Anda di halaman 1dari 37

KEPERAWATAN KOMUNITAS II

Dosen Pengampu : Ns. Sang Ayu Made Adyani, M.Kep., Sp.Kep.Kom

“Terapi Komplementer Dalam Keperawatan Komunitas”

Disusun Oleh :

KELAS TUTOR D

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga akhirnya saya dapat
membuat makalah Keperawatan Komunitas II.

Makalah yang berjudul “Terapi Komplementer Dalam Keperawatan


Komunitas” ditulis untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Keperawatan Komunitas II

Pada kesempatan yang baik ini, saya menyampaikan rasa hormat dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada saya dalam pembuatan makalah ini
terutama kepada :

1. Ibu Ns. Sang Ayu Made Adyani, M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku dosen
pada mata kuliah Keperawatan Komunitas II.

2. Orang tua kami yang telah memberikan semangat, dukungan serta doa
untuk menyelesaikan makalah ini

3. Rekan satu kelas tutorial yang telah mendukung dalam


menyelesaikan makalah ini

Jakarta, 17 Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................3

BAB I...................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................................1

I.1Latar belakang....................................................................................................1

BAB II .................................................................................................................................3

II.1. Definisi Terapi Komplementer dalam Keperawatan......................................3

II.2. Jenis-Jenis Terapi Komplementer dalam Keperawatan Komunitas...............4

II.3. Fokus Terapi Komplementer dalam Keperawatan Komunitas.......................7

II.4. Peran Perawat dalam Terapi Komplementer dalam Keperawatan Komunitas


................................................................................................................................9

II.5. Teknik Terapi Komplementer dalam Keperawatan Komunitas...................11

BAB III...............................................................................................................................15

PENUTUP...................................................................................................................15

III.1. Simpulan................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................16

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1Latar belakang
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam
pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern (Andrews et al, 1999). Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas
atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan (Crips &
Taylor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan
holistilk Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara
menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu umtuk mengintegrasikan pikiran, badan,
dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al, 2004).
Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan banyak negara.
Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan
di Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder & Lindquis, 2002). Estimasi di Amerika
Serikat 627 juta orang adalah pengguna terapi alternatif dan 386 juta orang yang
mengunjungi praktik konvensional (Smith et al., 2004). Data lain menyebutkan terjadi
peningkatan jumlah pengguna terapi komplementer di Amerika dan 33 % pada tahun 1991
menjadi 42 % di tahun 1997 ( Eisenberg , 1998 dalam Snyder & Lindquis , 2002 ) .
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat. Di
berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang terapi
komplementer atau alternatif pada perugas kesehatan seperti dokcter ataupun perawat
Masyarakat mengajak dialog perawat unnuk penggunaan terapi alternatif (Smith et al., 2004)
Hal ini terjadi karena ldien ingin mandapatican pelayanan yang sesuiai dengan pilihannya,
sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien. Hal ini dapat
menjadi peluang bagi perawar unnik berperan memberikan terapi komplementer

I.2. Tujuan penulisan


a. Dapat memahami definisi terapi komplementer dalam keperawatan komunitas
b. Dapat memahami jenis-jenis terapi komplementer dalam keperawatan komunitas

1
c. Dapat memahami focus terapi komplementer dalam keperawatan komunitas
d. Dapat memahami peran perawat dalam terapi komplementer dalam keperawatan
komunitas
e. Dapat memahami teknik terapi komplementer dalam keperawatan komunitas

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Definisi Terapi Komplementer dalam Keperawatan


Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah
pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk
Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan
pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang
sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun- temurun pada suatu negara.
Tapi di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan
komplementer.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan komplementer
tradisional-alternatif adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan
efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum diterima dalam
kedokteran konvensional. Dalam penyelenggaraannya harus sinergi dan terintegrasi dengan
pelayanan pengobatan konvensional dengan tenaga pelaksananya dokter, dokter gigi dan
tenaga kesehatan lainnya yang memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan komplementer
tradisional- alternatif.
Terapi Komplementer merupakan metode penyembuhan yang caranya berbeda dari
pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat kimia dan operasi,
yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Banyak terapi modalitas yang digunakan pada
terapi komplementer mirip dengan tindakan keperawatan seperti teknik sentuhan, masase dan
manajemen stress. Terapi komplementer merupakan terapi tambahan bersamaan dengan
terapi utama dan berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan
kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan.
Jadi, Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawaratan yang
menerapkanpengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakatmeliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
3 Error: Reference source not found
berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitashidup, dan
berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan.

II.2. Jenis-Jenis Terapi Komplementer dalam Keperawatan Komunitas


Pengobatan Komplementer adalah pengobatan non konvensional yang bukan berasal dari
Negara yang bersangkutan (WHO). Berikut adalah jenis-jenis dari terapi komplementer:

II.2.1. System medis Alternatif

a. Akupuntur
Suatu metode tradisional China yang menghasilkan analgesia atau perubahan fungsi
system tubuh dengan cara memasukan jarum tipis sepanjang rangkaian garis atau jalur yang
disebut meredian. Manipulasi jarum langsung pada meridian energi akan mempengaruhi
organ internal dalam dengan pengalihan qi.
b. Ayurveda
System pengobatan tradisional Hindu yang memkombinasikan obat herbal, obat
pencahar dan minyak gosok.
c. Pengobatan Homeopatic
System mengobatan medis yang didasari pada teori bahwa penyakit tertentu dapat
diobati dengan memberikan dosis kecil substansi yang ada pada individu sehat akan
menghasilkan gejala seperti penyakit.
d. Pengobatan Naturopatik
System pengobatan didasari pada makanan alami, cahaya, kehangatan, pijatan air segar,
olah raga teratur dan menghindari pengobatan, mengenali kemampuan menyembuhkan
tubuh alami.
e. Pengobatan Tradisional China
Kumpulan teknik dan metode sistematik termasuk akupuntur, pengobatan herbal,
pijatan, akupreser, moxibustion (menggunakan panas dari herbal yang dibakar), qigong
(menyeimbangkan aliran energi melalui gerakan tubuh).

4 Error: Reference source not found


II.2.2 Terapi Biologis
Menggunakan substansi alam seperti herbal, makanan dan vitamin.
a. Zona
Progam diet yang memerlukan makanan berprotein, karbohidrat dan lemak dengan
perbandingan 30:40:30.Digunakan untuk menyeimbangkan insulin dan hormone lain untuk
kesehatan yang optimal.
b. Diet Mikrobiotik
Diutamakan diet vegetarian.
c. Pengobatan Ortomolekuler
Meningkatkan nutrisi seperti vitamin c dan bertakoren.

