Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PROLAPS UTERI
MK : KEPERAWATAN MATERNITAS
DOSEN : ESTHER HUTAGAOL, Mkep, Ns.Sp.Kep.Mat

DISUSUN OLEH :
NAMA : JEYCHENIA SUPIT
NIM : 01808010054
KELAS : KEPERAWATAN B
SEMESTER : IV

STIKES GRAHA MEDIKA KOTAMOBAGU


TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT ,karena berkat dan rahmatNya penyusun diberi kesehatan sehingga
makalah yang berjudul “Prolaps Uteri” dapat selesai dalam jangka waktu yang telah di tentukan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas mata kuliah keperawatan maternitas, dimana sumber
materi di ambil dari buku yang relevan guna menunjang keakuratan materi yang nantinya akan
digunakan

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat
keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Kotamobagu, 10 Mei 2020

Pensyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………………..
B. TUJUAN………………………………………………………………………………………
C. MANFAAT……………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………
A. DEFINISI………………………………………………………………………………………
B. ETIOLOGI………………………………………………………………………………………
C. TANDA DAN GEJALA………………………………………………………………………
D. KLASIFIKASI…………………………………………………………………………………
E. PATOFISIOLOGI……………………………………………………………………………….
F. PATHWAY……………………………………………………………………………………
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG………………………………………………………………
H. TATA LAKSANA MEDIS…………………………………………………………………….
I. KOMPLIKASI………………………………………………………………………………...
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………………
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PRIORITAS PADA PASIEN DENGAN
PROLAPS UTERI……………………………………………………………………………………..
A. PENGKAJIAN…………………………………………………………………………………..
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN……………………………………………………………….
C. INTERVENSI KEPERAWATAN………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Prolaps uteri merupakan salah satu bentuk prolaps organ panggul dan merupakan suatu
kondisi jatuh atau tergelincirnya uterus (rahim) ke dalam atau keluar melalui vagina sebagai
akibat dari kegagalan ligament dan fasial yang dalam keadaan normal menyangganya prolaps
organ panggul merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi dan mengenai hingga 40%
wanita yang telah melahirkan dan berusia diatas 50 tahun. Prolaps uteri menepati urutan
kedua tersering setelah cystourethrocele (bladder and urethral prolapse). (herdianti,2005)
Menurut enelitian WHO tentang kesehatan reproduksi ditemukan kejadian prolaps uteri
lebih tinggi pada wanita yang mempunyai anak lebih dari tuju dari pada wanita yang
mempunyai sat atau dua anak. Prolaps uteri lebih berpengaruh pada perempuan dinegara-
negara berkebang yang perkawinannya pada usia muda. (mulandari,2011)
Di Indonesia sejak jaman dahulu telah lama dikenal istilah peranakan turun dan
peranakan terbalik. Prolaps uteri adalah merupakan keadaan yang sangat jarang terjadi
frekuensi kejadian prolaps uteri sendiri di Indonesia hanya 1% saja kebanyakan terjadi pada
usia tua dibandingkan pada usia muda. Hal ini disebabkan oleh kelemahan dari oto-otot dan
struktur fascia pada usia yang lebih lanjut.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui tinjauan teoritis mengenai prolaps uteri dan bagaimana pelaksanaan
asuhan keperawatan pada pasien dengan prolaps uteri.

C. MANFAAT

a. Bagi Pembaca

Menambah wawasan bagi pembaca untuk dapat mengutamakan tindakan


pencegahan dari prolaps uteri.

b. Bagi Institusi Pendidikan


Menambah bahan bacaan serta meningkatkan daya pikir dari mahasiswa untuk
berpikir kritis dengan panduan bahan referensi mengenai penyakit prolaps uteri.

c. Bagi Keperawatan

Memberikan pengetahuan tentang tinjauan teoritis mengenai prolaps uteri dan


pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan prolaps uteri sehingga
pada penerapan di lapangan dapat dilaksanakan dengan optimal.

