Kelompok 1
Kelas A2 S1 Keperawatan Angk. 2016
i
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat
dan hidayah serta karunianya, sehingga masih diberi kesempatan untuk bekerja
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Asuhan Keperawatan Kehamilan
Ektopik” makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Maternitas I.
Tidak lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar kami,
dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah
ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak kami harapkan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan ektopik atau juga dikenal sebagai kehamilan di luar
kandungan merupakan suatu kondisi kehamilan dimana sel telur yang sudah
dibuahi tidak mampu menempel atau melekat pada rahim ibu, namun
melekat ada tempat yang lain atau berbeda yaitu di tempat yang dikenal
dengan nama tuba falopi atau saluran telur, di leher rahim, dalam rongga
perut atau di indung telur. Atau dengan kata lain, kehamilan ektopik
meruapakan suatu kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi mengalami
implantasi pada tempat selain tempat seharunya, yaitu uterus. Jika sel telur
yang telah dibuahi menempel pada saluran telur, hal ini akan menyebabkan
bengkaknya atau pecahnya sel telur akibat pertumbuhan embrio.1
Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami
para wanita yang telah menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang
dilakukan oleh dokter serta perawatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
lainnya diantaranya bidan dan perawat saat ini bisa meminimalisir berbagai
macam penyakit tersebut. Kehamilan ektopik diartikan sebagai kehamilan
di luar rongga rahim atau kehamilan di dalam rahim yang bukan pada tempat
seharusnya, juga dimasukkan dalam kriteria kehamilan ektopik, misalnya
kehamilan yang terjadi pada cornu uteri. Jika dibiarkan, kehamilan ektopik
dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang dapat berakhir dengan
kematian sehingga ini akan berlanjut pada kehamilan ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik menimpa sekitar 1% dari seluruh kehamilan dan
hal ini merupakan suatu kondisi darurat dimana dibutuhkan pertolongan
secepatnya. Karena jika dibiarkan kondisi ini sangat berbahaya dan mampu
mengancam nyawa ibu, hal ini disebabkan oleh perdarahan dalam rongga
1
bidanku.com
1
abdomen, dan bukan terjadinya perdarahan keluar. Dalam kasus kehamilan
ektopik, janin memiliki kemungkinan yang sangat kecul untuk dapat
bertahan hidup. Namun di sejumlah kondisi kecil, contoh pada kehamilan
abdominal, kehamilan dan janin bisa bertahan hingga masa persalinan dan
jika persalinan dilakukan dengan cara caesar, maka ada harapan serta
kemungkinan bayi untuk dapat bertahan hidup.2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teoritis kehamilan ektopik.
2. Bagaimana konsep keperawatan kehamilan ektopik.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Memahami konsep teoritis kehamilan ektopik.
2. Mampu memahami konsep keperawatan kehamilan ektopik.
2
bidanku.com, 2016
2
BAB II
KONSEP TEORI
A. Pengertian
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar
rongga uterus, tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya
implantasi kehamilan ektopik. Sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di
tuba, jarang terjadi implantasi pada ovarium, rongga perut, kanalis servikalis
uteri, tanduk uterus yang rudimeter dan di ventrikel pada uterus. Singkatnya
Kehamilan ektopik adalah implantasi dan pertumbuhan hasil konsepsi di
luar endometrium kavum uteri 3
Dari difinisi diatas dapat disimpulkan kehamilan ektopik adalah kehamilan
dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan tumbuh tidak di tempatyang
normal yakni dalam endometrium kavum uteri.Penyebab kehamilan ektopik
terganggu.
B. Etiologi
Etiologi kehamilan ektropik ebagian besar belum diketahui.tiap kehamilan
diketahui dengan pertumbuhan telur dibagian ampula tuba,dan dalam
perjalanan keuterusan mengalamami hambatan sehingga pada saat nidasi masih
dituba faopi .faktor yang berperan dalam hal ini sebgai berikut.4
1. Faktor dan lumen
a. Endosalpangitis dapatmenyebabkan endosalping sehingga lumen
tubamenyempit atau membentuk katung batu.
b. Hipoplasia lumen ruaba sempit dan berkelok-kelok sehingga sering
disertai dengan gangguan fungsi disertai dengan gangguan fugsi silia
endosalping.
c. Operasi plastic tuba dan sterisasi yang tidaksempurna.
