Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ASKEB PADA KASUS KOMPLEKS

DOSEN PENGAMPU :Nurlathifah N. Yusuf, S.ST.,M.Keb

DISUSUN OLEH :

DESY RIZKIKA MARTA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR LOMBOK TIMUR
2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Askeb Pada kasus kompleks tentang
Inversio Uteri. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu tugas kami dalam
mata kuliah Askeb pada kasus kompleks serta mengulas sekaligus mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan Inversio Uteri

Kami berterima kasih kepada Ibu: Nurlathifah N. Yusuf, S.ST.,M.Keb selaku dosen mata
kuliah Askeb Pada Kasus Kompleks yang telah memberikan arahan serta bimbingan. Kami
menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
harapkan saran dan kritik yang positif dan membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dan
berdaya guna dimasa yang akan datang.

Lombok Timur, 15 Mei 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar.........................................................................................................i

DaftarIsi...................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2

1.3 Tujuan.......................................................................................................2

BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian inversio uteri.........................................................................3

2.2 Klasifikasi inversio uteri..........................................................................3

2.3 Etiologi inversio uteri..............................................................................4

2.4 Tanda gejala inversio uteri......................................................................4

2.5 Presentasi inversio uteri...........................................................................5

2.6 Diagnosa inversio uteri............................................................................5

2.7 Penanganan..............................................................................................6

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan.................................................................................................8

3.2 Saran...........................................................................................................8

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang wanita hamil yang sehat dapat kehilangan darah sebanyak 10% dari volume
total tanpa mengalami gejala-gejala klinik. Gejala-gejala baru tampak pada kehilangan
darah 20%. Jika perdarahan berlangsung terus, dapat timbul syok. Diagnosis perdarahan
pascapersalinan dipermudah apabila pada tiap-tiap persalinan setelah anak lahir secara
rutin diukur pengeluaran darah dalam kala III dan satu jam sesudahnya. Apabila terjadi
perdarahan pascapersalinan dan plasenta belum lahir, perlu diusahakan untuk melahirkan
plasenta segera.

Perdarahan pascapersalinan adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml melalui jalan
lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III. Perkiraan kehilangan darah
biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang hanya setengah dari yang
sebenarnya. Darah tersebut tercampur dengan cairan amnion atau dengan urin. Darah juga
tersebar pada spons, handuk, dan kain, di dalam ember dan di lantai. Volume darah yang
hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin ibu. Seseorang ibu
dengan kadar hemoglobin normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah
yang akan berakibat fatal pada yang anemia.

Perdarahan pasca persalinan adalah sebab penting kematian ibu; ¼ kematian ibu
yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahan pascapersalinan, placenta previa, solutio
plasenta, kehamilan ektopik, abortus, dan ruptura uteri) disebabkan oleh perdarahan
pascapersalinan. Selain itu, pada keadaan dimana perdarahan pascapersalinan tidak
mengakibatkan kematian, kejadian ini sangat mempengaruhi morbiditas nifas karena
anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh.

Inversio uteri adalah suatu keadaan dimana badan rahim berbalik, menonjol melalui
serviks (leher rahim) ke dalam atau ke luar vagina.inversio uteri biasanya terjadi jika
seorang pembantu tenaga medis yang kurang berpengalaman terlalu banyak menekan
puncak rahim atau terlalu keras menarik tali pusar dari ari-ari yang belum terlepas.keadaan
ini bisa menyebabakan terjadinya syok, infeksi dan kematian.
1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan inversion uteri??

b. Apa saja perubahan fisiologis pada persalinan?

c. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi inversion uteri?

d. Bagaimana etiologi terjadinya inversion uteri?

e. Bagaimana Gejala klinis dari inversion uteri?

f. Sebutkan dan jelaskan Presentasi inversion uteri?

g. Bagaimana Diagnose inversion uteri ditegakkan?

h. Bagaimana cara Penanganan inversion uteri?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui apa yang dimaksud inversion uteri

b. Mengetahui klasifikasi inversiouteri

c. Mengetahui etiologi terjadinya inversio uteri

d. Mengetahui bagaimana gejala klinis dari inversio uteri.

e. Mengetahui presentasi inversio uteri

f. Menjelaskan diagnosa inversio uteri

g. Menjelaskan cara penanganan inversio uteri


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya
masuk ke dalam kavum uteri (Rustam Muchtar. Prof. Dr. MPH, Sinopsis Obstetri, Jilid I,
edisi 2 ; 1998).
Inversio uteri adalah suatu keadaan dimana sebagian atas uterus (fundus uteri)
memasuki kavum uteri sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol kedalam kavum uteri.
(PrawihardjoSarwono, Prof. Dr, Ilmu Kebidanan ; Jakarta)
Inversion uteri merupakan keadaan dimana fundus uteri masuk kedalam kavum
uteri,dapat secara mendadak atau perlahan.kajadian ini biasanya disebabkan pada saat
melakukan persalinan plasenta secara crede,dengan otot rahim belum berkontraksi dengan
baik.inversio uteri memberikan rasa sakit yang dapat menimbulkan keadaan syok.(menurut
dr.ida Bagus Gde manuaba,SpOG)

2.2 Klasifikasi inversio uteri

Menurut perkembangannya inversio uteri dapat dibagi dalam beberapa tingkat :

1. Inversio uteri ringan


Fundus uteri terbalik menonjol dalam kavum uteri, namun belum keluar dari ruang
rongga rahim.
2. Inversio uteri sedang
Fundus uteri terbalik dan sudah masuk dalam vagina.
3. Inversio uteri berat
Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian besar sudah terletak diluar vagina.

