Anda di halaman 1dari 23

PENERAPAN TERAPI KOMPLEMENTER PADA KELUARGA

OLEH:

KELOMPOK 8 (KELAS B13A)

I GUSTI PUTU ARDANA (203221122)

NI LUH MAMIK DAMIASIH (203221123)

NI PUTU WISMA DEWI (202221124)

LUH KOMANG TRI MAHAYAN (203221125)

TUT WURI UMBARWATI (203221126)

NI PUTU SRI RAHAYU (203221127)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI


DENPASAR
2020

1
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa
penulis telah dapat membuat makalah tentang”  Aplikasi Komplementer Dalam
Semua Siklus Kehidupan Pada Dewasa’’ walaupun banyak sekali hambatan dan
kesulitan yang kami hadapi dalam menyusun makalah ini, dan mungkin makalah ini
masih terdapat kekurangan dan belum bisa dikatakan sempurna dikarenakan
keterbatasan kemampuan penulis.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak terutama dari Bapak/Ibu dosen maupun
teman-teman sekalian supaya penulis dapat lebih baik lagi dalam menyusun sebuah
makalah dikemudian hari,dan semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang
membacanya.

“Om Santih, Santih, Santih, Om”

Denpasar, 8 Desember 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap perawat akan menemui berbagai macam kasus yang terjadi pada klien.
Masalah yang terjadi pada klien mengharuskan perawat mampu memberikan perawatan
yang tidak hanya tindakan invasive namun perlu memberikan terapi. Perawat perlu
mengetahui macam-macam bentuk terapi selain terapi keperawatan. Selayaknya seorang
profesional (Ners) mampu memberi intervensi keperawatan yang unik. Namun juga perlu
mengetahui terapi lain seperti terapi komplementer. Setiap jenis terapi ini memiliki
keuntungan dan kekurangan. Bentuk terapi komplementer tersebut juga berbeda terhadap
kasus yang dihadapi sehingga sebagai perawat dapat berhati-hati dalam penerapannya.
Komplementer maupun terapi komplementer merupakan metode penyembuhan
yang caranya berbeda dari pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang
mengandalkan obat kimia dan operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Banyak terapi modalitas yang digunakan pada terapi komplementer mirip dengan
tindakan keperawatan seperti teknik sentuhan, masase, dan manajemen stress. Menurut
WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah pengobatan non-
konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Sebagai contoh di
indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan
pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang
sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun-temurun pada suatu
negara. Tapi di Filipina misalnya, jamu buatan Indonesia bisa dikategorikan sebagai
pengobatan komplementer. Bagi perawat yang tertarik mendalami terapi komplementer
dapat dimulai dengan tindakan-tindakan keperawatan atau terapi modalitas yang berada
pada bidang keperawatan yang dikuasai secara mahir berdasarkan perkembangan
teknologi terbaru.
Jadi, keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawatan yang
menerapkan pengobatan non-konvensional yang tujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup,
dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum dalam kedokteran konvensional.
4
Sebagai profesional Ners harus mempunyai kecakapan yang tinggi dalam
membuat asuhan keperawatan keluarga yang diberikan. Intervensi yang diberikan pun
harus berorientasi pada derajat kesehatan kliennya. Perawatan di rumah mempunyai
peran krusial dan menentukan proses kehidupan seseorang, sehingga perawat dituntut
menggunakan standar dan pedoman asuhan keperawatan yang ditentukan dan
bermutu. Perawat juga harus selalu mengguanakan critical thinking dalam asuhan
keperawatan yang dibuatnya. Maka dari itu penting untuk diketahui terapi yang dapat
diterapkan pada keluarga, salah satunya adalah terapi komplementer.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah definisi terapi komplementer secara umum?
1.2.2 Apakah tujuan dari terapi komplementer?
1.2.3 Apasajakah jenis-jenis terapi komplementer?
1.2.4 Bagaimanakan penerapan terapi komplementer pada keluarga
1.2.5 Apasajakah terapi komplementer yang dapat diterapkan pada keluarga

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi komplementer
secara umum.
1.3.2 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tujuan dari terapi
komplementer.
1.3.3 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami jenis-jenis terapi
komplementer.
1.3.4 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penerapan terapi
komplementer pada keluarga
1.3.5 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami terapi komplementer yang
dapat diterapkan pada keluarga

1.4 Manfaat Penulisan


Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang penerapan
keperawatan komplementer pada keluarga, sehingga dapat memberikan informsi kepada
masyarakat pada umumnya dan keluarga pada khususnya dan bisa menjadi acuan dalam
menerapkan pelayanan terapi komplementer dalam asuhan keperawatan keluarga.

