DEPARTEMEN
MATERNITAS
OLEH :
AMILIA CANDRASARI
201920461011077
2020
LEMBAR PENGESAHAN
DEPARTEMEN
MATERNITAS
KELOMPOK 11
NIM: 201920461011077
Malang,
Mahasiswa, Pembimbing,
NIM : 201920461011077
TGL PRAKTEK :
MINGGU KE :3
No Kompetensi Nilai
1. Presentasi Kasus
2. Presentasi Jurnal Kelompok
3. DOPS
4. FINAL EXAM
5.
6.
7.
8.
9.
10.
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................2
LEMBAR PENILAIAN......................................................................................................3
DAFTAR ISI.......................................................................................................................4
A. Definisi.....................................................................................................................5
B. Etiologi.....................................................................................................................5
C. Tanda dan Gejala......................................................................................................6
D. Patofisiologi..............................................................................................................7
E. PATWAY...............................................................................................................10
F. Stadium...................................................................................................................11
G. Pemeriksaan Penunjang..........................................................................................13
H. Penatalaksanaan......................................................................................................14
I. Konsep Asuhan Keperawatan.................................................................................16
J. Diagnosa Keperawatan (SDKI)...............................................................................17
K. Daftar Pustaka.........................................................................................................19
BAB II. ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................................20
A. CASE REPORT (Diagnosis dan Penatalaksanaan Karsinoma Mammae Stadium 2)20
B. Pengkajian (Focus Assesement)..............................................................................20
C. Analisa Data............................................................................................................22
D. Diagnosa Keperawatan (SDKI)...............................................................................24
BAB I. LAPORAN PENDAHULUAN
1. Definisi
Prolaps uteri adalah keadaaan yang terjadi ketika ligamen kardinal yang
mendukung rahim dan vagina tidak kembali normal setelah melahirkan ( Bobak
LM; 2002; 1270)
Prolaps uteri merupakan turun atau keluarnya sebagian atau seluruh uterus
dari tempat asalnya melalui vagina sampai mencapai atau melewati introitus
vagina.
2. Klasifikasi
Turunnya uterus dari tempat yang biasa disebut desensus uteri dan ini dibagi
dalam 3 tingkat yaitu :
a. Tingkat I apabila serviks belum keluar dari vulva atau bagian prolapsus
masih di atas introitus vagina.
b. Tingkat II apabila serviks sudah keluar dari vulva, akan tetapi korpus
uteri belum
c. Tingkat III apabila korpus uteri atau bagian prolapsus sudah berada
diluar vulva atau introitus vagina
3. Etiologi
a. Dasar panggul yang lemah, karena kerusakan dasar panggul pada
persalinan yang terlampau sering dengan penyulit seperti ruptura
perineum atau karena usia lanjut.
b. Tarikan pada janin pada pembukaan yang belum lengkap.
c. Ekspresi yang berlebihan pada saat mengeluarkan plasenta.
d. Asites, tumor-tumor di daerah pelvis, batuk yang kronis dan pengejan
(obslipasi atau striktura pada traktus urinarius).
e. Relinakulum uteri yang lemah (asteni atau kelainan congenital berupa
kelemahan jaringan penyokong uterus yang sering pada nullipara.
a. Lanjut usia dan menopause
b. Riwayat persalinan tinggi
4. Patofisiologi
Prolapsus uteri terdapat dalam berbagai tingkat, dari yang paling ringan
sampai prolapsus uteri totalis. Terutama akibat persalinan, khususnya persalinan
pervagina yang susah dan terdapatnya kelemahan-kelemahan ligament yang
tergolong dalam fasia endopelviks dan otot-otot serta fasia-fasia dasar panggul.
Juga dalam keadaan tekanan intra abdominal yang meningkat dan kronik akan
memudahkan penurunan uterus, terutama apabila tonus otot-otot mengurang
seperti pada penderita dalam menopause.
