Anda di halaman 1dari 14

Etikolegal dalam Praktik Kebidanan

DOKUMEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


TAHAPAN PEMBELAJARAN
No. 402/Doc/MRH/XII/2014
Waktu Isi Metoda & Alat
Bantu
5” 1. Memberikan Salam Metoda :
2. Memberikan ilustrasi latar belakang materi,dan Ceramah
menhubungkan materi ini dengan materi sebelumnya
3. Menyampaikan
DIPLOMA IIIOPS
KEBIDANAN STIKES MITRA RIA HUSADA Alat Bantu :
4. Meyanpaikan Struktur Pembelajaran(Menjelaskan LCD &
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
pokok-pokok materi yang akan dibahas, Referensi dan Papan Tulis(RPP) TEORI
Proses pembelajaran)
Program Studi : Diplomamateri
5. Menjelaskan pentingnya III Kebidanan
yang akan dibahas
Mata Kuliah : Etikolegal dalam Praktik Kebidanan
Metoda : Ceramah, Tanya Jawab,: Studi
Standar Kompetensi KonsepKasus etikadanmoral dan kode etik profesi kebidanan
Diskusi
Kompetensi
OPS Dasar
(Enabling Objektif) : : Memahami konsep etika moral dan kode etik profesi kebidanan
Topik1. Setelah mengikuti pelajaran
: Menjelaskan
ini mahasiswa tentang
dapat Etika moral prinsip etika dan moralitas dalam
menjelaskan
pelayanan kebidanan secara1.baik Prinsip etika dan
dan benar moralitas
sesuai dengan dalam pelayanan
penjelasan yangkebidanan.
diberikan.
a. Pengertian etika, etiket, moral, hukum
2. Mahasiswa mampu menguraikan masalah-masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam
praktek bidan dan pengambilanb.keputusan
Sistematika etikamenghadapi dilema etik moral pelayanan
dalam
- Etika umum
kebidanan dengan benar sesuai penjelasan yang diberikan.
- Etika sosial penyelesaian masalah, Informed choise,
3. Mahasiswa mampu menguraikan langkah-langkah
Informed concent secara tepat dan c. Fungsi
benar etika
sesuaidan moralitas
dengan dalam pelayanan
penjelasan kebidanan
yang diberikan
d. Sumber
URAIAN MATERIetika
e. Hak, kewajiban, tangung jawab
20’’ f. Kode etik
I. Prinsip etika dan moralitas profesi
dalam bidan. kebidanan.
pelayanan
Explaination 2. Pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema
Etika berasal dari bahasaetik.moral
Yunani kuno. pelayanan
Kata kebidanan
Yunani ethos dalam bentuk
tunggal mempunyai arti3. kebiasaan-kebiasaan
Masalah-masalah etiktingkah moral laku
yang manusia,
mungkin terjadi
adat, dalam
praktek bidan
akhlak, waktu, perasaan, sikap dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha
4. Langkah-langkah penyelesaian masalah
mempunyai arti adat kebiasaan
Moral adalah nilai-nilai 5.danInformed
norma choiseyang menjadi pegangan bagi seseorang
6. Informed concent
atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Moral juga berarti
Dosen : Rita Ardiyanti
mengenai apa yang dianggap baik atau buruk di masyarakat dalam suatu kurun
Referensi waktu tertentu sesuai perkembangan1. IBI. atau 2005.perubahan
Etika dan norma
Kode Etik
atauKebidanan.
nilai IBI.
Etiket berasal dari bahasa 2. InggrisJONES, Shirly.2000.
Etiquette. Ethicsmoral,
Etika berarti in Midwifery. Mosby.
sedangkan
etiket berarti sopan santun 3. Frith, L. 1996. Ethics and Midwifery. Butterworth
Sebagai suatu ilmu maka Etika terdiri Heinemann.
atas berbagai macam jenis dan Metoda :
ragamnya antara lain : 4. Dirmond, B. 1994. The legal aspects of Midwifery. CTJ,
1. Etika deskriptif, yang memberikan Ethnics and Midwifery.
gambaran Bookstentang
dan ilustrasi for midwives
tingkahpress.Diskusi
laku manusia ditinjau dari5.nilaiJenkins
baik danR.buruk 1995.
sertaThe law mana
hal-hal and midwife.
yang Blackwell dan
Science
boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang dianut oleh masyarakat. Ilustrasi
2. Etika normatif, membahas 6. danEthics and midwifery
mengkaji ukuran baik buruk tindakan
7. Sumber lain
manusia yang biasanya dikelompokkan yang mendukung
menjadi : Alat Bantu
a. Etika Umum : yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan :
kondisi manusia untuk bertindak etis dalam mengambil kebijakan OHT, OHP
berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral. &
b. Etika Khusus : terdiri dari etika sosial, etika individu dan etika terapan. Flipchart
Etika sosial menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan antar
sesama manusia dalam aktivitasnya, Etika individu lebih menekankan pada
Etikolegal dalam Praktik Kebidanan

kewajiban-kewajiban manusia sebagai pribadi.


Hukum berhubungan erat dengan moral. Hukum membutuhkan moral. Hukum
tidak mempunyai arti, kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Sebaliknya moral juga
berhubungan erat dengan hukum. Moral hanya sebatas hal yang abstrak saja
tanpa adanya hukum.
Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan
1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien.
2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah
tindakan yang merugikan/membahayakan orang lain.
3. Menjaga privacy setiap individu.
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan
porsinya.
5. Dengan etik kita mengetahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima
dan apa alasannya.
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam
menganalisis suatu masalah.
7. Menghasilkan tindakan yang benar
8. Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara
baik, buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yang berlaku pada
umumnya.
10. Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak.
11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik.
12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik.
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat
maupun tata cara di dalam organisasi profesi.
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas
profesinya yang biasa disebut kode etik profesi.

Hak, Kewajiban dan Tanggung jawab :


Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial
sehari-hari. Pasien memiliki hak terhadap bidan atas pelayanan yang
diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu pasien. Sedangkan
bidan mempunyai kewajiban/keharusan untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu
yang diterima oleh pasien. Sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh
bidan. Seharusnya juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan kewajiban
yang harus diberikan oleh pasien.
Kewajiban sebagai Bidan terdapat 6 butir yaitu :
 Kewajiban terhadap klien dan masyarakat
 Kewajiban terhadap tugasnya
 Kewajiban terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
Kewajiban Bidan terhadap profesi
 Kewajiban Bidan terhadap diri sendiri
 Kewajiban Bidan terhadap pemerintah, nusa, dan tanah air

Kode Etik Profesi Bidan :


Kode etik profesi bidan merupakan suatu ciri profesi bidan yang bersumber dari
nilai-nilai internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif profesi bidan yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi.
Etikolegal dalam Praktik Kebidanan

Kode etik profesi bidan hanya ditetapkan oleh organisasi profesi, Ikatan Bidan
Indonesia (IBI). Penetapan harus dalam Konggres IBI. Kode etik profesi bidan
akan mempunyai pengaruh dalam menegakkan disiplin di kalangan profesi
bidan.
Kode etik bidan Indonesia tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X tahun 1988, dan petunjuk pelaksanaan
disyahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991

Activity :
1. Jelaskan perbedaan etika, moral, etiket dan hukum ?
2. Uraikan Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan ?
3. Sebutkan dan Jelaskan hak, kewajiban, dan tanggung jawab bidan ?
4. Apa yang dimaksud kode etik profesi bidan ?

Summary :
Etika adalah kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia, Moral adalah nilai-
nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang dalam mengatur
tingkah lakunya, Etiket sama dengan sopan santun dan hukum berhubungan
erat dengan moral. Hukum membutuhkan moral. Hukum tidak mempunyai arti,
kalau tidak dijiwai oleh moralitas.

