Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ABORTUS

DOSEN PEMBIMBING

Susanti, S.ST., M.Keb

DISUSUN OLEH

Fitri Hilyatun Nabila ( 206119003 )

Dianti (206119002)

Ika Febriani (206119005)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
D3 KEBIDANAN
2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya
shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan atas junjungan Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi Wasallam yang telah menunjukkan kita dari kegelapan menuju jalan yang terang
benderang. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala semata, maka dari itu penulis meminta kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

ii
DAFTAR ISI

iii
MAKALAH.................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
1. Konsep Kehamilan.........................................................................................................................2
2. Konsep Abortus...............................................................................................................................5
A. Definisi Abortus..........................................................................................................................5
B. klasifikasi abortus........................................................................................................................5
C. Manifetasi Klinis.........................................................................................................................6
D. Etiologi........................................................................................................................................7
E. Patofisiologi.................................................................................................................................7
F. Prognosis.....................................................................................................................................7
G. Pemeriksaan Penunjang...............................................................................................................8
H. Penanganan Medis.......................................................................................................................8
BAB III
PENUTUP.................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia,tampa
mempersoalkan penyebabnya,dimana kandungan seorang perempuan hamil dengan spontan
gugur. Jadi perlu dibedakan antara “ abortus yang disengaja” dan “abortus spontan”.
Di seluruh dunia pelaksanaan gugur kandungan masih banyak di kerjakan oleh dukun (75
%-80%)sehingga komlikasinya sangat membahayakan jiwa sampai kematian yang di
sebabkan oleh pendarahan dan infeksi.pelaksanaan gugur kandungan oleh dukun tanpa
jaminan sterilitas dan pengetahuan anatomi alat kelamin wanita sehingga dapat
menimbulkan bahaya,kematian karna gugur kandungan oleh dukun di perkirakan terjadi
antara 200.000-350.000 setiap tahunnya di seluruh dunia.
B. Tujuan
Agar mahasiswa mengetahui dan paham apa yang dimaksud dengan abortus

1
BAB II

PEMBAHASAN
1. Konsep Kehamilan
a. Definisi
Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepi sampai dari mulai nya
persalinan atau lahirnya janin. Lamanya kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu. Dihitung
dari hari pertama haid terakhir. (Mochtar, 1998)
Kehamilan normal merupakan kehamilan yang tidak mengalami gejala-gejala atau
kelainan maupun komplikasi dari usia kehamilan 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari),
dihitung dari hari pertama haid terakhir / HPHT. (Saifudin, 2002)
b. Proses Terjadinya Kehamilan
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur atau ovum dan
sel mani atau spermatozoa. Dalam air mani terdapat spermatozoa sebanyak 100-12 juta tiap
cc, kerena memiliki ekor yang dapat bergerak, maka dalam satu jam saja spermatozoa dapat
melalui kanalis servikalis dalam kavum uteri kemudian berada dalam tuba falopii. Apabila
pada saat bersamaan terjadi ovulasi maka vertilisasi mungkin dapat terjadi. Apabila
fertilisasi terjadi maka sel telur akan disebut zygote dan zygote inilah yang akan
berkembang menjadi janin atau fetus. (Sastrawinata, 1983)
c. Usia Kehamilan
Tuanya usia dalam kehamilan disebut dalam satuan minggu dan terbagi dalam tiga
trimester, yaitu :
a. Trimester I antara 0 – 12 minggu
b. Trimester II antara 12 – 28 minggu
c. Trimester III antara 28 – 40 minggu (Mochtar, 1998)
d. Gejala dan Tanda Kehamilan
a. Tanda dan gejala perkiraan kehamilan
 Amenorea ( tidak dapat haid )
 Mual dan muntah (nausea dan vomiting)
 Mengidam
 Payudara / mamae terasa membesar dan tegang
 Anoreksia ( tidak adanya nafsu makan )
 Sering berkemih
 Obstipasi ( susah buang air besar )
 Pigmentasi pada kulit terdapat pada:
 Epulis
 Varises
e. Tanda-tanda kemungkinan hamil
1. perut membesar sesuai dengan tuannya kehamilan,perubahan terjadi dalam bentuk besar
dan konsistensi perut juga mengalami perubahan.