Serviks uteri terletak diluar vagina, akan tergeser oleh pakaian wanita dan
lambat laun menimbulkan ulkus yang dinamakan ulkus dekubitus. Jika fasia di
bagian depan dinding vagina kendor biasanya trauma obstetric, ia akan
terdorong oleh kandung kencing sehingga menyebabkan penonjolan dinding
depan vagina kebelakang yang dinamakan sistokel. Sistokel yang pada mulanya
hanya ringan saja, dapat menjadi besar karena persalinan berikutnya yang
kurang lancar, atau yang diselesaikan dalam penurunan dan menyebabkan
urethrokel. Urethrokel harus dibedakan dari divertikulum urethra. Pada
divertikulum keadaan urethra dan kandung kencing normal hanya dibelakang
urethra ada lubang yang membuat kantong antara urethra dan vagina.kekendoran
fasia dibagian belakang dinding vagina oleh trauma obstetric atau sebab-sebab
lain dapat menyebabkan turunnya rectum kedepan dan menyebabkan dinding
belakang vagina menonjol kelumen vagina yang dinamakan retrokel. Enterokel
adalah hernia dari kavum Douglasi. Dinding vagina bagian belakang turun dan
menonjol ke depan. Kantong hernia ini dapat berisi usus atau omentum.
6. Komplikasi
a. Keratinisasi mukosa vagina dan portio uteri
Mukosa vagina dan serivks uteri menjadi tebal serta berkerut, dan
berwarna keputih-putihan
b. Dekubitus
Jika serviks uteri terus keluar dari vagina, ujungnya bergeser dengan
paha dan pakaian dalam, hal itu dapat menyebabkan luka dan radang,
lambat laun timbul ulkus dekubitus. Dalam keadaan demikian, perlu
dipikirkan kemungkinan karsinoma, lebih-lebih pada penderita berusia
lanjut. Pemeriksaan sitologi/biopsi perlu dilakukan untuk mendapat
kepastian akan adanya karsinoma.
c. Hipertropi serviks uteri dan elongasioa koli
Jika serviks uteri turun dalam vagina sedangkan jaringan penahan dan
penyokong uterus masih kuat, maka karena tarikan ke bawah di bagian
uterus yang turun serta pembendungan pembuluh darah – serviks uteri
mengalami hipertrofi dan menjadi panjang dengan periksa lihat dan
periksa raba. Pada elangasio kolli serviks uteri pada periksa raba lebih
panjang dari biasa.
d. Gangguan miksi dan stress inkontinensia
Pada sistokel berat- miksi kadang-kadang terhalang, sehingga kandung
kencing tidak dapat dikosongkan sepenuhnya. Turunnya uterus bisa
juga menyempitkan ureter, sehingga bisa menyebabkan hidroureter dan
hidronefrosis. Adanya sistokel dapat pula mengubah bentuk sudut
antara kandung kencing dan uretra yang dapat menimbulkan stress
incontinence
e. Infeksi saluran kencing
Adanya retensi air kencing mudah menimbulkan infeksi. Sistitis yang
terjadi dapat meluas ke atas dan dapat menyebabkan pielitis dan
pielonefritis. Sehingga hal tersebut dapat menyebabkan gagal ginjal.
f. Infertilitas
Karena serviks uteri turun sampai dekat pada introitus vaginae atau
sama sekali keluar dari vagina, tidak mudah terjadi kehamilan
g. Gangguan partus
Jika wanita dengan prolapsus uteri hamil, maka pada waktu persalinan
dapat timbul kesulitan di kala pembukaan, sehingga kemajuan
persalinan terhalang.
h. Hemoroid
Feses yang terkumpul dalam rektokel memudahkan adanya obstipasi
dan timbul hemoroid.
i. Inkarserasi usus
Usus halus yang masuk ke dalam enterokel dapat terjepit dengan
kemungkinan tidak dapat direposisi lagi. Dalam hal ini perlu dilakukan
laparotomi untuk membebaskan usus yang terjepit itu.
b. Pengobatan
1) Pengobatan Tanpa Operasi
Caranya : Latihan otot dasar panggul, Stimulasi otot dasar panggul
dengan alat listrik, Pemasangan pesarium, Hanya bersifat paliatif,
Pesarium dari cincin plastik.
Prinsipnya : alat ini mengadakan tekanan pada dinding atas vagina
sehingga uterus tak dapat turun melewati vagina bagian bawah.
Biasanya dipakai pada keadaan: Prolapsus uteri dengan kehamilan,
Prolapsus uteri dalam masa nifas, Prolapsus uteri dengan
dekubitus/ulkus, Prolapsus uteri yang tak mungkin dioperasi:
keadaan umum yang jelek
A. Case Report
Pasien wanita berumur 66 tahun dating dengan keluhan daging keluar dari
genetalia sebesar telur bebek dan secara tiba – tiba dalam waktu yang tidak
menentu. Pasien rujukan RSUD Muntilan dengan keterangan prolapse uteri
total, sistokel Grade II , rectokel grade II. Pasien datang dengan keluhan
utama Rahim turun sejak 1,5 bulan yang lalu, dapat dimasukkan kembali.
