PROLAPS UTERI
MK : KEPERAWATAN MATERNITAS
DOSEN : ESTHER HUTAGAOL, Mkep, Ns.Sp.Kep.Mat
DISUSUN OLEH :
NAMA : JEYCHENIA SUPIT
NIM : 01808010054
KELAS : KEPERAWATAN B
SEMESTER : IV
Puji syukur kehadirat Allah SWT ,karena berkat dan rahmatNya penyusun diberi kesehatan sehingga
makalah yang berjudul “Prolaps Uteri” dapat selesai dalam jangka waktu yang telah di tentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas mata kuliah keperawatan maternitas, dimana sumber
materi di ambil dari buku yang relevan guna menunjang keakuratan materi yang nantinya akan
digunakan
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, mengingat
keterbatasan waktu dan kemampuan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Pensyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………………..
B. TUJUAN………………………………………………………………………………………
C. MANFAAT……………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………
A. DEFINISI………………………………………………………………………………………
B. ETIOLOGI………………………………………………………………………………………
C. TANDA DAN GEJALA………………………………………………………………………
D. KLASIFIKASI…………………………………………………………………………………
E. PATOFISIOLOGI……………………………………………………………………………….
F. PATHWAY……………………………………………………………………………………
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG………………………………………………………………
H. TATA LAKSANA MEDIS…………………………………………………………………….
I. KOMPLIKASI………………………………………………………………………………...
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………………
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………………
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PRIORITAS PADA PASIEN DENGAN
PROLAPS UTERI……………………………………………………………………………………..
A. PENGKAJIAN…………………………………………………………………………………..
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN……………………………………………………………….
C. INTERVENSI KEPERAWATAN………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Prolaps uteri merupakan salah satu bentuk prolaps organ panggul dan merupakan suatu
kondisi jatuh atau tergelincirnya uterus (rahim) ke dalam atau keluar melalui vagina sebagai
akibat dari kegagalan ligament dan fasial yang dalam keadaan normal menyangganya prolaps
organ panggul merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi dan mengenai hingga 40%
wanita yang telah melahirkan dan berusia diatas 50 tahun. Prolaps uteri menepati urutan
kedua tersering setelah cystourethrocele (bladder and urethral prolapse). (herdianti,2005)
Menurut enelitian WHO tentang kesehatan reproduksi ditemukan kejadian prolaps uteri
lebih tinggi pada wanita yang mempunyai anak lebih dari tuju dari pada wanita yang
mempunyai sat atau dua anak. Prolaps uteri lebih berpengaruh pada perempuan dinegara-
negara berkebang yang perkawinannya pada usia muda. (mulandari,2011)
Di Indonesia sejak jaman dahulu telah lama dikenal istilah peranakan turun dan
peranakan terbalik. Prolaps uteri adalah merupakan keadaan yang sangat jarang terjadi
frekuensi kejadian prolaps uteri sendiri di Indonesia hanya 1% saja kebanyakan terjadi pada
usia tua dibandingkan pada usia muda. Hal ini disebabkan oleh kelemahan dari oto-otot dan
struktur fascia pada usia yang lebih lanjut.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui tinjauan teoritis mengenai prolaps uteri dan bagaimana pelaksanaan
asuhan keperawatan pada pasien dengan prolaps uteri.
C. MANFAAT
a. Bagi Pembaca
c. Bagi Keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Prolaps uteri adalah suatu hernia, dimana uterus turun melalui hiatus genitalis. Prolaps
uteri lebih sering ditemukan pada wanita yang telah melahirkan, wanita tua dan wanita yang
bekerja berat. Pertolongan persalinan yang tidak terampil seperti memimpi meneran pada saat
pembukaan rahim belum lengkap, perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan lemahnya
jaringan ikat di bawah panggul kendor, juga dapat memicu terjadinya prolaps uteri.
