Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar
dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi
hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang
lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu. Mual dan muntah terjadi pada 60 – 80% primi gravida dan
40 – 60% multi gravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala – gejala ini menjadi
lebih berat Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum.
Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena
sistem saraf pusat atau pengosongan lambung lambung yang berkurang. Pada
umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian
gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan
sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah
yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis
menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)
Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada
kehamilan muda dan dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu
pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual
dan 44% mengalami muntah – muntah. Wanita hamil memuntahkan segala apa
yang dimakan dan diminum hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit
berkurang, diuresis berkurang dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut
hiperemesis gravidarum dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Perbandingan
insidensi hiperemesis gravidarum 4 : 1000 kehamilan. (Sastrawinata, 2004)
Diduga 50% sampai 80% ibu hamil mengalami mual dan muntah dan kira
– kira 5% dari ibu hamil membutuhkan penanganan untuk penggantian cairan dan
koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Mual dan muntah khas kehamilan terjadi
selama trimester pertama dan paling mudah disebabkan oleh peningkatan jumlah

1
HCG. Mual juga dihubungkan dengan perubahan dalam indra penciuman dan
perasaan pada awal kehamilan. (Walsh, 2007)

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi hiperemesis gravidarum
2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum
3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum
4. Untuk mengetahui gejala dan tanda hiperemesis gravidarum
5. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum

C. Manfaat Penulisan

1. Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan mengerti dan memahami tentang hiperemesis
gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan penatalaksanaan pada
ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian hamil

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan


didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan lunar atau 9 bulan bulan menurut kalender Internasional.
(Sarwono Prawirohardjo,2010,Ilmu Kebidanan,)

2.2. Pengertian system pencernaan

System pencernaan merupakan system yang berurusan dengan penerimaan


makanan dan mempersiapkanya untuk di asimilasi tubuh. Saluran pencernaan
terdiri atas bagian-bagian berikut mulut, faring, usofagus, ventrikulus, usus halus
dan usus besar.Selain itu mulut memuat gigi untuk menguyang makanan dan lidah
yang membantu untuk cita rasa dan menelan. Beberapa kelenjar atau kelompok
kelenjar menuangkan cairan pencerna penting ke dalam saluran pencernaan.

2.3. Pengertian Hiperemesis Gravidarum (HEG)

Hiperemesis Gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan


sampai umur kehamilan 20 minggu. (Sarwono Prawirohardjo, 2010, Ilmu
Kebidanan, hal. 815)
Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan (biasanya pada hamil muda)
dimana penderita mengalami mual- muntah yang berlebihan, sedemikian rupa
sehingga mengganggu aktivitas dan kesehatan penderita secara keseluruhan.
(Achadiat,2004)
Mual dan muntah selama kehamilan adalah hal yang wajar, umumnya
terjadi pada pagi hari sehingga sering disebut morning sickness, walaupun dapat
terjadi kapan saja. Hampir 50 – 90% wanita hamil mengalami morning sickness.

3
Mual dan muntah ini diyakini sebagai suatu mekanisme pertahanan tubuh pada
wanita hamil dan janinnya terhadap makanan-makanan berbahaya yang
mengandung bakteri atau racun, sehingga tidak mengganggu proses perkembangan
janin. Mual dan muntah biasanya dimulai sejak kehamilan memasuki usia 9 – 10 minggu,
mencapai puncaknya pada usia kehamilan 11 – 13 minggu, dan mulai berkurang pada usia
kehamilan 12 – 14 minggu. Hanya sebagian kecil yang berlanjut sampai usia kehamilan
20-22minggu.
2.3.1 Penyebab Hiperemesis Gravidarum

Penyebab utama terjadinya hyperemesis gravidarum masih belum diketahui


secara pasti. Mengapa ada wanita hamil yang mengalaminya dan ada juga yang
tidak, padahal perubahan fisiologis selama kehamilan adalah sama. Faktor utama
penyebab timbulnya hiperemesis gravidarum diduga berkaitan dengan perubahan
hormon selama kehamilan.

faktor predisposisi :
a. Primigravida

b. Overdistensi rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi,


mola hidatidosa
Faktor organik :
a. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
b. Perubahan metabolik akibat hamil
c. resistensi yang menurun dari pihak ibu.
d. Alergi
faktor psikologis :
a. Rumah tangga yang retak
b. Hamil yang tidak diinginkan
c. takut terhadap kehamilan dan persalinan
d. takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu

4
e. kehilangan pekerjaan

2.3.2 Patofisiologi

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah


pada hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak
imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.