5
1.5 Metode Penulisan
Kami menggunakan dua metode penulisan yaitu dengan studi pustaka dan
penelusuran IT. Pada metode studi pustaka, kami membaca dan menganalisis beberapa
literature kemudian kami menggunakan refrensi tersebut pada tulisan ini. Selanjutnya pada
metode penelusuran IT, kami mencari tambahan refrensi pada dunia rambah internet untuk
melengkapi data-data yang telah kami peroleh pada literature.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN TERAPI KOMPLEMENTER


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi merupakan usaha
untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan
penyakit. Komplementer adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan. Menurut
WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah pengobatan non-
konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, misalnya jamu yang
merupakan produk Indonesia dikategorikan sebagai pengobatan komplementer di Negara
Singapura. Di Indonesia sendiri, jamu dikategorikan sebagai pengobatan tradisional.
Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu
digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara.
Terapi Komplementer merupakan metode penyembuhan yang caranya berbeda dari
pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat kimia dan operasi,
yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Banyak terapi modalitas yang digunakan pada
terapi komplementer mirip dengan tindakan keperawatan seperti teknik sentuhan, massage
dan manajemen stress. Terapi komplementer merupakan terapi tambahan bersamaan dengan
terapi utama dan berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan
kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan komplementer
tradisional – alternatif adalah pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan
efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik. Dalam penyelenggaraannya,
terapi komplementer harus sinergi dan terintegrasi dengan pelayanan pengobatan
konvensional dengan tenaga pelaksananya dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya
yang memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan komplementer tradisional – alternatif.
Jadi dapat disimpulkan, keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawatan
yang menerapkan pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang
berfungsi sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan
berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui

7
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi berlandaskan
ilmu pengetahuan biomedik.

2.2 TUJUAN TERAPI KOMPLEMENTER


Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem – sistem tubuh,
terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya
sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan memberikan respon
dengan asupan nutrisi yang baik lengkap serta perawatan yang tepat.

2.3 JENIS-JENIS TERAPI KOMPLEMENTER


Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer dikategorikan
menjadi 5, yaitu :
1. Biological Based Practice : herbal, vitamin, dan suplemen lain.
2. Mind-body techniques : meditasi, hypnomedis.
3. Manipulative and body-based practice : pijat, refleksi.
4. Energy therapies : terapi medan magnet.
5. Ancient medical systems : obat tradisional chinese, aryuvedic, akupuntur.
Di Indonesia, ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu
sebagai berikut :
1. Akupunktur medik yaitu metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat
bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai
analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul
signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut
adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah
ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udara
atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama
terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada
telinga akibat tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa
herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal

8
terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba,
baik terhadap keamanan maupun efektifitasnya.
Berdasarkan Permenkes RI Nomor : 1109/Menkes/Per/2007 Jenis Terapi
Komplementer adalah :
1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) : Hipnoterapi, mediasi,
penyembuhan spiritual, doa dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati,
aromaterapi, ayurveda.
3. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati,
pijat urut.
4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah.
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro nutrient, mikro
nutrient.
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik.

2.4 PENERAPAN TERAPI KOMPLEMENTER PADA KELUARGA


Terapi keperawatan adalah intervensi keperawatan yang unik yang hanya dapat
dilakukan oleh seorang profesional (Ners). Bentuk terapi keperawatan berupa tindakan yang
bersifat alamiah,tindakan berupa bantuan untuk melakukan tindakan yang bersifat alamiah
tersebut, tindakan berupa proses interaksi untuk mempengaruhi klien dan keluarga agar
bersedia merubah perilaku/ mengikuti program perawatan, tindakan berupa proses interaksi
untuk meningkatkan adaptasi klien dengan masalahnya, tindakan berupa pendidikan
kesehatan agar mampu melakukan bagi diri klien. Adapun jenis terapi keperawatan yang bisa
diterapkan pada keperawatan keluarga salah satunya adalah terapi komplementer.
Terapi komplementer dan alternatif adalah terapi dalam ruang lingkup luas meliputi
system kesehatan, modalitas, dan praktek-praktek yang berhubungan dengan teori-teori dan
kepercayaan pada suatu daerah dan pada waktu/periode tertentu. Terapi komplementer
adalah terapi yang digunakan secara bersama-sama dengan terapi lain dan bukan untuk
menggantikan terapi medis.
Alasan yang paling umum orang menggunakan terapi komplementer pada keluarga
adalah untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan/wellness. Wellness mencakup
kesehatan optimum seseorang, baik secara fisik, emosional, mental dan spiritual. Fokus
terapi komplementer adalah kesejahteraan yang berhubungan dengan tubuh, pikiran dan
spirit. Terapi komplementer bertujuan untuk mengurangi stres, meningkatkan kesehatan,
9
mencegah penyakit, menghindari atau meminimalkan efek samping, gejala-gejala, dan atau
mengontrol serta menyembuhkan penyakit.

2.5 JENIS TERAPI KOMPLEMENTER PADA KELUARGA


Adapun beberapa contoh terapi komplementer yang dapat diterapkan pada keluarga
yaitu:
1. Pijat bayi
Pijat bayi itu sangat besar manfaatnya bagi bayi. Bayi -bayi prematur yang dipijat
secara teratur setiap hari menunjukkan perkembangan fisik dan emosional yang lebih
baik ketimbang bayi-bayi yang tidak dipijat. Selain itu berat badan bayi prematur yg
dipijat akan mengalami peningkatan berat badan 20 hingga 40 persen dibandingkan
yang tidak dipijat.