2
2. Tanda hegar ( segmen bawah rahim melunak ), terjadi pada daerah istmus uteri, bagian
ini menjadi sangat lunak sehingga bila dilakukan pemeriksaan dalam pada fornix
posterior seperti saling bersentuhan
3. Tanda Chadwicks merupakan warna kebiruan pada vagina yang terjadi karena pelebaran
pembuluh darah.
4. Tanda Piskacek ( uterus besar dan lunak ), merupakan pembesaran fundus uteri yang
tidak rata karena daerah implantasi janin akan tumbuh lebih cepat.
5. Kontraksi Braxton-hicks, keadaan dimana corpus uteri menjadi lebih keras.
6. Teraba ballotemen.
7. Pemeriksaan tes kehamilan positif.
f. Perubahan Fisiologis Yang Terjadi Pada Saat Kehamilan
Ketika hamil akan banyak perubahan fisik pada tubuh wanita, perubahan tersebut terjadi
karena respon tubuh terhadap kehamilan dimana organ-organ tubuh menyesuaikan kapasitas
dengan bertambahnya tugas dan fungsi serta sebagai pemberitahuan bahwa perubahan
tersebut terjadi sebagai tanda adanya sebuah proses.
Perubahan tersebut meliputi :
a. Perubahan uterus
Uterus akan mengalami pembesaran pada bulan-bulan pertama kehamilan yang
dipengaruhi oleh peningkatan hormon estrogen dan progesteron. Uterus pada wanita yang
tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam atau kurang lebih 30 gram karena peningkatan
hormon tersebut pada akhir kehamilan menjadi 1000 gram. Bentuk uterus pada bulan-
bulan pertama kehamilan seperti buah alpukat, agak gepeng. Pada bulan keempat akan
berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan akan kembali seperti semula, lonjong
seperti telur. (Wiknjosastro, 2005)
b. Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan karena peningkatan
hormon estrogen. Serviks lebih banyak mengandung jaringan ikat dan banyak
mengandung kolagen, jaringan otot hanya 10 %. Akibat kadar estrogen meningkat dan
dengan adanya hipervaskularisasi maka konsistensi serviks uteri menjadi lebih lunak.
(Winkjosastro, 2005)
c. Vagina dan vulva
Pada vagina dan vulva mengalami perubahan akibat hormon estrogen .
Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan (
livide ), tanda ini disebut juga tanda Chadwick. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia
interna akan membesar karena oksigenasi dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut
meningkat. (Winkjosastro, 2005)
d. Payudara ( mamae)
Payudara akan membesar dan tegang akibat hormon somatomammotropin,
estrogen, dan progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Estrogen
menimbulkan hipertropi sistem saluran, sedangkan progesteron menembah sel-sel asinus
pada payudara. Disamping itu, dibawah pengaruh progesteron dan somatomammotropin,
3
terbentuk lemak di sekitar alveolus, sehingga payudara menjadi lebih besar.
(Winkjosastro, 2005)
e. Sirkulasi darah ibu
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke
plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula.
Volume darah ibu dalam kehamilan bertambah secara fisiologi dengan adanya pencairan
darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25%
dengan puncak kehamilan 32 minggu. (Winkjosastro, 2005)
f. Sistem respirasi ( pernafasan)
Pada wanita hamil sering ditemukan keluhan rasa sesak dan nafas pendek yang
ditemukan pada kehamilan 32 minggu keatas, hal ini disebabkan karena usus-usus yang
tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma, sehingga diafragma tertekan dan
kurang leluasa bergerak. Kebutuhan akan oksigen pada wanita hamil meningkat ± 20 %
sehingga wanita hamil bernafas lebih dalam. (Winkjosastro, 2005)
g. Traktus digestivus ( pencernaan )
Pada bulan-bulan pertama kehamilan terdapat rasa enek (nausea). Mungkin ini
akibat pada hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot digestivus menurun,
sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada
dilambung dan apa yang telah dicerna lebih lama berada diusus. (Winkjosastro, 2005)
h. Traktus urinarius ( perkemihan )
Pada bulan-bulan pertama kehamilan akan timbul keluhan sering buang air kecil,
hal ini dikarenakan uterus yang mulai membesar. Keadaan ini akan hilang dengan makin
tuanya usia kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini akan timbul lagi karena kandung
kemih mulai tegang lagi bila kepala janin mulai turun kearah pintu panggul.
(Winkjosastro, 2005)
i. Kulit
Kulit mengalami hiperpigmentasi yang biasa terdapat pada dahi, hidung yang
dikenal sebagai kloasma gravidarum. Pada areola mammae, linea alba dikenal dengan
linea gisea. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkata melanophore stimulating
hormon (MSH). (Winkjosastro, 2005)
j. Berat badan bertambah
pertumbuhan janin. Berat badan wanita hamil akan naik kira-kira antara 6,5 kg –
16,5 kg atau rata-rata 12,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 1,5
kg per minggu. (Winkjosastro, 2005)
g. Diagnosa Kehamilan
Lamanya kehamilan mulai dari konsepsi sampai persalinan kira-kira 280 hari ( 40
minggu ) dan tidak boleh lebih dari 300 hari ( 43 minggu ) yaitu :
 Kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan post matur.
 Kehamilan erumur 37 – 42 minggu disebut kehamilan matur atau aterm.
 Kehamilan berumur 36 – 38 minggu disebut kehamilan pre matur.