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Prolaps uteri adalah suatu hernia, dimana uterus turun melalui hiatus genitalis. Prolaps
uteri lebih sering ditemukan pada wanita yang telah melahirkan, wanita tua dan wanita yang
bekerja berat. Pertolongan persalinan yang tidak terampil seperti memimpi meneran pada saat
pembukaan rahim belum lengkap, perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan lemahnya
jaringan ikat di bawah panggul kendor, juga dapat memicu terjadinya prolaps uteri.
B. EIOLOGI
Beberapa hal yang dapat memicu terjadinya prolaps uteri antara lain :
1. Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan penyulit merupakan
penyebab prolaps genitalis dan memperburuk prolaps yang sudah ada. Faktor-faktor lain
antara tarikan janin pada pembukaan belum lenkap. Bila prolaps uteri dijumpai pada
nulipara, faktor penyebabnya adalah kelainan bawaan berupa kelemahan jaringan
penunjang uterus (Wiknjosastro, 2007).
2. Faktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan menopause. Persalinan yang
lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding vagina pada kala
II, penatalaksanaan pengeluaran plasenta, reparasi otoo-otot dasar panggul yang tidak
baik. Pada menopause, hormon estrogen telah berkurang sehingga otot-otot dasar panggul
menjdi atrofi dan melemah (Wiknjosastro, 2007).
C. TANDA DAN GEJALA
Gejala dan tanda-tanda sangat berbeda dan bersifat individual. Kadangkala penderita yang
satu dengan prolaps uteri yang cukup berat tidak mempunyai keluhan apapun, sebaliknya
penderita lain dengan prolaps ringan mempunyai banya keluhan. Keluhan-keluhan yang
hampir sering dijumpai menurut Wiknjosastro, 2007 :
1. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol
2. Rasa sakit dipinggul dan dan pinggang, biasanya jika penderita bebaring, keluhan
menghilang dan berkurang
3. Sistokel dapat menyebabkan gejala-gejala :
a) Miksi sering dan sedikit-sedikit. Mula-mula pada siang hari, kemudian lebih berat
pada malam hari
b) Perasan seperti kandung kencing tidak dapat dikosongkan seluruhnya
c) Stress incotinence yaitu tidak dapat menahan kencing jika batuk dan mengejan.
Kdang-kadang dapat terjadi retensia urine pada sistokel yang besar sekali.
4. Rektokel dapat menjadi gangguan pada defekasi
a) Obstipasi karena feses berkumpul dalam rongga rektokel
b) Baru bisa defekasi stelah diadakan tekanan pada rektokel vagina
5. Pengeluaran serviks uteri dari vulva menggangu penderita saat berjalan dan beraktivitas
6. Lekores karea kognesti pembuluh darah didaerah serviks dan karena infeksi serta luka
pada portio
7. Entrokel dapat menyebabkan persaan berat di rongga panggul dan rasa penuh divagina.
D. KLASIFIKASI
Menurut beratnya, prolaps uteri dibagi menjadi :
1. Prolaps tingkat I : dimana serviks uteri turun sampai introitus vagina
2. Prolaps tingkat II : dimana serviks menonjol keluar dari introitus vagina
3. Prolaps tingkat III : prolaps totalis (prosidensia uteri, dimana seluruh uterus keluar dari
vagina). Marmi, 2001.
E. PATOFISIOLOGI
Prolaps uteri terdapat dalam beberapa tingkat, dari yang paling ringan sampai prolaps
uteri totlis. Terutama akibat persalinan, khsusnya persalinan pervagina yang susah dan
terdapat kelemahan-kelemahan ligamen yang tergolong dalam fasia endopelvik dan otot-otot,
serta fasia-fasia dasar panggul. Juga dalam keadaan tekanan intraabdominal yang meningkat
dan kronik akan meningkatkan dan memudahkan penurunan uterus, terutama apabila tonus-
tonus mengurang seperti pada penderita dalam menopause
Serviks uteri terletak dibagian luar vagina akan bergeser oleh pakaian wanita tersebut,
dan lambat laun menimbulkan ulkus yang dinamakan ulkus dekubitus. Jika fasia dibagian
depan dinding vagina kendor biasanya trauma obsterik, ia akan terdorong oleh kandug
kencing sehingga menyebabkan penonjolan dinding dpan ke belakang yang disebabkan
sistokel. Sistokel yang pada mulanya hanya ringan saja, dapat menjadi besar karena
persalinan berikutnya yang kurang lancar atau yang diselesaikan dalam penurunan dan
menyebabkan urethrokel. Urethrokel harus dibedakan dari divertikulum urethra. Pada
divertikulum keadaan urethra dan kandung kencing normal, hanya dibelakang uretra ada
lubang, yang membuat kantong antara uretra dan vagina.
Kekendoran fasia dibagian belakang dinding vgina oleh trauma obstetrik atau sebab-
sebab lain dapat menyebabkan turunnya rektum ke depan dan menyebabkan dinding ke
belakang vagina menonjol ke lumen vagina yang dinamakan rektokel. (Wiknjosastro, 2007).
F. PATHWAY