Dan hal ini telah dibuktikan oleh para ahli di Fakultas Kedokteran Universitas
Miami pada tahun 1986. Dipimpin oleh Tiffany M Field PhD. Selain itu, katanya, bayi-
bayi yang dipijat selama lima hari saja, daya tahan tubuhnya akan mengalami
peningkatan sebesar 40 persen dibanding bayi-bayi yang tidak dipijat.
Pijat bayi ternyata bukan hanya berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan
emosional bayi. Jika dilakukan oleh ayah misalnya, maka pijat bayi itu bisa
meningkatkan produksi ASI (Air Susu Ibu) pada tubuh ibu dan disebut ''pemberdayaan
ayah, ketika seorang ayah berinisiatif memijat si bayi, hal itu akan menimbulkan
perasaan positif pada istri. Inisiatif suami ini membuat istri merasa disayang, nyaman,
dan perasaan positif lainnya. Dan perasaan seperti ini akan merangsang produksi
hormon oksitosin. Untuk diketahui, hormon ini sangat berguna untuk memperlancar
produksi ASI. Penelitian menunjukkan, 80 persen produksi hormon oksitosin
dipengaruhi oleh kondisi psikis ibu.

Selain itu, pijat bayi akan membuat bayi cepat lapar. Makin banyak ASI disedot
oleh bayi (menyusui), maka produksi ASI makin meningkat. Ini karena dalam proses
produksi ASI berlaku hukum supply and demand. Artinya, makin banyak ASI
dikeluarkan, makin banyak pula ASI diproduksi. Begitu pula sebaliknya.

Tata cara pemijatan

10
Mengingat manfaatnya yang tidak kecil, sudah sepantasnya para orangtua
menerapkan terapi sentuhan ini pada bayi mereka. Bagaimana caranya, ikuti tips
berikut ini.
Sebelum mulai memijat, lakukan beberapa langkah persiapan, yaitu:
a. Mencuci tangan.
b. Hindari kuku dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi.
c. Ruang untuk memijat usahakan hangat dan tidak pengap.
d. Bayi selesai makan atau tidak berada dalam keadaan lapar.
e. Usahakan tidak diganggu dalam waktu lima belas menit untuk melakukan
proses pemijatan.
f. Baringkan bayi di atas kain rata yang lembut dan bersih.
g. Ibu/ayah duduk dalam posisi nyaman.
h. Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai wajahnya
sambil mengajak bicara.

2. Terapi herbal
Terapi Herbal atau yang sering disebut Herbalisme adalah penggunaan tanaman
obat untuk kemampuan terpeutik atas kemampuan terapinya untuk menyembuhkan
penyakit seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan Herbal adalah tanaman atau
bagian tanaman yang memiliki nilai dikarenakan memiliki khasiat terapi, aaromatik
atau rasanya, dan orang yang menerapkan terapi herbal dalam menangani pasiennya
disebut Herbalis.

Terapi herbal adalah terapi yang paling tua sepanjang sejarah kehidupan manusia.
Setiap tempat kebudayaan memiliki pengetahuan tentang herbal masing-masing.
Berdasarkan pengalaman tuurun-temurun dan cara mereka mengamati hewan yang
memanfaatkan tanaman tersebut dengan metode coba-coba (trial and error). Oang
jaman dahulu menggunakan berbagai tanaman yang ada di sekitarnya untuk digunakan
sebagai obat.

Menjelang meillenium baru, terapi herbal mengalami masa kebangkitannya


dengan istilah "Back to Nature" kembali ke alam dan mulao diterima sebagai
komplemen/pendamping untuk terapi konvensional. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) memperkirakan 4 milyar atau sekitar 80% dari penduduk dunia pada saat ini
11
menggunakan terapi herbal untuk beberapa aspek dari kesehatan mereka. Sekitar 25%
dari obat-obatan yang diresepkan di Amerika Serikat saat ini mengandung sedikitnya
satu bahan aktif yang berasal dari tanaman. Menurut WHO pula, dari 119 obat-obatan
farmasi yang berasal dari tanaman sekitar 75 pasiean digunakan dalam terapi modern
dalam cara yang berkolerasi langsung dengan penggunaannya secara tradisional dalam
kultur pribumi asalnya. Perusahaan-perusahaan farmasi terkemmuka dunia kini sedang
giat-giatnya melakukan riset intensif mengenai bahan tanaman yang dikumpulkn darai
hutan hijau (rainforest) untuk diteliti potensi terapinya.

Ada berbagai penyebab mengapa terjadi kembali terapi herbal :


a. Terapi Konvensional Kedokteran modern makin terasa impersonal, pasien
merasa kurang di orangkan oleh dokter-dokter mereka.
b. Penggunaan jasa terapi konvensional kedokteran " Biaya Tinggi " karena
penggunaan alat " High Tech" (teknologi tinggi).
c. Makin nyatanya bukti akibat efek samping dari obat-obatan sintetik, dan
ketidakmampuannya dalam mengatasi penyakit kronis, degeneratif dan yang
berhubungan dengan sistem imunitas tubuh.
d. Terapi herbal bersifat holistik dan penekanannya pada pemberdayaan diri
sehingga sesuai dengan sentimen penggunanya yang ingin memegang
kendali terhadap kehidupan mereka sendiri.