II.2.3 Manipulasi Dan Metode Didasari Tubuh


Didasari pada manipulasi dari atau penggerakan dari satu atau lebih bagian tubuh.
a. Akupresur
Teknik terapetik mempergunakan tekanan digital dalam cara tertentu pada titik yang
dibuat pada tubuh untuk mengurangi rasa nyeri menghasilkan analgesic atau mengatur
fungsi tubuh.
b. Pengobatan Kiropratik
System terapi yang melibatkan manipulasi kolumna spinalis dan memasukan
fisiotherapy dan terapi cliet.
c. Metode Feldenkrais
Terapi alternatif yang didasarkan pada citra tubuh yang baik melalui perbaikan
pergerakan tubuh.
d. Tai chi
Terapi alternatif yang menghubungkan pernafasan, pergerakan dan meditasi untuk
membersihkan, memperkuat dan sirkulasi energi dan darah kehidupan yang penting.
e. Terapi Pijat
Manipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan atau meremas untuk meningkatkan
sirkulasi, memperbaiki sifat otot dan relaksasi.

5 Error: Reference source not found


f. Sentuhan Ringan
Sentuhan pada klien dengan cara yang tepat dan halus untuk membuat hubungan
menunjukkan penerimaan dan memberikan penghargaan.

II.2.4 Intervensi tubuh dan pikiran


Menggunakan berbagai teknik yang di buat untuk meningkatkan kapasitas pikiran untuk
mempengaruhi tubuh.
a. Terapi Seni
Menggunakan seni untuk mendamaikan konflik emosional, meningkatkan kewaspadaan
diri dan mengungkapkan masalah yang tidak di katakan dan didasari klien penyakit mereka.
b. Umpan balik biologis
Suatu proses yang memberikan individu dengan informasi visual dan suara tentang
fungsi fisiologis otonomi tubuh.

II.2.5 Intervensi Tubuh – Pikiran


Menggunakan berbagai teknik yng dibuat untuk meningkatkan kapasitas pikiran guna
mempengaruhi fungsi dan gejala tubuh.
a. Terapi Dansa
Sarana memperdalam dan memperkuat terapi karena merupakan ekspresi langsung dari
pikiran dan tubuh.
b. Terapi Pernafasan
Menggunakan segala jenis pola pernafasan untuk merelaxasi, memperkuat atau
membuka jalur emosional.
c. Imajinasi Terbimbing
Teknik terapeutik untuk mengobati kondisi patologis dengan berkonsentrasi pada
imajinasi atau serangkaian gambar.
d. Meditasi
Praktik yang ditujukan pada diri untuk merelaxasi tubuh dan menenangkan pikiran
menggunakan ritme pernafasan yang berfokus.

e. Terapi Musik
6 Error: Reference source not found
Menggunakan music untuk menunjukkan kebutuhan fisik, psikologis, kogniti dan sosial
individu yang menderita cacat dan peny.
f. Usaha Pemulihan (doa)
Berbagai teknik yang menggunakan dalam banyak budaya yang menggabungkan
pelayanan, kesabaran, cinta atau empati dengan target doa.
g. Psikoterapi
Pengobatan kelainan mental dan emosional dengan teknik psikologi
h. Yoga
Teknik yang befokus pada susunan otot, postur, mekanisme pernafasan dan kesadaran
tubuh.

II.3. Fokus Terapi Komplementer dalam Keperawatan Komunitas


Perawat penting mengenal terapi komplementer, karena masyarakat termasuk di Indonesia masih
banyak yang mengguakan terapi tradisional. Menurut pengalaman penulis selama praktik
keperawatan di masyarakat lebih banyak melakukan tindakan awal dengan cara tradisional sebelum
pergi ke pelayanan kesehatan, sehingga perlu pengetahuan yang cukup untuk membantu masyarakat
dalam memberi informasi berbagai jenis tindakan. Klien dapat memilih tindakan yang tepat sesuai
dengan masalah yang dialaminya. Perawat yang menguasai terapi komplementer juga dapat
memberikan tindakan sesuai kebutuhan klien. Hal ini sesuai dengan tujuan penyelenggaraan terapi
komplementer dan alternatif yaitu memberi perlindungan kepada klien , mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan serta member kepastian hukum kepada masyarakat dan
tenaga penggobatannya ( Permenkes RI No.1109.2007). Kondisi saat ini sudah banyak perawat yang
mengenal dan kompeten melakukan terapi komplementer di Indonesia.
Perawat yang melakukan tindakan terapi komplementer perlu diintergrasikan ke dalam Asuhan
keperawatan klien sebagai pelengkap tindakan keperawatan kepada klien. Hal ini didasari oleh
Undang-undang keperawatan No. 38 tahun 2014 pasal 30 yang menjelaskan tentang tugas dan
wewenang perawat dalam penatalaksaan tindakan komplementer dan alternative. Perawat juga harus
mengaplikasikan prinsip keperawatan selama melaksanakan terapi komplementer.
Prinsip keperawatan yang perlu diaplikasikan dalam melaksana terapi komplementer dan
alternative adalah holistic, komprehensif dan kontinum. Prinsip holistik pada terapi komplementer
sesuai dengan pendekatan perawat yang mengacu pada kebutuhan biologis, psikologis, social ,
kultural, dan spiritual ( Berman, et al 2015; Potter Perry, Stockert & Hall 2013). Artinya perawat
dalam melaksanakan terapi komplementer perlu berorientasi pada pemenuhan kebutuhan bio-psiko-
7 Error: Reference source not found
sosio kultural dan spiritual klien. Perawat dapat menggunakan prinsip ini karena mengakui adanya
kemampuan alami dalam pemulihan tubuh dengan menggabungkan berbagai intervensi sebagai
komplementer termasuk terapi music, life review, relaksasi, healingtouch, dan guided imaginery
( imajinasi tertuntun) karena terapi tersebut menyesuaikan kondisi dan kemampuan klien, non invasif
yang ekonomis dan non farmokologi ( Potter Perry, Stockert & Hall ). Pandangan yang memenuhi
semua aspek ini dapat diterapkan dalam berbagai level pencegahan.
Level pencegahan terdiri dari primer, sekunder dan tersier ( Edelman& Mandle,2010). Terapi
komplementer dapat dilaksanakan disemua level pencegahan missal seseorang yang ingin lebih sehat
dengan konsumsi suplemen nutrisi, pencegahan sekunder misalnya menggunakan herbal untuk
menyembuhkan penyakitnya dan contoh tersier menggunakan massae untuk membantu anggota gerak
yang lumpuh untuk meningkatkan fungsi dan mempertahankan tubuhnya. Terapi komplementer
mengajarkan individu untuk mengubah perilaku seseorang untuk memperbaiki respon fisik terhadap
stress dan peningkatan tanda masalah fisik seperti kekakuan otot , ketikdanyamanan pada perut , nyeri
atau gangguan tidur ( Potter, Perry, Stockert & Hall , 2013). Penerapan terapi komplementer dalam
semua level ini sesuai dengan prinsip komprehensif dalam keperawatan (Potter, Perry, Stockert &
hall ). Terapi kompelmenter untuk semua level pencegahan tersebut juga memperhatikan system
klien.
Klien sebagai individu yang memiliki system yang saling berkaitan didalam tubuh dan
lingkungannya. Gangguan yang ada pada diri seseorang akan mempengaruhi system klien sebagai
individu, keluarga ataupun masyarakat ( Stanhope &Lancaster, 2014 ). Misalnya klien dengan
gangguan psikososial akan berdampak pada dirinya dan keluarganya. Menurut Stozier & Carpenter
2008), terapi komplementer melakukan pendekatan psikoterapi yang dianggap sebagai bagian dari
sistemyang melengkapi untuk proses penyembuhan selain pengobatan konvensial. Terapi
kompelenter juga dapat digunakan dalam membantu klien untuk memenuhi kebutuhan psikososial
tersebut. Sebagai contoh terapi relaksasi yang dipadukan dengan hipnotis dapat membantu kondisi
rileks pada klien, keluarga ataupun kelompok dengan masalah psikososial tersebut. Artinya terapi
komplementer dapat digunakan diberbagai level pencegahan dengan memperhatikan system yang ada
pada klien.
Intervensi keperawatan melalui pencegahan di berbagai level ini dapat dilakukan dalam keadaan
sehat dan sakit, diberikan disemua tingkat pelayanan kesehatan. Prinsip kontinum dilakukan pada
klien dalam keadaan sehat dan sakit sehingga sehat kembali yang di rawat dirumah ataupun dirumah
sakit hingga kembali kerumah ( Potter, Perry, Stockert & Hall, 2013). Terapi kompelementer ini
dapat diterapkan pada klien dalam keadaan sehat dan sakit yang ada dirawat dirumah maupun