- Pertus berulang
- Pertus dengan penyulit
- Pengeluaran plasenta secara Peningkatantekanan intra abdarnen
paksa
- Nulipara dengan kelainan bawaan
- Asites, tumor di area pelvis
- Menopause

Hormone estrogen berkurang

Kelemahan ligament endopelvic dan obat – obat dasar panggul

Prolaps uteri

Grade I Grade II Grade III

Cervic uteri turun sampai Carvik uteri keluar dari Seluru uterus keluar dari
introitus vagina introitus vagina vagina/prosidensia

Hipertropi dan Elongatio koli Terjadi gesekan fisik


(celana dengan uteri dan
kursi) keratinisasi infertility

Histerektomi
Dekubitus

Kerusakan integritas kulit Nyeri Akut Ansietas Resiko infeksi


G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis prolaps uteri umumnya dengan mudah dapat ditegakkan. Friedman dan Little
(1961) mengajukan pemeriksaan sebagai berikut : penderita dalam posisi jongkok disuruh
mengejan dan ditentukan dengan pemeriksaan dengan jari, apakah portio uteri pada posisi
normal, apakah portio uteri pada posisi normal, apakah portio dibawah posisi normal, apakah
portio sampai introitus vagina, apakah serviks uteri sudah kelur dari vagina (Wiknjosastro,
2007).
H. TATA LAKSANA MEDIS
Pengobatan cara ini tidak begitu memuaskan tapi cukup membantu. Cara ini dilakukan
pada prolaps uteri ringan tanpa keluhan atau penderita masih ingin mendapatkan anak lagi
atau penderita menolak untuk dioperasi atau kondisinya tidak memungkinkan untuk dioperasi
(Wiknjosastro, 2007). Pengobatan tanpa dioperasi :
a) Latihan otot-otot dasar panggul
Latihan ini sangat berguna pada prolaps uteri ringan, terutama yang terjadi pada pasca
persalinan yang belum lewat 6 bulan. Tujuannya untuk menguatkan otot-otot dasar
panggul dan otot-otot yang mempengaruhi miksi.
b) Stimulasi otot-otot dengan alat listrik
Kontraksi otot-otot dasar panggul dapat ditimbulkan dengan alat listrik, elektrodenya
dapat dipasang dalam pessarium yang dimasukkan ke dalam vagina.
c) Pengobtan dengan pessarium
Pengobatan dengan pessarium ini sebenarnya hanya bersifat paliatif, yakni menahan
uterus di tempatnya selama dipakai. Oleh karena itu, jika pessarium diangkat diangkat,
timbul prolaps lagi. Prinsip pemakaian pessarium adalah mengadakan tekanan pada
dinding vagina bagian atas, sehingga bagian dari vagina tersebut beserta uterus tidak
dapat turun dan melewati vagina bgian bawah.
Penatalaksanaan operatif
Prolaps uteri biasanya disertai prolaps vagina. Maka, jika dilakukan pembedahan untuk
prolaps uteri, prolaps vagina perlu ditangani juga. Ada kemungkinan terdapat prolaps vagina
yang membutuhkan pembedahan padahal tidak terdapat prolaps uteri. Beberapa pebedahan
yang dilakukan antara lain:
a) Operasi manchester
b) Histeraktomi
c) Kalpoklelsis
Jika pada wanita muda yang masih ingin mempertahankan fungsi reproduksinya cara yang
terbaik adalah dengan :
Pengobatan dengan pessarium ini sebenarnya hanya bersifat paliatif, yakni menahan
uterus di tempatnya selama dipakai. Oleh karena itu, jika pessarium diangkat diangkat, timbul
prolaps lagi. Prinsip pemakaian pessarium adalah mengadakan tekanan pada dinding vagina
bagian atas, sehingga bagian dari vagina tersebut beserta uterus tidak dapat turun dan
melewati vagina bgian bawah.
I. KOMPLIKASI
a. Keratinisasi mukosa vagina dan portio uteri
b. Dekubitus
c. Hipertropi serviks uteri dan elogasioa koli
