Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

DASAR DALAM PRAKTEK KOMPLEMENTER

Disusun Oleh :
I Komang Agus Suryana Putra

(21089014043)

SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN BULELENG


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmatnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah
Komunikasi Terapeutik Keperawatan dengan judul “Dasar dalam Praktek Komplementer”
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu Bapak Ns I Gede Budi Widiarta,S.kep,M.kep. Selaku dosen
mata kuliah Keperawatan komplementer, Dan Untuk Menambah Ilmu, Serta Wawasan saya
Mengenai “Dasar dalam Praktek Komplementer”
Dalam proses penyusunan makalah ini kami menjumpai beberapa hambatan, namun berkat
dukungan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan cukup
baik, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih kepada semua
pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Meski begitu, tentu makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala
saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada
makalah selanjutnya. Harapan kami, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.

Buleleng, 11 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………... 1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… 2
BAB 1…………………………………………………………………………………….... 3
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………. 3
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………………. 3
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………3
1.3 TUJUAN……………………………………………………………………………….. 3
BAB 2……………………………………………………………………………………… 4
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………… 4
2.1 Definisi Dasar dalam Praktek Komplementer ………………………………………... 4
2.2 Tujuan dari Dasar dalam Praktek komplementer……………….…………………… 4
2.3 Dasar dalam Praktek komplemeter……………………………………………… … .. 5
2.4 Peran Perawat dalam Dasar Praktek komplementer …...………………………………5
BAB 3……………………………………………………………………………………… 6
PENUTUP…………………………………………………………………………………. 6
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………….. 6
3.2 Saran…………………………………………………………………………………… 6
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan
modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional ke dalam pengobatan modern.
Terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan penyakit ataupun
rehabilitasi. Bentuk promosi kesehatan misalnya memperbaiki gaya hidup dengan menggunakan
terapi nutrisi. Seseorang yang menerapkan nutrisi sehat, seimbang, mengandung berbagai unsur
akan meningkatkan kesehatan tubuh. Intervensi komplementer ini berkembang di tingkat
pencegahan primer, sekunder, tersier dan dapat dilakukan di tingkat individu maupun kelompok
misalnya untuk strategi stimulasi imajinatif dan kreatif (Hitchcock et al., 1999). Pengobatan
dengan menggunakan terapi komplementer mempunyai manfaat selain dapatmeningkatkan
kesehatan secara lebih menyeluruh juga lebih murah. Terapi komplementer terutama
akan dirasakan lebih murah bila klien dengan penyakit kronis yang harus rutin mengeluarkan
dana.  Pengalaman klien yang awalnya menggunakan terapi modern menunjukkan bahwa biaya
membeli obat berkurang 200-300 dolar dalam beberapa bulan setelah menggunakan terapi
komplementer (Nezabudkin, 2007). Minat masyarakat Indonesia terhadap terapi komplementer
ataupun yang masih tradisional mulai meningkat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
pengunjung praktik terapi komplementer dan tradisional di berbagai tempat. Selain itu, sekolah-
sekolah khusus ataupun kursuskursus terapi semakin banyak dibuka. Ini dapat dibandingkan
dengan Cina yang telah memasukkan terapi tradisional Cina atau traditional ChineseMedicine
(TCM) ke dalam perguruan tinggi di negara tersebut (Snyder & Lindquis, 2002). Kebutuhan
perawat dalam meningkatnya kemampuan perawat untuk praktik keperawatan juga semakin
meningkat. Hal ini didasari dari berkembangnya kesempatan praktik mandiri. Apabila perawat
mempunyai kemampuan yang dapat dipertanggungjawabkan akan meningkatkan hasil yang lebih
baik dalam pelayanan keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dasar dalam praktek komplementer?
2. Apakah tujuan dari dasar dalam praktek komplementer?
3. Apa dasar dalam praktek komplemeter?
4. Bagaimana peran perawat dalam dasar praktek komplementer ?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui dasar dalam praktek komplementer komplementer
2. Untuk mengetahui tujuan dasar dalam praktek komplementer
3.Untuk mengetahui dasar dalam praktek komplemeter
4. Untuk mengetahui peran perawat dasar dalam praktek komplementer
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Dasar dalam Praktek Komplementer


Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai pendukung
kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan diluar pengobatan
medis konvensional Menurut Permenkes, 2007. terapi komplementer adalah tindakan yang
diberikan sebagai bagian dari keperawatan kesehatan, terdiri dari berbagai macam bentuk praktik
kesehatan selain tindakan konvensional, ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan di
tahap pencegahan primer, sekunder dan tersier dan diperoleh melalui pendidikan khusus yang
didasari oleh ilmu ilmu kesehatan. Penggunaan dan praktik terapi komplementer di Indonesia
sudah memiliki landasan hukum dan sudah diakui oleh pemerintah. Hal ini diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2019 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan Pasal 21 ayat 1 poin
(m), yakni melakukan penatalaksanaan Keperawatan komplementer dan alternatif. Aturan
tersebut diperjelas kembali dalam pasal 22 yang menjelaskan kewenangan perawat dalam
pelaksanaan terapi komplementer. Perawat juga diperkenankan menyelenggarakan praktik
keperawatan mandiri dan memiliki kewenangan dalam melakukan penatalaksanaan keperawatan
komplementer yang diatur dalam BAB V Tentang Praktik Mandiri Perawat pasal 37 ayat (4) dan
(5). Praktik keperawatan ini mengedepankan upaya promotif, kuratif, preventif dan rehabilitatif
demi kesehatan masyarakat. Ditambah lagi bahwa pengobatan non konvensional yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat telah dijamin keamanannya dan memiliki
efektivitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik.