8 Error: Reference source not found


kolaborasi artinya memenuhi prinsip kontinum. Pelayanan kesehata yang diberikan hendaknya
dilakukan secara intergrasi untuk mendapatkan hasil terbaik untuk klien..
Pelayanan kesehatan terintergrasi menekankan pentingnya hubungan antara terapis atau praktisi
dengan klien, fokus pada individu secara menyeluruh, menginformasikan berdasarkan bukti, dan
menggunakan pendekatan teraupetik yang tepat, pelayanan kesehatan profesional dan lintas disiplin
sehingga mencapai kesehatan yang optimal (Kreitzer et al, 2009 dalam Potter, Perry, Stockert & Hall,
2013). Pemberian terapi yang berkelanjutan baik dirumah ataupun dipelayanan kesehatan secara
konvensional maupun komplementer diharapkan dapat memberikan intervensi terbaik untuk
kebutuhan klien (Stanhope & Lancaster, 2014). Artinya terapi komplementer dapat diberikan
diberbagai level layanan sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaannya, hal ini menunjukan bahwa
terapi komplementer apabila diberikan pada seseorang telah sesuai dengan prinsip dan konsep
keperawatan.

II.4. Peran Perawat dalam Terapi Komplementer dalam Keperawatan Komunitas


Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi komplementer
diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung,
coordinator dan sebagai advokat. Sebagai konselor perawat dapat menjadi tempat bertanya,
konsultasi, dan diskusi apabila klien membutuhkan informasi ataupun sebelum mengambil
keputusan. Sebagai pendidik kesehatan, perawat dapat menjadi pendidik bagi perawat di
sekolah tinggi keperawatan seperti yang berkembang di Australia dengan lebih dahulu
mengembangkan kurikulum pendidikan (Crips & Taylor, 2001).
Peran perawat sebagai peneliti di antaranya dengan melakukan berbagai penelitian yang
dikembangkan dari hasil- hasil evidence-based practice. Perawat dapat berperan sebagai
pemberi pelayanan langsung misalnya dalam praktik pelayanan kesehatan yang melakukan
integrasi terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002).
Perawat lebih banyak berinteraksi dengan klien sehingga peran koordinator dalam terapi
komplementer juga sangat penting. Perawat dapat mendiskusikan terapi komplementer
dengan dokter yang merawat dan unit manajer terkait. Sedangkan sebagai advokat perawat
berperan untuk memenuhi permintaan kebutuhan perawatan komplementer yang mungkin
diberikan termasuk perawatan alternatif (Smith et al.,2004)
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan (Didukung oleh teori keperawatan
berdasarkan Teori Orem (1971). Tujuan keperawatan adalah untuk merawat dan membantu
9 Error: Reference source not found
klien mencapai perawatan diri secara total. Nightingale (1860) Tujuan keperawatan untuk
pasilitasi proses penyebuhan tubuh dengan memanipulasi lingkungan klien. Rogers (1970)
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan,mencegah kesakitan, dan merawat
serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistic
keperawatan.) Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat
dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat
sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat
perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai
dengan kompleks.
Peran Sebagai Advokat (Pembela) Klien. Peran ini dilakukan perawat dalam membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan
atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan
berkaitan dengan terapi komplementer yang diberikan kepada pasiennya, juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-
baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan
nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
Peran edukator didukung oleh Teori Peplau (1952). Tujuan keperawatan untuk
mengembangkan interaksi antara perawat dan klien. King (1971), tujuan keperawatan untuk
memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien mencapai kembali adaptasi secara positif
terhadap lingkungan. Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan mengenai terapi komplementer, gejala penyakit bahkan
tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.
Peran researcher mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan
terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

II.5. Teknik Terapi Komplementer dalam Keperawatan Komunitas


Berikut ini merupakan teknik-teknik dan standar operasional prosedur pada beberapa terapi
komplementer.
II.5.1 Imajinasi terbimbing
10 Error: Reference source not found
a. Pengertian
Guided Imagery adalah sebuah teknik yang menggunakan imajinasi dan
visualisasi untuk membantu mengurangi stres dan mendorong relaksasi.
b. Tujuan
Mengarahkan secara lembut seseorang ke dalam keadaan dimana pikiran mereka
tenang dan tetap rileks.
c. Manfaat
Mengurangi stress dan kecemasan, mengurangi nyeri, mengurangi efek samping,
mengurangi tekanan darah tinggi, mengurangi level gula darah (diabetes),
mengurangi alergi dan gejala pernapasan, mengurangi sakit kepala, mengurangi biaya
rumah sakit meningkatkan penyembuhan luka dan tulang, dan lain-lain.
(prosedur pada lampiran 1)

II.5.2 Hypnosis
a. Pengertian
Relaksasi adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk menghilangkan ketegangan
otot-otot tubuh maupun pikiran sehingga memberikan rasa nyaman. Sedangkan
relaksasi 5 jari adalah salah satu teknik relaksasi dengan metode pembayangan atau
imajinasi yang menggunakan 5 jari sebagai alat bantu.
b. Tujuan
1) Mengurangi ansietas
2) Memberikan relaksasi
3) Melancarkan sirkulasi darah
4) Merelaksasikan otot-otot tubuh

(prosedur pada lampiran 2)