d. Gangguan miksi dan stress inkontinesia
e. Infeksi salura kencing
f. Infertilitas
g. Gangguan partus
h. Hemoroid
i. Inkarserasi usus
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Prolaps uteri merupakan salah satu bentuk prolaps organ panggul dan merupakan suatu
kondisi jatuh atau tergelincirnya uterus (rahim) ke dalam atau keluar melalui vagina sebagai
akibat dari kegagalan ligament dan fasial yang dalam keadaan normal menyangganya prolaps
organ panggul merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi dan mengenai hingga 40%
wanita yang telah melahirkan dan berusia diatas 50 tahun. Di Indonesia sejak jaman dahulu
telah lama dikenal istilah peranakan turun dan peranakan terbalik.
Beberapa hal yang dapat memicu terjadinya prolaps uteri antara lain :
- Pertus berulang
- Pertus dengan penyulit
- Pengeluaranplasentasecarapaksa
- Nuliparandengankelainanbawaan
- Asites, tumor di area pelvis
- Menopause

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PRIORITAS PADA PASIEN DENGAN


PROLAPS UTERI
A. PENGKAJIAN
1. Data subyektif
a. Biodata
Prolaps uteri lebih sering ditemukan pada wanita yang telah melahirkan, wanita tua
dan wanita yang bekerja berat. (Wiknjosastro, 2007)
b. Keluhan utama
Gejala dan tanda-tanda sangat berbeda dan bersifat individual, kadangkala penderita
yang satu dengan prolaps uteri yang cukup berat tidak mempunyai keluhan apapun,
sebaliknya penderita lain dengan prolaps ringan mempunyai banya keluhan. Keluhan-
keluhan yang hampir sering dijumpai menurut Wiknjosastro, 2007 :
1) Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol
2) Rasa sakit dipinggul dan pinggang, biasanya jika pendeita berbaring, keluhan
menghilang dan menjadi kurang.
c. Riwayat kebidanan
1) Haid
Awal menstruasi (menarche) pada usia 11 tahun atau lebih muda. Siklus haid
tidak teratur, nyeri haid luar biasa, nyeri panggul setelah haid atau senggama.
(Wiknjosastro, 2010:346)
2) Riwayat kehamilan
Faktor resiko yang menyebabkan prolaps uteri jumlah kelahiran spontan yang
banyak, berat badan berlebih riwayat operasi pada area tersebut, batuk dalam
jangka waktu yang lama saat hamil.
3) Riwayat persalinan
Patrus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan penyulit
merupakan penyebab prolapsus genitalis dan memperburuk prolapsyang sudah ada.
Faktor-faktor lain adalah tarikan janin pada pembukaan belum lengkap. Bila prolaps
uteri dijumpai pada nulipara, faktor penyebabnya adalah kelainan bawaan berupa
kelemahan jaringan penunjang uterus (Wiknjosastro, 2007).
d. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Eliminasi
Sistokel dapat menyebabkan gejala-gejala :
(a) Miksi yang sering dan sedikit-sedikit. Mula-mula pada siang hari, kemudian
lebih berat pada malam hari
(b) Perasaan seperti kandung kencing tidak dapat dikosongkan seluruhnya
(c) Stress incontinence yaitu tidak dapat menahan kencing jika batuk atau
mengejan. Kadang-kadang dapat terjadi retensio urine pada sistokel yang
besar sekali.
Rektokel dapat menjadi gangguan pada defekasi
(a) Obstipasi karena feses berkumpul dalam rongga rektokel
(b) Baru dapat defekasi setelah diadakan tekanan pada rektokel vagina
2) Aktivitas dan istirahat
Pengeluaran servik uteri dari vulva menggangu penderita saat berjalan dan
beraktivitas. Gesekan portio uteri oleh celana dapat menibulkan lecet hingga
dekubitus pada porsio.