1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan


lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang
tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik,
asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain
itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang
3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi
lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat
merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan
4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi
robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-
Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.

2.3.4 Gejala dan Tanda

Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan hiperemesis
gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita terpengaruh, sebaiknya
ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum. Hiperemesis gravidarum menurut
berat ringannya gejala dapat dibagi :

1. Tingkatan I
a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :

5
1) Dehidrasi : turgor kulit turun
2) Nafsu makan berkurang
3) Berat badan turun
4) Mata cekung dan lidah kering
b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi
regurgitasi ke eksofagus
c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun
d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit
e. Tampak lemah dan lemas

2. Tingkatan II
a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :
1) Turgor kulit makin turun
2) Lidah kering dan kotor
3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris
b. Kardiovaskuler
1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit
2) Nadi kecil karena volume darah turun
3) Suhu badan meningkat
4) Tekanan darah turun
c. Liver
1) Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus
d. Ginjal Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang
menyebabkan :
1) Oliguria
2) Anuria
3) Terdapat timbunan benda keton aseton Aseton dapat tercium
dalam hawa pernafasan
e. Kadang – kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan
pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.

6
2.3.5 Diagnosis

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan adanya


kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan
umum. Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu,
seperti :

 Fungsi vital : nadi meningkat 100 x / menit, tekanan darah menurun pada
keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran ( apatis-koma)
 Fisik : dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun,pada
vaginal toucher uterus besar sesuai besar kehamilan, konsistensi lunak,
pada pemeriksaan inspekulo serviks berwarna biru (livide)
 Pemeriksaan USG : untuk mengetahui kondisi kehamilan juga untuk
mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan
molahidatidosa

· Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang, perlu dipikirkan untuk
konsultasi psikologi.

2.3.6 Komplikasi

Apabila hiperemesis gravidarum terus berlanjut dan tidak dapat ditangani


dengan baik, maka dapat menimbulkan komplikasi yang serius bagi ibu dan janin.
Contoh beberapa komplikasi yang dapat terjadi antara lain :
 Dehidrasi atau kekurangan cairan ketidakseimbangan elektrolit dan
asam-basa
 kekurangan nutrisi
 bayi lahir prematur atau berat badan bayi lahir rendah
 ketosis yaitu peningkatan kadar asam keton yang berbahaya bagi
tubuh
 tekanan darah ibu rendah

7
 kematian ibu dan janinnya.

2.3.7 Penatalaksanaan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka
diperlukan :
1. Obat – obatan
a. Sedativa : phenobarbital
b. Vitamin : Vitamin B1 dan B6 atau B – kompleks
c. Anti histamin : Dramamin, avomin
d. Anti emetik (pada keadan lebih berat) : Disiklomin hidrokhloride atau
khlorpromasin Penanganan hiperemesis gravidarum yang lebih berat perlu
dikelola di rumah sakit.
e. Obat anti muntah, seperti metoclopramide, ondansetron, dan sebagainya
2. Isolasi
a. Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara yang baik.
b. Catat cairan yang keluar masuk.
c. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita,
sampai muntah berhenti dan penderita mau makan.
d. Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam. Kadang –
kadang dengan isolasi saja gejala – gejala akan berkurang atau hilang
tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologik
a. Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan
b. Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan
c. Kurangi pekerjaan sera menghilangkan masalah dan konflik
4. Cairan parenteral
a. Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose
5% dalam cairan fisiologis (2 – 3 liter/hari)
b. Dapat ditambah kalium, dan vitamin(vitamin B kompleks, Vitamin C)
c. Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena

8
d. Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik
dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair
Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala – gejala akan berkurang
dan keadaan akan bertambah baik

5. Menghentikan kehamilan Bila pegobatan tidak berhasil, bahkan gejala semakin


berat hingga timbul ikterus, delirium, koma, takikardia, anuria, dan perdarahan
retina, pertimbangan abortus terapeutik.