2. Faktor pada dinding tuba
3
Sarwono Prawirohardjo. 2005
4
Purwaningsih W. 2010
3
a. Endometiaosis tuba dapat memudahkan mplantasi telur yang dibuaihi
dalam tuba
b. Divertikel tuba kongningital atau ostiu accesoris tube dalam menahan
telur yang dibuaihi ditempat itu
3. Faktor di diluar dindig tuba
a. Pelaksanaan dinding perituba dengan dstorsis atau lekukan tuba dapat
menghambat perjalanan telur
b. Tumor yang menekan dinding tuba
4. Faktor lain
a. Migrasi luar ovum,yaitu perjalanan dari ovum ketuba kiri atau
sebaliknya
b. Vertilitasi invirto.
5
alodokter.com, 2017
4
D. Patofisiologi
Proses implantasi ovum terjadi dituba pada dasarnya sama hanya dicavum
uteri. Telur bernidasi secara kolumner atau interkolumner. Secara kolumner
telur berimplantasi di ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur
selanjutnya dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara
dini dan kemudian diresorbsi. Pada nidasi interkolumner telur bernidasi antara
2 jonjot endosalping. Setelah tempat tertutup, maka telur dipisahkan dari lumen
tuba oleh lapisan yang menyerupai desidua dan dinamakan pseudokapsularis,
karena pembentukan desidua tidak sempurna maka dengan mudah vili korealis
menembus endosalping dan masuk lapisan otot dengan merusak jaringan dan
pembuluh darah. Perkembangan janin selanjutnya bergantung pada tempat
implantasi, tebalnya dinding tuba dan banyaknya perdarahan yang terjadi oleh
invasi trofoblas.
Di bawah pengaruh hormone estrogen dan progesterone dari korpus luteum
gravidarium dan trofoblas uterus menjadi besar dan lembek, endometrium dapat
berubah menjadi desidua. Sel epitel membesar dengan intinya hipertropik,
hiperkromatik, lobuler dan membentuk tidak teratur. Sitoplasma sel dapat
berlubang-lubang atau berbusa kadang ditemukan mitosis. Perubahan ini hanya
ditemukan pada sebian kehamilan ektopik. Setelah janin mati, desidua dalam
uterus mengalami degenerasi dan kemudian dikeluarkan berkeping-keping,
tetapi kadang-kadang dilepaskan secara utuh . Perdarahan yang dijumpai pada
kehamilan ektopik tergangguu berasal dari uterus dan disebabkan oleh desidua
yang degenerative.6
6
Purwaningsih W. 2010
5
E. Diagnosis Medik
Selain menanyakan kondisi kesehatan secara umum, pada kasus kehamilan
ektopik, petugas akan mengadakan pemeriksaan fisik pada rongga panggul.
Tetapi kehamilan ektopik tidak bisa dipastikan hanya melalui pemeriksaan
fisik. Maka dari itu juga dibutuhkan USG atau tes darah.
Metode USG yang paling akurat untuk mendeteksi kehamilan ektopik
adalah USG transvaginal. Prosedur ini akan mengonfirmasi lokasi kehamilan
ektopik sekaligus detak jantung janin.
Pada masa-masa awal kehamilan, terutama 5 hingga 6 minggu awal setelah
konsepsi, kehamilan mungkin belum bisa terdeteksi melalui USG. Pada kondisi
inilah pasien akan dianjurkan tes darah untuk mengidentifikasi kehamilan
ektopik. Tes ini digunakan untuk mendeteksi keberadaan hormon hCG (Human
chorionic gonadotropin), hormon ini diproduksi plasenta selama awal
kehamilan. Pada kehamilan ektopik, kadar hormon hCG cenderung lebih
rendah daripada kehamilan normal.7
F. Penanganan
1. penderita yang di sangka Kehamilan Ektopik harus di rawat inap di
rumasakit untuk penanggulanganya.
2. Bila wanita dalam keadaan syok, perbaiki keadaan umumnya dengan
pemberian cairan yang cukup (dektrosa 5%,glukosa 5%, garam fisiologis)
dan tranfusi darah.
3. Setelah diagnosa jeas atau sangat disangka Kehamilan Ektopik, dan keadaan
umum baik atau lumayan, segera lakukan laparotami untuk menghilangkan
sumber perdarahan : dicari, diklem, dan di eksisi sebesi mungkin
(salpingektomi), kemudian di ikat sebaik-baiknya.
4. Sisa-sisa dara di keluarkan dan di bersikan sedapat mungkin supaya
penyembuhan lebihcepat.