Keluar bila angkat beban dan batuk. Pasien mengatakan dahulu
pekerjaannya angkat beban berat seperti memikul hasil pertanian, riwayat
melahirkan 8x secara spontan.
Pasien mengatakan pernah memasukkan kembali uteri dengan tangan.
Pasien di diagnosa prolapse uteri total, sistokel Grade II , rectokel grade II.
Pasien mengatakan tidak mengalami dismenore dan sudah menupouse 15
tahun yang lalu
Tanda- tanda vital :
Suhu = 36,1 ºC
Nadi = 80 x/ menit
RR = 23 x/ menit
TD = 120/70 mmHg
Pada saat pemeriksaan fisik Tampak massa keluar dari intratus vagina,
ukuran se telur bebek, dapat dimasukkan kembali. Pasien tidak terpasang
kateter maupun pampers.
HASIL LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Faal Hati
SGOT / AST 22 u/L ≤ 32
SGPT / ALT 16 u/L ≤ 33
Faal Ginjal
BUN 10 mg/dl 7 – 20
Kreatinin 0.62 mg/dL
Diabetes
Gula Darah Sewaktu 85 mg/dL
Elektrolit
Natrium 143 mmol/L 136 – 145
Kalium 4.00 mmol/L
Klorida 115 mmol/ L 98 – 101
Hemostatis
PPT 13.8 detik 12.3 – 15.3
INR 1.00 0.90 – 1.10
Kontrol PPT 14.8
APTT 29 detik 27.4 – 37.0
Kontrol APPT 28.4
Gol darah A
Darah Lengkap
Hemoglobin 12.4 g/dl 12.0 – 16.0
Hematokrit 37.2 %
MCH 28.9 % 27.0 – 32.0
3
Leukosit 6.43 10^ /uL 4.50 – 11.0
Neotrofil 4.42 10^3/uL 2.20 – 4.80
Limfosit 1.52 10^3/uL 1.30 – 2.90
Terapi obat yang diberikan adalah Ceftriaxone 1gr / 12 jam, Ketorolac 30
mg / 8 jam, Infus RL 20 Tpm
B. Pengkajian
b. Keluhan utama
Pasien mengatakan ada daging keluar dari genetalia sebesar telur
bebek dan secara tiba – tiba dalam waktu yang tidak menentu.
c. Faktor pencetus :
Pasien mengatakan dahulu pekerjaannya angkat beban berat
seperti memikul hasil pertanian, riwayat melahirkan 8x secara
spontan
d. Lamanya keluhan : 1,5 bulan
e. Timbulnya keluhan :( ) Bertahap ( V ) Mendadak
f. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :
Sendiri : Memasukkan kembali uteri dengan tangan
Oleh orang lain: -
g. Diagnosa Medik : prolapse uteri total, sistokel Grade II , rectokel
grade II
h. Riwayat kesehatan keluarga :
Pasien mengatakan kakak nomer pertama mempunyai riwayat
penyakit hipertensi dan kakak nomer ketiga mempunyai riwayat
penyakit diabetes mellitus, pasien menyatakan orang tua tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit turunan seperti diabetes mellitus,
hipertensi, jantung dan asma. Pasien mengatakan keluarga tidak
ada yang menderita penyakit yang sama.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
a. Penyakit yang pernah dialami
1) Kanak-kanak : Tidak ada
2) Kecelakaan : Tidak ada
3) Pernah dirawat : belum pernah
4) Operasi : belum pernah
b. Alergi : Tidak ada
c. Kebiasaan : merokok/ kopi/ obat/ alkohol/ lain-
lain : Tidak ada
d. Obat-obatan : Obat Hipertensi (pasien
lupa namanya)
Lamanya : Tidak terkaji (pasien lupa)
5. Reproduksi
Kehamilan G0P8A0Ah6
Riwayat menstruasi
Menarche : ±13 tahun
Siklus : 28 hari
Durasi : 5 hari
Dismenore : Pasien mengatakan tidak mengalami dismenore
Menopause : 15 tahun yamg lalu
Riwayat Menikah : 1x selama 35 tahun
Umur menikah : 28 tahun
Riwayat KB
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi .
4. Pola Kebiasaan Klien
a. Aspek Fisik-Biologis
1) Pola Nutrisi
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan di rumah makan habis 5-6 sendok nasi
setiap makan. Pasien mengatakan makan 2 – 3 kali dalam
sehari yaitu dengan sayur dan lauk pauk.
b) Selama sakit
Pasien mengatakan diit dari rumah sakit jarang dihabiskan.
Pasien mengatakan selama di rumah sakit pasien makan
habis ±1/2 porsi diit yang diberikan, diit yang diberikan
adalah diit TKTP.
2) Pola Cairan dan Elektrolit
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan di rumah minum air putih dan teh tawar
±3 gelas dalam sehari. Pasien mengatakan tidak suka
memakai gula dalam minumannya.
b) Selama sakit
Pasien mengatakan di rumah sakit minum air putih ±3 gelas
dalam sehari
3) Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit
Pasien b.a.b teratur dan lancar 1 x sehari dengan WC
jongkok. Warna feses kuning dan berbentuk padat lunak.
Pasien tidak pernah memakai obat pencahar untuk
melancarkan b.a.b. Klien b.a.k sebanyak 7-8 kali (700ml/hari)
dengan warna urine kuning keruh dan berbau khas urin.
b) Selama sakit
Pasien selama di Rumah Sakit belum b.a.b. Pasien
mengatakan belum merasakan ingin b.a.b.
Pasien mengatakan b.a.k 7 – 8 kali sehari ( 500ml/hari )
dengan warna urin kuning coklat dan berbau khas urin.
Tidak ada perubahan pola b.a.k pada pasien selama di RS
4) Pola Aktifitas, Tidur dan Istirahat
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan pasien biasanya melakukan aktifitas
dasar seperti makan, minum, toileting, berpakaian dengan
mandiri tidak menggunakan alat bantu. Pasien mengatakan
tidur selama ± 8 jam sehari . Sebelum tidur pasien
mengatakan berdoa dulu dan tidak pernah minum obat tidur.
b) Selama sakit
Pasien mengatakan semalam tidak bisa tidur karena
lingkungannya berbeda dengan rumah. Pasien mengatakan
sering terbangun sejak di rumah sakit
Mandi v
Toileting v
Berpakaian v
Berpindah v
Ambulasi ROM v
Keterangan :
0 : mandiri
1 : alat bantu
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total
5. Aspek Intelektual-Psikososial-Spiritual
a. Aspek Mental
Pasien dan keluarga mengatakan berharap akan kesembuhan
pasien.
b. Aspek Intelektual
Pasien mengatakan tidak paham dengan penyakitnya. Pasien
menganggap sakitnya adalah sakit ambeian. Pasien mengatakan
tindakan yang dilakukan bila ambeian keluar adalah memasukkan
kembali menggunakan tangan. Pasien tampak bertanya tentang
penyakitnya Pasien tampak bingung ketika ditanya perawat tentang
penyakitnya.
c. Aspek Sosial
Hubungan keluarga dengan pasien sangat baik itu terbukti pasien
selama di rumah sakit selalu di tunggu oleh keluarganya.
d. Aspek Spiritual
Pasien dan keluarga menganut agama Islam, keluarga mengatakan
selalu berdoa untuk kebaikan pasien.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran Umum
- KU : sedang
- Kesadaran : Composmentis
- Status Gizi :
TB = 140 cm
BB = 37,5 kg
IMT = 19,1 kg/m2 (normal)
- Tanda- tanda vital :
Suhu = 36,1 ºC
Nadi = 80 x/ menit
RR = 23 x/ menit
TD = 120/70 mmHg
b. Pemeriksaan secara sistematik (Cepalo Caudal)
1) Kepala
Bentuk kepala mesocephal, rambut warna hitam dan beruban,
mudah rontok, keadaan bersih, tidak ada lesi.
2) Mata
Bentuk mata simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak
anemis, pasien mengatakan fungsi penglihatan menurun tetapi
tidak menggunakan kacamata
3) Hidung
Bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
4) Mulut
Bentuk simetris, tidak ada kelainan kongenital, membran mukosa
lembab
5) Lidah
Bersih,tidak pucat, tidak ada stomatitis.
6) Dada
a) Respirasi
Inspeksi : Dada Simetris, tidak ada Retraksi, tidak ada lesi
Auskultasi : Respirasi 23 x/menit
c) Abdomen
Inspeksi : Simetris, Asites (-) , Retraksi (-) , Tidak
ada penonjolan
Auskultasi : Peristaltik usus 15 x/menit
4 4
4 4
9) Genetalia
Tampak massa keluar dari intratus vagina, ukuran se telur
bebek, dapat dimasukkan kembali. Pasien tidak terpasang
kateter maupun pampers.
D. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan defisit informasi ditandai
dengan Pasien mengatakan tidak paham dengan penyakitnya,
Pasien menganggap sakitnya adalah sakit ambeian, Pasien
mengatakan tindakan yang dilakukan bila ambeian keluar adalah
memasukkan kembali menggunakan tangan, Pasien tampak
bertanya tentang penyakitnya, Pasien tampak bingung ketika ditanya
perawat tentang penyakitnya.
2. Gangguan pola tidur ditandai dengan Perubahan lingkungan ditandai
dengan pasien mengatakan saat di rumah tidur ± 8 jam dalam
sehari, Pasien menyatakan selama di rumah sakit tadi malam tidak
bisa tidur karena lingkungan yang berbeda, Pasien mengatakan
sering terbangun sejak di rumah sakit
E. Perencanaan Keperawatan
2 Gangguan pola tidur ditandai Setelah dilakukan Asuhan 1. Kaji pola tidur klien dan
dengan Perubahan lingkungan keperawatan selama 3 x 24 kebiasaan sebelum tidur
ditandai dengan pasien jam perubahan pola tidur 2. Berikan latihan fisik ringan
mengatakan saat di rumah dapat teratasi dengan kriteria sebelum tidur
tidur ± 8 jam dalam sehari, hasil 3. Beritahu dan libatkan
Pasien menyatakan selama di a. Pasien tampak rileks keluarga untuk memberi
rumah sakit tadi malam tidak b. Tidak ada lingkar hitam lingkungan yang nyaman
bisa tidur karena lingkungan dan kantong mata pada saat tidur
yang berbeda, Pasien area mata pasien
mengatakan sering terbangun c. Pasien dapat beristirahat
sejak di rumah sakit dan tidur dengan nyenyak
d. TTV dalam batas nomal
F. Implementasi dan Evaluasi
Dx Kurang pengetahuan b.d Defisit informasi
Implementasi Evaluasi
- Mengkaji tingkat pemahaman S :
pasien dan keluarga - Pasien mengatakan sakitnya adalah
sakit ambeian
- Pasien mengatakan tindakan yang
dilakukan bila ambeian keluar adalah
memasukkan kembali menggunakan
tangan
- Pasien mengatakan besok mau
dioperasi tetapi pasien mengatakan
tidak tau prosedur operasinya.
O:
- Pasien tidak dapat menjawab ketika
ditanya penyebab sakitnya dan pasien
hanya terlihat tersenyum.
A : Kurang pengetahuan belum teratasi
P : Lanjut intervensi
- Jelaskan pengertian, factor penyebab
dan cara perawatan pasien dengan
prolaps uteri
- Jelaskan pentingnya kebersihan
- Menganjurkan pasien untuk tidak
mengangkat beban berat.
- Mengajarkan perawatan pada pasien
post op
Pengkajian Post Operasi
DS :
- Pasien mengatakan setelah operasi muncul rasa mual dan ingin muntah
tetapi tidak bisa muntah
- Pasien mengatakan belum bisa berjalan/turun dari tempat tidur
- Pasien mengatakan belum berani miring kanan miring kiri
DO :
- Skala Nyeri VAS : 3
- Pasien dengan diagnosa prolaps uteri dilakukan kolpokleisis dengan epidural
anastesi
- Pasien terpasang infus asering di tangan kiri
- Pasien terpasang DC (produk urin sebanyak ±300 cc sampai pukul 14.00)
- Pasien terpasang tampon vagina
- Terapi post operasi :
lepas tampon 24 jam setelah operasi
Injeksi Ceftriaxone 1gr/24 jam (IV)
Injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam
- Pasien terlihat bed rest
- Kemampuan Perawatan Diri Post Operasi
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/Minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilisasi di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi ROM √
Keterangan :
0 : mandiri 4 : tergantung total
1 : alat bantu 3 : dibantu orang lain dan alat
2 : dibantu orang lain
DX : Nyeri Akut
Implementasi Evaluasi
- Mengkaji nyeri S : Pasien mengatakan tidak merasa nyeri
O : Skala nyeri VAS : 3
A : Nyeri akut teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi : Kaji ulang skala nyeri,
Kelola pemberian obat Ketorolac 30 mg/8 jam