4
 Kahamilan yang kurang dari 20 minggu disebut abortus.
2. Konsep Abortus
A. Definisi Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Istilah abortus dipakai untuk
menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.
Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup
swendiri diluar uterus. Belum sanggup diartikan apabila afetus itu terletaknya antara 400 –
1000 gram, atau kehamilan kurang dari 28 minggu (Eastman).
Abortus pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilann 28 minggu., yaitu fetus
belum viable by law (jeffcoat)
Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, dimana proses plasentase
belum selesai (holmer)
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup didunia luar , tanpa
mempersoalkan penyebab. Bayi baru hidup didunia luar bila berat badannya telah mencapai >
500 gram atau umur kehamilan > 20 minggu.
Berdasarkan variasi berbagai batasan yang ada tentang usia / berat lahir janin viable
(yang mampu hidup di luar kandungan), akhirnya ditentukan suatu batasan abortus sebagai
pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 g atau usia kehamilan 20 minggu.
(terakhir, WHO/FIGO 1998 : 22 minggu)
Keguguran adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar
kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gr atau umul hamil kurang dari 28 minggu
(Manuaba, 1998:214).
B. Klasifikasi Abortus
Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu:
Menurut terjadinya dibedakan atas:
1. Abortus spontan yairu abortus yang terjadi dengan sendirinya tanpa disengaja atau dengan
tidak didahului faktor-faktor mekanis atau medisinalis, semata-mata disebabkan oleh
faktor-faktor alamiah.
2. Abortus provokatus (induksi abortus) adalah abortus yang disengaja tanpa indikasi medis,
baik dengan memakai obat-obatan maupun dengan alat-alat.
Abortus ini terbagi lagi menjadi:
1. Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena tindakan kita sendiri,
dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan
indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
2. Abortus kriminalis yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak
legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara sembunyi-
sembunyi oleh tenaga tradisional.