9
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DENGAN


HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Pengkajian

Tanggal : 17-052017

Jam : 12.00 Wib

Tempat : Instalasi Kebidanan RSUD Ciracas

A. Data Subjektif

1. Identitas Pasien

Nama Ibu : Irmawati Nama suami : Eko Prayitno

Umur : 37 tahun Umur : 39 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa Suku bangsa : Jawa

Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jl.Taruna Jaya no.17 RT 002/13Kel.Cibubur Kec.Ciracas

No. Telp : 085715093378

2. Keluhan utama

Ibu menyatakan merasa lemas, mual terus menerus dan muntah berlebihan

10
3. Riwayat Menstruasi

a. Menarche : 15 tahun

b. Siklus : 29 hari

c. Lama : 7 hari

d. Jumlah : 2-3 kali ganti pembalut setiap hari

e. Keluhan :-

5. Riwayat Kehamilan Sekarang

a. HPHT : 25-2-2017

b. Ibu menyatakan belum pernah merasakan gerakan janin

c. Tanda-tanda bahaya : ibu menyatakan merasa mual dan muntah terus menerus
selama beberapa hari

d. Berat badan sebelum hamil : 45 kg

e. Ibu menyatakan mengkonsumsi vitamin C yang diperoleh dari


bidan.Diminum 1x / hari

f. Ibu menyatakan tidak mengkonsumsi jamu

g. Frekuensi ANC

1. Trimester I :2x

2. Trimester II :-

3. Trimester III :-

h. Tempat : di bidan

i. Pesan khusus :-

j. Imunisasi TT :-

k. Kekhawatiran khusus : -

Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu:

11
Kehamilan sebelumya tidak ada keluhan dan persalinan dilakukan secara normal

6. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan yang lalu

· Ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit jantung,hipertensi

· Ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit DM,malaria

· Ibu menyatakan idak pernah menderita penyakit menular seksual

b. Riwayat kesehatan sekarang

· Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit jantung,hipertensi

· Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit DM

· Ibu menyatakan sedang tidak menderita penyakit menular seksual

· Ibu menyatakan mengalami mual dan muntah yang berlebihan

c. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu menyatakan dari keluarga suami / istri tidak ada riwayat penyakit jantung,
hipertensi

Ibu menyatakan dari keluarga suami / istri tidak ada riwayat DM

Ibu menyatakan dari keluarga suami / istri tidak ada riwayat penyakit menular
seksual

Ibu menyatakan dari keluarga suami / istri tidak ada riwayat kembar

7. Riwayat Sosial Ekonomi

a. Status perkawinan

Usia menikah : 28 tahun

Lama menikah : 8 tahun

Status pernikahan : Resmi

12
b. Respon keluarga terhadap kehamilan

Ibu dan keluarga menyatakan kehamilan ini sudah direncanakan.Ibu dan


keluarganya sangat mendukung kehamilannya

c. Dukungan keluarga

Dukungan financial

Ibu menyatakan keluarga menyiapkan uang khusus selama kehamilan.