II.5.3 Akupresur
a. Pengertian

11 Error: Reference source not found


Akupresur merupakan salah satu bentuk terapi sentuhan yang didasarkan pada
prinsisp ilmu akupuntur dan pengobatan cina, dimana beberapa titik yang terdapat
pada permukaan tubuh dirangsang dengan penekanan jari (Dupler, 2005).
b. Tujuan
Membangun kembali sel- sel dalam tubuh yang melemah serta mampu membuat
system pertahanan dan meregenerasikan sel tubuh (fengge, 2012).
c. Indikasi
1) Pasien keadaan nyeri seperti nyeri kepala, migren, nyeri bahu, nyeri lambung,
nyeri haid, nyeri sendi dan nyeri lain- lainnya
2) Kelainan fungsional seperti asma, alergi, insomnia, mual pada kehamilan
3) Beberapa kelainan saraf seperti hemiparesis, kesemutan dan kelumpuhan muka
4) Beberapa keadaan lain seperti mengurangi nafsu makan, menurunkan kadar gula
darah, meningkatkan stamina, efek analgesic pada prasi dan lain-lain (RSCM,
2008)
d. Kontraindikasi
Akupresus tidak boleh dilakukan pada bagian tubuh yang luka, bengkak, tulang
retak atau patah dan kulit yang terbakar (sukanta, 2008)
(prosedur pada lampiran 3)

II.5.4 Massage
a. Pengertian
Terapi message merupakan salah satu metode pengobatan tertua yang digunakan
dalam praktik kesehatan. Merujuk pada sebuah pengobatan cina, terapi message telah
digunakan sejak 4000 tahun silam ( Ferrell, Coyle & Paice, 2015 ).
b. Tujuan
Massage merupakan intervensi stimulus pada kulit dan jarinagan dibawahnya
dengan memberikan beberapa tekanan untuk mengurangi nyeri, membuat relaksasi,
dan meningkatkan sirkulasi.
c. Kontraindikasi
Message pada area sekitar tulang yang memiliki metabolism yang tinggi sebagai
akibat dari proses metastase kanker sehingga tulang tersebut beresiko mengalami

12 Error: Reference source not found


kerusakan berupa patah tulang atau retak, jika nilai platelet kurang dari
35.000/mm3karena beresiko terjadi memar, daerah terjadi pembekuan darah karena
dapat menyebabkan bergeraknya trombus masuk dalam sirkulasi, dan daerah sekitar
luka operasi, dan kulit yang mengalami ruam ( Ferrell, Coyle & Paice, 2015 ).
(prosedur pada lampiran 4)

II.5.5 Yoga
a. Pengertian
Senam yoga adalah kombinasi gerakan teknis bernafas, relaksasi, meditasi dan
peregangan. Yoga mengajarkan individu untuk melakukan sebuah gerakan yang
bertujuan agar dapat merileksasi ketegangan yang terjadi dengan gerakan yang
mudah, sederhana dan dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang lain.
b. Manfaat
1) Meningkatkan keseimbangan jiwa
2) Meningkatkan ketenangan batin
3) Meningkatkan kepuasan dalam diri
4) Meningkatkan konsentrasi
5) Meningkatkan kecerdasan
6) Membuat tubuh menjadi rileks
7) Mengurangi stress
(prosedur pada lampiran 5)

II.5.6 Reiki
a. Pengertian
Terapi reiki yaitu teknik untuk mengakses energi alam semesta yang bersifat ilahi
untuk dipergunakan segi kesehatan fisik, psikis, mental dan spiritual. Mengakses reiki
hanya membutuhkan niat, santai (rileks) dan tawakal (pasrah) kepada ilahi (Bakri,
Syamsul. 2006)
b. Manfaat
1) Meningkatkan relaksasi
2) Mengurangi kecemasan, ketegangan

13 Error: Reference source not found


3) Menurunkan tekanan darah dan detak jantung
4) Meningkatkan sistem kekebalan tubuh fungsi
5) Mengurangi rasa sakit (akut dan kronis)
6) Meningkatkan dan menyeimbangkan energi
7) Mempromosikan pelepasan emosi Mempercepat proses penyembuhan tubuh /
pikiran
(prosedur pada lampiran 6)

14 Error: Reference source not found


BAB III
PENUTUP

III.1. Simpulan
Seiring perkembangan pengetahuan dan teknologi, terapi-terapi medis semakin
berkembang. Akan tetapi, kini mulai muncul terapi-terapi modalitas yang berbasis
pengobatan tradisional yang dikembangkan. terapi ini disebut terapi komplementer.
Terapi komplementer kini sudah banyak menjadi sorotan sebagai suatu pengobatan
alteranatif yang banyak dicari karena pendekatannya yang holistik karena terapi ini
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang berfungsi mengontrol
gejala, meningkatkan kulitas hidup dan berkontribusi secara penuh dalam pelaksanaannya
ke pasien.
Jenis-jenisnya berbagai macam, ada yang berupa sistem alternatif medis seperti
akupuntur, ayuverda, pengobatan homeopatik, pengobatan naturopatik. berapa terapi
biologis, yakni menggunakan substansi alam, herbal dan vitamin, seperti zona, diet
mikrobatik, pengobatan ortomolekuler. Ada metode manipulasi yang didasari tubuh
seperti akupresur, taichi, massage, dan sentuhan teurapeutik. Lalu ada intervensi tubuh
dan jiwa yang berupa penerapan teknik yang dapat meningkatkan kapasitas pikiran
seperti seni, terapi perapasan, meditasi, guided imagery, hypnosis, yoga.
Semakin berkembanya terapi-terapi ini maka diharapkan perawat mampu
memberikan intervensinya, berkoodinasi, menjadi advokat, dan melanjutkan penelitian
terhadap efektivitas terapi komplementer ini.

15 Error: Reference source not found


DAFTAR PUSTAKA

Potter, Perry, Stockert & Hall. 2013. Fundamental Of Nursing. Jakarta: Salemba Medika

Stanhope & Lancaster.2014. Community Public Heath Nursing. St Louis Missoun: Mosby

Snyder, M. & Lindquist, R. 2002. Complementary/Alternative Therapies In Nursing. 4th Ed.


New York: Springer.

TERAPI KOMPLEMENTER DALAM KEPERAWATAN Widyatuti Jurnal Keperawatan


Indonesia, Volume 12, No.1, Maret 2008; hal 53-57 (diakses pada 15 februari 2019 jam 20:30)

Widyatuti, W. 2008. Terapi Komplementer dalam Keperawatan. Diakses dari:


http://www.jki.ui.ac.id/index.php/jki/article

16 Error: Reference source not found


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Prosedur Pelaksanaan Imajinasi Terbimbing

TINDAKAN

Prosedur Tahap pre interaksi:


1. Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan diri sendiri.
2. Menganalisis kekuatan dan kelemahan diri perawat sendiri.
3. Mengumpulkan data tentang pasien
4. Merencanakan pertemuan pertama dengan klien

Tahap Persiapan:
1. Berikan salam, tanyakan nama pasien dan perkenalkan diri.
2. Menjelaskan prosedur dan tujuan kepada klien atau keluarga klien.
3. Memberi kesempatan klien untuk bertanya
4. Menjaga privasi klien
5. Mencuci tangan