II. Pengambilan keputusan dan masalah-masalah etik moral yang


10” mungkin terjadi dalam praktek bidan.
Explanation : Metoda :
Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif CTJ,
yang ada. Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan: Diskusi
1) Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh dan
2) Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu Ilustrasi
kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap
suatu kasus Alat Bantu
3) Fakta, keputusan lebih real, valid dan baik. :
4) Wewenang lebih bersifat rutinitas OHT dan
5) Rasional, keputusan bersifat obyektif, transparan, konsisten OHP

Masalah Etik Moral Yang Mungkin Terjadi

Bidan harus memahami dan mengerti situasi etik moral, yaitu :


1) Untuk melakukan tindakan yang tepat dan berguna.
2) Untuk mengetahui masalah yang perlu diperhatikan

Kesulitan dalam mengatasi situasi :


1) Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita
2) Pengertian kita terhadap situasi sering diperbaruhi oleh kepentingan,
prasangka, dan faktor- faktor subyektif lain
Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan karena :
- Bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat
- Bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil
Untuk dapat menjalankan praktik kebidanan dengan baik dibutuhkan :
- Pengetahuan klinik yang baik
- Pengetahuan yang Up to date
Etikolegal dalam Praktik Kebidanan

- Memahami issue etik dalam pelayanan kebidanan


3)
Activity :

1. Sebutkan 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan ?


2. Jelaskan Masalah Etik Moral Yang Mungkin Terjadi ?

Conclussion :
Bidan dikatakan profesional, apabila menerapkan etika dalam menjalankan
praktik kebidanan. Dengan memahami peran bidan tanggung jawab
profesionalisme terhadap patien atau klien akan meningkat
- Bidan berada dalam posisi baik memfasilitasi klien dan membutuhkan
peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menerapkan dalam strategi
praktik kebidanan

10’ III. Langkah-langkah penyelesaian masalah, Informed choise Metoda :


dan Ceramah,
Informed concent dalam pelayanan kebidanan Ilustrasi
Explanation :
Langkah Langkah Penyelesaian Masalah : Alat Bantu
1. Identifikasi Masalah :
Agar masalah dapat diselesaikan, pertama-tama perlu diidentifikasi terlebih OHT dan
dahulu apa sebenarnya esensi dari masalah tersebut, agar langkah berikutnya OHP
tepat.
2. Sintesis
Sintesis adalah tahap proses kreatif dimana bagian-bagian masalah yang
terpecah dibentuk menjadi kesatuan yang menyeluruh. Disini kreativitas sangat
penting.
3.Analisis
Analisis adalah tahap dimana kesatuan itu dipecah kembali menjadi bagian-
bagiannya. Kebanyakan edukasi teknik akan fokus pada tahap ini. Kunci dari
analisis adalah menerjemahkan problem fisik tersebut menjadil sebuah model
matematika. Analisis menggunakan logika untuk membedakan fakta dari opini,
mendeteksi kesalahan, membuat keputusan yang berdasarkan bukti,
menyeleksi informasi yang relevan, mengidentifikasi kekosongan dari informasi,
dan mengenali hubungan antar bagian.
4. Aplikasi
Aplikasi adalah proses dimana informasi yang cocok dan akurat didentifikasi
untuk penerapan pada permasalahan yang hendak dipecahkan.
5. Komprehensi
Yaitu tahap dimana teori yang sesuai dan data yang berhasil dikumpulkan
disatukan dalam sebuah rumus komprehensif yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah.
Jika pada tahap 5 masalah masih belum selesai, maka kita dapat kembali pada
tahap ke tahap sintesis, dan mencoba lagi.

Informed choice dan informed consent


Informed choice adalah membuat pilihan setelah menjelaskan pendapat setelah
mendapatkan penjelasan tentang alternative asuhan yang akan
dialaminya. Informasi dalam konteks ini : informasi yang lengkap sudah
Etikolegal dalam Praktik Kebidanan

diberikan dan dipahami ibu, tentang pemahaman risiko, manfaat,


keuntungan, kemungkinan hasil dari tiap pilihannya. Perbedaan pilihan
(choice) dengan persetujuan (consent) : 1. Pilihan atau choice penting dari
sudut pandang klien sebagai penerima jasa asuhan kebidanan, yang
memberikan gambaran pemahaman masalah yang sesungguhnya dan
merupakan aspek otonomi pribadi menentukkan pilihannya sendiri. Choice
berarti ada alternative lain, ada lebih dari satu pilihan dan klien mengerti
perbedaannya sehingga dia dapat menentukkan mana yang disukai atau
sesuai dengan kebutuhannya.
2.Persetujuan (consent) penting dari sudut pandang bidan, karena berkaitan
dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk semua prosedur yang
akan dilakukan bidan

Activity :
1) Sebutkan dan jelaskan langkah langkah penyelesaian masalah ?
2) Apa yang dimaksud informed choice / informed consent ?