Meski memiliki berbagai macam kelebihan dalam terapi herbal, secara prinsip
dasar harus disadari bahwa terapi herbal ditujukan untuk memngembalikan
keseimbangan tubuh secara alami, dengan membiarkan tubuh bekerja sendiri dalam
memelihara kesehatannya. Oleh karena itu, sebaiknya tidak mengharapkan ramuan/
obat herbal akan mengusir semua gejala penyakit dengan cepat. Karena terapi ini lebih
diarahkan untuk mendukung kerja sistem tubuh agar berfungsi dengan baik sehingga
akan mampu mengatasi sendiri gangguan penyakit yang dialami.

3. Exercise dan Diet


Fungsi nutrisi sebagai penyembuh baru disadari setelah Dr. Linus Pauling yang
memperkenalkan konsep terapi ortomolekuler, yaitu penggunaan vitamin dalam dosis
tinggi. Awalnya Dr. Linus Pauling hanya mengira bahwa vitamin C hanya digunakan

12
untuk mencegah batuk pilek namun setelah dicombain dengan vitamin B (B1, B6, B12)
yang diperlukan untuk sel otak dan saraf.
Joseph Pizzorno,N.D., pakar terapi alami menulis textbook of Natural Meidcine
and Encylopedia of Natural Medicine menjelaskan cara kerja kelompok nutrisi sebagai
obat. Menurutnya seluruh proses tergantung pada enzim yang berfungsi membantu
proses reaksi kimia agar sel-sel organ tubuh bekerja dengan baik. Untuk itu diperlukan
mikronutrien sebagai konponen pembenguk enzim, menghalangi toksin, merusak enzim
dan memperbaiki sel genetic yang menghasilkan enzim tersebut.
Terapi nutrisi diperlukan untuk mengembalikan keseimbangan fungsi tubuh yang
terganggu akibat kekurangan nutrisi. Hal ini sebagai akibat pola makan yang buruk dan
stress kehidupan. Gangguan-gangguan tersebut berupa penurunan kemampuan system
imun, keracunan dari toksin hasil metabolism tubuh yang tidak baik, gangguan system
anti-radang yang berlebih sehingga tubuh meresponnya sebagai alergi, gangguan fungsi
metabolic terutama pencernaan, gangguan system hormone dan proses penuaan dini
yang sekarang banyakl terjadi karena stress karena gaya hidup modern.
Untuk mnegatasi gangguan tersebut beberapa nutrisi yang digunakan dalam food
supplement adalah :
a. Memperkuat system imun yaitu vitamin A, C, herbal Echinacea dan jamur
Shiitake. Untuk mnegobatai infeksi spesifik, digunakan goldenseal (infeksi
bakteri), licorice (infeksi virus) dan tea tree oil (infeksi jamur kulit).
b. Detoksifikasi digunakan betakaroten, vitamin C, E dan klorofil. Sedangkan
untuk mengatasi toksik usus diberikan suplemen laktobasilus. Detoksifikasi hati
digunakan bawang putih, Sylibum marianum dan sayuran golongan brassica.
c. Mengatasi radang digunakan vitamin E dan C dosis tinggi yang berfungsi
menormalkan kembali fungsi respon tubuh terhadap radang.
d. Mengoptimalkan fungsi metabolic terutama system pencernaan digunakan zat
pahit, betain hidroklorida dan enzim pepsin.
e. Menyeimbangkan system hormone: hormone tyroid diberikan mineral tembaga,
selenium, seng dan ekstrak kelenjar tiroid. Hormone DHEA diberikan ginseng
Siberia, meningkatkan hormone wanita diberikan mineral seng, vitamin A,
herbal Vitex agnus-cactus, meningkatkan hormone pria diberikan mineral sneg
dan ginseng Siberia.
Awet muda digunakan suplemen vitamin C, E, B12, koenzim Q10, glukosamin
sulfat, glutation, mineral kromium, magnesium selenium dan minyak biji rami.
13
4. Reiki
Reiki merupakan salah satu dari 1800 jenis terapi komplementer yang ada di dunia.
Reiki ditemukan pertama kali oleh Mikao Usui pada tahun 1922. Reiki berasal dari
bahasa Jepang yaitu rei yang artinya alam semesta dan ki yang berarti energi
kehidupan, jadi reiki berarti energi alam semesta yang dikarunia Tuhan sang maha
pencipta kepada manusia yang diperoleh sejak ia dilahirkan. Energi ini dapat
digunakan untuk memelihara kesehatan serta menyembuhkan diri sendiri ataupun
orang lain.

Teknik Penyembuhan reiki adalah teknik penyembuhan sangat sederhana dan mudah
dipelajari oleh semua orang hanya dalam waktu inisiasi 30-45 menit dan langsung
dapat digunakan untuk menyembuhkan diri sendiri maupun orang lain yang bersifat
permanen. Kemampuan reiki bisa diperoleh seketika melalui proses
attunement/penyelarasan atau inisiasi yang dilakukan oleh reiki master. Setelah
dilakukan proses penyelarasan energi terhadap sumber energi alam semesta oleh reiki
master, secara langsung seseorang memiliki kemampuan memanfaatkan energi reiki.
Cara menggunakanya energi reiki sangat mudah, hanya meniatkan akan menggunakan
energi reiki dan meletakkan tangan pada cakra (pintu gerbang energi tubuh) atau
bagian tubuh yang sakit.