B. EIOLOGI
Beberapa hal yang dapat memicu terjadinya prolaps uteri antara lain :
1. Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan penyulit merupakan
penyebab prolaps genitalis dan memperburuk prolaps yang sudah ada. Faktor-faktor lain
antara tarikan janin pada pembukaan belum lenkap. Bila prolaps uteri dijumpai pada
nulipara, faktor penyebabnya adalah kelainan bawaan berupa kelemahan jaringan
penunjang uterus (Wiknjosastro, 2007).
2. Faktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan menopause. Persalinan yang
lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding vagina pada kala
II, penatalaksanaan pengeluaran plasenta, reparasi otoo-otot dasar panggul yang tidak
baik. Pada menopause, hormon estrogen telah berkurang sehingga otot-otot dasar panggul
menjdi atrofi dan melemah (Wiknjosastro, 2007).
C. TANDA DAN GEJALA
Gejala dan tanda-tanda sangat berbeda dan bersifat individual. Kadangkala penderita yang
satu dengan prolaps uteri yang cukup berat tidak mempunyai keluhan apapun, sebaliknya
penderita lain dengan prolaps ringan mempunyai banya keluhan. Keluhan-keluhan yang
hampir sering dijumpai menurut Wiknjosastro, 2007 :
1. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol
2. Rasa sakit dipinggul dan dan pinggang, biasanya jika penderita bebaring, keluhan
menghilang dan berkurang
3. Sistokel dapat menyebabkan gejala-gejala :
a) Miksi sering dan sedikit-sedikit. Mula-mula pada siang hari, kemudian lebih berat
pada malam hari
b) Perasan seperti kandung kencing tidak dapat dikosongkan seluruhnya
c) Stress incotinence yaitu tidak dapat menahan kencing jika batuk dan mengejan.
Kdang-kadang dapat terjadi retensia urine pada sistokel yang besar sekali.
4. Rektokel dapat menjadi gangguan pada defekasi
a) Obstipasi karena feses berkumpul dalam rongga rektokel
b) Baru bisa defekasi stelah diadakan tekanan pada rektokel vagina
5. Pengeluaran serviks uteri dari vulva menggangu penderita saat berjalan dan beraktivitas
6. Lekores karea kognesti pembuluh darah didaerah serviks dan karena infeksi serta luka
pada portio
7. Entrokel dapat menyebabkan persaan berat di rongga panggul dan rasa penuh divagina.
D. KLASIFIKASI
Menurut beratnya, prolaps uteri dibagi menjadi :
1. Prolaps tingkat I : dimana serviks uteri turun sampai introitus vagina
2. Prolaps tingkat II : dimana serviks menonjol keluar dari introitus vagina
3. Prolaps tingkat III : prolaps totalis (prosidensia uteri, dimana seluruh uterus keluar dari
vagina). Marmi, 2001.
E. PATOFISIOLOGI
Prolaps uteri terdapat dalam beberapa tingkat, dari yang paling ringan sampai prolaps
uteri totlis. Terutama akibat persalinan, khsusnya persalinan pervagina yang susah dan
terdapat kelemahan-kelemahan ligamen yang tergolong dalam fasia endopelvik dan otot-otot,
serta fasia-fasia dasar panggul. Juga dalam keadaan tekanan intraabdominal yang meningkat
dan kronik akan meningkatkan dan memudahkan penurunan uterus, terutama apabila tonus-
tonus mengurang seperti pada penderita dalam menopause
Serviks uteri terletak dibagian luar vagina akan bergeser oleh pakaian wanita tersebut,
dan lambat laun menimbulkan ulkus yang dinamakan ulkus dekubitus. Jika fasia dibagian
depan dinding vagina kendor biasanya trauma obsterik, ia akan terdorong oleh kandug
kencing sehingga menyebabkan penonjolan dinding dpan ke belakang yang disebabkan
sistokel. Sistokel yang pada mulanya hanya ringan saja, dapat menjadi besar karena
persalinan berikutnya yang kurang lancar atau yang diselesaikan dalam penurunan dan
menyebabkan urethrokel. Urethrokel harus dibedakan dari divertikulum urethra. Pada
divertikulum keadaan urethra dan kandung kencing normal, hanya dibelakang uretra ada
lubang, yang membuat kantong antara uretra dan vagina.
Kekendoran fasia dibagian belakang dinding vgina oleh trauma obstetrik atau sebab-
sebab lain dapat menyebabkan turunnya rektum ke depan dan menyebabkan dinding ke
belakang vagina menonjol ke lumen vagina yang dinamakan rektokel. (Wiknjosastro, 2007).
F. PATHWAY
- Pertus berulang
- Pertus dengan penyulit
- Pengeluaran plasenta secara Peningkatantekanan intra abdarnen
paksa
- Nulipara dengan kelainan bawaan
- Asites, tumor di area pelvis
- Menopause
Prolaps uteri
Cervic uteri turun sampai Carvik uteri keluar dari Seluru uterus keluar dari
introitus vagina introitus vagina vagina/prosidensia
Histerektomi
Dekubitus
A. KESIMPULAN
Prolaps uteri merupakan salah satu bentuk prolaps organ panggul dan merupakan suatu
kondisi jatuh atau tergelincirnya uterus (rahim) ke dalam atau keluar melalui vagina sebagai
akibat dari kegagalan ligament dan fasial yang dalam keadaan normal menyangganya prolaps
organ panggul merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi dan mengenai hingga 40%
wanita yang telah melahirkan dan berusia diatas 50 tahun. Di Indonesia sejak jaman dahulu
telah lama dikenal istilah peranakan turun dan peranakan terbalik.
Beberapa hal yang dapat memicu terjadinya prolaps uteri antara lain :
- Pertus berulang
- Pertus dengan penyulit
- Pengeluaranplasentasecarapaksa
- Nuliparandengankelainanbawaan
- Asites, tumor di area pelvis
- Menopause
2. Data obyektif
a. Keadaan umum lemah
b. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 – 130/90 mmHg
N : 60-90x/mnt
S : 36,5- 37,5°C
RR : 16-24x/mnt
c. Pemeriksaan fisik
1) Muka
Tampak pucat pertanda adanya anemia, keluar keringat dingin bila terjadi syok.
Bila perdarahan konjungtiva tampakanemis. Pada klien yang disertai rasa nyeri
klien tampak meringgis. (Manuaba, 1998 : 410)
2) Mulut
Mukosa bibir dan mulut tampak pucat, bau kelon pada mulut jika terjadi shock
hipovolemik hebat.
3) Dada dan payudara
Gerakan nafas cepat karena adanya usaha untuk memenuhi kebutuhan O2 akibat
kadar O2 dalam darah yang tinggi, keadaan jantung tidak abnormal.
4) Abdomen
Adanya benjolan pada perut bagian bawah. Teraba adanya massa pada perut
bagian bawah konsisten keras/kenyal, tidak teratur, gerakan, tidak sakit, tetapi
kadang-kadang ditemui nyeri. (Sastrawinata, 1981 : 158)
Pada pemeriksaan bimanual akan terba benjolan pada perut bagian bawah,
terletak digaris tengah maupun agak kesamping dan sering kali teraba benjolan-
benjolan dan kadang-kadang terasa sakit (Wiknjosastro, 2006 : 344)
5) Genitalia
Pada kasus ringan, bagian bawah uterus turun ke puncak vagina dan pada kasus
yang sangat berat dapat terjadi protrusi melalui orifisium vagina dan berada
diluar vagina.
6) Anus
Akan timbul haemoroid, luka dan varices pecah karena keadaa obstipasi akbat
penekanan mioma pada rectum.
7) Ekstremitas
Oedem pada tungkai bawah oleh karena adanya tekanan pada vena cava inferior
(Sastrawinata, 1981 : 159).
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Masalah yang mungkin akan muncul :
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik pada prosedur/luka
Histerektomi.
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional akibat prosedur Histerektomi.
Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA