana yang dihasilkan telah disusun rinci, biasanya disusun untuk program yang telah
bersifat rutin.

 Model Perencanaan

Prinsip-prinsip dalam perencanaan sangat tergantung pada asumsi dan tujuan dari
perencanaan. Asumsi dan tujuan dari perencanaan tidak ada yang seragam melainkan
tergantung pada model perencanaan. Adapun beberapa model-model perencanaan
antara lain 4

a. Model Rasional Komprehensif

Prinsip utama dalam model ini bahwa perencanaan merupakan suatu proses yang teratur
dan logis sejak dari diagnosis masalah sampai pada pelaksanaan kegiatan atau
penerapan program. Model ini sangat menekankan pada aspek teknis metodologis yang
didasarkan atas fakta-fakta, teori-teori dan nilai-nilai tertentu yang relevan. Pada model
ini, masalah yang ditemukan harus didiagnosis, ditentukan pemecahannya melalui
perancangan program yang komprehensif, kemudian diuji efektivitasnya sehingga
diperoleh cara pemecahan masalah dan pencapaian tujuan yang baik.4

b. Model Inkremental (penambahan)

Prinsip utama model ini mensyaratkan bahwa perubahan perubahan yang diharapkan
dari perencanaan tidak bersifat radikal, melainkan perubahan-perubahan kecil atau
penambahan penambahan pada aspek-aspek program yang sudah ada. Model ini
menyarankan bahwa perencanaan tidak perlu menentukan tujuan-tujuan dan kemudian
menentukan kebijakan-kebijakan untuk mencapainya, yang diperlukan menentukan
pilihan terhadap kebijakan yang berbeda secara marginal saja.4

c. Model Pengamatan Terpadu

Model pengamatan terpadu atau penyelidikan campuran (mixed scanning model)


dikembangkan Amitai Etzioni, yang merupakan jalan tengah dari model rasional
komprehensif dan model inkremental, yang memadukan unsur-unsur yang terdapat pada
kedua pendekatan tersebut. Keputusan yang fundamental dilakukan dengan menjajaki
alternatif-alternatif utama dihubungkan dengan tujuan, tetapi tidak seperti pendekatan
rasional hal-hal yang detail dan spesifikasi diabaikan sehingga pandangan yang
menyeluruh dapat diperoleh. Adapun keputusan yang bersifat tambahan atau
inkremental dibuat di dalam konteks yang ditentukan oleh keputusan-keputusan
fundamental.4

d. Model Transaksi

Pada model ini menekankan bahwa perencanaan melibatkan proses interaksi dan
komunikasi antara perencana dan para penerima pelayanan. Oleh karena itu, model ini
menyarankan bahwa perencanaan harus dapat menutup jurang komunikasi antara
perencana dan penerima pelayanan yang membutuhkan rencana program.

 Ruang lingkup Perencanaan

a. Rencana strategis (strategic planning), berisikan uraian tentang kebijakan tujuan


jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang lama. Model rencana ini sulit untuk
diubah. Misalnya : visi, misi, strategi serta kebijakan.

b. Rencana taktis (tactical planning) ialah rencana yang berisi uraian yang bersifat
jangka pendek, mudah menyesuaikan kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak
berubah.

c. Rencana menyeluruh (comprehensive planning) ialah rencana yang mengandung


uraian secara menyeluruh dan lengkap

d. Rencana terintegrasi (integrated planning) ialah rencana yang mengandung uraian


yang menyeluruh bersifat terpadu, misalnya dengan program lain diluar kesehatan.
 

BAB III

 PENUTUP
A. Kesimpulan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik ya


ng aktual maupun potensial pada penetapan diagnosis keperawatan  mengandung t
iga komponen utama yaitu Problem, etiologi,symptom/sign. Menurut Komang Ay
u Henny Achjar ( 2011 , Diagnosis keperawatan komunitas disusun berdasarkan je
nis diagnosis , sebagai berikut : Diagnosis sejahtera , Diagnosis ancaman ( resiko )
 Diagnosis aktual ( gangguan ).

Menurut Komang Ayu Henny Achjar ( 2011 ),tahap berikut setelah merumus
kan diagnosis keperawatan komunitas adalah melakukan perencanaan . Perencana
an diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta rencana tindakan u
ntuk mengatasi masalah yang ada tujuan dirumuskan untuk mengatasi atau memin
imalkan stressor dan intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan . Pe
ncegahan primer untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekun
der untuk memperkuat garis pertahanan normal, dan pencegahan tersier untuk me
mperkuat garis pertahanan resistan 

Tujuan  terdiri atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek . penetap
an tujuan jangka panjang( tujuan umum /TUM ) mengacu pada bagaimana mengat
asi problem/masalah P di komunitas sedangkan penetapan Tujuan jangka pendek (
tujuan khusus/TUK) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi E.

Perencanaan adalah suatu proses ilmiah yang menghasilkan suatu uraian yan
g terinci dan lengkap tentang suatu program atau kegiatan yang akan dilaksanakan
Perencanaan program kesehatan banyak jenisnya, dan dibagi sesuai dengan jangk
a waktu, tingkatan dan ruang lingkup perencanaan itu, namun suatu perencanaan b
isa memiliki sifat masing-masing. Proses perencanaan program kesehatan dibagi d
alam beberapa langkah umum: identifikasi masalah, menetapkan prioritas masalah
menetapkan tujuan, menetapkan rencana kegiatan, menetapkan sasaran, menetapk
an waktu, menentukan organasisasi dan staf yang digunakan saat kegiatan, membu
at rencana anggaran dan terakhir ditutup dengan membuat rencana evaluasi.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini yang berjudul “Diagnosis keperawatan komunitas


dan perencanaan progam kesehatan”diharapkan pembaca dapat memahami dan
bermanfaat
DAFTAR PUSTAKA

Komang Ayu Henny Achjar  2011 .Asuhan keperawatan komunitas teori dan praktik.J


akarta : EGC https://id.scribd.com/document/372377249/PERENCANAAN-PROGRA
M-KESEHATAN

 Dermawan, Dede. 2012.  Buku ajar keperawatan komunitas,   : Jogjakarta ; Gosyen


Pupblising

Anda mungkin juga menyukai