Proses attunement akan memberi efek detokfisikasi pada fisik, biasanya berupa
kelebihan energi yang disertai tanda-tanda rasa panas, mengantuk, meningkatnya
frekuensi buang air kecil maupun besar. Detokfisikasi ini akan diakhiri dengan rasa
bugar, tenang dan nyaman sesudahnya. Pada attunement tingkat kedua, detoksifikasi
terjadi pada lapisan mental dan emosional sehingga pembawaan lebih sabar dan
tenang. Terakhir adalah attunement tingkat master, pada tahap ini detoksifikasi akan
terjadi pada lapisan spiritual. Biasanya akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan,
lebih tenang dan mempunyai kepekaan yang tinggi.

Praktisi reiki atau master reiki merupakan mediator untuk mengalirkan energi alam
kedalam tubuh manusia melalui kedua tangannya. Tubuh manusia tersusun atas tubuh
fisik dan non fisik yang saling berhubungan, saat tubuh non fisik terganggu maka
tubuh fisikpun akan tergangu. Terapi reiki tidak langsung ke ditujukan pada bagian
14
fisik tubuh melainkan dialirkan dalam bentuk gelombang elektro magnetik melalui
medan radiasi tubuh atau aura. Saat melakukan penyembuhan, seorang praktisi reiki
akan menyerap energi reiki dari alam semesta dan menyalurkannya ke tubuh nonfisik
si pasien melalui cakra/pintu gerbang energi yang ada dalam tubuh manusia. Hasil
yang diharapkan adalah terjadi keselarasan/keseimbangan energi dalam tubuh,
meningkatkan kerja sel tubuh sehingga fungsi tubuh akan membaik dan dapat
melakukan pemeliharaan dan perbaikan kesehatan.

Aktivasi cakra (pusat penyalur energi) dalam tubuh dapat menjaga keseimbangan
berbagai sistem dalam tubuh, hal ini dapat memelihara kesehatan fisik dan mental
manusia. Tujuan akhir aktivasi cakra ini adalah menciptakan manusia yang sehat jiwa
dan raga. Meski lebih banyak ditujukan untuk tindakan preventif, aktivasi cakra juga
dapat menyembuhkan gejala penyakit yang disebut cakra healing

Sesuai namanya, chakra healing dapat menyembuhkan secara langsung berbagai


penyakit, meski terbatas pada penyakit ringan. Kalau pusing, pilek atau stres, masih
bisa ditanggulangi namun untuk penyakit berat seperti kanker, gastritis kronis,
gangguan jantung, dan lainnya, lazimnya dikombinasikan dengan metode terapi lain.
Penting untuk diingat bahwa reiki bukan untuk terapi alternative kanker namun reiki
adalah terapi komplementer yang digunakan untuk meringankan efek samping dari
terapi kanker.

Chakra healing memanfaatkan tenaga bioenergi yang terdapat dalam tubuh manusia.
Bioenergi ini merupakan tenaga vital yang mempunyai sifat dasar hampir sama
dengan energi lain seperti energi panas atau energi listrik. Jika darah mengalir lewat
pembuluh, bioenergi tadi mengalir lewat suatu "lorong" yang dinamai meridian.
Meridian ini berpangkal pada titik-titik tertentu pada tubuh, membentuk pusat-pusat
energi yang disebut cakra.

5. Akupuntur
Akupuntur adalah teknik terapi yang digunakan dalam terapi tradisional Cina.
Jarum-jarum yang sangat tajam digunakan untuk menstimulasi titik-titik tertentu pada
tubuh. Titik-titik ini terdapat pada jalur-jalur energi yang disebut "meridian". Terapi

