LEMBAR PENGESAHAN
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS
Disusun Oleh :
Cempaka Karina Putri Widia Sundari
Telah Disetujui
Pada tanggal : 20 Juli 2023
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu (Abdul
Bari,2000). Masa nifas (Puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan sampai
alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu : 6 – 8 minggu
minggu (Mochtar, 2001). Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003). Wanita yang
melalui periode puerperium disebut puerpura.
Puerperium (masa nifas) adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Kejadian yang terpenting dalam
nifas adalah involusi dan laktasi ( Saifuddin, 2006 ). Periode postpartum adalah waktu
penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian
terhadap hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2009). Batasan waktu nifas yang paling
singkat (minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relative
pendek darah sudah tidak keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40 hari. Jadi masa
nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat alat reproduksi pulih
seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.
Asuhan keperawatan pada masa postpartum dibagi atas tiga periode, yaitu: (Mitayani,
2009)
1. Immediate postpartum, adalah masa 24 jam postpartum
2. Early postpartum, adalah masa pada minggu pertama postpartum
3. Late Postpartum, adalah masa pada minggu kedua sampai dengan minggu keenam postpartum
Dalam masa nifas ini penderita memerlukan perawatan dan pengawasan yang
dilakukan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari rumah sakit.
Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah:
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali
melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
1. Peurperium Dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan
2. Peurperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya
6-8 minggu
3. Remote peurperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi (
bisa dalam berminggu-minggu, berbulan-bulan dan bertahun-tahun )
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia intena maupun eksterna akan berangsur-angsur
pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genetalia ini dalam
keseluruhannya involusio. Perubahan-perubahan yang lain yang penting yakni
hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi. Yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogenik
dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamma.
Selama menjalani masa nifas, ibu mengalami perubahan yang bersifat fisiologis yang
meliputi perubahan fisik dan psikologik, yaitu:
1. Perubahan fisik
a. Involusi
Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau
uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil.
Proses involusi terjadi karena adanya:
1) Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena adanya
hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang sepuluh kali dan menjadi
lima kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan susut kembali mencapai keadaan semula.
Penghancuran jaringan tersebut akan diserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh ginjal yang
menyebabkan ibu mengalami beser kencing setelah melahirkan.
2) Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot setelah anak lahir yang
diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan plasenta dan
berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak berguna. Karena kontraksi dan retraksi
menyebabkan terganggunya peredaran darah uterus yang mengakibatkan jaringan otot kurang
zat yang diperlukan sehingga ukuran jaringan otot menjadi lebih kecil.
3) Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi pada jaringan otot
uterus.
Involusi pada alat kandungan meliputi:
1) Uterus
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan retraksi otot-
ototnya.
Perubahan uterus setelah melahirkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Diameter
Berat
Involusi TFU Bekas Melekat Keadaan Cervix
Uterus
Plasenta
Setelah Sepusat 1000 gr 12,5 Lembik
plasenta Pertengahan 500 gr 7,5 cm Dapat dilalui 2 jari
lahir pusat
1 minggu symphisis 350 gr 5 cm Dapat dimasuki 1 jari
Tak teraba
2 minggu 50 gr 2,5 cm
Sebesar hamil
6 minggu 2 minggu
30 gr
Normal
8 minggu
f. Ginjal
Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari volume darah dan ekskresi
produk sampah dari autolysis. Puncak dari aktifitas ini terjadi pada hari pertama post partum.(
V Ruth B, 1996: 230)
g. System Hormonal
1) Oxytoxin
Oxytoxin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan bereaksi pada otot uterus dan jaringan
payudara. Selama kala tiga persalinan aksi oxytoxin menyebabkan pelepasan plasenta. Setelah
itu oxytoxin beraksi untuk kestabilan kontraksi uterus, memperkecil bekas tempat perlekatan
plasenta dan mencegah perdarahan. Pada wanita yang memilih untuk menyusui bayinya, isapan
bayi menstimulasi ekskresi oxytoxin diamna keadaan ini membantu kelanjutan involusi uterus
dan pengeluaran susu. Setelah placenta lahir, sirkulasi HCG, estrogen, progesteron dan
hormon laktogen placenta menurun cepat, keadaan ini menyebabkan perubahan fisiologis pada
ibu nifas.
2) Prolaktin
Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi oleh glandula hipofise anterior
bereaksi pada alveolus payudara dan merangsang produksi susu. Pada wanita yang menyusui
kadar prolaktin terus tinggi dan pengeluaran FSH di ovarium ditekan. Pada wanita yang tidak
menyusui kadar prolaktin turun pada hari ke 14 sampai 21 post partum dan penurunan ini
mengakibatkan FSH disekresi kelenjar hipofise anterior untuk bereaksi pada ovarium yang
menyebabkan pengeluaran estrogen dan progesteron dalam kadar normal, perkembangan
normal folikel de graaf, ovulasi dan menstruasi.( V Ruth B, 1996: 231)
3) Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Air susu ibu ini
merupakan makanan pokok , makanan yang terbaik dan bersifat alamiah bagi bayi yang
disediakan oleh ibu yamg baru saja melahirkan bayi akan tersedia makanan bagi bayinya dan
ibunya sendiri.
Selama kehamilan hormon estrogen dan progestron merangsang pertumbuhan kelenjar susu
sedangkan progesteron merangsang pertumbuhan saluran kelenjar , kedua hormon ini
mengerem LTH. Setelah plasenta lahir maka LTH dengan bebas dapat merangsang laktasi.
Lobus prosterior hypofise mengeluarkan oxtoxin yang merangsang pengeluaran air susu.
Pengeluaran air susu adalah reflek yang ditimbulkan oleh rangsangan penghisapan puting susu
oleh bayi. Rangsang ini menuju ke hypofise dan menghasilkan oxtocin yang menyebabkan
buah dada mengeluarkan air susunya.
Pada hari ke 3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras dan nyeri. Ini menandai permulaan
sekresi air susu, dan kalau areola mammae dipijat, keluarlah cairan puting dari puting susu.
Air susu ibu kurang lebih mengandung Protein 1-2 %, lemak 3-5 %, gula 6,5-8 %, garam 0,1
– 0,2 %.
Hal yang mempengaruhi susunan air susu adalah diit, gerak badan. Benyaknya air susu sangat
tergantung pada banyaknya cairan serta makanan yang dikonsumsi ibu.( Obstetri Fisiologi
UNPAD, 1983: 318 )
h. Tanda-tanda vital
Perubahan tanda-tanda vital pada massa nifas meliputi:
2. Perubahan Psikologi
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam 3 tahap yaitu:
a. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini terjadi interaksi dan kontak
yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang
tidak memerlukan hal-hal yang romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan
menciptakan hubungan yang baru.
b. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha bertanggung jawab
terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai ketrampilan perawatan bayi. Pada periode
ini ibu berkosentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang
air besar.
c. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil tanggung jawab terhadap
bayi.( Persis Mary H, 1995: )
Sedangkan stres emosional pada ibu nifas kadang-kadang dikarenakan kekecewaan yang
berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur
terganggu. Manifestasi ini disebut dengan post partum blues dimana terjadi pada hari ke 3-5
post partum
G. KOMPLIKASI
1. Perdarahan post pastum (keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL selama 24 jam pertama
sesudah kelahiran bayi)
2. Infeksi
3. Gangguan psikologis
a. Depresi post partum
b.Post partum Blues
c. Post partum Psikosa
1.Kebersihan diri Anjurkan kebersihan seluruh tubuh. Menganjurkan ibu tentang bagaimana
membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Sarabkan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2
kali dalam sehari.
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu
menghindari menyentuh daerah luka.
2.Istirahat Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan berlebihan
Sarankan untuk kembali kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-
lahan, serta tidur siang atau beristirahat saat bayinya tidur
Apabila kurang istirahat dapat mempengaruhi: Jumlah produksi ASI,
memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan merawat bayi dan
dirinya.
3.Latihan Diskusikan tentang pentingnya latihan beberapa menit setiap hari akan
sangat membantu. Dengan tidur terlentang lengan di samping, menarik otot
perut selagi menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu ke dada
tahan satu hitungan sampai 5, rileks dan ulangi sampai 10 kali.
