Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN TERAPI KOMPLEMENTER

Disusun Oleh Kelompok VII :


1. Junianti Banne Toding (P2012020)
2. Vivian Lesnussa (P2012029)
3. Welmina Tetekay (P2012033)
4. Yoan Tetikay (P2012036)

YAYASAN BANGUN PRIMA PERSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA AMBON
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2023

KATA PENGANTAR

1
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas limpahan rahmat, taufiq
dan hidayah-Nya, kami kelompok 7 dapat meyelesaikan makalah ini sesuai apa yang diharapkan
dengan tepat waktu.
Makalah ini berisi materi tentang “Asuhan Keperawatan Terapi Komplementer” . Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II.
Penulisan makalah ini diperoleh dari beberapa sumber pada pengumpulan beberapa daftar
pustaka yang ada pada beberapa media buku. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami kelompok 7 dengan senang hati akan
menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Akhir kata, harapan penulis semoga makalah ini memberi manfaat bagi pembaca dan semua
pihak yang membutuhkan.

Ambon,19 Mei 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Definisi dari Terapi Komplementer......................................................2
B. Jenis-Jenis Terapi Komplementer.........................................................3
C. Klasifikasi Terapi Komplementer.........................................................3
D. Fokus Terapi Komplementer................................................................3
E. Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer.......................................4
BAB III PENUTUP.........................................................................................5
A. Kesimpulan...........................................................................................5
B. Saran.....................................................................................................5

Daftar Pustaka

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern (Andrews et al., 1999). Terminologi ini dikenal sebagai terapi
modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan
kesehatan (Crips & Taylor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya
dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi
individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan
pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004).
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara.
Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting dalam pelayanan
kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder & Lindquis, 2002). Estimasi di
Amerika Serikat 627 juta orang adalah pengguna terapi alternatif dan 386 juta orang yang
mengunjungi praktik konvensional (Smith et al., 2004). Data lain menyebutkan terjadi
peningkatan jumlah pengguna terapi komplementer di Amerika dari 33% pada tahun
1991 menjadi 42% di tahun 1997 (Eisenberg, 1998 dalam Snyder & Lindquis, 2002).
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat. Di
berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang terapi
komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter ataupun perawat.
Masyarakat mengajak dialog perawat untuk penggunaan terapi alternatif (Smith et al.,
2004). Hal ini terjadi karena klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan
pilihannya, sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien.
Hal ini dapat menjadi peluang bagi perawat untuk berperan memberikan terapi
komplementer.

B. Rumusan masalah
1. Apa Definisi dari Terapi Komplementer ?
2. Apa Jenis-Jenis Terapi Komplementer ?
3. Apa Klasifikasi Terapi Komplementer ?
4. Bagaimana Fokus Terapi Komplementer ?
5. Bagaimana Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer ?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan Memahami Definisi dari Terapi Komplementer.
2. Mengetahui dan Memahami Jenis-Jenis Terapi Komplementer.
3. Mengetahui Klasifikasi Terapi Komplementer.
4. Memahami Fokus Terapi Komplementer.
1
5. Memahami Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Terapi Komplementer


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk memulihkan
kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit.
Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan. Pengobatan
komplementer dilakukan dengan tujuan melengkapi pengobatan medis konvensional dan
bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia.
Standar praktek pengobatan komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan,
sehingga untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer
tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah
pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun -
temurun pada suatu negara. Terapi komplementer adalah sebuah kelompok dari macam –
macam sistem pengobatan dan perawatan kesehatan, praktik dan produk yang secara
umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional (Widyatuti, 2012).
Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain
luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas, praktik
dan ditandai dengan teori dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan
kesehatan yang umum di masyarakat atau budaya yang ada (Complementary and
alternative medicine/CAM Research Methodology Conference, 1997 dalam Snyder &
Lindquis, 2002). Terapi komplementer dan alternatif termasuk didalamnya seluruh
praktik dan ide yang didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan
penyakit atau promosi kesehatan dan kesejahteraan. Definisi tersebut menunjukkan terapi
komplemeter sebagai pengembangan terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan
dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek biologis,
psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada yang telah lulus
uji klinis sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai dengan
prinsip keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk yang holistik (bio,
psiko, sosial, dan spiritual). Prinsip holistik pada keperawatan ini perlu didukung
kemampuan perawat dalam menguasai berbagai bentuk terapi keperawatan termasuk
terapi komplementer. Penerapan terapi komplementer pada keperawatan perlu mengacu
kembali pada teori-teori yang mendasari praktik keperawatan. Misalnya teori Rogers
yang memandang manusia sebagai sistem terbuka, kompleks, mempunyai berbagai
dimensi dan energi. Teori ini dapat mengembangkan pengobatan tradisional yang
menggunakan energi misalnya tai chi, chikung, dan reiki.
Teori keperawatan yang ada dapat dijadikan dasar bagi perawat dalam mengembangkan
terapi komplementer misalnya teori transkultural yang dalam praktiknya mengaitkan ilmu
2
fisiologi, anatomi, patofisiologi, dan lain-lain. Hal ini didukung dalam catatan
keperawatan Florence Nightingale yang telah menekankan pentingnya mengembangkan
lingkungan untuk penyembuhan dan pentingnya terapi seperti musik dalam proses
penyembuhan. Selain itu, terapi komplementer meningkatkan kesempatan perawat dalam
menunjukkan caring pada klien (Snyder & Lindquis, 2002).