15
akupuntur dirancang untuk memperbaiki aliran dan keseimbangan energi sepanjang
meridian-meridian ini.
Terapi tradisional Cina memiliki sejarah lebih dari 2,500 tahun. Terapi tradisional
ini melihat tubuh manusia sebagai suatu sistim aliran energi. Ketika aliran-aliran energi
ini seimbang, maka tubuh tersebut sehat. Para praktisi memeriksa denyut nadi pasien dan
mengamati keadaan lidah mereka untuk mendiagnosa ketidakimbangan energi. Dalam
terapi Cina, denyut nadi dapat diperiksa pada tiga lokasi di masing-masing pergelangan
tangan, dan pada tiga kedalaman pada masing-masing lokasi.
Penyakit tidak didefinisikan dengan gejala-gejala atau nama penyakit seperti
"infeksi HIV". Sebaliknya, seorang praktisi terapi Cina akan berbicara mengenai
ketidakimbangan energi. Bahasanya dapat kedengaran sangat aneh, seperti "kekurangan
yin" atau "peningkatan panas ginjal". Kata-kata Cina yin dan yang menggambarkan
energi yang saling bertolak-belakang yang seharusnya tetap seimbang, dan Qi (dibaca
"chi") secara kasar dapat diartikan sebagai energi atau kekuatan hidup.
Dalam terapi tradisional Cina, terdapat banyak cara untuk memperbaiki
keseimbangan aliran energi tubuh. Teknik yang paling sering digunakan di negara-negara
barat adalah teknik senam seperti Qigong atau Tai Chi, akupuntur (tusuk jarum), dan
jamu.
Banyak praktisi terapi Cina mengkhususkan diri pada akupuntur atau jamu. Sangat
jarang yang menggunakan keduanya. Berdasarkan ketidakimbangan energi klien, ahli
akupuntur klien akan memilih titik akupuntur untuk distimulir. Klien akan berbaring di
atas dipan, bertelungkup atau telentang. Jarum-jarum akan dimasukkan pada titik-titik
tertentu. Klien mungkin akan merasa sedikit sakit, kesemutan atau rasa kebal selagi
jarum ditusukkan. Jarum-jarum ini dibiarkan pada tempatnya selama 30 hingga 45 menit
tergantung pada tujuan dari akupuntur itu. Selama itu, banyak orang jatuh tertidur.
Klien mungkin juga mendapatkan perawatan tambahan selama akupuntur untuk
meningkatkan aliran energi klien. Jarum-jarum mungkin distimulir dengan aliran listrik
bertenaga sangat rendah (electroacupuncture). Moxa adalah bahan lembut yang terdiri
dari sejenis rempah mugwort kering. Moxa mungkin diaplikasikan di atas jarum
akupuntur atau bahkan secara langsung di kulit. Moxa dibakar untuk menghasilkan rasa
panas yang menusuk. Hal ini disebut moxibustion.
Gelas-gelas bundar dapat digunakan untuk menghasilkan penyedotan pada titik-
titik tertentu (bekam). Penyedotan ini menstimulir aliran energi. Bila gelas-gelas ini
ditinggalkan pada kulit untuk waktu yang lama, akan ada bekas berwarna merah.
16
Beberapa praktisi menggunakan manik-manik kecil atau jarum kecil yang
ditinggalkan pada kulit selama beberapa hari untuk memberi tekanan pada titik
akupuntur.
Beberapa orang merasa sedikit rasa sakit, kaku atau kesemutan ketika jarum
akupuntur ditusukkan. Dalam beberapa kasus yang jarang, orang akan merasa pusing
atau mual selama akupuntur. Klien mungkin akan mengeluarkan beberapa tetes darah
ketika jarum dicabut. Akupuntur memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan
dengan kebanyakan terapi – terapi modern. Klien sebaiknya tidak melakukan akupuntur
bila klien minum minuman beralkohol satu jam sebelumnya, atau bila klien telah
menggunakan napza. Pastikan ahli akupuntur klien tahu bila klien hamil. Beberapa titik
akupuntur tidak boleh distimulir selama kehamilan.

6. Hipnoterapi
Di Indonesia, hipnosis sudah diakui sebagai salah satu alternatif penyembuhan
yang telah teruji kebenarannya. Bahkan hipnosis kedoteran sudah menjadi seminar resmi
bagi calon psikiater di FKUI. Sedangkan di RSPAD Gatot Subroto sebagai pusat
hipnosis kedokteran pertama, menerapkan hipnodonsi (dental Hypnosis) untuk dokter
gigi serta para psikiaternya. Jadi, jangan takut untuk mencoba manfaat hipnoterapi.

Anggapan masarakat terhadap hipnoterapi sering diasumsikan sama dengan


metode gendam yang sering digunakan untuk praktek kejahatan, keduanya memang
sama menggunakan gelombang elektromanetik dan energi dalam tubuh manusia, namun
ada perbedaan mendasar dalam penerapannya. Menurut Dr. Erwin, hipnoterapi bukanlah
gendam atau ilmu sihir. Seperti yang banyak digunakan dalam kasus kejahatan, korban
dibuat tidak sadar dan menyerahkan apa yang dimilikinya. Dalam hipnoterapi, si pasen
dijadikan subjek aktif yang dipandu secara sadar dan mau menerima apa yang di lakukan
terapis sehingga melakukan energinya sendiri untuk penyembuhan dimaksud. Sedangkan
dalam gendam yang terjadi adalah proses magnetisme, yaitu si korban/pasien menjadi
obyek pasif dan secara tidak sadar dipengaruhi energi dari si pelaku kejahatan.

Cara Kerja Hipnoterapi

17
Istilah hipnoterapi mengacu dari kata “Hypno” bahasa Yunani berarti tidur.
Memang terapi penyembuhan hipnoterapi diawali dengan mengkondisikan pasien dalam
fase relaksasi (seperti orang tertidur) sebelum dilakukan terapi inti. Hipnoterapi bekerja
pada jiwa bawah sadar (alpha state) manusia. Untuk membangkitkan jiwa bawah
sadarnya, pasien dalam kondisi relaksasi atau atau mengistirahatkan jiwa sadarnya. Saat
jiwa sadarnya beristirahat maka jiwa bawah sadarnya akan muncul. Dalam kondisi ini
rekaman bawah sadarnya seperti gangguan kesehatan yang dirasakan akan diketahui.
Rekaman bawah sadar yang salah atau keliru akan diperbaharui dengan memberikan
sugesti-sugesti positif oleh terapis melalui hipnoterapi. Sugesti ini diberikan secara terus
menerus hingga keadaan dimana rekaman bawah sadar yang keliru menghilang dan
digantikan oleh sugesti positif .