Menurut gambaran klinis, dibedakan atas:

5
1. Abortus membakat (imminens) yaitu abortus tingkat permulaan, dimana terjadi perdarahan
pervaginam, ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam
kandungan.Dalam hal ini, keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-
obat hormonal dan antispasmodika serta istirahat. Kalau perdarahan setelah beberapa
minggu masih ada, maka perlu ditentukan apakah kehamilan masih baik atau tidak. Kalau
reaksi kehamilan 2 kali berturut-turut negatif, maka sebaiknya uterus dikosongkan (kuret).
2. Abortus insipiens yaitu abortus yang sedang berlangsung dan mengancam dimana serviks
telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, ketuban yang teraba akan tetapi hasil
konsepsi masih dalam kavum uteri, kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi. Terapi
seperti abortus inkomplit.
3. Abortus inkomplit (keguguran yang tersisa) yaitu jika hanya sebagian hasil konsepsi yang
dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua atau plasenta.Abortus komplit artinya seluruh
hasil konsepsi telah keluar (desidua atau fetus), sehingga rongga rahim kosong. Terapi
hanya dengan uterotonika.
4. Abortus habitualis (keguguran berulang) adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali
berturut-turut atau lebih. Menurut HERTIG abortus spontan terjadi dalam 10 5dari
kehamilan dan abortus habitualis3,6-9,8% dari abortus spontan.Kalau seorang penderita
telah mengalami 2 abortus berturut-turut maka optimisme untuk kehamilan berikutnya
berjalan normal, hanya sekitar 16 %.
5. Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi genital.
6. Abortus septik adalah abortus yang disertai infeksi berat dengan penyebaran kuman
ataupun toksinnya kedalam peredaran darah atau peritonium.
7. Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya masih
tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih. Fetus yang meninggal ini bisa
keluar dengan sendirinya dalam 2-3 bulan sesudah fetus mati, bisa diresorbsi kembali
sehingga hilang, bisa terjadi mengering dan menipis yang disebut fetus papyraceus, atau
bisa jadi mola karnosa dimana fetus yang sudah mati 1 minggu akan mengalami degenerasi
dan air ketubannya diresorbsi.
C. Manifetasi Klinis
1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
2. Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan
darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal
atau meningkat.
3. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi
4. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat
kontraksi uterus

5. Pemeriksaan ginekologi :

6
a. Inspeksi vulva : perdarahan pervaginam ada / tidak jaringan hasil konsepsi, tercium/tidak
bau busuk dari vulva
b. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup,
ada/tidak jaringan keluar dari ostium, ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk dario
ostium.
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam
kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
porsio dogoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi, tidak menonjol
dan tidak nyeri
D. Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :
1. Kelaianan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kehamilan
sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah
2. Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi X
3. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
4. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan, tembakau atau alkohol.
5. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun
6. Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis
7. Factor eksternal,seperti radiasi dan obat-obatan
8. Factor janin
9. Kelainan traktus genetalia seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester
kedua) retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
E. Patofisiologi
Abortus biasanya disertai dengan perdarahan di dalam desidua basalis dan perubahan
nekrotik di dalam jaringan-jaringan yang berdekatan dengan tempat perdarahan. Ovum yang
terlepas sebagian atau seluruhnya dan mungkin menjadi benda asing di dalam uterus sehingga
merangsang kontraksi uterus dan mengakibatkan pengeluaran janin
F. Prognosis
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti nekrosis jaringan sekitar
yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 6 minggu, villi kotaris belum menembus desidua secara
dalam, jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14
minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan
menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu, janin dikeluarkan
lebih dahulu daripada plasenta. Hasil konsepsi keluar dalam berbagai bentuk, seperti kantong
kosong amnion atau benda kecil yang tak jelas bentuknya (lighted ovum) janin lahir mati,
janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.