5. Berikan antibiotika yang cukup dan obat anti inflamasi.8
7
Alodokter.com, 2017
8
Purwaningsih W. 2010
6
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus Keperawatan
Pada tanggal 18 April 2018, pukul 11:30 WITA Ny. R datang ke UGD
dengan keluhan nyeri pada bagian perut bagian bawah. Klien berumur 20 tahun
dan mengatakan nyeri pada bagian perut bagian bawah selama 2 hari. Menurut
hasil observasi perawat badan klien panas, dan pasien terlihat cemas. Setelah
ditanya kembali pasien mengatakan bahwasannya dia sementara hamil 5 bulan.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital :
Nadi : 78 x/i
Suhu : 37,5 C
B. Pengkajian
Tanggal masuk RS : 18 april 2018
Tanggal pengkajian : 18 April 2018
No. Register : 1234 – 34 - 01
Ruangan : UGD
Rumah Sakit : Sayang Bunda
Diagnosa Medis : Kehamilan Ektopik
7
5. Pendidikan terakhir : SLTA / Sederajat
6. Pekerjaan : IRT
7. Status perkawinan : Sudah Menikah
8. Lamanya : tidak dikaji
9. Perkawinan yang ke : Pertama
10. Alamat : Jln.Perintis Kemerdekaan IV
11. Tanggal kunjungan : 18 april 2018
b. Identitas Suami
1. Nama : Tn ”N”
2. Umur : 30 thn
3. Suku / bangsa : Bugis / indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan terakhir : SLTA / Sederajat
6. Pekerjaan : Wiraswasta
7. Penghasilan / bulan : Rp. 2.000.000 /bulan
8. Status perkawinan : Sudah Menikah
9. Lamanya :-
10. Perkawinan yang ke :1
11. Alamat : Jln.Perintis Kemerdekaan IV
2. DATA BIOLOGIS / FISIOLOGIS
a. Keluhan Utama : Nyeri
b. Riwayat Kehamilan dan Persalinan yang lalu
No. Tgl/thn Jenis Penolong Jenis Keadaan Bayi Nifas
partus persalinan Kelamin waktu lahir
8
c. Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami keputihan yang berlebihan dan
tidak pernah menjalani operasi kandungan yang lain.
d. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak kedua menggunakan KB suntik 3
bulan dan hanya mengikuti KB suntik 2x saja. Kemudian tidak mengikuti
KB apapun sampai sekvrang
e. Riwayat Kehamilan saat ini
HPHT : 01-12-2017
Taksiran partus : 08-09-2018
BB sebelum hamil : 48 kg
TD sebelum hamil : 120/80 mmhg
f. Pola reproduksi
1. Menarche umur : 16 thn
2. Siklus haid : Teratur
3. Lamanya haid : kurang dari 4
4. Sifat darah : Kemerahan
5. Dysmanorhoe :
g. Riwayat kesehatan
1. Riwayat penyakit yang pernah dialami / terutama yang dipengaruhi
terhadap kehamilan : Tidak ada
2. Riwayat operasi yang pernah dialami : Tidak ada
3. Riwaya keluarga :
a. Penyakit TBC : tidak ada
b. DM : ada
c. Penyakit hepatitis : tidak ada
d. Malaria : tidak ada
e. Penyakit kejiwaan : tidak ada
f. Kelamin : tidak ada
g. Kehamilan kembar : ada
9
h. Pola kegiatan sehari-hari
1. Nutrisi :
a. Jenis makanan :Nasi,Sayur,laukpauk,buah-buahan
b. Frekuensi makan sehari : 3x/Hari (1 porsi)
c. Nafsu makan : Baik
d. Makanan pantang : Tidak Ada
e. Makanan kesukaan : Buah alpukat dan daging ayam
f. Banyaknya minum sehari : 7X/Hari
2. Eliminasi :
a. Buang air besar :
- Frekuensi : 1x dalam sehari
- Warna : Kuning
- Konsistensinya : Lunak
b. Buang air kecil :
Frekuensi : 3-4x Dalam sehari
Warna : kuning jernih
3. Istirahat :
a. Tidur waktu malam berapa jam : 8 jam dari jam 21.00-05.00
WIB
b. Tidur siang berapa jam : 2 jam
4. Kebersihan :
a. Penampilan umum : Bersih
b. Berapa kali mandi sehari : 2x sehari,
apakah memakai sabun mandi / tidak : Pakai
c. Menyikat gigi berapa kali : 2 kali sehari
apakah memakai pasta gigi/ tidak : pakai
d. Berapa kali mencuuci rambut dalam seminggu : 2x sehari