Tingkat keberhasilannya sugesti positif pada pasien berbeda masing-masing orang.


Tergantung ganguan berat-ringanya penyakit yang diderita serta kemauan untuk sembuh
dari dalam diri pasien. Hipnoterapi tidak bisa langsung menyembuhkan dalam satu atau
dua kali terapi, seperti kasus kecanduan narkoba atau pasien ingin berhenti merokok. Jika
kecanduan narkoba atau merokok sudah sangat berat, untuk sembuh total proses terapi
bisa selama dua tahun. Untuk mempercepat kesembuhan, pasien juga harus proaktif dan
mempunyai kemauan yang kuat untuk sembuh. Dalam hipnoterapi, terapis hanya
berperan sebagai fasilitator, pasien harus kooperatif dan sebagai subyek aktif. Agar
proses terapi tepat sasaran, pasin harus benar-benar memahami betul maksud dan tujuan
hipnoterapi. Harus ada kesepakatan antara pasien dan terapis, karena pasienlah
sebenarnya yang paling tau apa yang dideritanya, tutur dokter yang praktek di Klinik
Prorevital di daerah Cempaka Putih dan RSPAD Jakarta.

Hipnoterapi lebih efektif digunakan untuk mengobati ganguan kesehatan yang


sifatnya fungsional. Ganguan kesehatan karena defisiensi organik dalam tubuh maupun
defisiensi zat dari luar tubuh tidak bisa disembuhkan. Seperti kasus kekurangan zat gizi
tertentu, dehidrasi atau ganguan penyakit kulit, tetap harus diobati dengan terapi medis
yang lain, tidak bisa dengan hipnoterapi. Begitu juga kasus trauma fisik seperti patah
tulang. Menangani penyakit akibat ganguan neurosis, seperti stres, depresi, fobia, atau
rasa cemas yang berlebihan.

18
Ganguan kejiwaan seperti stres lebih mudah disembuhkan dengan hipnoterapi,
dengan memberikan sugesti, pasien bisa ditenangkan. Kebanyakan orang melakukan
tindakan fisik untuk pencegahan dan penyembuhan penyakit kejiwaan. Penyakit jenis ini
lebih tepat diobati dengan hipnoterapi, karena yang sakit bukan fisiknya namun jiwanya.
Ganguan bioplasmik juga bisa disembuhkan dengan hipnoterapi. Ganguan bioplasmik
biasanya ditandai dengan menurunnya ketahanan fisik dan mental.

Kelebihan hipnoterapi adalah murah, karena bisa dilakukan sendiri. Hipnoterapi


juga relatif lebih efektif menghilangkan rasa nyeri dibandingkan terapi analgesik,
termasuk morfin sekalipun. Hipnoterapi juga aman tanpa efek negatif seperti efek
ketergantungan. Walaupun relatif aman, hipnoterapi mempunyai efek samping. Pada
beberapa pasien bia menimbulkan abreaksi. Suatu keadaan dimana pasien keluar dari
rekaman bawah sadarnya secara serentak. Akibatnya bisa menimbulkan rasa kekesalan
atau kesedihan secara berlebihan, reaksinya pasien bisa tidak terkendali, namun kondisi
biasanya tidak berlangsung lama dan bisa dikendalikan oleh terapis.

Terapi komplementer herbal dapat berupa jamu, obat terstandar, fitofarmaka, dan juga
tanaman obat.
2.4.1 Jamu
2.4.1.1 Pengertian Jamu
Jamu adalah obat tradisional yang diracik dengan menggunakan bahan tanaman
sebagai penyusun jamu tersebut. Jamu disajikan secara tradisional dalam bentuk serbuk
seduhan, pil, atau cairan. Satu jenis jamu bisa disusun dari berbagai tanaman obat yang
jumlahnya antara 5 – 10 macam, bahkan bisa lebih. Jamu tidak memerlukan pembuktian
ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Walaupun demikian, jamu
harus memenuhi persyaratan keamanan dan standar mutu. Jamu hanya dapat dikonsumsi
sebagai mencegah, mengurangi atau mengatasi keluhan yang dialami seseorang, bukan
menyembuhkan suatu diagnosa penyakit. Secara umum, jamu dibedakan menjadi dua,
yaitu yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan yang dimanfaatkan untuk mengobati
keluhan penyakit.
Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 246 tahun
1992, pengertian jamu adalah obat tradisional yang bahan bakunya simplisia yang
sebagian besar belum mengalami standarisasi dan belum pernah diteliti, bentuk sediaan
19
masih sederhana berwujud serbuk seduhan, rajangan untuk seduhan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, jamu merupakan bagian dari obat tradisional yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan hewan. Melalui proses produksi yang telah dilakukan oleh beberapa
industri kecil obat tradisional yang masih menggunakan tekhnologi yang relatif
sederhana (tradisional) karena jamu yang dihasilkan adalah berupa serbuk jamu.
2.4.1.2 Manfaat dan Bahaya Jamu
Jamu memiliki berbagai macam manfaat yang sangat menguntungkan kesehatan
tubuh manusia. Adapun manfaat dari jamu antara lain untuk menjaga kebugaran tubuh,
menjaga kecantikan, mencegah penyakit, dan mengobati penyakit. Jamu dapat dikatakan
juga berbahaya bagi kesehatan dan bahaya yang ditimbulkan pada jamu bersifat
akumulatif. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Digunakan secara terus menerus atau sembarangan
2. Digunakan dalam jumlah yang berlebihan / dosis berlebih
3. Salah mengonsumsi jamu atau mengonsumsi jamu palsu (bercampur dengan obat
sintetik) ( Yuliarti, 2008). Bahaya jamu bagi kesehatan tubuh bergantung pada
jenis dan macamnya.
Kebanyakan jamu yang memiliki khasiat yang spontan dapat menimbulkan
dampak berbahaya bagi kesehatan diri. Seperti kita ketahui tanpa dicampur bahan
berbahaya pun, terkadang sejumlah jamu bisa mengandung bahan berbahaya secara
alami. Hal ini terjadi karena sebagian besar jamu yang beredar dimasyarakat belum teruji
khasiat dan keamannanya. Perlu diketahui, dalam suatu jenis bahan makanan termasuk
bahan obat tradisional sebagian besar mengandung dua macam zat. Di satu sisi bahan
tersebut mengandung racun, dan tidak semua bahan yang terdapat di alam dapat
langsung kita konsumsi. Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh jamu sangat
memungkinkan apalagi dicampurdengan obat-obatan.