Untuk memperkuat tonus otot vagina dengan latihan Kegel.
Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot pantat dan
pinggul tahan sampai hitungan 5, kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5
kali.
4. Gizi Ibu menyusui harus:
Mengkonsumsi tambahan kalori tiap hari
Diit berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vit yang cukup.
Minum sedikitnya 3 liter / hari
Tablet zat besi setidaknya selama 40 hari post partum
Kapsul vitamin A (200.000 Ui) agar bisa memberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASI.
5.Perawatan Menjaga payudara tetap bersih dan kering
Payudara Memakai BH yang benar-benar menyokong buah dada, tidak boleh terlalu
ketat atau kendor.
Apabila putting susu lecet oleskan colostrom atau ASI yang keluar pada
sekitar putting susu setiap kali menyusui.
Apabila lecet lebih parah dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan dengan memakai sendok.
Untuk menghilangkan nyeri minum Paracetamol 1 tablet setiap 4 – 6 jam.
Apabila payudara bengkak lakukan:
Kompres payudara dengan kain basah dan hangat kira-kira 5 menit
Urut payudara ( seperti Breast Care).
Keluarkan ASI sebagian di bagian depan payudara.
Susukan bayi setiap 2 – 3 jam sekali
Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
Payudara dikeringkan.
6.Hubungan Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah
perkawinan berhenti dan ibu dapat menilai dengan memasukkan 1 – 2 jarinya ke dalam
atau Rumah vagina tanpa rasa nyeri.
Tangga Tetapi ada tradisi dan aturan agama tertentu baru boleh melakukan
hubungan seksual setelah 40 hari.
7.Keluarga KB dilakukan sebelum haid pertama setelah persalinan. Penjelasan tentang
Berencana KB adalah sebagai berikut:
Bagaimana metode KB dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya.
Kelebihan dan keuntungan KB
Efek samping
Bagaimana memakai metode yang benar
Kapan metode itu dapat dimulai dipakai untuk wanita post partum.
trombo emboli. Pada hari kedua diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari keempat
atau kelima sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas memiliki variasi tergantung pada
komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
Keuntungan dari mobilisasi dini adalah melancarkan pengeluaran lochia, mengurangi infeksi
purperium, mempercepat involusi alat kandungan, melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan
alat perkemihan, meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi ASI
dan pengeluaran sisa metabolisme.( Manuaba, 1998: 193)
2. Rawat Gabung
Perawatan ibu dan bayi dalan satu ruangan bersama-sama sehingga ibulebih banyak
memperhatikan bayinya, segera dapat memberikan ASI sehingga kelancaran pengeluaran ASI
lebih terjamin.( Manuaba, 1998: 193)
3. Pemeriksaan Umum
Pada ibu nifas pemeriksaan umum yang perlu dilakukan antara lain adalah kesadaran penderita,
keluhan yang terjadi setelah persalinan.
4. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus pada ibu nifas meliputi:
a. Fisik : tekanan darah, nadi dan suhu
b. Fundus uteri : tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
c. Payudara : puting susu, pembengkakan, pengeluaran ASI
d. Patrun lochia : Locia rubra, lochia sanginolenta, lochia serosa, lochia alba
e. Luka jahitan episiotomi : Apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi.
a. Diit
Masalah diit perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh pada pemulihan kesehatan ibu dan
pengeluaran ASI. Makanan harus mengandung gizi seimbang yaitu cukup kalori, protein,
cairan, sayuran dan buah-buahan.
b. Pakaian
Pakaian agak longgar terutama didaerah dada sehingga payudara tidak tertekan. Daerah perut
tidak perlu diikat terlalu kencang karena tidak akan mempengaruhi involusi. Pakaian dalam
sebaiknya yang menyerap, sehingga lochia tidak menimbulkan iritasi pada daerah sekitarnya.