B. Jenis – Jenis Terapi Komplementer


1. Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti ayurveda dan akupuntur.
2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.
3. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki
4. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
5. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral

C. Klasifikasi Terapi Komplementer


1. Mind-body therapy : intervensi dengan teknik untuk memfasilitasi kapasitas berpikir
yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi berpikir yang mempengaruhi fisik dan
fungsi tubuh (imagery, yoga, terapi musik, berdoa, journaling, biofeedback, humor, tai
chi, dan hypnoterapy).
2. Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem pelayanan kesehatan yang mengembangkan
pendekatan pelayanan biomedis (cundarismo,homeopathy, nautraphaty).
3. Terapi biologis yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilnya, misalnya herbal
dan makanan.
4. Terapi manipulatif dan sistem tubuh (didasari oleh manupulasi dan pergerakan tubuh
misalnya kiropraksi, macam-macam pijat, rolfiing,terapi cahaya dan warna, serta
hidroterapi.
5. Terapi energi: terapi yang berfokus pada energi tubuh (biofields) atau mendapatkan
energi dari luar tubuh (terapi sentuhan, reiki, external qi gong magnet) terapi ini
kombinasi antar energi dan bioelektromagnetik.

D. Fokus Terapi Komplementer


1. Pasien dengan penyakit jantung.
2. Pasien dengan autis dan hiperaktif
3. Pasien kanker

3
E. Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer
1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan
Didukung oleh teori keperawatan berdasarkan Teori Orem (1971),tujuan keperawatan
adalah untuk merawat dan membantu klien mencapai perawatan diri secara total.
Nightingale (1860) Tujuan keperawatan untuk fasilitasi proses penyebuhan tubuh
dengan memanipulasi lingkungan klien. Rogers (1970) untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan,mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien
yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistic keperawatan.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncakan dan dilaksanakan tindakan
yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi
tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang
sederhana sampai dengan kompleks.
2. Peran Sebagai Advokat (Pembela) Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan berkaitan
dengan terapi komplementer yang diberikan kepada pasiennya, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan
sebaik- baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk
menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3. Peran edukator
Didukung oleh Teori Peplau (1952),Tujuan keperawatan untuk mengembangkan
interaksi antara perawat dan klien. King(1971), tujuan keperawatan untuk
memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien mencapai kembali adaptasi secara
positif terhadap lingkungan. Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan mengenai terapi komplementer, gejala
penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari
klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Peran researcher
Mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai
dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
BAB III
PENUT
UP

A. Kesimpulan
4
Masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya terapi tradisional seperti akupuntur dan
lainnya yang telah berkembang lama. Kenyataannya klien yang berobat di berbagai
jenjang pelayanan kesehatan tidak hanya menggunakan pengobatan Barat (obat kimia)
tetapi secara mandiri memadukan terapi tersebut yang dikenal dengan terapi
komplementer. Perkembangan terapi komplementer atau alternatif sudah luas, termasuk
didalamnya orang yang terlibat dalam memberi pengobatan karena banyaknya
profesional kesehatan dan terapis selain dokter umum yang terlibat dalam terapi
komplementer. Hal ini dapat meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan melalui
penelitian-penelitian yang dapat memfasilitasi terapi komplementer agar menjadi lebih
dapat dipertanggungjawabkan.

B. Saran
Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta berpartisipasi dalam
terapi komplementer. Peran yang dijalankan sesuai dengan peran-peran yang ada. Arah
perkembangan kebutuhan masyarakat dan keilmuan mendukung untuk meningkatkan
peran perawat dalam terapi komplementer karena pada kenyataannya, beberapa terapi
keperawatan yang berkembang diawali dari alternatif atau tradisional terapi. Kenyataan
yang ada, buku- buku keperawatan membahas terapi komplementer sebagai isu praktik
keperawatan abad ke-21. Isu ini dibahas dari aspek pengembangan kebijakan, praktik
keperawatan, pendidikan, dan riset. Apabila isu ini berkembang dan terlaksana terutama
oleh perawat yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan tentang terapi
komplementer, diharapkan akan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan sehingga
kepuasan klien dan perawat secara bersama- sama dapat meningkat.

5
DAFTAR PUSTAKA

Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis, J.A., & Johnson, P.H. (1999). Nurse’s
handbook of alternative and complementary therapies. Pennsylvania: Springhouse.
Fontaine, K.L. (2005). Complementary & alternative therapies for nursing practice. 2th ed.
New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Stanhope, M. & Lancaster, J. (2004). Community & public health nursing. 6th ed. St. Louis:
Mosby Inc.
Widyatuti, W. 2008.Terapi Komplementer dalam Keperawatan. Diakses dari :
http://www.jki.ui.ac.id/index.php/jki/article.
https://www.academia.edu/31990468/Tugas Terapi Komplementer.

Anda mungkin juga menyukai