7
G. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu setelah abortus
b. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
c. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
H. Penanganan Medis
1. Abortus iminens
 istrahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsangan mekanik
berkuang.
 Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap
empat jam bila pasien panas.
 Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negative, mungkin janin sudah mati.
Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
 Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. berikan preparat hematinik
misalnya sulfas ferosus 600 – 1.000 mg.
 Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.
 Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptic untuk mencegah
infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.
2. Abortus insipiens
 bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan
selama 36 jam dengan diberikan morfin.
 Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani
dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan
kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin 0,5 mg intramuscular.
 Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infokus oksitosin 0,5 mg intramuscular
5 % 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai
abortus komplit.
 Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta
secara manual.
3. Abortus inkomplit
 bila disertai syok karena perdarahan, berikan infuse cairan NaCl fisiologis atau ringer
laktat dan selekas mungkin ditransfusi darah.
 Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin
0,2 mg intramuscular.
 Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta
secara manual.
 Berikan antibiotic untuk mencegah infeksi.
4. Abortus komplit
 bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3 sampai 5 hari.
 Bila pasein anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfuse darah.
 Berikan antibiotic untuk mencegah infeksi.
8
 Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.
5. Missed abortion
 bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam ovum
lalu dengan kuret tanam.
 Bila kadar fibrinogen rendah, berikan fibrinogen kering arau segar sesaat sebelum atau
ketika mengeluarkan konsepsi.
 Pada kehamlan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan gagang
laminaria selama 12 jam lalu dilakuka dilatasi serviks dengan dilatator hegar.
Kemudian hasil kosepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
 Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3x5 mg lalu infuse
oksitosin 10 IU dalam deksrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes/menit dan naikkan
dosis sampai ada kontaksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU dalam 8
jam. Bila tidak berhasil, ulang infuse oksitosin setelah pasien istirahat satu hari.
 Bila tinggi fundus uteri sampai 2 jari dibawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan
menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.
6. Abortus septic
Abortus septic harus dirujuk ke rumah sakit.
Penanggulangan infeksi
 Obat pilihan pertama: penisilin prokain 800.000 IU intramuscular iap 12 jam
ditambah kloamfenikol 1 g peroral selanjutnya 500 mg peroral tiap 6 jam.
 Obat pilihan kedua: ampisilin 1 g peroral selanjutnya 500 g tiap 4 jam ditambah
metrodinazol 500 mg taip 6 jam.
 Obat pilihan lainnya: ampisilin dan kloroamfenikol, penisilin dan gentamisin.
 Tingkatkan asupan cairan
 Bila perdarahan banyak, lakukan transfuse darah.
 Dalam 24 jam sampai 28 jam setelah perlindungan antibiotic atau lebih cepat lagi
bila terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.
7. Penatalaksanaan aborsi
Proses Abortus dapat dibagi atas 4 tahap :
A. Abortus Iminens
Penatalaksanaan
a) Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan rangsang mekanik
berkurang.
b) Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien tidak panas dan tiap
empat jam bila pasien panas
c) Tes kehamilan dapat dilakuka. Bila hasil negatif mungkin janin sudah mati.
Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
d) Berikan obat penenang, biasanya fenobarbiotal 3 x 30 mg, Berikan preparat
hematinik misalnya sulfas ferosus 600 – 1.000 mg
e) Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C

9
f) Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik untuk mencegah
infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.
B. Abortus Insipiens
Penatalaksanaan :
a) Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya abortus spontan tanpa pertolongan
selama 36 jam dengan diberikan morfin
b) Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai perdarahan, tangani
dengan pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul
dengan kerokan memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin 0,5 mg intramuskular.
c) Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan infus oksitosin 10 IU dalam deksrtose
5% 500 ml dimulai 8 tetes per menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai
terjadi abortus komplit.
C. Abortus Inkomplit
Penatalaksanaan :Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan NaCl
fisiologis atau ringer laktat dan selekas mungkin ditransfusi darah
a) Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu suntikkan ergometrin
0,2 mg intramuskular
b) Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal, lakukan pengeluaran
plasenta secara manual.
c) Berikan antibiotik untuk mencegah infeks
D. Abortus Komplit
Penatalaksanaan :
a) Bila kondisi pasien baik, berikan ergometrin 3 x 1 tablet selama 3 – 5 hari
b) Bila pasien anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau transfusi darah
c) Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi
d) Anjurkan pasien diet tinggi protein, vitamin dan mineral.
E. Abortus Abortion
Penatalaksaan :
a) Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan konsepsi dengan cunam
ovum lalu dengan kuret tajam
b) Bila kadar finrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum
atau ketika mengeluarkan konsepsi
c) Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan serviks dengan gagang
laminaria selama 12 jam lalu dilakukan dilatasi serviks dengan dalatator Hegar
kemudian hasil konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
d) Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3 x 5 mg lalu infus
oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% sebanyak 500 ml mulai 20 tetes per menit dan
naikkan dosis sampai ada kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU
dalam 8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien istirahat satu
hari.