Kasa pembalut sebaiknya dibuang setiap saat terasa penuh dengan lochia,saat buang air kecil
ataupun setiap buang air besar.
c. Perawatan vulva
Pada tiap klien masa nifas dilakukan perawatan vulva dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya inveksi di daerah vulva, perineum maupun didalam uterus. Perawatan vulva
dilakukan pada pagi dan sore hari sebelum mandi, sesudah buang air kemih atau buang air
besar dan bila klien merasa tidak nyaman karena lochia berbau atau ada keluhan rasa nyeri.
Cara perawatan vulva adalah cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka,
setelah BAK cebok ke arah depan dan setelah BAB cebok kearah belakang, ganti pembalut
stiap kali basah atau setelah BAB atau BAK , setiap kali cebok memakai sabun dan luka bisa
diberi betadin
d. Miksi
Kencing secara spontan sudah harus dapat dilakukan dalam 8 jam post partum. Kadang kadang
wanita sulit kencing, karena spincter uretra mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme
oleh iritasi musculus spincter ani selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita
sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi.( Persis H, 1995: 288)
e. Defekasi
Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post partum. Bila belum terjadi dapat
mengakibatkan obstipasi maka dapat diberikan obat laksans per oral atau perektal atau bila
belum berhasil lakukan klisma.( Persis H,1995: 288)
f. Perawatan Payudara
Perawatan payudara telah mulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras dan
kering, sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu mau
menyusui bayinya karena sangat berguna untuk kesehatan bayi.Dan segera setelah lahir ibu
sebaiknya menyusui bayinya karena dapat membantu proses involusi serta
colostrum mengandung zat antibody yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi. ( Mac. Donald,
1991: 430)
L. PENATALAKSANAAN
Pada post partum normal dengan bayi normal tidak ada penatalaksanaan khusus. Pemberian
obat obatan hanya diberikan pada ibu yang melahirkan dengan penyulit, terutama pada ibu
anemia dan resiko infeksi dengan pemberian anti biotic dan obat-obat roboransia seperti
suplemen vitamin, demikian juga pada bayi obat-obatan biasanya diberikan untuk tindakan
profolatif, misalnya vit K untuk mencegah perdarahan, anti biotic untuk mencegah infeksi.
Hacker Moore. 1999. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Hanifa Wikyasastro. 1997. Ilmu Kebidanan, Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Carpenito, L.J. 2000. Nursing Diagnosis : Application to Clinical Practice.Edisi VIII, Philadelphia,
Lippincot Company, USA
Doenges, M.E. dan Moorhouse, M.F. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi II, EGC, Jakarta.
Gordon et.al,2001,Nursing Diagnoses : Definition and Clasification 2001-2002,Philadelphia,USA.
Mc Closky & Bulechek. (2005). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of America:
Mosby.
Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America: Mosby.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Pengalaman menyusui : Ya/Tidak (lingkari) Berapa lama : 2 thn belum pernah hamil
d. Hidung :
1. Sekret : ( ) Ya ( √ ) tidak
2. Polip : ( ) Ya ( √ ) tidak
3. Keluhan : ( ) Ya ( √ ) tidak ada
Sebutkan : Pasien tidak mengeluhkan pada hidung
f. Telinga :
1. Serumen : ( ) Ya ( √ ) tidak ada
2. Sekresi : ( ) Ya ( √ ) tidak ada
3. Keluhan : ( ) Ya ( √ ) tidak ada
Sebutkan : Pasien tidak mengeluhkan pada telinga
g. Leher :
1. Kelejar tiroid : ( ) membesar ( √ ) tidak
2. Keluhan : ( ) Ya ( √ ) tidak ada
Sebutkan : Pasien tidak mengeluhkan pada leher
h. Ketiak : :
1. Kelenjar limfe : ( ) membesar ( √ ) tidak