Tahap Pelaksanaan:
1. Dimulai dengan proses relaksasi pada umumnya yaitu meminta kepada
klien untuk perlahan-lahan menutup matanya dan fokus pada nafas mereka.
Klien didorong untuk relaks, mengosongkan pikiran dan memenuhi pikiran
dengan bayangan yang membuat damai dan tenang.
2. Klien dibawa menuju tempat spesial dalam imajinasi mereka (misal:
sebuah pantai tropis, air terjun, lereng pegunungan, dll), mereka dapat
merasa aman dan bebas dari segala gangguan (interupsi). (Bila keadaan
klien memungkinkan)
3. Pendengaran difokuskan pada semua detail dari pemandangan tersebut,
pada apa yang terlihat, terdengar dan tercium dimana mereka berada di
tempat special tersebut (Bila keadaan klien memungkinkan)

Tahap Terminasi:
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan yang telah dilakukan.
2. Rencana tindak lanjut.
3. Dokumentasi

17 Error: Reference source not found


Lampiran 2 Prosedur Pelaksanaan Hypnosis

N TINDAKAN
O

Persiapan Alat

a. Persiapkan alat berupa tape recorder atau semacamnya yang bisa digunakan untuk
memutar musik relaksasi
b. Modifikasi lingkungan senyaman mungkin bagi klien termasuk pengontrolan suasan
ruangan agar jauh terhindar dari kebisingan saat mempraktekkan teknik relaksasi 5
jari
c.
Fase Orientasi

a. Kontrak waktu, topik, dan tempat dengan klien


b. Klien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
c. Jaga privasi klien
d. Posisikan klien sesuai kebutuhan
Fase Kerja

1. Anjurkan klien untuk mengatur posisi senyaman mungkin

2. Mainkan musik relaksasi

3. Instruksikan klien melakukan relaksasi nafas dalam terlebih dahulu (kurang lebih 1
menit) dengan menutup mata

4. Tuntut klien melakukan relaksasi 5 jari dengan kalimat berikut (langkah 5-13)

5. Bayangkan bahwa anda berada di suatu tempat yang paling indah yang pernah anda
kunjungi (sambil menyentuhkan ibu jari dan jari telunjuk)

6. Rasakan suasana dan udara yang ada di tempat tersebut, nikmati keindahannya,
dengarkan kicauan burung yang bernyanyi riang, ucapkan dalam hati “Betapa
merdunya .... betapa indahnya .... betapa mengasyikkannya .... berada di tempat ini”

7. Bayangkan bahwa di tempat itu orang-orang yang anda cintai berada di samping anda
(sambil menyentuhkan ujung jari tengah ke ibu jari)

8. Nikmati kebahagiaan yang anda rasakan, ucapkan dalam hati “Betapa bahagianya
saya saat ini”

9. Bayangkan bahwa orang yang anda cintai tersebut memberikan pujian yang paling
indah untuk anda (sambil menyentuhkan ujung jari manis ke ujung ibu jari)

18 Error: Reference source not found


10. Rasakan betapa bahagianya anda, nikmati kebahagiaan itu sambil tersenyum. Katakan
lagi dalam hati betapa bahagianya saya saat ini

11. Bayangkan bahwa orang yang anda cintai juga memberikan hadiah yang anda damba-
dambakan selama ini (sambil menyentuhkan ujung jari kelingking ke ujung ibu jari)

12. Rasakan betapa bahagianya anda saat ini dan ucapkan lagi dalam hati sambil
tersenyum “Saya semakin bahagia .... saya sangat bahagia”

13. Baiklah saya akan memberikan anda waktu untuk beristirahat dan terus menikmati
kebahagiaan, ketenangan, dan kenyamanan tersebut selama 5 menit

14. Bagus sekali, kini anda benar-benar telah menikmati suasana rileks, nyaman, tenang,
dan penuh kebahagiaan. Saatnya anda bangun dalam kondisi yang sangat segar. Saya
akan menghitung maju dari 1 sampai 3 pada hitugan ke 3 anda akan terbangun dalam
kondisi yang sangat segar, lebih segar dari sebelumnya. Satu.... dua.... lebih segar dari
sebelumnya.... tiga.... bangun dan buka mata anda

15. Bila klien ingin melanjutkan tidur, biarkan klien beristirahat sampai klien
memutuskan sendiri untuk terbangun

16. Matikan tape recorder

17. Tanyakan perasaan klien setelah melakukan relaksasi 5 jari

18. Dokumentasikan hal-hal intervensi pada catatan keperawatan klien

Lampiran 3 Prosedur Pelaksanaan Akupresur

19 Error: Reference source not found


No FASE TINDAKAN

PERSIAPAN 1. Pastikan identitas klien


PASIEN 2. Kaji kondisi terakhir klien
3. Beritahu dan jelaskan pada klien atau keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan
4. Jaga privasi klien
5. Posisikan klien senyaman mungkin
6. Pasien sebaiknya dalam keadaan berbaring, duduk atau
dalam posisi yang nyaman

6. PERSIAPAN ALAT 1. Alas bantu pemijatan


2. Sarung tangan (bila perlu)
3. Kapas alcohol
4. Bengkok

7. CARA BEKERJA TAHAP ORIENTASI


1. Berikan salam, panggil klien dengan nama kesukaannya
2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
klien atau keluarga klien
4. Berikan kesempatan kepada klien atau keluarga untuk
bertanya sebelum terapi dilakukan

TAHAP KERJA

1. Jaga privasi klien dengan cara menutup tirai


2. Atur posisi klien dengan memposisikan klien pada
posisi telentang, duduk, duduk dengan tangan bertumpu
dimeja, berbaring miring, atau tengkurap dan berikan
alas
3. Bantu melepaskan pakaian klien atau aksesoris yang
dapat menghambat tindakan akupresur yang akan
dilakukan
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila perlu
5. Cari titik-titik rangsangan yang ada di tubuh,
menekannya hingga masuk ke sistern saraf. Bila
penerapan akupuntur memakai jarum, akupresur hanya
memakai gerakan dan tekanan jari, yaitu jenis tekan
putar, tekan titik, dan tekan lurus.
6. Kemudian lakukan Penekanan pada 12 titik atau jalur
meridian utama tubuh dan 2 titik meridian tubuh
tambahan. Meridian tubuh adalah saluran untuk
20 Error: Reference source not found
menyebarkan chi (energi vital) ke seluruh tubuh.
7. Penekanan dilakukan sekitar 10-15 menit atau sampai
rasa sakitnya mulai berkurang.

TERMINASI

1. Jelaskan pada klien bahwa terapi sudah selesai


dilakukan
2. Kaji respon klien setelah dilakukan terapi
3. Berikan reinforcement positif kepada klien
4. Rapikan pakaian klien dan kembalikan ke posisi yang
nyaman
5. Rapikan alat-alat
8. HASIL 1. Evaluasi hasil kegiatan dan respon klien setelah
tindakan
2. Lakukan kontrak untuk terapi selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
4. Cuci tangan
9. DOKUMENTASI 1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam
pelaksanaan
2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif)
3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP
10. HAL-HAL YANG 1. Perhatikan kebersihan tangan yang akan digunakan.
PERLU 2. Penekanan yang dilakukan harus disesuaikan dengan
DIPERHATIKAN kondisi klien.
3. Titik-titik penekanan harus diperhatikan dan harus tepat

Lampiran 4 Prosedur Pelaksanaan Massage

21 Error: Reference source not found


No. TINDAKAN

1. Cuci tangan perawat


2. Beritahukan klien untuk mencuci tangan dan kaki terlebih dahulu
3. Keringkan tangan dan kaki klien
4. Posisikan klien senyaman mungkin
5. Ambil minyak zaitun secukupnya dan usapkan pada seluruh bagian tangan
perawat
dan klien
6. Jepit tangan klien (posisi supinasi) menggunakan celah antara jari manis dan
kelingking
7. Pijat telapak tangan klien secara melingkar dari dalam keluar menggunakan ibu
jari
sebanyak 30 kali
8. Jepit tangan klien (posisi pronasi) menggunakan celah antara jari manis dan
kelingking
9. Pijat punggung tangan klien secara melingkar dari dalam keluar menggunakan
ibu jari
sebanyak 30 kali
10. Tarik satu persatu jari klien (1 jari 3 kali tarikan). Penarikan tidak boleh
mengeluarkan bunyi
11. Remas pergelangan tangan klien sebanyak 5x
12. Tarik satu persatu jari klien (1 jari 3 kali tarikan) menggunakan jepitan dua jari.
Penarikan tidak boleh mengeluarkan bunyi
13. Posisikan telapak tangan klien dan perawat seperti bentuk toss tangan perawat
ang lain memegang pergelangan tangan klien
14. Gerakkan tangan klien arah memutar ke kanan 5x dan kekiri 5x
15. Dorong pergelangan tangan klien ke depan 5x dan ke belakang 5x
16. Remas dan pijat tangan klien dari bawah ke atas sampai batas siku selama 5x
balikan
17. Cuci tangan klien dan keringkan

Lampiran 5 Prosedur Pelaksanaan Yoga

NO FASE TINDAKAN
22 Error: Reference source not found
1 Peralatan 1. Ruangan santai dan tenang
2. Alas seperti matras, karpet, handuk
3. Musik
2 Pra- 1. Periksa catatan perawatan dan kaji catatan medis pasien.
Interaksi 2. Kaji kebutuhan pasien.
3. Eksplorasi dan falidasi perasaan pasien.
3 Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya.
2. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.
3. Menjelaskan manfaat dari senam yoga
4. Menjelaskan prosedur yang akan diberikan instruktur
5. Menganjurkan pasien untuk mengikuti gerakan senam yoga
yang diberikan instruktur
6. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya
4 Pelaksanaan 1. Sebelum memulai senam yoga pasien harus memakai
pakaian yang tidak terlalu longgar dan tidak terlalu sempit
2. Gerakan yoga :
a. Pemanasan
1) Duduk diatas tumit dengan kedua lutut dilipat
2) Kedua jati ibu kaki saling menempel.
3) Kedua lutut diregangkan lebih lebar sedikit
daripada panggul.
4) Bernapas perlahan.
5) Putar leher perlahan selama 2 menit
b. Inti
1) Supta Baddha Konasana (posisi kupu-kupu
berbaring) selama 2 menit :
 Tubuh dalam posisi duduk.
 Letakkan tangan dibelakang tubuh dan
perlahan baringkan punggung ke alas.
 Kedua tangan disamping tubuh atau kepala
saling memeluk siku, relaks dan napas dalam
dan tahan selama yang diinginkan.
 Tekan kedua siku di samping tubuh dan
perlahan angkat kembali tubuh kedalam
posisi duduk semula
2) Adho Mukha Svanasana (postur anjing) selama
2 menit :
 Dalam posisi merangkak, kedua
pergelangan tangan dibawah bahu dan lutut
sejajar dengan panggul, jari-jari kaki

23 Error: Reference source not found


menjejak pada alas
 Tarik napas, angkat lutut dari alas, luruskan
lutut, arahkan tulang ekor dan pinggul ke
langit-langit. Jari kaki berjinjit dan jari
tangan terentang.
 Sambil membuang napas, perlahan
turunkan tumit hingga telapak kaki
menempel keatas. Tarik perut ke arah
dalam dan arahkan pinggul bertumpu pada
telapak tangan dan kaki. Kepala lurus
sejajar dengan tulang punggung.
 Bernapas normal dan tahan selama 15-30
detik.
 Lakukan beberapa kali.
3) Virabhadrasana I (postur pejuang I) selama 3
menit :
 Berdiri tegak
 Renggangkan kedua kaki hingga lebih lebar
daripada bahu, dan rentangkan kedua
lengan sejajar dengan bahu. Kaki kaan
diputar 90 derajat ke arah luar dan aki kiri
30 derajat ke arah dalam. Kedua tumit
sejajar.
 Arahkan telapak tangan menghadap atas,
dan sambil menarik napas, kedua tangan
tarik ke atas kepala sehingga telapak tangan
saling menempel. Tubuh tegak.
 Hadapkan tubuh ke kanan. Buang napas,
tekuk lutut kanan sehingga sejajar dengan
tumit. Jaga lutut kiri agar tidak tertekut.
Perlahan, wajah menengadah menatap
ujung jari- jari tangan. Tahan selama 15-30
detik sambil bernapas normal.
 Tarik napas, dan kembali berdiri tegak.
 Ulangi dengan sisi lainnya.
4) Trikonasana (postur segitiga) selama 3 menit :
 Berdiri tegak
 Renggangkan kedua kaki lebih lebar daripada
bahu dan rentangkan kedua lengan sejajar
dengan bahu. Kaki kanan diputar 90 derajat
24 Error: Reference source not found
arah keluar dan kaki kiri 15 derajat ke arah
dalam. Kedua tumit sejajar.
 Buang napas, turunkan tangan kanan hingga
menggapai sejauh mungkin pergelangan kaki.
 Rentangkan tangan kiri sejajar vertikal
dengan tangan kanan. Wajah menengadah.
Bernapas normal. Tahan selama 15-30 detik.
 Kembali berdiri tegak dan ulangi dengan sisi
lainnya
5) Parsvottanasana :
 Berdiri tegak
 Renggangkan kedua kaki hingga lebih lebar
daripada bahu. Kaki kanan diputar 90 derajat
kearah luar dan kaki kiri 30 derajat ke arah
dalam. Kedua tumit sejajar.
 Tempelkan kedua tangan dibelakang
punggung
 Hadapkan tubuh ke kanan. Tarik napas. Buka
dada.
6) Garudasana 2 menit :
 Tubuh berdiri tegak
 Perlahan, tekuk kedua lutut, bebankan pada
kaki kiri dan tumpangkan paha kanan atas di
paha kiri, kemudian puntir hingga punggung
kaki kaan mengait pada otot betis kiri.
 Silangkan kedua tangan didepan bahu,
dengan posisi lengan kiri lebih bawah. Posisi
siku kiri berada dibawah siku kanan. Tekuk
kedua siku dan tangkupkan kedua telapak
tangan.
 Bernapas normal dan tahan selama 30-60
detik. Perlahan, lepaskan tangan dan kaki
 Lakukan disisi lainnya.
7) Virabhadrasana III :
 Condongkan tubuh, lengan dan tangan ke
muka
 Perlahan, angkat kaki kiri hingga sejajar
dengan tubuh dan lengan. Kaki kanan lurus
dan kuat menjejak bumi. Wajah menatap satu
25 Error: Reference source not found
titik didepan tubuh. Bernapas normal.
 Tarik napas, dan kembali turunkan kaki kiri
pada alas dan kembali ke postur
virabhadrasana I, perlahan kembali tegak.
 Ulangi dengan sisi lainnya lakukan selama
15-30 detik
8) Navasana (postur perahu) selama 2 menit :
 Tubuh dalam posisi duduk
 Perlahan, condongkan punggung ke belakang
sambil menekuk lutut.
 Angkat telapak kaki dari alas dengan kedua
tangan memegang belakang paha. Perlahan,
luruskan lutut dan lepaskan tangan. Jaga
keseimbangan pada sakrum sambil bernapas
normal selama 10-20 detik
9) Bhujangasana (postur kobra) selama 2 menit :
 Berbaring menelungkup dengan kaki
merapat, kedua telapak tangan disamping
dada dan jari-jari tangan dibawah bahu
 Wajah menempel pada alas.
 Tarik nafas, perlahan angkat wajah, dada, dan
perut dari alas.
 Buka dada dan menengadah. Wajah menatap
satu titik terjauh diatas kepala.
 Jaga kaki tetap rapat, lengan sedikit ditekuk,
bahu tidak terangkat, otot bokong kuat, dan
tubuh bagian bawah tidak terangkat.
Bernapas normal selama 15-30 detik.
 Buang napas dan turunkan kembali tubuh ke
alas.
10) Janu shirsasana (postur duduk dengan satu kaki)
selama 3 menit :
 Posisi tubuh dalam posisi duduk
 Tekuk lutut kanan dan tempelkan telapak
kaki kanan ke paha kiri bagian dalam atas.
Jaga agar punggung kaki tegak lurus
terhadap tulang kering.
 Tarik nafas dan rentangkan kedua tangan
diatas kepala dengan punggung tegak.
 Buang nafas dan bergerak dari pinggul ke
26 Error: Reference source not found
arah kaki.Pegang pergelangan kaki, telapak
kaki, atau bawah lutut bila tubuh masih
belum terlalu lentur.
 Dekatkan wajah ke kaki dan usahakan agar
punggung tidak membungkuk.
 Bernafas normal dan tahan selama 15-30
detik.
 Tarik nafas dan kembali duduk tegak.
Ulangi dengan kaki lainnya.
11) Viparita karani (postur berbaring dengan kaki
bersandar pada dinding) selama 2 menit. :
 Duduk menyamping pada dinding.
 Berputar dan arah bokong sedekat mungkin
menempel dengan dinding, kedua tangan
menahan tubuh dibelakang.
 Luruskan kaki dan perlahan turunkan
punggung hingga berbaring dialas.
Renggangkan kaki sejajar dengan pinggul.
 Kedua tangan tergeletak disisi tubuh atau
diatas kepala saling memeluk siku.
 Relaks dan bernapas dalam. Lakukan
selama yang diinginkan.
 Untuk kembali pertahankan tekuk lutut ke
dada dan berguling ke samping kanan
12) Savasana (posisi mayat/relaksasi total) selama
5-10 menit :
 Membaringkan diri dengan kedua kaki
sedikit diregangkan.
 Kedua tangan diletakkan disamping tubuh
dan posisi telapak tangan membuka keatas.
 Posisi leher dan tulang punggung lurus.
 Diam dan tidak bergerak sama sekali
 Relaks dan bernapas dalam dan normal.
5 Terminasi 1. Tanyakan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan.
2. Simpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
3. Rapikan peralatan dan cuci tangan

Lampiran 6 Prosedur Pelaksaan Reiki

27 Error: Reference source not found


PERSIAPAN 1. identifikasi pasien dengan memeriksa identitas, riwayat kesehatan,
PASIEN penyakit dan keluhan pasien secara cermat.
2. Kaji kebutuhan pasien akan kebutuhan untuk pemberian terapi
reiki
3. Berikan salam, perkenalkan diri anda, dan identifikasi pasien
dengan memeriksa identitas pasien secara cermat.
4. Panggil pasien dengan nama kesukaannya
5. Jelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan, berikan
kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan awal seluruh
pertanyaan pasien.
6. Minta pengunjung untuk meninggalkan ruangan, beri privasi
kepada pasien
7. Atur posisi pasien sehingga merasakan aman dan nyaman
8. Beritahu pasien bahwa tindakan akan segera dilakukan.
PERSIAPAN 1. Kursi
ALAT
CARA 1. lakukan Attunement (Cara membuka diri untuk menerima energi)
BEKERJA getaran yang lebih tinggi untuk keperluan penyembuhan pribadi,
proses ini adalah untuk menyelaraskan diri kita dengan energi.
Alam semesta, melalui seorang pem#im#ing tingkat
Master Teacher  .

REIKI LEVEL I
1. Setelah Attunement
a. Santai, pasrah, senyum (SPS)
b. Kibaskan telapak tangan 2-4 kali
c. Niatkan untuk menyalurkan energi Reiki tanpa memikirkan
caranya.
d. Rasakan aliran, semburan, hawa hangat dari telapak tangan.
e. Rasakan energi diantara kedua telapak tangan

2. Penyembuhan diri sendiri (self healing)


a. Duduklah di kursi atau bersila di lantai, punggung tegak dan selalu
SPS
b. Berdoa dan memohon bantuan, bimbingan dan kesembuhan dari
Tuhan YME.
c. Aktifkan cakra mahkota dan cakra telapak tangan sendiri
(Kibaskan tangan 2-3 kali)
d. Buka aura diri sendiri (depan dan belakang) tetap santai.
e. Niatkan untuk menyalurkan Rei Ki hingga terasa mengalir di
telapak tangan.
28 Error: Reference source not found
f. Tempelkan kedua telapak tangan pada bagian-bagian tubuh
tertentu (masing-masing selama +60 hitungan), yaitu dengan
urutan mulai dari bagian depan tubuh setelah atas sampai bagian
tubuh setelah bawah, demikian juga untuk bagian tubuh bagian
belakang, urutannya:

29 Error: Reference source not found


g. Tutup aura tubuh kita dengan cara menyisir dari atas ke bawah
sebanyak 2 kali (sekali untuk bagian depan dan sekali
untuk bagian belakang)
h. berterima kasih kepada Tuhan YME atas segala bantuan yang
telah diterima. Relax sejenak sebelum berdiri atau teruskan dengan
latihan grounding.

3. Grounding
a. Lakukan setiap hari atau setelah self healing, duduklah dengan
santai (sebaiknya duduk di atas kursi dan punggung tegak lurus)
b. Kedua telapak tangan berada di atas paha dalam keadaan terbuka
dan terlentang.
c. Berdoa mohon bantuan, bimbingan dan kesembuhan dari Tuhan
YME.
d. Bayangkanlah cahaya putih (kuning emas) yang terang benderang
dari langit turun memasuki cakra mahkota.

Proses Perjalanan Cahaya Tersebut Adalah

1. Cahaya tersebut menghangatkan cakra mahkota dan membuat


sakra mahkota membuka lebar seperti bunga teratai dan bercahaya
terang benderang.
2. Cahaya tersebut menembus cakra mahkota di bagian tengahnya
dan terus mulai memasuki kepala.
3. Semakin jauh cahaya masuk kepala memenuhi seluruh kepala dan
mulai mendorong cakra mata ketiga dari dalam, mengakibatkan
cakrta mata ketiga juga mekar sepenuhnya.
4. Cahaya memenuhi seluruh kepala dan turun memenuhi
tenggorokan, mendoroang $akra tenggorokan untuk
mekar sepenuhnya.
5. Cahaya yang telah memenuhi kepala dan tenggorokan turun ke
rongga dada, memenuhi seluruh rongga dada mendorong cakra
jantung hingga mekar sepenuhnya. Cahaya juga memenuhi seluruh
rongga perut, membuat cakra pusar, cakra sex dan terakhir cakra
dasar mekar sepenuhnya )pada saat cahaya menjalar keseluruh
rongga tubuh kita, cahaya tersebut akan membasmi penyakit-
penyakit yang ada atau membenahi susunan organ tubuh kita)
6. Cahaya turun melalui kaki, bila anda melakukan
Tekhnik grounding ini sambil berdiri atau duduk di kursi,
bayangkan cahaya turun dari kedua cakra telapak kaki. sedangkan
30 Error: Reference source not found
bila anda melakukannya sambil duduk bersila, bayangkan cahaya
turun dari cakra dasar.
7. Cahaya yang telah turun dari cakra telapak kaki atau cakra dasar
memasuki bumi, menembus seluruh lapisan bumi, hingga sampai
ke pusat bumi (Katakan bahwa cahaya yang
turun ke bumi tidak membahayakan mahluk hidup yang ada
dibawah
8. berkatilah bumi dengan cinta kasih sepenuhnya.
9. Menerima cahaya dan cinta kasih, bumi akan membalasnya
dengan cahaya berwarna hijau yang naik dari pusat bumi ke
tubuh melalui cakra telapak kaki atau cakra dasar.
10. Perintahkan pikiran bawah sadar untuk menjaga agar tubuh
selalu terhubung dengan cahaya dari langit dan bumi ini dan
menaikkan sinar tersebut terus menerus.
11. Cahaya ini akan membuat kapsul berwarna hijau yang
membungkus tubuh kita (proteksi).
12. Setelah selesai ucapkan kembali terima kasih kepada Tuhan YME.

Cara melakukan penyembuhan kepada orang lain

1. Berdoa bersama pasien memohon bantuan, bimbingan dan


kesembuhan
2. Mengaktifkan Cakra Mahkota dan Cakra Telapak Tangan sendir
3. Mongakti fkan Cakra Mahkota pasien
4. Membuka Aura pasien (seakan akan membuka selubung aura dari
atas ke hawah)
5. Santai, Pasrah, Senyum, kibaskan tangan 2-3 kali.
6. Niatkan menyalurkan Reiki hingga dirasa energi mengalir dari
telapak tangan
7. Tempelkan tangan, tidak ada niat untuk menyembuhkan dan
menyalurkan energy lagi
8. Lama menempelkan tangan ke tubuh pasien + 5 sampai 10 menit
9. Santai, pasrah, senyum (apabila tidak dirasa aliran tarik telapak
tangan menyalurkan energi lagi menit. tangan, kibaskan, atkan
mengalirkan Reiki, tempelkan lagi ke posisi terakhir
10. Kalau masih tidak ada aliran, santai - Reiki energi cerdas dan
otomatis. Bagian tubuh tersebut memang tidak butuh energi)
11. Bila yang mengobati lebih dari satu orang, maka biasanya
dilakukan secara sinkron yaitu: 1 orang yang memimpin dan yang
lain ikut membantu, pada saat setelah menempelkan akan
mengatakan sinkronkan kcpada Penycmbuh lain, sambil
31 Error: Reference source not found
mengatakan saya mengsinkronkan energi saya kepada Pak/lbu
yang memimpin
12. Setelah selesai tutup aura tubuh pasien dengan cara menyisir dari
atas ke bawah sebanyak 2 kali (sekali untuk bagian depan, sekali
untuk bagian belakang)
13. Biarkan pasien rclax scjcnak schclum duduk / herdiri
14. Berterimakasih kepada Tuhan YME

Meditasi Alpha Reiki

a. Bersikap posisi duduk tegak tapi nyaman


b. Bernafas secara pelan.. perhatian pada nafas.. semakin dipelankan
c. Pejamkan mata untuk lebih meningkatkan focus
d. Rasakan perasaan KEBERADAAN DI SAAT KINI
e. Rasakan nafas yang masuk dan keluar, perhatian pada titik antara
bibir atas dan ujung hidung (sentuh dengan telunjuk bagian
tersebut untuk mengetahui lokasinya)
f. Tetap lanjutkan bernafas secara perlahan dan secara sadar
perhatian pada proses nafas, tanpa menganalisa
g. Bila pikiran berkelana.. tidak apa, kembalikan saja focus :
“PERHATIKAN NAFAS”. (lakukan setiap kali pikiran berkelana,
hindari kesal, ini sering terjadi saat kita pemula)
h. Dengan perasaan kasih, rasakan nafas masuk sejuk dan keluar
hangat
i. Berbaik pada diri dan sabar, rilekskan pikiran dan biarkan
mengalir
j. Tetap focus pada nafas
k. Anda telah berhasil melakukannya, tingkatkan durasinya secara
bertahap 3-5 menit kemudian sampai melewati 10 menit.

32 Error: Reference source not found


33 Error: Reference source not found
HASIL 1. Evaluasi respon pasien
2. Kaji tanda vital
3. Beri reinforcement positif 
4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
5. Mengakhiri kegiatan dengan baik 
DOKUMENTA 1. catat kegiatan yang telah dilakukan dalam Catatan keperawatan
SI 2. Catat hasil pengkajian; keluhan pasien, dan respon klien setelah
tindakan
3. Dokumentasi evaluasi tindakan
4. Tanda tangan dan nama perawat

1. Jangan menggunakan erapi Reiki untuk mengantikan perawatan


konvensioa atau menunda melihat penyedia layanan kesehatan
HAL – HAL tentang masalah kesehatan
YANG PERLU
DIPERHATIK 2. Secara keseluruhan ada kekurangan pada penelitian berkualitas
AN tinggi pada terapi Reiki, dan penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan hasil yang bertentangan.

3. Beritahu semua penyedia layanan kesehatan Anda tentang


pendekatan kesehatan komplementer yang Anda gunakan. Beri
mereka gambaran lengkap dari apa yang Anda lakukan untuk
mengelola kesehatan Anda. Ini akan membantu memastikan
pcrawatan terkoordinasi dan aman

34 Error: Reference source not found

Anda mungkin juga menyukai