apakah memakai shampo atau tidak : pakai
10
e. Berapa kali ganti pakain dalam sehari dan pakaian luar : 3x dalam
sehari, bila lembab atau sudah tidak nyaman
5. Rekreasi / olah raga atau hobby : Berenang, Mendaki, Bulu Tangkis,
travelling
6. Obat : tdk ada, rokok : tdk merokok, minuman keras : tdk minum
minuman keras
7. Ada keluhan saat hubungan seksual : tidak ada
11
Payudara : simetris, piting susu menonjol, terlihat
adanya hyperpigmentasi aerola mamae, tidak terihat adanya
benjolan abnormal
Perut : tidak ada bekas luka operasi,, ada linea alba,
ada striae albican
Genetlalia : perineum tidak udema, varises tidak ada,
ada sedikit pengeluaran peraginam berupa bercak darah berwarna
hitam
Ekstremitas : atas = terpvsang infus RL pada tangan kanan, tidak
udem-/-
Bawah = tidak udem, tidak varises-/-
9. Palpasi
Leher : tidvk ada pembesaran kelenjar limfe dvn kelenjar
tiroyd maupun pemebesaran vena jugularis
Dada : tidak teraba benjolan yang abnormal pada kedua
mammae, tidak ada nyeri tekan pada kedua payudara
Perut : teraba masa pada adneksa dextra, nyeri tekan pada
adneksa dextra
Leopold I : belum teraba
Leopold II-IV :tidvk dilakukan
Ekstremitas atas = udem-/-
Bawah = udema -/-
10. Auskultasi
Dada : tidak ada ronchi, tidak ada wheezing
Perut : bising usus (+)
11. Perkusi
Reflek patelia+/+
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b\d Agen cedera biologis
2. Ansietas b/d Ancaman pada status terkini
12
D. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa NOC NIC
DX
1. Nyeri akut b\d 1. Kontrol nyeri 1. Menejemen nyeri
Agen cedera Dipertahankan pada 4 a. Lakukan
biologis ditingkatkan pada 3 pengkajian nyeri
Indikator: komprehensif
b. Mengendalikan b. Berikan informasi
kapan nyeri terjadi mengenai nyeri
c. Menggambarkan c. Kendalikan fakotr
faktor penyebab lingkungan yang
d. Menggunakan dapat
tindakan pencegahan mempengaruhi
respon pasien
terhadap ketidak
2. Tingkat kecemasan nyamanan
2. Ansietas b/d Diperthnkn pada 3 2. Pengurangan
Ancaman pada ditingkatkan pd ke 2 kecemasan
status terkini Indikator : a. Berikan objek
a. Perasaan gelisah yang
b. Kesulitan dalam menunjukan
belajar/memahami perasaan aman
sesuatu b. Berikan
c. Rasa cemas yang informasi faktual
disampaikan terkait diagnosis,
secara lisan perawataan dan
proknosis
c. Gunakan
pendekatan yang
13
tenang dan
menyakinkan
d. Instruksikan
klien untuk
mengunakan
teknik rileksasi
E. Implementasi
14
b. Memberikan
informasi faktual
terkait diagnosis,
perawataan dan
proknosis
c. Menggunakan
pendekatan yang
tenang dan
menyakinkan
d. Menginstruksikan
klien untuk
mengunakan teknik
rileksasi
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan ektopik atau juga dikenal sebagai kehamilan di luar
kandungan merupakan suatu kondisi kehamilan dimana sel telur yang sudah
dibuahi tidak mampu menempel atau melekat pada rahim ibu, namun melekat
ada tempat yang lain atau berbeda yaitu di tempat yang dikenal dengan nama
tuba falopi atau saluran telur, di leher rahim, dalam rongga perut atau di indung
telur. Pemberian asuhan keperawatan yang tepat kepada pasien yang menderita
kehamilan ektopik, diharapkan mampu mempertahankan atau meningkatkan
status kesehatan pasien.
B. Saran
Diharapkan kepada petugas-petugas kesehatan terkhususnya perawat
untuk menaruh perhatian lebih kepada pasien yang menderita kehamilan
ektopik, mengingat pasien dengan kehamilan ektopik perlu penanganan dan
perawatan khusus.
16
DAFTAR PUSTAKA
17