Ada pula beberapa pendapat membagi inversio uteri menjadi :

1. Inversio inkomplit
Yaitu jika hanya fundus uteri menekuk ke dalam dan tidak keluar ostium uteri atau
serviks uteri.
2. Inversio komplit
Seluruh uterus terbalik keluar, menonjol keluar serviks uteri.
2.3 Etiologi
a) Penyebab Inversio Uteri yaitu :
1. Spontan : grande multipara, atoni uteri, kelemahan alat kandungan, tekanan intra
abdominal yang tinggi (mengejan dan batuk).
2. Tindakan :cara Crade yang berlebihan, tarikan tali pusat, manual plasenta yang
dipaksakan, perlekatan plasenta pada dinding rahim.
b) Faktor yang mempermudah terjadinya inversio uteri :
1. Tunus otot rahim yang lemah
2. Tekanan atau tarikan pada fundus (tekanan intra abdominal, tekanan dengan tangan,
tarikan pada talipusat).
3. Canalis servikalis yang longgar.
4. Patulous kanalis servikalis.

Akibat traksi tali pusat dengan plasenta yang berimplantasi dibagian fundus uteri
dan dilakukan dengan tenaga berlebihan dan diluar kontraksi uterus akan menyebabkan
inversio uteri

2.4 Tanda gejala inversio uteri

Gejala klinis inversio uteri:

1. Dijumpai pada kala III atau post partum dengan gejala nyeri yang hebat, perdarahan
yang banyak sampai syok.Apalagi bila plasenta masih melekat dan sebagian sudah ada
yang terlepas dan dapat terjadi strangulasi dan nekrosis.
2. Pemeriksaan dalam : ± Bilama sihin komplit maka pada daerah simfisis uterus teraba
fundus uteri cekung kedalam. ± Bila komplit, di atas simfisis uterus teraba kosong dan
dalam vagina teraba tumor lunak. ± Kavum uteri sudah tidak ada (terbalik).

Tanda dan gejala inversio uteri yang selalu ada

a) Uterus terlihat
b) Uterus bias terlihat sebagai tonjolan mengkilat, merah lembayung di vagina
c) Plasenta mungkin masih melekat (tampak tali pusat)
d) Perdarahan
Tanda paling sering inversio uteri adalah perdarahan,tetapi cepatnya ibu mengalami kolaps
dengan jumlah kehilangan darahnya.

a) Syok berat
b) Nyeri abdomen bawah berat, disebabkan oleh penarikan pada ovarium dan peritoneum
serta bias disertai rasa ingin defekasi.
c) Lumen vagina terisi massa

2.5 Presentasi
Inversio uterus mungkin hadir:
a. Akut - dalam waktu 24 jam setelah melahirkan
b. Subacutely - lebih dari 24 jam dan sampai 30 hari postpartum
c. Kronis - lebih dari 30 hari setelah melahirkan

2.6 Diagnosa
Diagnosis biasanya tidak sulit, terutama apabila timbul perdarahan banyak dalam
waktu pendek. Tetapi bila perdarahan sedikit dalam jangka waktu lama, tanpa disadari
pasien telah kehilangan banyak darah sebelum ia tampak pucat. Nadi serta pernafasan
menjadi lebih cepat dan tekanan darah menurun Diagnosis Perdarahan Pascapersalinan.
1. Palpasi uterus: bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
2. Memeriksa plasenta dan ketuban apakah lengkap atau tidak
3. Lakukan eksplorasi cavum uteri untuk mencari sisa plasenta atau selaput ketuban
4. Robekan rahim
5. Plasenta suksenturiata
6. Inspekulo: untuk melihat robekan pada serviks, vagina, dan varises yang pecah
7. Pemeriksaan Laboratorium periksa darah yaitu Hb, COT (Clot Observation Test), dl
Perdarahan pasca persalinan ada kalanya merupakan perdarahan yang hebat dan
menakutkan hingga dalam waktu singkat ibu dapat jatuh kedalam keadaan syok. Atau dapat
berupa perdarahan yang menetes perlahan-lahan tetapi terus menerus yang juga bahaya
karena kita tidak menyangka akhirnya perdarahan berjumlah banyak, ibu menjadi lemas dan
juga jatuh dalam presyok dan syok. Karena itu, adalah penting sekali pada setiap ibu yang
bersalin dilakukan pengukuran kadar darah secara rutin, serta pengawasan tekanan darah,
nadi, pernafasan ibu, dan periksa juga kontraksi uterus perdarahan selama 1 jam.