2.4.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Jamu


Jamu memang memiliki kelebihan dibandingkan dengan obat – obatan kimia
atau yang kita kenal dengan obat apotek. Namun demikian, jamu juga memiliki
kekurangan. Karena itu, sebelum mengonsumsi jamu hendaknya kita memahami segala
kelebihan dan kekurangan jamu dengan baik. Kelebihan jamu diantaranya adalah :
1. Harganya relatif murah.
2. Dapat terjangkau seluruh lapisan masyarakat .
3. Tersedia di alam sekitar kita, misalnya : kunyit, jahe, kencur.
20
4. Kandungan kimia di dalam jamu formulasinya lebih ringan dibandingkan obat
sintetis.
5. Dapat dikonsumsi sehari-hari karena kandungannya mengandung bahan kimia
alami.

Selain berbagai kelebihan di atas jamu juga memilki kekurangan diantaranya


yaitu :
1. Efek yang dirasakan tidak dapat secara spontan.
2. Belum ada standarisasi yang baku terhadap jamu dalam segi keamanan terhadap
produk ini.
3. Penelitian tentang jamu yang belum banyak dilakukan maka dosis teapat suatu
sediaan jamu belum dapat dipastikan dengan jelas.

Untuk itu, dalam mengkonsumsi jamu, obat medis modern, herbal maupun
memanfaatkan pengetahuan tradisional hendaknya tetap mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
1. Dosis dan frekuensi premakaian, termasuk seberapa banyak dan berapa kali
harus diminum dalam sehari.
2. Waktu mengkonsumsi sesudah atau sebelum makan.
3. Pertimbangkan kondisi kesehatan secara menyeluruh, termasuk tekanan darah
dan gangguan pencernaan seperti maag.
4. Kebersihan, mutu, dan kualitas produk.
5. Perhatikan pula tanggal kadaluarsa produk.
6. Jangan mengkonsumsi jamu, obat medis, herbal serta terapi tradisional yang lain
pada waktu, hari dan jam yang sama.

21
BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawatan yang menerapkan
pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi
sebagai terapi suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan
berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik. Terapi komplementer bertujuan untuk
memperbaiki fungsi dari sistem – sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan
pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit.
Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer dikategorikan
menjadi 5, yaitu : Biological Based Practice : herbal, vitamin, dan suplemen lain. Mind-
body techniques : meditasi, hypnomedis. Manipulative and body-based practice : pijat,
refleksi. Energy therapies : terapi medan magnet. Ancient medical systems : obat
tradisional chinese, aryuvedic, akupuntur. Terapi komplementer biologis atau herbal
dapat berupa jamu, obat terstandar, fitofarmaka, dan juga tanaman obat.

3. 2 Saran
Sebagai penyusun makalah ini, kami menyarankan kepada para pembaca
khususnya kepada para perawat agar lebih mendalami materi yang telah terpaparkan
dalam makalah ini agar dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ardina. 2011. Tumbuhan Obat. Available (Online) : 


http://digilib.unila.ac.id/5053/14/BAB%20II.pdf  (diakses pada tanggal 12
Maret 2016)
Dwinanda. 2012. Obat Bahan Alam. Available
(Online): http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39098/4/Chapter
%20II.pdf(diakses pada tanggal 12 Maret 2016)
Rani. 2011. Tanaman Herbal. Available (Online): 
https://aseranikurdi.files.wordpress.com/2011/09/tanamanherbal.pdf (diakses
pada tanggal 12 Maret 2016)
Synder, M & Lindquist, R. 2002. Complemntar/alternative Therapies in Nursing. New
York : Springer

Anda mungkin juga menyukai