Dukungan emosional

Ibu menyatakan keluarga sangat memperhatikan kehamilan ibu saat ini

d. Riwayat KB

Ibu menyatakan kontarsepsiyang terakhir digunakan adalah suntik tiga bulan

e. Pengambilan keputusan

Ibu menyatakan pengambilan keputusan dalam keluarga diambil berdasarkan


keputusan keluarga

8. Pola kehidupan sehari-hari

a. Nutrisi

Sebelum hamil : Makan 3 x sehari porsi 1 piring

Minum 5-7 gelas tiap hari

Jenis : Nasi, lauk, sayur ir putih, teh

Selama hamil : makan 2 x sehari porsi ½ piring

Minum 4 gelas tiap hari

Jenis : nasi, lauk, sayur, Air putih, teh

Keluhan : mual dan muntah

Therapi : Ondancentron 3 x 1 dosis 8mg


Ranitidhine 2x 1 dosis 50 mg

13
b. Eliminasi

Sebelum hamil : BAB 1x sehari konsistensi sedang, warna kuning

BAK 3-4 x sehari warna kuning

Selama hamil : BAB 1 x sehari konsistensi sedang, warna kuning

BAK 3-4 x sehari warna kuning

Keluhan :-

c. Aktivitas

Sebelum hamil : ibu menyatakan mengerjakan pekerjaan rumah tangga


sendiri

Selama hamil : ibu menyatakan mengerjakan pekerjaan rumah tangga


dibantu oleh suami dan keluarga

d. Istirahat

Sebelum hamil : tidur malam 8 jam,siang tidak tidur

Selama hamil : tidur malam 6 jam, tidur siang 1 jam

e. Personal hygiene

Sebelum hamil : mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 3 hari


sekali, ganti pakaian dalam 2x sehari

Selama hamil : mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 2 hari


sekali, ganti pakaian dalam 2x sehari

f. Pola seksual

Sebelum hamil : 2-3 x seminggu

Keluhan : tidak ada

Selama hamil : 1 x seminggu

Keluhan : ibu mengatakan gairah seksnya menurun karena mual

muntah

14
g. Kebiasaan hidup sehat

Ibu menyatakan dari keluarga suami dan keluarga ibu tidak ada yang merokok,
minum minuman keras,dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang

h. Rencana persalinan

Ibu menyatakan ingin bersalin dengan bidan

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan umum

KU : lemas, Kesadaran : compos mentis, Keadaan Emosional : stabil

TD : 90 / 70 mmHg Nadi : 88 x / menit Rr : 24 x / menit Suhu : 37,5 ⁰C

BB : 43 kg TB : 158 cm LILA : 23,5 cm

2. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

Kepala : tidak ada kelainan

Muka : pucat (+), oedema (-), cloasma(-)

Mata : konjungtiva pucat (+), sclera kuning (-), pupil vasokonstriksi (-)

Hidung : simetris (+), polip(-), lesi(-), bersih(+), pembengkakan(-)

Mulut : bibir simetris(+), bersih (+), pucat(+), mukosa bibir kering(+),


caries dentis (-)

Telinga : simetris (+), bersih (+), serumen (+)

Leher : perbesaran kelenjar tiroid (-), parotis (-), limfe (-), vena
jugolaris(-)

Dada : simetris (+), nafas teratur (+), tarikan dinding dada (-), sesak (-)

Mamae : putting susu menonjol (+), areola menghitam (+), colostrum(-)

Abdomen : luka bekas oprasi (-), linea nigra (-), strae gravidarum (-)

15
Ekstremitas atas : simeris (+), oedem (-), pucat (+)

Ekstremitas bawah : simetris (+), oedem (-), pucat (+)

Genetalia : BAK (+), BAB (+)

b. Palpasi

Belum teraba

c. Auskultasi

DJJ :-

d. Pemeriksaan penunjang

Hb : tidak dilakukan
Urinalis : Keton (+1)

C. Assessment

G2P1AO hamil 11 minggu dengan hiperemesis gravidarum tingkat I

D. Planning
 Memberitahu ibu hasil dari pemeriksaan bahwa ibu mengalami
hiperemesis gravidarum atau mual muntah yang berlebihan.

Ev : ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

 Membertahu ibu umur kehamilanya saat ini 11 minggu


Ev : ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

 Menganjurkan ibu untuk cukup istirahat dan jangan terlalu lelah.

Ev : ibu sudah melaksanakan anjuran bidan.

 Menganjurkan ibu mengurangi aktifitas berat

Ev : ibu sudah melaksanakan anjuran bidan.

 Menganjurkan ibu untuk makan dalam porsi sedikit tapi sering dan
utamakan jangan makan makanan yang berlemak karena menyebabkan
mual

Ev : ibu sudah mengerti dengan penjelasan bidan.

16
 Menganjurkan ibu untuk banyak minum.

Ev : ibu sudah mengerti dengan penjelasan bidan.

 Menganjurkan ibu untuk banyak mengkonsumsi sayuran hijau

Ev : ibu akan mengikuti anjuran bidan

 Menganjurkan ibu untuk tidur dengan posisi miring agar saat ibu muntah
tidak terjadi aspirasi.