10
e) Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil konsepsi dengan
menyuntik larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.
F. Abortus Septik
a) Penanggulangan infeksi
 Obat pilihn pertama : penisilin prokain 800.000 IU intramuskular tiap 12 jam ditambah
kloramfenikol 1 gr peroral selanjutnya 500 mg peroral tiap 6 jam
 Obat pilihan kedua : ampisilin 1 g peroral selanjutnya 500 g tiap 4 jam ditambah
metronidazol 5000 mg tiap 6 jam
 Obat pilihan lainnya : ampisilin dan kloramfenikol, penisilin, dan metronidazol, ampisilin
dan gentamisin, penisilin dan gentamisin.
b) Tingkatkan asupan cairan
c) Bila perdarahan banyak , lakukan transfusi darah
d) Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotik atau lebih cepat lagi bila
terjadi perdarahan, sisa konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.
Pada pasien yang menolak dirujuk beri pengobatan sama dengan yang diberikan pada
pasien yang hendak dirujuk, selama 10 hari :
Di rumah sakit :
 Rawat pasien di ruangan khusus untuk kasus infeksi
 Berikan antibiotik intravena, penisilin 10-20 juta IU dan streptomisin 2 g
 Infus cairan NaCl fisiologis atau ringer laktat disesuaikan kebutuhan cairan
 Pantau ketat keadaan umum, tekanan darah , denyut nadi dan suhu badan
 Oksigenasi bila diperlukan, kecepatan 6 – 8 liter per menit
 Pasang kateter Folley untuk memantau produksi urin
 Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap, hematokrit, golongan darah serta reaksi
silang, analisi gas darah, kultur darah, dan tes resistensi.
 Apabila kondisi pasien sudah membaik dan stabil, segera lakukan pengangkatan
sumber infeksi
 Abortus septik dapat mengalami komplikasi menjadi syok septik yang tanda-tandanya
ialah panas tinggi atau hipotermi, bradikardi, ikterus, kesadaran menurun, tekanan
darah menurun dan sesak nafas

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berjuta-juta wanita setiap tahunnya mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.
Beberapa kehamilan berakhir dengan kelahiran tetapi beberapa diantaranya diakhiri dengan
abortus. Dan kejadian abortus sangat banyak ditemukan yang merupakan salah satu dari
perdarahan dalam masa kehamilan.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau
sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk
hidup di luar kandungan.
Abortus ada 2 macam, baik itu spontan maupun buatan. Dan masing-masing dari abortus
ini terbagi lagi. Sehingga ada banyak bentuk-bentuk abortus yang kita temui.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi abortus dalam kehamilan baik itu dari faktor ibu,
bapak, janin dan faktor-faktor lain yang menjadi penyebab terjadinya abortus atau kehamilan
yang tidak dapat dipertahankan.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36181618/Makalah_tentang_abortus

Hidayat, Asri M.keb,dkk.2009.Asuhan Patologi Kebidanan.Jogyakarta:Nuha Medika

Winjosastro,hanifa dkk.2006.pelayanan Kesehatan maternal dan neonatal.jakarta:Yayasan bina


Pustaka sarwono prawirohardjo.

13

Anda mungkin juga menyukai