2. Keluhan : ( ) Ya ( √ ) tidak ada
Sebutkan : Pasien tidak mengeluhkan pada ketiak
i. Oksigenasi dan ventilasi :
1. Frekuensi pernafasan (RR) : 20 x/menit
2. Irama nafas : ( √ )reguler ( ) irreguler
3. Suara nafas : ( √ )vesikuler ( ) ronchi ( ) wheezing
4. Suara jantung S1-S2 : ( √ )normal ( ) murmur ( ) galop
5. Capilary refil : ( √ )< 3 detik ( ) > 3 detik
6. Tekanan darah : 101/59 mmHg
7. frekuensi nadi : 99x/menit
8. Irama nadi : ( √ )reguler ( ) irreguler
9. Keluhan : ( ) Ya ( √ ) tidak ada
Sebutkan : Pasien tidak mengeluhkan pada oksigenasi dan ventilasi
j. Payudara :
1. Puting :( √ ) eksverted ( ) datar ( ) inverted ( ) lecet
2. Pengeluaran ASI :( √ )Ya ( ) tidak ada
3. Bentuk :( √ )simetris ( ) tidak simetris
4. Teraba :( ) ada massa ( ) hangat ( √ ) tidak ada
massa
Fakultas Ilmu Kesehatan UMM 2014/2015 3
5. Kebersihan : Bersih
6. Keluhan : ( ) Ya ( √ ) tidak ada
Sebutkan : Pasien tidak mengeluhkan pada payudara
k. Abdomen :
Involusio Uteri
1. Tinggi fundus uteri : cm Kontraksi : ( ) Ya ( ) Tidak
2. Diastasis rektus Abdominis : ( √ ) < 2 jari / 2 cm ( ) > 2 jari / 2 cm
3. Kandung kemih : ______________________________________________
4. Keluhan : ( √ )Ya ( ) tidak ada
Sebutkan : Nyeri jika batuk saja dibagaian jahitan operasi
m. Extremitas :
1. Ektremitas Atas :
a) Edema : ( ) Ya ( √ ) tidak
b) Varises : ( ) Ya ( √ ) tidak
2. Ektremitas Bawah :
a) Edema : ( ) Ya ( √ ) tidak
b) Varises : ( ) Ya ( √ ) tidak
c) Tanda Hoffman :( ) - ( √ ) -
3. Keluhan : ( ) Ya ( √ ) tidak ada
Sebutkan : Pasien tidak mengeluhkan pada extremitas
n. Masalah Khusus :
1. Eliminasi : Dirumah pasien BAK sehari 4 kali dan dirumah sakit pasien
menggunakan kateter per 7 jam 1000 cc, BAB pasien dirumumah 1 kali saat bangun tidur
tetapi dirumah sakit pasien belum BAB
X. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium :
DL
XII. Lain-lain:
A : Masalah teratasisebagian
P : LanjutkanIntervensi
dijelaskan
O:
- Gelisah menurun
A : Masalah teratasisebagian
P : Lanjutkan Intervensi
Rabu 19/07/2023 10.00
mengerti
O:
- Gelisah menurun
A : Masalah teratasi
P : LanjutkanIntervensi.
Setelah dilakukan Edukasi kesehatan (I.12383) Senin 17/07/2023 Senin 17/07/2023 13.00
2 Defisit
tindakan keperawatan Observasi :
pengetahuan b.d - Mengidentifikasi kesiapan S : Pasien mengatakan sudah sedikit mengerti
3 x 7 jam diharapkan
Kurang terpapar - Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
dan paham dengan yangdi sampaikan
tingkat perdarahan
informasi dan kemampuan informasi
membaik dengan
(D. 0111) menerima informasi - Mengindentifikasi faktor-
kriteria hasil:
- Indentifikasi faktor-
faktor yang dapat
- Perilaku
faktor yang dapat
sesuai anjuran meningkatkan dan
meningkatkan dan
verbalisasi
menurunkan motivasi
minat dalam perilaku hidup bersih menurunkan motivasi O :
belajar dan sehat - Perilaku sesuai anjuran verbalisasi
perilaku hidup bersih dan
meningkat Terapeutik : minat dalambelajar meningkat
sehat
- Pertanyaan - Sediakan materi dan - Pertanyaantentang masalah yang
tentang media yang pendidikan - Mnyediakan materi dan dihadapi meningkat
masalah yang kesehatan sesuai media yang pendidikan
- Persepsi yangkeliruterhadap masalah
dihadapi kesepakatan kesehatan sesuai
menurun
meningkat kesepakatan
- Berikan kesempatan
- Persepsi yang untuk bertanya. - Memberikan kesempatan A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
keliru Edukasi untuk bertanya.
terhadap Selasa :18-07-2023 13.00
- Jelaskan faktor resiko - Menjelaskan faktor resiko S : Pasien mengatakan sudah sedikit mengerti
masalah dan paham dengan yangdi sampaikan
yang dapat yang dapat mempengaruhi
menurun O:
mempengaruhi kesehatan.