Ev : ibu sudah mengerti dan tidur dengan posisi miring sudah di lakuakan

 Memberikan terapi infus RL 24 tpm., Ondancenton 8 mg dan ranitidhine


50 mg (i.v)
Ev : terapi sudah diberikan

17
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada uraian kasus , penulis menerapkan Manajemen Asuhan Kebidanan


pada ibu hamil dengan HEG. Dalam hal ini penulis ingin membandingkan antara
teori Manajemen Asuhan Kebidanan dengan kenyataan yang disesuaikan dengan
alur fikir dari Manajemen Varney dan Manajemen SOAP.

Masa Kehamilan

Pada anamnesa pada tanggal 17 Mei 2017 ibu datang ke instalasi kebidanan
RSUD Ciracas untuk mendapatkan penanganan didapat Ny.I berusia
37tahun, pendidikan SMU, pekerjaan ibu rumah tangga, hamil anak kedua
tidak pernah keguguran. Menurut Prawiroharjo (2006) bahwa ibu hamil
yang sehat adalah usia 20-25 tahun termasuk golongan usia produktif dan
organ reproduksinya sehat. Kehamilan tidak aman apabila ibu berusia
kurang dari 20 tahun karena organ reproduksi yang belum matang dan emosi
yang belum stabil, sehingga akan mengakibatkan hamil disertai anemia,
kurang nutrisi, pertumbuhan intrauterine abnormal, kelainan letak, abortus
, premature. Sedangkan ibu hamil yang berusia diatas 35 tahun merupakan
faktor resiko terjadinya hipertensi, eklamsia, diabetes kelainan histerutama
pada primigravida tua, sedang pada multipara akan mengakibatkan inersia
uteri ( prawirohardjo, 2006). Dalam hal ini Ny. I berada dalam usia yang
beresiko untuk hamil.
Status gizi ibu hamil juga dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan
kesejahteraan janin, untuk mengetahui status gizi dapat dilakukan beberapa
pemeriksaan seperti pengukuran dengan lingkar lengan atas ( LILA),
menurut Depkes LILA kurang dari 23,5 cm merupakan faktor resiko
terjadinya Kurang Energi Kronis ( KEK), Kurang Energi Kronis pada ilmu
hamil akan berdampak abortus, persalinan preterm, BBLR, Kematian ibu

18
dan janin. Pada pengukuran LILA Ny. I terukur 23,5 sehingga dapat
disimpulkan bahwa status gizi Ny. I dalam keadaan normal.
Selama masa kehamilan Ny.I melakukan pemeriksaan sebanyak 2 kali ANC
pertama dilakukan pada usia kehamilan 4 minggu dan kunjungan kedua
pada usia kehamilan 8 minggu. Menurut Bari (2002) Setiap wanita hamil
memerlukan sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan, Ny. I
melakukan kunjungan ANC sebanyak 2 kali dikarenakan usia kehamilan
yang masih muda.
Keluhan yang dirasakan Ny. I selama kehamilan adalah mual dan muntah
cukup sering dan banyak. Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat
perasaan enek (nausea). Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang
meningkat. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga motilitas
traktus digestivus juga berkurang. Tidak jarang pada bulan-bulan pertama
kehamilan gejala muntah ( emesis) biasanya terjadi pada pagi hari dikenal
dengan morning sickness, bila terlampau sering dan terlalu banyak yang
dikeluarkan disebut Hiperemesis gravidarum, keadaan ini patologis
Keluhan yang dirasakan Ny.I merupakan kondisi patologis dengan
tingkatan I

19
BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. I mulai dari


pengambilan data tanggal 17-18 Mei 2017 penulis mengambil kesimpulan bahwa
selama masa kehamilan Ny. I mengalami hyperemesis gravidarum tingkat 1 dari
keluhan yang Ny. I rasakan seperti mual, muntah dan merasakan badannya lemas.
Pemberian terapi yang tepat membantu mempercepat proses pemulihan ibu yang
mengalami hyperemesis gravidarum, jika tidak segera ditangani resiko terjadinya
dehidrasi yang berlebih, ketosis, pertumbuhan janin terhambat ( IUGR) sampai hal
terberat kematian ibu dan janin merupkan komplikasi terberat hyperemesis
gravidarum.

B.Saran

1. Diharapkan tenaga kesehatan bisa lebih memperhatikan kondisi / keadaan


klienya
2. Diharapkan tenaga kesehatan bisa lebih meningkatkan kualitas pelayanan
terhadap masyarakat

20
21

Anda mungkin juga menyukai