2. Data obyektif
a. Keadaan umum lemah
b. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 – 130/90 mmHg
N : 60-90x/mnt
S : 36,5- 37,5°C
RR : 16-24x/mnt
c. Pemeriksaan fisik
1) Muka
Tampak pucat pertanda adanya anemia, keluar keringat dingin bila terjadi syok.
Bila perdarahan konjungtiva tampakanemis. Pada klien yang disertai rasa nyeri
klien tampak meringgis. (Manuaba, 1998 : 410)
2) Mulut
Mukosa bibir dan mulut tampak pucat, bau kelon pada mulut jika terjadi shock
hipovolemik hebat.
3) Dada dan payudara
Gerakan nafas cepat karena adanya usaha untuk memenuhi kebutuhan O2 akibat
kadar O2 dalam darah yang tinggi, keadaan jantung tidak abnormal.
4) Abdomen
Adanya benjolan pada perut bagian bawah. Teraba adanya massa pada perut
bagian bawah konsisten keras/kenyal, tidak teratur, gerakan, tidak sakit, tetapi
kadang-kadang ditemui nyeri. (Sastrawinata, 1981 : 158)

Pada pemeriksaan bimanual akan terba benjolan pada perut bagian bawah,
terletak digaris tengah maupun agak kesamping dan sering kali teraba benjolan-
benjolan dan kadang-kadang terasa sakit (Wiknjosastro, 2006 : 344)
5) Genitalia
Pada kasus ringan, bagian bawah uterus turun ke puncak vagina dan pada kasus
yang sangat berat dapat terjadi protrusi melalui orifisium vagina dan berada
diluar vagina.
6) Anus
Akan timbul haemoroid, luka dan varices pecah karena keadaa obstipasi akbat
penekanan mioma pada rectum.
7) Ekstremitas
Oedem pada tungkai bawah oleh karena adanya tekanan pada vena cava inferior
(Sastrawinata, 1981 : 159).

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah yang mungkin akan muncul :


Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik pada prosedur/luka
Histerektomi.
 Ansietas berhubungan dengan krisis situasional akibat prosedur Histerektomi.
 Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No DIAGNOSA TUJUAN DAN


KEPERAWATAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
dengan agen pencedera tindakan keperawatan intensitas nyeri berapa berat nyeri
fisik pada prosedur/luka selama 1x24 jam 2. Indetifikasi skala yang dialami
Histerektomi diharapkan nyeri nyeri pasien
teratasi. Dengan kriteris 3. Fasilitasi istirahat 2. Mengidentifikasi
hasil : dan tidur kebutuhan
 Nyeri berkurang 4. Ajarkan teknik intervensi
secara bertahap nonfarmakologis selanjutnya
5. Kolaborasi 3. Memberikan posisi
pemberian tidur yang
analgetik, jika menyenangkan
perlu. dan aman dapat
mengurangi rasa
nyeri
4. Pendekatan
dengan
menggunakan
teknik relaksasi
nafas dalam dan
teknik non
farmakologis
lainnya
menunjukkan
keefektifan dalam
mengurangi nyeri
5. Analgetik
diberikan untuk
membantu
menghambat
stimulus nyeri
kepusat persepsi
nyeri dikorteks
serebri sehingga
nyeri dapat
berkurang.
2 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan 1. Pantau perubahan 1. Pantau perubahan
dengan krisis situasional tindakan keperawatan tanda-tanda vital dan tanda tanda vital
akibat prosedur selama 1x24 jam kondisi yang dapat digunakan
Histerektomi diharapkan ansietas menunjukan sebagai indikator
teratasi. Dengan kriteria peningkatan terjadikan ansietas
hasil : kecemasan klien pada klien
 Klien mampu 2. Berikan informasi 2. Mempersiapkan
menggambarkan serta bimbingan klien menghadapi
kecemasannya antisipasi tentang segala
 Klien menunjukan segala bentuk kemungkinan,
kemampuan untuk kemungkinan yang krisis
meyakinkan diri akan terjadi dimasa perkembangan dan
sendiri yang akan datang atau situasional
 Klien menunjukkan 3. Ajarkan teknik 3. Teknik
pengendalian diri relaksasi diri dan menenangkan diri
terhadap kecemasan pengendalian dapat digunakan
perasaan negatif atas untuk meredakan
segala hal yang kecemasan pada
dirasakan klien klien yang
4. Berikan dukungan mengalami distres
emosi selama stres akut
5. Kalaborasi 4. Memberikan
pemberian obat jenis dukungan emosi
anti depresan apabila untuk
klien benar benar menenangkan
tidak mampu klien dan
mengendalikan menciptakan
dirinya penerimaan serta
bantuan dukungan
selama masa stres
5. Agen farmakologi
dapat digunakan
sebai salah satu
pilihan untuk
meredakan
kecemasa klien
3 Resiko infeksi b/d Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk
prosedur invasif tindakan keperawatan riwayat kesehatan mengetahui
selama 1x24 jam resiko dan riwayat alergi tingkat kesehatan
penularan infeksi dapat 2. Memberikan klien dan riwayat
teratasi. Dengan kriteria makanan cukup gizi alergi
hasil : TKTP (tinggi kalori 2. Makanan yang
 mencegah tinggi protein) cukup gizi
komplikasi 3. Menjaga personal mempengaruhi
 tanda – tanda hygiene pasien daya tahan tubuh
infeksi tidak ada 4. Memberikan 3. Personal hygiene
pendidikan mempengaruhi
kesehatan tentang status kesehatan
pentingnya gizi pasien
untuk kesehatan 4. Pendidikan gizi
5. Kolaborasi menentukan
pemberian cairan status gizi dan
parenteral status kesehatan
pasien
5. Mengganti/meme
nuhi zat-zat
makanan secara
cepat melalui
parenteral

DAFTAR PUSTAKA

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator Diagnostik.


Edisi 1. Tim pokja SDKI DPP PPNI.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan Tindakan Keperawatan.
Edisi 1. Tim Pokja SIKI DPP PPNI.
https://id.scribd.com/doc/269534286/Laporan-Pendahuluan-PROLAPSUS-UTERI diakses 9 Mei
2020 Pukul 13:40.
https://id.scribd.com/doc/315323355/Askep-Uterina-Prolaps-Kel-11 diakses 9 Mei 2020 Pukul 17:00.

Anda mungkin juga menyukai