Summary :
Identifikasi masalah, Sintesis masalah, Analisis, Aplikasi dan Komprehensi
merupakan Langkah- Langkah Penyelesaian Masalah.

10” Latihan Siswa (Evaluasi) Metoda :


Diskusi
1. Jelaskan perbedaan etika, moral, etiket dan hukum ? Alat Bantu
2. Sebutkan dan Jelaskan hak, kewajiban, dan tanggung jawab bidan ? :
3. Apa yang dimaksud kode etik profesi bidan ? Power
4. Sebutkan 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan ? Point dan
5. Sebutkan dan jelaskan langkah langkah penyelesaian masalah ? LCD

5’ Penutup Metode :
1. Menyamakan persepsi dengan mahasiswa Ceramah
2. menyimpulkan materi bersama-sama dengan mahasiswa
3. menugaskan mahasiswa untuk membaca handout
4. mengucapkan salam
Note:
Kekurangan waktu pada topik
Evaluasi tidak bisa dilakukan
Etikolegal dalam Praktik Kebidanan

HAND OUT

Mata Kuliah : Etikolegal dalam Praktik Kebidanan


Kode Mata Kuliah : Bd. 402
Topik : Konsep etika moral dan kode etik profesi kebidanan
Waktu : 1 Jam
Dosen : Rita Ardiyanti

Objektif Perilaku Siswa (OPS):


1. Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa dapat menjelaskan prinsip etika dan moralitas
dalam pelayanan kebidanan secara baik dan benar sesuai dengan penjelasan yang diberikan.
2. Mahasiswa mampu menguraikan masalah-masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam
praktek bidan dan pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema etik moral pelayanan
kebidanan dengan benar sesuai penjelasan yang diberikan.
3. Mahasiswa mampu menguraikan langkah-langkah penyelesaian masalah, Informed choise,
Informed concent secara tepat dan benar sesuai dengan penjelasan yang diberikan
Referensi :

 IBI. 2005. Etika dan Kode Etik Kebidanan. IBI.


 JONES, Shirly.2000. Ethics in Midwifery. Mosby.
 Frith, L. 1996. Ethics and Midwifery. Butterworth Heinemann.
 Dirmond, B. 1994. The legal aspects of Midwifery. Ethnics and Midwifery. Books for midwives
press.
 Jenkins R. 1995. The law and midwife. Blackwell Science
 Ethics and midwifery
 Sumber lain yang mendukung

MATERI

PRINSIP ETIKA DAN MORALITAS DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

A. Pengertian Etika, Etiket, Moral dan Hukum


a. Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos dalam bentuk tunggal
mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah laku manusia, adat, akhlak, waktu, perasaan,
sikap dan cara berfikir. Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai arti adat kebiasaan. Menurut
filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Sehingga
berdasarkan asal usul kata, maka etika berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau
ilmu tentang adat kebiasaan. Etika berasal dari bahasa Inggris Ethics, artinya pengertian,
ukuran tingkah laku atau perilaku manusia yang baik, yakni tindakan yang tepat yagn harus
dilaksanakan oleh manusia sesuai dengan moral pada umumnya. Etika berasal dari bahasa
Latin Mos atau Mores (jamak), artinya moral, yang berarti juga adat, kebiasaan, sehingga
makna kata moral dan etika adalah sama, hanya bahasa asalnya berbeda. Menurut Kamus
Etikolegal dalam Praktik Kebidanan

Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1953), Etika artinya ilmu pengetahuan tentang
azas-azas akhlak (moral).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1988) etika mengandung arti:
1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan kewajiban moral.
2) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Sedangkan Bertens merumuskan arti kata etika sebagai berikut:


1) Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, arti ini bisa dirumuskan
sebagai sistem nilai. Sistem nilai bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun
pada taraf sosial.
2) Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud disini adalah kode etik.
3) Etika mempunyai arti ilmu tentang apa yang baik atau buruk.

b. Moral
Moral adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Moral juga berarti mengenai apa yang dianggap
baik atau buruk di masyarakat dalam suatu kurun waktu tertentu sesuai perkembangan atau
perubahan norma atau nilai. Moralitas berasal dari bahasa Latin Moralis, artinya:
1) Segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya.
2) Sifat moral atau keseluruhan azas dan nilai yang berkenaan dengan baik buruk.

c. Etiket
Etiket berasal dari bahasa Inggris Etiquette. Etika berarti moral, sedangkan etiket berarti sopan
santun. Persamaan etika dengan etiket adalah:
1) Sama-sama menyangkut perilaku manusia.
2) Memberi norma bagi perilaku manusia, yaitu menyatakan tentang apa yang harus dilakukan
atau tidak boleh dilakukan.

Untuk meningkatkan pemahaman kita tentang etika dan etiket, maka berikut ini digambarkan
mengenai perbedaan antara etiket dengan etika:
Etiket : Menyangkut cara suatu perbuatan yang harus dilakukan.
Etika : Tidak terbatas pada cara dilakukannya suatu perbuatan, memberi nilai tentang
perbuatan.
Etiket : Hanya berlaku dalam pergaulan, bila tidak ada orang lain tidak berlaku.
Etika : Selalu berlaku, tidak tergantung hadir atau tidaknya seseorang.
Etiket : Bersifat relatif, tidak sopan dalam satu kebudayaan, sopan dalam kebudayaan lain.
Etika: Bersifat absolut, contoh jangan mencuri, jangan berbohong.
Etiket : Memandang manusia dari segi lahiriah.
Etika : Memandang manusia dari segi batiniah.

e. Hukum
Hukum berhubungan erat dengan moral. Hukum membutuhkan moral. Hukum tidak
mempunyai arti, kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Sebaliknya moral juga berhubungan erat
dengan hukum. Moral hanya sebatas hal yang abstrak saja tanpa adanya hukum. Contoh
bahwa mencuri itu adalah moral yang tidak baik, supaya prinsip etis ini berakar di masyarakat
maka harus diatur dengan hukum.
Etikolegal dalam Praktik Kebidanan

B. Sistematika Etika
Sebagai suatu ilmu maka Etika terdiri atas berbagai macam jenis dan ragamnya antara lain :
1. Etika deskriptif, yang memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingkah laku manusia ditinjau
dari nilai baik dan buruk serta hal-hal mana yang boleh dilakukan sesuai dengan norma etis yang
dianut oleh masyarakat.
2. Etika normatif, membahas dan mengkaji ukuran baik buruk tindakan manusia, yang biasanya
dikelompokkan menjadi :
a. Etika Umum : yang membahas berbagai hal yang berhubungan dengan kondisi manusia untuk
bertindak etis dalam mengambil kebijakan berdasarkan teori-teori dan prinsip-prinsip moral.
b. Etika Khusus : terdiri dari etika sosial, etika individu dan etika terapan.
Etika sosial menekankan tanggungjawab sosial dan hubungan antar sesama manusia dalam
aktivitasnya, Etika individu lebih menekankan pada kewajiban-kewajiban manusia sebagai pribadi.
Etika terapan adalah etika yang diterapkan pada profesi
Pada tahun 2001 ditetapkan oleh MPR-RI dengan ketetapakn MPR-RI No. VI/MPR/ 2001 tentang Etika
Kehidupan Bangsa. Etika kehidupan bangsa bersumber pada agama yang universal dan nilai-nilai
luhur budaya bangsa yaitu Pancasila. Etika kehidupan berbangsa antara lain meliputi : Etika Sosial
Budaya, Etika Politik dan Pemerintahan, Etika Ekonomi dan Bisnis, Etika Penegakkan Hukum yang
Berkeadilan, Etika Keilmuan, Etika Lingkungan, Etika Kedokteran dan Etika Kebidanan.

C. Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan


1. Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien.
2. Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah tindakan yang
merugikan/membahayakan orang lain.
3. Menjaga privacy setiap individu.
4. Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya.
5. Dengan etik kita mengetahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya.
6. Mengarahkan pola pikir seseorang dalam bertindak atau dalam menganalisis suatu masalah.
7. Menghasilkan tindakan yang benar
8. Mendapatkan informasi tentang hal yang sebenarnya
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau salah
sesuai dengan moral yang berlaku pada umumnya.
10. Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak.
11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik.
12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik.
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam
organisasi profesi.
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang biasa disebut kode
etik profesi.

Hak, Kewajiban, Tanggung jawab


Hak dan kewajiban adalah hubungan timbal balik dalam kehidupan sosial sehari-hari. Pasien memiliki
hak terhadap bidan atas pelayanan yang diterimanya. Hak pasti berhubungan dengan individu, yaitu
pasien. Sedangkan bidan mempunyai kewajiban/keharusan untuk pasien, jadi hak adalah sesuatu
yang diterima oleh pasien. Sedang kewajiban adalah suatu yang diberikan oleh bidan. Seharusnya
juga ada hak yang harus diterima oleh bidan dan kewajiban yang harus diberikan oleh pasien.
1. A. Hak Pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien/klien:
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di
rumah sakit atau instusi pelayanan kesehatan.
2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
Etikolegal dalam Praktik Kebidanan

3. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi bidan tanpa
diskriminasi.
4. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan keinginannya.
5. Pasien berhak mendapatkan ;nformasi yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas dan bayinya
yang baru dilahirkan.
6. Pasien berhak mendapat pendampingan suami atau keluarga selama proses persalinan
berlangsung.
7. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan seuai dengan keinginannya dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.
8. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan
pendapat etisnya tanpa campur tangan dad pihak luar.
9. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di rumah sakit tersebut
(second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengatahuan dokter yang merawat.
10. Pasien berhak meminta atas privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya.
11. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi:
1. Penyakit yang diderita
2. Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
3. Alternatif terapi lainnya
4. Prognosisnya
5. Perkiraan biaya pengobatan
12. Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh dokter
sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.
13. Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggungjawab sendiri sesuadah memperoleh informasi
yang jelas tentang penyakitnya.
14. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
15. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya.
16. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah
sakit.
17. Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual.
18. Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya kasus mal-praktek.
B. Kewaiiban Pasien
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tat tertib rumah
sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan, perawat yang
merawatnya.
3. Pasien dan atau penangungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, dokter, bidan dan perawat.
4. Pasien dan atau penangggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
Etikolegal dalam Praktik Kebidanan

C. Hak Bidan
1. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan
profesinya.
2. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat jenjang
pelayanan kesehatan.
3. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan dengan
peraturan perundangan dan kode etik profesi.
4. Bidan berhak atas privasi dan menuntut apabila nama baiknya dicemarkan baik oleh pasien,
keluarga maupun profesi lain.
5. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan maupun
pelatihan.
6. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk mmingkatkan jenjang karir dan jabatan yang
sesuai.
7. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.
D. Kewajiban Bidan
1. Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara bidan
tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja.
2. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan
menghormati hak-hak pasien.
3. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan dan
keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau keluarga.
5. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai dengan
keyakinannya.
6. Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien.
7. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan dilakukan serta
risiko yang mungkiri dapat timbul.
8. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang akan
dilakukan.
9. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.
10. BidanwajibmengikutiperkembanganIPTEKdanmenambahilmupengetahuannya melalui
pendidikan formal atau non formal.
KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN DAN MASYARAKAT
1. Setiap bidan senatiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya
dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak
klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
5. Setiap bidan dalam menjalankan tugas senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan
masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang
dimilikinya.
6. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya
Etikolegal dalam Praktik Kebidanan

secara optimal.
KEWAJIBAN TERHADAP TUGASNYA
1. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat
sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.
2. Setiap bidan berkewajiban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam
mengambil keputusan termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan atau rujukan.
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau dipercayakan
kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan
klien.
KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP SEJAWAT DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan yang baik dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang serasi.
2. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya
maupun tenaga kesehatan lainnya.
KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP PROFESINYA
1. Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada
masyarakat.
2. Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang
dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP DIRI SENDIRI
1. Setiap bidan wajib memelihara kesehatannva agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan
baik.
2. Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.

KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP PEMERINTAH NUSA, BANGSA DAN TANAH AIR


1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan
pemerintah dalam bidan kesehatan khususnya dalam pelayanan KIA/ KB dan kesehatan keluarga.
2. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada
pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan
KIA/KB dan kesehatan keluarga.

D. Kode Etik Profesi Bidan


Kode etik profesi bidan merupakan suatu ciri profesi bidan yang bersumber dari nilai-nilai internal dan
eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif pofesi bidan yang memberikan
tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
Kode etik profesi bidan hanya ditetapka oleh organisasi profesi, Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Penetapan harus dalam Konggres IBU. Kode etik profesi bidan akan mempunyai garuh dalam
menegakkan disiplin di kalangan profesi bidan.
Kode etik bidan Indonesia tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia
(IBI) X tahun 1988, dan petunjuk pelaksanaan disyahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI
tahun 1991. Kode etik bidan Indonesia terdiri atas 7 bab, yang dibedakan atas tujuh bagian :
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir).
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir).
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir).
Etikolegal dalam Praktik Kebidanan

4. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir).


5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir).
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir).
7. Penutup (1 butir).
Menurut Standar Profesi Bidan 2007, terdapat beberapa pada bagian 5, yaitu kewajiban bidan
terhadap diri sendiri (dari 2 butir menjadi 3 butir).
E. Kode Etik Bidan Indonesia
Sesuai keputusan Menteri Kesehatan Rupublik Indonesia Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 Tentang
Standar profesi bidan, didalamnya terdapat Kode Etik Bidan Indonesia adalah merupakan suatu ciri
profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan ekternal suatu disiplin ilmu dan merupakan
pernyataan komprehensif suatu profesi.

Pengambilan Keputusan dalam menghadapi dilema etik/ moral pelayanan kebidanan

Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada.
Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:
1) Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh
2) Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus
meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu kasus
3) Fakta, keputusan lebih real, valid dan baik
4) Wewenang lebih bersifat rutinitas
5) Rasional, keputusan bersifat obyektif, transparan, konsisten
 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
1. Posisi/kedudukan
2. Masalah, terstruktur, tidak tersruktur, rutin,insidentil
3. Situasi:faktor konstan, faktor tidak konstan
4. Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak
5. Tujuan, antara atau obyektif

Masalah Etik Moral Yang Mungkin Terjadi

Bidan harus memahami dan mengerti situasi etik moral, yaitu :


1) Untuk melakukan tindakan yang tepat dan berguna.
2) Untuk mengetahui masalah yang perlu diperhatikan

Kesulitan dalam mengatasi situasi :


1) Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita
2) Pengertian kita terhadap situasi sering diperbaruhi oleh kepentingan, prasangka, dan faktor-
faktor subyektif lain

Langkah-langkah penyelesaian masalah :


1) Melakukan penyelidikan yang memadai
2) Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli
3) Memperluas pandangan tentang situasi
4) Kepekaan terhadap pekerjaan
5) Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain

Masalah Etik Moral yang mungkin terjadi dalam praktek kebidanan :


Etikolegal dalam Praktik Kebidanan

1) Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan karena :


- Bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat
- Bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil
2) Untuk dapat menjalankan praktik kebidanan dengan baik dibutuhkan :
- Pengetahuan klinik yang baik
- Pengetahuan yang Up to date
- Memahami issue etik dalam pelayanan kebidanan
3) Harapan Bidan dimasa depan :
- Bidan dikatakan profesional, apabila menerapkan etika dalam menjalankan praktik kebidanan
- Dengan memahami peran bidan  tanggung jawab profesionalisme terhadap patien atau klien
akan meningkat
- Bidan berada dalam posisi baik  memfasilitasi klien dan membutuhkan peningkatan pengetahuan
tentang etika untuk menerapkan dalam strategi praktik kebidanan

Langkah-langkah penyelesaian masalah


Pendekatan penyelesaian masalah teknik perlu dilakukan dengan cara yang bertahap dan berurutan.
Langkah-langkah awal bersifat kualitatif dan umum, dan langkah-langkah berikutnya lebih bersifat
kuantitatif dan spesifik. Langkah-langkah penyelesaian masalah adalah:
1. Identifikasi Masalah
Agar masalah dapat diselesaikan, pertama-tama perlu diidentifikasi terlebih dahulu apa sebenarnya
esensi dari masalah tersebut, agar langkah berikutnya tepat.
2. Sintesis
Sintesis adalah tahap proses kreatif dimana bagian-bagian masalah yang terpecah dibentuk menjadi
kesatuan yang menyeluruh. Disini kreativitas sangat penting.
3.Analisis
Analisis adalah tahap dimana kesatuan itu dipecah kembali menjadi bagian-bagiannya. Kebanyakan
edukasi teknik akan fokus pada tahap ini. Kunci dari analisis adalah menerjemahkan problem fisik
tersebut menjadil sebuah model matematika. Analisis menggunakan logika untuk membedakan fakta
dari opini, mendeteksi kesalahan, membuat keputusan yang berdasarkan bukti, menyeleksi informasi
yang relevan, mengidentifikasi kekosongan dari informasi, dan mengenali hubungan antar bagian.
4. Aplikasi
Aplikasi adalah proses dimana informasi yang cocok dan akurat didentifikasi untuk penerapan pada
permasalahan yang hendak dipecahkan.
5. Komprehensi
Yaitu tahap dimana teori yang sesuai dan data yang berhasil dikumpulkan disatukan dalam sebuah
rumus komprehensif yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Jika pada tahap 5 masalah masih belum selesai, maka kita dapat kembali pada tahap ke tahap
sintesis, dan mencoba lagi.

INFORMED CHOICE DAN INFORMED CONSENT


Etikolegal dalam Praktik Kebidanan

Informed choice adalah membuat pilihan setelah menjelaskan pendapat setelah mendapatkan
penjelasan tentang alternative asuhan yang akan dialaminya. Informasi dalam konteks ini :
informasi yang lengkap sudah diberikan dan dipahami ibu, tentang pemahaman risiko, manfaat,
keuntungan, kemungkinan hasil dari tiap pilihannya. Perbedaan pilihan (choice) dengan
persetujuan (consent) : 1. Pilihan atau choice penting dari sudut pandang klien sebagai penerima
jasa asuhan kebidanan, yang memberikan gambaran pemahaman masalah yang sesungguhnya
dan merupakan aspek otonomi pribadi menentukkan pilihannya sendiri. Choice berarti ada
alternative lain, ada lebih dari satu pilihan dan klien mengerti perbedaannya sehingga dia dapat
menentukkan mana yang disukai atau sesuai dengan kebutuhannya.
Persetujuan (consent) penting dari sudut pandang bidan, karena berkaitan dengan aspek hukum yang
memberikan otoritas untuk semua prosedur yang akan dilakukan bidan.
Inform consent : Menurut Culver and Gert, ada empat komponen yang harus dipahami pada suatu
consent atau persetujuan :
1. Suka rela (voluntariness) suka rela mengandung makna bahwa pilihan yang dibuat adalah atas
dasar sukarela tanpa ada unsur paksaan didasari informasi dan kompetensi. Sehingga pelaksanaan
sukarela harus memenuhi unsur informasi yang diberikan sejelas-jelasnya.
2. Informasi (information) Jika pasien tidak tahu, sulit untuk dapat mendeskripsikan keputusan.

Anda mungkin juga menyukai