2.7 Penanganan
Pencegahan Inversi Sebelum Tindakan :
1. Koreksi Manual
a) Pasang sarung tangan DTT
b) Pegang uterus pada daerah insersi tali pusat dan masukkan kembali melalui
serviks.Gunakan tangan lain untuk membantu menahan uterus dari dinding
abdomen.Jika plasenta masih belum terlepas,lakukan plasenta manual setelah
tindakan koreksi.masukkan bagian fundus uteri terlebih dahulu.
c) Jika koreksi manual tidak berhasil,lakukan koreksi hidrostatik.
2. Koreksi Hidrostatik
a) Pasien dalam posisi trendelenburg dengan kepala lebih rendah sekitar 50 cm dari
perineum.
b) Siapkan sistem bilas yang sudah desinfeksi,berupa selang 2 m berujung penyemprot
berlubang lebar.Selang disambung dengan tabung berisi air hangat 2-5 l(atau NaCl
atau infus lain) dan dipasang setinggi 2 m.
c) Identifikasi forniks posterior.
d) Pasang ujung selang douche pada forniks posterior sampai menutup labia sekitar
ujung selang dengan tangan.
e) Guyur air dengan leluasa agar menekan uterus ke posisi semula.

3. Koreksi Manual Dengan Anestesia Umum


Jika koreksi hidrostatik gagal,upayakan reposisi dalam anastesia umum. Halotan
merupakan pilihan untuk relaksasi uterus.
4. Koreksi Kombinasi Abdominal – Vaginal
a) Kaji ulang indikasi
b) Kaji ulang prinsip dasar perawatan operatif
c) Lakukan insisi dinding abdomen sampai peritoneum,dan singkirkan usus dengan
kasa.tampak uterus berupa lekukan.
d) Dengan jari tangan lakukan dilatasi cincin konstriksi serviks.
e) Pasang tenakulum melelui cincin serviks pada fundus.
f) Lakukan tarikan atau traksi ringan pada fundus sementara asisten melakukan
koreksi manual melalui vagina.
g) Jika tindakan traksi gagal,lakukan insisi cincin kontriksi serviks di bagian belakang
untuk menghindari resiko cedera kandung kemih,ulang tindakan
dilatasi,pemasangan tenakulum dan fraksi fundus.
h) Jika koreksi berhasil,tutup dinding abdomen setelah melakukan penjahitan
hemostasis dan dipastikan tidak ada perdarahan.
i) Jika ada infeksi ,pasang drain karet.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya
masuk, ini adalah merupakan komplikasi kala III persalinan yang sangat ekstrem. Inversio
Uteri terjadi dalam beberapa tingkatan, mulai dari bentuk ekstrem berupa terbaliknya
uterus sehingga bagian dalam fundus uteri keluar melalui servik dan berada diluar
seluruhnya ke dalam kavum uteri. Oleh karena servik mendapatkan pasokan darah yang
sangat banyak maka inversio uteri yang total dapat menyebabkan renjatan vasovagal dan
memicu terjadinya perdarahan pasca persalinan. Inversion uteri ada 3 macam yaitum
Inversio uteri ringan, Inversio uteri sedang, dan Inversio uteri berat. Faktor yang
mempermudah terjadinya inversio uteri yaitu, Tonus otot rahim yang lemah, Tekanan atau
tarikan pada fundus, dan Canalis servikalis yang longgar.

3.2 SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini, dapat menjadi sumber referensi kepada kita
semua khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Sebagai seorang tenaga
kesehatan kita harus memberikan rasa aman dan semangat serta memberikan kenyamanan
pada ibu yang akan melahirkan. Dukungan dan perhatian akan mengurangi rasa tegang,
membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiranbayi.Perubahan-perubahan fisiologis
dan psikologis ibu bersalin, bidan harus mampu menolong dan memberikan rasa aman dan
percaya terhadap ibu bersalin.
DAFTAR PUSTAKA

Asuhan persalinan normal, tahun 2007.

Heru, Retno sst.keb., M.P.H., 2013. Belajar tentang persalinan.Grahailmu:Yogyakarta.

DEPKES RI, 2004, buku Acuan Persalinan Normal, JNPK-KR, Jakarta.

Manuaba, Chandranita, dkk.2008.gawat-darurat-Obstetri-Ginekologi&Obstetri-Ginekologi


Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC

Manuaba, Fajar, dkk.2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Saifuddin,Abdul B.2001.Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta:Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawiroharjo

Wiknjosastro, H. 2006.Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

http://tiyaarisma.blogspot.com/2012/05/landasan-teori-inversio-uteri.html

Anda mungkin juga menyukai