2.2 Tujuan Dasar dalam Praktek komplementer


● Memperbaiki fungsi dan sistem kerja organ-organ tubuh secara menyeluruh
● Meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit
● Menstimulasi dan mengaktifkan mekanisme penyembuhan alami tubuh
●  Melengkapi pengobatan medis konvensional dan bersifat rasional yang tidak
bertentangan dengan nilai dan hukum kesehatan di Indonesia.
● menangani berbagai penyakit dengan teknik tradisional, yang juga dikenal sebagai
pengobatan alternatif.
● Memperbaiki fungsi dari sistem – sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan
pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit,
karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya
sendiri
2.3 Dasar dalam Praktek Komplemeter
Self As Healer
• Kesadaran diri dan perawatan diri adalah bagian penting dari refleksi praktek keperawatan
holistik
• Eksplorasi individu berkaitan dengan pengetahuan, kesadaran diri dan pengembangan spiritual
adalah komunikasi secara terus menerus antara aspek dalam dan luar seseorang
• Perawat harus seimbang dan hadir penuh untuk pasien dengan perjalanan penyembuhannya
Presence
1. Adalah terapi komplementer yang menyatu pada semua terapi komplementer, walaupun ini
dapat digunakan sendiri
2. Adalah menghadirkan diri secara fisik dan psikologis pada pasien untuk tujuan pertemuan
memberikan perawatan yang dibutuhkan pasien
3. Presence sangat sesuai dengan caring
Therapeutic Listening
1. Adalah bagian integral dari hubungan perawat dan klien
2. Mendengarkan adalah proses aktif dan dinamis dalam interaksi yang memerlukan usaha
memperhatikan isyarat verbal dan non verbal klien
3. Variasi yang dapat digunakan dalam mendengarkan termasuk aktif, terapeutik, empati dan
holistik

2.4 Peran Perawat dalam Dasar Praktek Komplementer


Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi komplementer
diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung,
koordinator dan sebagai advokat. Sebagai konselor perawat dapat menjadi tempat bertanya,
konsultasi, dan diskusi apabila klien membutuhkan informasi ataupun sebelum mengambil
keputusan. Sebagai pendidik kesehatan, perawat dapat menjadi pendidik bagi perawat di sekolah
tinggi keperawatan seperti yang berkembang di Australia dengan lebih dahulu mengembangkan
kurikulum pendidikan (Crips& Taylor, 2001). Peran perawat sebagai peneliti di antaranya
dengan melakukan berbagai penelitian yang dikembangkan dari hasilhasil evidence-based
practice. Perawat secara holistik harus bisa mengintegrasikan prinsip mind-body-spirit dan
modalitas (cara menyatakan sikap terhadap suatu situasi) dalam dalam kehidupan sehari-hari dan
praktek keperawatannya. Terapi komplementer menjadi salah satu cara bagi perawat untuk
menciptakan lingkungan yang terapeutik dengan menggunakan diri sendiri sebagai alat atau
media penyembuh dalam rangka menolong orang lain dari masalah kesehatan. Terapi
komplementer digunakan bersama-sama dengan terapi medis conventional.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terapi komplementer dapat berupa promosi kesehatan, pencegahan penyakit ataupun
rehabilitasi. Bentuk promosi kesehatan misalnya memperbaiki gaya hidup dengan menggunakan
terapi nutrisi. Seseorang yang menerapkan nutrisi sehat, seimbang, mengandung berbagai unsur
akan meningkatkan kesehatan tubuh. Intervensi komplementer ini berkembang di tingkat
pencegahan primer, sekunder, tersier dan dapat dilakukan di tingkat individu maupun kelompok
misalnya untuk strategi stimulasi imajinatif dan kreatif (Hitchcock et al., 1999). Pengobatan
dengan menggunakan terapi komplementer mempunyai manfaat selain dapatmeningkatkan
kesehatan secara lebih menyeluruh juga lebih murah. Terapi komplementer terutama
akan dirasakan lebih murah bila klien dengan penyakit kronis yang harus rutin mengeluarkan
dana.  Pengalaman klien yang awalnya menggunakan terapi modern menunjukkan bahwa biaya
membeli obat berkurang 200-300 dolar dalam beberapa bulan setelah menggunakan terapi
komplementer (Nezabudkin, 2007).

3.2 Saran

Dengan disusunnya makalah ini saya mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini. Sehingga sedikit banyak
bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu, saya juga mengharapkan saran dan kritik
dari para pembaca sehingga saya bisa berorientasi lebih baik pada makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/terapi-komplementer-dalam-keperawatan/
https://kabarmediacitra.com/landasan-hukum-terapi-komplementer-dalam-praktik-
mandiri-keperawatan/

Anda mungkin juga menyukai