- Perilaku sesuai anjuran verbalisasi
kesehatan.
Mengajarkan perilakuhidup
minat dalambelajar meningkat
- Arjarkan perilaku bersih dan sehat
- Pertanyaantentang masalah yang
hidup bersih dan sehat - Mengajarkan strategi yang
dihadapi meningkat
- Arjarkan strategi yang
dapat digunakan untuk - Persepsi yangkeliruterhadap masalah
dapat digunakan untuk
meningkatkan prilaku meningkatkan prilaku hdup menurun
hdup sehat dan berih. sehat dan berih A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
- Rabu :19-07-2023 10.00
S : Pasien mengatakan sudah sedikit mengerti
dan paham dengan yang di sampaikan
O:
- Perilaku sesuai anjuran verbalisasi
minat dalambelajar meningkat
- Pertanyaantentang masalah yang
dihadapi meningkat
- Persepsi yangkeliruterhadap masalah
menurun
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
03 Gangguan pola tidur bd Setelah dilakukan Dukungan Tidur (I.05174) Senin, 17-07-2023 Senin 17-07-2023 3.00
Kurang control tidur tindakan keperawatan OBSERVASI : - Mengidentifikasi pola S : Pasien mengatakan sudah sedikit mengerti
(D.0055) - Identifikasi pola aktivitas aktivitas dan tidur dan paham dengan yang di sampaikan
3 x 7 jam diharapkan dan tidur - Mengidentifikasi faktor O:
tingkat perdarahan - Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik
pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis) - Keluhan sulit tidur menurun
membaik dengan dan/atau psikologis) - Mengidentifikasi makanan - Keluhan sering terjaga
kriteria hasil: - Identifikasi makanan dan dan minuman yang menurun
minuman yang mengganggu tidur (mis: - Keluhan tidak puas tidur
mengganggu tidur (mis: kopi, teh, alcohol, makan menurun
1. Keluhan sulit kopi, teh, alcohol, makan mendekati waktu tidur, - Keluhan pola tidur berubah
tidur menurun mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum menurun
2. Keluhan sering minum banyak air tidur) - Keluhan istirahat tidak cukup
terjaga menurun sebelum tidur) - Mengidentifikasi obat tidur menurun
3. Keluhan tidak - Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
puas tidur yang dikonsumsi -
menurun
4. Keluhan pola Terapeutik : Terapeutik : A : Masalah teratasi
tidur berubah - Fasilitasi menghilangkan - Memfasilitasi P : Lanjutkan Intervensi
menurun stress sebelum tidur menghilangkan stress
5. Keluhan - Tetapkan jadwal tidur sebelum tidur
istirahat tidak rutin - Menetapkan jadwal tidur
cukup menurun - Lakukan prosedur untuk rutin Selasa 18-07-2023 13.00
meningkatkan - Melaakukan prosedur untuk
kenyamanan meningkatkan kenyamanan S : Pasien mengatakan sudah sedikit mengerti
dan paham dengan yang di sampaikan
Edukasi : Edukasi : O:
- Jelaskan pentingnya tidur - Menelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit cukup selama sakit - Perilaku sesuai anjuran verbalisasi
- Anjurkan menepati - Menganjurkan menepati minat dalambelajar meningkat
kebiasaan waktu tidur kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari - Menganjurkan menghindari - Pertanyaantentang masalah yang
makanan/minuman yang makanan/minuman yang
dihadapi meningkat
mengganggu tidur mengganggu tidur
- Persepsi yangkeliruterhadap masalah
Kolaborasi :
Pemberian obat inj sesau menurun
perintah dokter
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
menurun
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi