OLEH:
RIWIN KUSMINARTI
P1337424823026
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan Fisiologis Holistik Nifas & Menyusui (KF 3) di Puskesmas Grabag II,
Hari : Sabtu
Mengetahui,
Pembimbing Prodi
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. TINJAUAN TEORI MEDIS
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6
minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran
plasenta dan berakhir Ketika alat-alat kandungan Kembali seperti keadaan sebelum
hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul bari, 2000). Masa nifas merupakan
masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu
berikutnya pada waktu saluran reproduksi Kembali ke keadaan tidak hamil yang
normal(Cunningham &McDonald, 1995). Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu
2021)
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-
kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan.
1) Puerperium dini
berjalan-jalan.
2) Puerperium Intermedial
minggu.
3) Remote Puerperium
Merupakan masa wahtu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,
1) Immediate puerperium
Periode ini merupakan periode akut yang sangat krusial karena terjadi
perubahan yang sangat ceepat dan drastic bagi ibu, sehingga berpotensi terjadi
2) Early Puerperium
Periode ini terjadi pada >24 jam hingga 1 minggu setelah melahirkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada periode ini adalah perdarahan dalam
memastikan ibu mendapatkan makanan yang cukup dan bergizi serta asupan
cairan terpenuhi. Hal lain yang tidak boleh dilewatkan adalah ibu mampu
menyusui bayi dengan baik dan benar. Resiko seringnya terjadi pada periode
ini sehingga perlu diwaspadai adalah infeksi dan hipertensi pada ibu nifas.
3) Late Puerperium
Periode ini terjadi dari minggu pertama hingga minggu ke-6-8 setelah
persalinan. Pada fase ini terjadi perubahan pada tubuh dan organ secara
bertahap dan memiliki kemungkinan komplikasi yang rendah. Periode late post
a. Sistem Reproduksi
dan eksfoliasi tempat perlekatan plasenta sehingga terjadi penurunan ukuran dan
berat serta perubahan pada lokasi uterus yang juga ditandai dengan warna dan
jumlah lokea.
1) Uterus
Berat uterus segera setelah persalinan adalah sekitar 1000 gram dengan
volume kurang lebih lima liter. Setelah akhir minggu pertama berat uterus
menjadi 500 gram.Dua minggu postpartum tinggi uterus tidak teraba diatas
simpisis dengan berat uterus 350 gram. Pada akhir minggu ke enam berat
pubis dan umbilicus. Tinggi fundus uterus setelah melahirkan biasanya 13,5
pertama, setelah itu akan terjadi penurunan yang cukup drastic sebanyak 1,25
cm dalam 24 jam setelahnya yang pada akhirnya pada minggu kedua uterus
antara lain :
diatas atau dibawah umbilicus dana apakah fundus berada digaris Tengah
pada puncak fundus dengan jumlah lebar jari dari umbilicus atas atau
bawah.
6 mg Bertambah kecil 50 gr
8 mg Normal 30 gr
(Wahyuningsih, 2019)
saat inilah dimulai Kembali proses ovulasi. Sehingga Wanita dapat hamil
Kembali.(Bahiyatun, 2009a)
3) Serviks
Setelah persalinan serviks terbuka sehingga dapat dilalui oleh 2-3 jari dan
setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari. Pada akhir minggu pertama serviks
akan teraba lunak dan diameter 1 cm, edema bisa menetap sampai 3-4 bulan
Setelah 2 jam persalinan serviks hanya dapat dilewati oleh 2-3 jari dan setelah
4) Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan Rahim selama masa nifas. Lokhea mengandung
darah dan sisa jaringan desidua dari dalam uterus. Lokhea dibedakan menjadi :
Berlangsung hari 1-4 postpartum, berwarna merah terdiri dari darah segar
b) Lochea Sanguinolenta
Timbul pada hari ke-4 sampai dengan hari ke-7 postpartum. Karakteristik
c) Lochea Serosa
sampai ke-14. Berisi serum, leukosit dan robekan atau laserasi plasenta
d) Lochea Alba
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir
5) Vagina
dalam keadaan kendur. Setelah waktu 3-4 minggu mukosa vagina akan
sembuh dan ruggae pulih, namun diperlukan waktu 6-10 minggu untuk
involusi dan mencapai ukuran wanita yang tidak hamil.(Sari et al., 2022)
6) Vulva
Sama halnya dengan vagina, vulva juga mengalami penekanan serta
peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi. Beberapa hari
pertama sesudah proses melahirkan vulva tetap berada dalam keadaan kendur.
Setelah 3 minggu vulva akan Kembali kepada keadaan tidak hamil dan labia
7) Perineum
atau jahitan akan berangsur-angsur pulih pada 6-7 hari tanpa infeksi.
a) Ganti pembalut Wanita yang bersih setiap 4-6 jam. posisikan pembalut
c) Alirkan atau bilas dengan air hangat / cairan antiseptic pada area perinium
e) Rasa gatal pada area di sekitar jahitan adalah normal dan merupakan tanda
mandi berendam air hangat atau kompres dingin dengan kain pembalut
tidak merasakan apapun saat pertama kali berlatih karena area tersebut
akan kebal setelah persalinan dan pulih secara bertahap dalam beberapa
minggu.(Bahiyatun, 2009a)
Penelitian yang dilakukan oleh (Aulia et al., 2023) merupakan studi kasus
deskriptif dengan metode pendekatan asuhan keperawatan pada ibu nifas yang
infeksi dan diberikan intervensi perawatan luka perineum dengan Nacl 0,9%
meningkat. Hasil studi kasus ini menunjukan bahwa pemberian perawatan luka
perineum dengan menggunakan Nacl 0,9% pada ibu nifas ini membantu untuk
infeksi.
b. Payudara (mamae)
sementara.
Air susu diproduksi dan disimpan di alveoli dan harus dikeluarkan dengan
efektif dengan cara dihisap oleh bayi untuk pengadaan dan keberlangsungan
laktasi. ASI yang akan pertama muncul pada masa nifas adalah ASI yang
telah terbentuk di dalam tubuh ibu pada usia kehamilan ± 12 minggu. Perubahan
2. Kolostrum sudah ada saat persalinan. Produksi ASI terjadi pada hari kedua
3. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.
terlibat
menjadi percabangan
Estrogen,
lobulus (kelenjar susu)
- Pubertas progestron,
berkembang menjadi
setelah
prolactin
mens Terminal duct lobular
seluler
withdrawal, diketahui :
Glucocorticoid kehamilan
lactation
(FIL)
(kematian sel
terprogram) dan
perubahan bentuk
kelenjar kembali ke
Proses keluarnya ASI dari ductus dimulai dari stimulasi dari putting dan
areola, lewat hisapan bayi sehingga lengkunagn saraf laktasi yang melibatkan
oleh beberapa kondisi yaitu kecemasan, rasa sakit, depresi dan engorgement
menyusui ibu agar ASI tetap tersedia / diproduksi dan dapat ditransfer dari
ibu ke bayi (galaktopoesis). Proses ini terjadi dari proses involusi dimulai
sampai dengan 40 hari setelah menyusui berakhir. Ibu yang sehat dapat
selama proses menyusui di awal masa nifas kalori yang dibutuhkan dalam
1. Reflek prolactin
alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu. Kadar prolactin ibu
penyapihan anak. Pada ibu yang tidaak menyusui kadar prolactin akan
yang berasal dari isapan bayi ada yang dilanjutkan ke neurohipofise yang
terjadi involusi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah
terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke system ductus dan selanjutnya
a) melihat bayi
c) mencium bayi
a) keadaan bingung
b) takut
c) cemas
Ibu nifas yang sering mengalami keluhan ASI tidak lancer atau produksi
lancar bila ibu memiliki emosi yang positif yang dapat ,erangsang
ketiga Ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa
hari pertama postpartum dan akan Kembali normal pada akhir minggu ketiga
postpartum.(Bahiyatun, 2009a)
kardiovaskuler. Adaptasi utama pada system kardiovaskuler ibu terjadi pada masa
kehamilan itu yaitu diperlukan untuk memastikan suplai darah yang memadai ke
plasenta dan janin. Pada trimester tiga denyut jantung, volume dan curah jantung
pembuluh perifer. Pada masa nifas terjadi perubahan structural dan hemodinamik
darah karena kontraksi uterus dan peningkatan preload akibat hilangnya obstruksi
vena cava inferior yang meningkatkan volume sekuncup jantung dan denyut
jantung hingga 60-80 %. Keadaan ini akan Kembali pada keadaan seperti sebelum
bersalin dalam waktu satu hingga dua jam setelah melahirkan dan akan Kembali ke
Kembali normal pada 6 minggu post partum. Curah jantung akan Kembali normal
partum.
dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan. hal ini terjadi kemungkinan
selama kehamilan memiliki resiko yang lebih besar mengalami hipertensi pada
masa nifas dini, dan oleh karena itu harus dipantau secara berhati-hati.(Soetrisno et
al., 2023)
d. Sistem Hematologi
15.000 selama persalinan. Peningkatan sel darah putih berkisar antara 25.000-
30.000 yang merupakan manifestasi adanya infeksi selama persalinan lama. Hal ini
dapat meningkat pada awal nifas yang terjadi bersamaan dengan peningkatan
tekanan darah serta volume plasma dan volume sel darah merah. Pada 2-3 hari
darah pada persalinan dan nifas kira-kira 700-1500 ml (200-300 ml hilang pada
hilang pada saat persalinan, 500-800 ml hilang pada minggu pertama postpartum
persalinan , mulai naik lagi dan volume plasma menurun karena diuresis dan
Pada awal periode post partum kadar fibrinogen masih tinggi dan
bertanggung jawab untuk lisis pembekuan darah tidak meningkat atau menjadi
darah menjadi normal dalam 8-12 minggu pasca persalinan. Perubahan pada system
e. Sistem Gastrointestinal
sehingga yang menyebabkan nyeri ulu hati (heartburn) dan konstipasi, terutama
dalam beberapa hari pertama. Hal ini terjadi karena inaktivitas motilitas usus akibat
defekasi karena adanya rasa nyeri pada perinium akibat luka episiotomy.
(Bahiyatun, 2009a)
persalinan, tidak ada alas an menunda pemberian makan. Konstipasi terjadi karena
Faal usus memerlukan waktu 3-4 hari postpartum untuk Kembali normal.
1) Nafsu makan
hari.
2) Motilitas
Secara khas penurunan tonus dan motilitas otot tractus cerna menetap selama
waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anestesia dapat
normal.
3) Pengosongan usus
Pasca melahirkan ibu sering mengalami konstipasi. Hal ini disebabkan tonus
otot menurun selama proses persalinan awal masa post partum.(Yuliana &
Hakim, 2020)
f. Sistem Urinaria
Pelvis ginjal teregang dan dilatasi selama kehamilan. Akan Kembali normal
pada akhir minggu ke-4 setelah melahirkan. Kurang dari 40 %wanita post partum
(Wahyuningsih, 2019)
Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari post partum. Diuresis terjadi karena
saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi ini akan Kembali normal setelah 4
minggu post partum. Pada awal postpartum kandung kemih mengalami edema,
kongesti dan hipotonik. Hal ini disebabkan oleh adanya overdistensi pada saat kala
dua persalinan dan pengeluaran urine yang tertahan selama proses persalinan.
Sumbatan pada uretra disebabkan oleh adanya trauma saat persalinan berlangsung
dan trauma ini dapat berkurang setelah 24 jam post partum.(Bahiyatun, 2009a)
selam masa nifas tetapi akan kembali ke kondisi awal sebelum hamil dalam dua
minggu. Dilatasi ureter dan pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil pada 2
peningkatan kapasitas dan relative tidak peka terhadap tekanan intravesika. Hal ini
lengkap dan sisa urin yang berlebihan sering terjadi pada masa nifas. Terdapat tiga
kondisi penting yang mempengaruhi masa nifas dan system urinaria, yaitu retensi
1) Retensi Urin
Retensi urin pada masa nifas merupakan hal yang sering terjadi. Hali ini
pada har pertama dan kedua setelah persalinan. Secara fisiologis terjadi
penurunan tonus otot kandung kemih. Secara mekanis, retensi urin dipengaruhi
oleh edema pada uretra atau adanya kompresi uretra akibat adanya edema atau
postpartum dan paling sering diakitkan dengan stress psikologis yang terkait
dengan persalinan. Inkontinensia pada masa nifas dapat terjadi karena kandung
kemih yang terlalu penuh, oleh karena itu ibu post partum di motivasi untuk
dapat terjadi karena adanya peregangan dasar panggul yang secara bertahap
3) Diuresis
Umumnya terjadi pada hari kedua setelah persalinan dan biasanya berlangsung
3-4 hari karena keseimbangan cairan dan garam Kembali ke keadaan tidak
hamil. Pada kondisi ini akan terjadi penurunan volume plasma darah dan
peningkatan hematokrit. Namunh al ini tidak akan terjadi bila ibu mengalami
melebar dan pelvis ginjal biasanya Kembali ke keadaan sebelum hamil dalam
g. Muskuloskeletal
sehingga tidak jarang Rahim tertarik dan melemah saat ligament melingkar
al., 2023)
pemisahan otot rektus abdomen). Setiap Wanita mempunyai 3 set otot abdominalis
yang paling luar bergerak dari atas ke bawah. Otot ini terbagi 2 yang dinamakan
rekti yang lebarnya ± 0,5 cm dan dihubungkan dengan jaringan fibrous (linea alba).
Pada saat hamil otot dan persendian menjadi relaks untuk persiapan
melahirkan (linea alba menjadi sangat mudah mulur). Ketika otot rectus abdomen
makin terpisah dan linea alba makin mulur kesamping dan menjadi sangat tipis,
pemisahan otot ini disebut diastasis. Ligamen, Fasia, diafragma pelvis meregang
Dinding abdomen lunak setelah kelahiran, karena dinding perut meregang pada
saat kehamilan. Semua ibu nifas memiliki diastasis rekti (pemisahan otot rektus
umum dan tonus otot Wanita, apakah ibu nifas melakukan Latihan untuk
Pengembalian tonus otot diastasis yang lebarnya lima jari tentunya lebih
lama dari diastasis yang lebarnya dua jari. Pada diastasis rektus abdominalis yang
lebarnya dua jari mungkin sudah terjadi pada akhir puerpurium. Bila tonus otot
dinding abdomen tidak Kembali ke ruang antara otot rektus akan diisi dengan
peritonium , fasia dan lemak sehingga Wanita tidak mempunyai dukunag otot
gantung) yang sering ditemukkan pada multipara, Kondisi ini dapat menimbulkan
nyeri punggung ekstrim dan kesulitan masuknya bagian presentasi janin ke panggul
h. Sistem Integumen
melanosit stimulating hormon sehingga akan terjadi penurunan kadar warna pada
chloasma gravidarum (melasma) dan linea nigra. (Handayani & Pujiastuti, 2016)
Striae abdomen tidak dapat dihilangkan secara sempurna tetapi dapat berubah
menjadi garis putih keperakan yang halus setelah beberapa bulan.(Mertasari &
Sugandi, 2023)
i. Sistem Neurologi
j. Sistem Endokrin
Saat plasenta terlepas dari dinding uterus, kadar HCG dan HPL( Hormon
Plasenta Lactogen ) secara berangsur turun dan normal Kembali setelah 7 hari
postpartum. HCG tidak terdapat dalam urin ibu setelah 2 hari postpartum. HPL
1) Hormon Plasenta
Otot Rahim dan hormon plasenta berkurang dengan cepat setelah lahir. HCG
menurun dengan cepat dan tetap serendah 10 mikrometer selama 3 jam hingga
hari ketujuh post partum dan pada hari ketiga pasca melahirkan yaitu
2) Hormon Pituitary
Prolaktin darah akan meningkat dengan cepat. Pada Wanita yang tidak
Pada Wanita yang menyusui bayinya, maka prolactin darah meningkat dengan
cepat, sedangkan pada Wanita yang tidak menyusui bayinya akan mengalami
menstruasi pada wanita yang menyusui maupun tidak menyusui. Pada wanita
16% dan 45% setelah 12 minggu pasca melahirkan. Sedangkan pada wanita
4) Hormon Oksitosin
Setelah bayi dan plasenta lahirkadar estrogen dan progesterone turun dalam
protein pengikat serum. Perubahan ini menghasilkan kadar serum yang lebih
6) Hormon prolactin
adalah sinyal utama yang bertanggung jawab untuk stimulasi sintesis susu di
emosi ibu nifas. Menyususi menyebabkan pelepasan prolactin lebih tinggi dan
kadarnya akan tetap meningkat sampai saat menyusui berhenti. Apabila ibu
nifas tudak menyusui maka kadar prolactin Kembali normal dalam waktu 2-3
tergantung ibu menyusui atau tidak. Pada ibu yang tidak menyusui umumnya
menyusui. Semakin sering menyusui maka kadar prolactin pada ibu menyusui
itu pemberian ASI secara ekslusif merupakan kontrasepsi alami pada ibu
menyusui. Menstruasi pada ibu menyusui biasanya akan terjadi dalam 4-5
bulan setelah persalinan. Namun proses ovulasi pada ibu nifas dapat terjadi
tanpa adanya menstruasi sehingga pada keadaan ini dapat terjadi kehamilan.
Wanita mengalami penurunan berat badan rata-rata 12 pon (4,5 kg) pada
waktu melahirkan. penurunan ini mewakili gabungan berat bayi, plasenta, dan
cairan amnion. Ibu nifas dapat Kembali mengalami penurunan berat badan
cairan. Mayoritas ibu nifas mengalami penurunan berat badan Kembali seperti
sebelum hamil dalam 6 bulan postpartum. Penentu utama penurunan berat badan
pada masa nifas adalah kenaikan berat badan saat hamil. Wanita yang mengalami
peningkatan berat badan paling banyak pada saat hamil akan mengalami penurunan
berat badan paling besar juga pada masa nifas. Wanita multipara mengalami
l. Tanda-tanda vital
Tekanan darah harus dalam keadaan stabil, suhu tubuh turun secara perlahan dan
1) Suhu
Suhu badan setelah melahirkan dapat naik 0.5 derajad celcius dari keadaan
sushu normal, tetapi tidak melebihi 38 derajad celcius setelah 12 jam pertama
melahirkan umumnya suhu badan akan Kembali normal. Pada hari ketiga nifas
suhu tubuh ibu kakan naik lagi karena adanya pembentukan ASI, buah dada
menjadi bengkak, keras, vena berdilatasi karena produksi ASI yang besar-
2) Nadi
besarnya tenaga yang dikeluarkan. Kisaran nadi normal antara 60-80 kali
permenit, segera setelah persalinan dapat terjadi bradi kardi (denyut dibawah
normal). Pada masa nifas, umumnya denyut nadi lebih labil dibandingkan suhu
tubuh.
3) Tekanan Darah
persalinan. Tekanan darah akan Kembali secara spontan pada tekanan darah
4) Pernafasan
nadi. Bila suhu tidak normal, pernafasan juga akan mengikutinya, kecuali jika
lambat atau normal (16-24 kali per menit), hal ini dikarenakan ibu dalam
keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Bila pernafasan pada masa
post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok atau
lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa
postpartum yaitu :
4) Pengaruh budaya
(Bahiyatun, 2009a)
secara bertahap, baik fisik maupun psikologis dari perempuan yang terjadi setelah
melahirkan yang berkaitan dengan peran barunya sebegai ibu dan perubahan
fisiologis yang terjadi menyangkut perubahan fisik dan psikologis. (Bahiyatun,
2009a)
Satu atau dua hari postpartum ibu cenderung pasif dan tergantung. Ia hanya
1. Taking in
karena atonia uteri, infeksi saluran kencing dan hipotermia pada bayi
pada fase ini ibu cenderung pasif dan kurang konsentrasi dan ,masih
2009a)
2. Taking Hold
misalnya menggendong dan menyusui. Ibu agak sensitive dan merasa tidak
dari bidan karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang
bersifat pribadi.
Dukungan yang bisa dilakukan oleh bidan untuk memperppendek fase ini :
1) Melakukan kunjungan rumah secara berkala, terutama pada ibu nifas dengan
fase ini, seperti diaphoresis, diuresis, nyeri otot, perut dan perinium.
3) Berikan edukasi secara bertahap kepada ibu nifas pada fase ini tentang
dan petunjuk antisipasi lainnya karena pada saat ini ibu sudah siap belajar.
3. Letting Go
1) Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu
social
Depresi Postpartum
minggu kemudian.
Dalam proses persalinan dan sesaat setelah persalinan ibu sebagai pusat
perhatian baik oleh bidan, suami, keluarga dan kerabat. Beberapa jam setelah itu
perhatian orang-orang di sekitar mulai ke bayi dan ibu merasa “cemburu” kepada
bayi. Kondisi ini juga terjadi pada ayah karena istri menjadi lebih focus kepada
b) Bantu pasangan menyadari bahwa peran kedua oang tua adalah sangat
2) Disappointment (kekecewaan)
c) Frustasi, marah
d) Menarik diri
c) Berikan dukungan
(Bahiyatun, 2009a)
Merupakan periode emosional stress yang terjadi antara hari ke-3 hingga
ke-10 setelah persalinan yang terjadi pada 80% pada ibu postpartum.
pusing serta perasaan sedih dan sendiri. Ada beberapa factor yang berperan
persalinan)
d) Menyusui
(Bahiyatun, 2009a)
- mudah tersinggung
- sensitive
- kurang konsentrasi
- mudah stress
- merasa bersalah
- merasa gelisah
- gangguan tidur
- merasa kesepian
Tindakan yang bisa dilakukan ibu bila mengalami kondisi Baby Blues
Sindrome :
sitter
- Mencari waktu untuk melakukan hal yang menyenangkan bagi ibu dan
ayah
Jika Baby blues syndrome tidak membaik atau bahkan memburuk maka
psikolog untuk mencegah dan mengatasi kondisi yang lebih buruk yaitu
depresi postpartum
Merupakan kondisi gangguan mood atau perasaan yang dialami oleh ibu
aktivitas sehari-hari, kondisi ini adalah kelanjutan dari postpartum blues yang
tidak ditangani dengan baik dan terjadi pada sekitar 15% ibu nifas.
- Perasaan marah
- Mudah tersinggung
- Gangguan tidur
- Menangis dan sedih
sebelumnya
menjadi ibu yang baik sampai tidak mau mengurus anak. Depresi postpartum
bukan hanya dialami oleh ibu tetapi juga dialami oleh bayi dan ayah. Depresi
postpartum pada ayah paling sering terjadi 3-6 bulan setelah bayi lahir.
Seorang ayah lebih rentan terkena depresi postpartum Ketika istrinya terkena
kondisi tersebut.
Durasi Beberapa hari s.d Mingg uke-1 s.d 1 48 jam s.d 2-3 tahun
postpartum
- Menganggap anak
mahluk lain
makan lain
kimia otak yang mengatur suasana hati, sehingga mood ibu menjadi
terganggu
- Konflik keluarga
- Ketidaknyamanan fisik
- Penyalahgunaan NAPZA
- Kehilangan
Upaya Pencegahan
- Setelah ibu melahirkan dapatkan bantuan dari teman atau keluarga sampai
ibu mandiri
dilakukan
Penanganan Depresi
rumah tangga
- Kebutuhan istirahat yang cukup, tidurlah Ketika bayi tidur dan cukup
menikmati me time
beberapa bulan.
a. Mobilisasi
penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya secepat mungkin untuk
berjalan. Pada persalinan normal sebaiknya ambulasi dikerjakan setelah 2 jam (Ibu
(Sulistyawati, 2013a)
istirahat dan dianjurkan untuk tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan.
Kemudian boleh miring kiri dan kanan, untuk mencegah adanya trombosis. Pada
hari ke-2 barulah ibu diperbolehkan duduk, pada hari ke-3 jalan-jalan, dan hari ke-
Pada ibu post SC ambulasi dini dimulai dalam 24 jam setelah melahirkan,
tujuannya adalah :
inkontinensia uri
Senam yang pertama yang paling disarankan adalah kegel. Lakukan kegel pada
otot abdomen merupakan tujuan utama dari senam nifas.Otot abdomen yang
telah dipulihkan sangat penting untuk menopang punggung bagian bawah yang
merupakan mata rantai terlemah dari kerangka tubuh manusia. Penting sekali
Berbaring dengan lutut ditekuk kea rah abdomen, Tarik perut ke dalam sehingga
lepaskan
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, gizi seimbang, terutama kebutuhan
protein dan karbohidrat. Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan
produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kebang bayi. Rata-rata ibu
diatas kebutuhan normal dan dianjurkan minum 2-3 liter perhari dalam bentuk air
putih, susu dan jus buah. Kapsul vitamin A (200.000 unit) sebanyak 2 kali yaitu
pada 1 jam setelah melahirkan dan 24 jam setelahnya agar dapat memberikan
c. Defekasi
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari ke dua
post partum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar per
oral atau per rectal. Jika setelah pemberian obat masih belum bisa BAB, maka
d. Perawatan Payudara
dan putting susu dicuci teratur dengan sabun dan diberi minyak atau krem agar
tetap lemas, jangan sampai nanti putting mudah lecet dan pecah-pecah. Sebelum
menyeluruh. Setelah areola mammae dan putting susu dibersihkan, barulah bayi
Kebutuhan seksualitas pada ibu postpartum menjadi perhatian ibu dan keluarga.
Hal ini perlu didiskusikan saat hamil dan diulang pada postpartum berdasarkan
kepercayaan dan budaya ibu dan keluarga. Seksualitas ibu dipengaruhi oleh derajad
seksual ibu menurun karena kadar hormon reendah, adaptasi peran baru, keletihan
pengembalian masa subur yang tidak dapat diprediksi. Menstruasi ibu terjadi pada
kurang lebih 9 minggu pada ibu tidak menyusui dan kurang lebih 30-36 minggu
4) Intensitas respon tubuh berkurang karena perubahan faal tubuh. Tubuh menjadi
6) Bounding dengan bayi menguras semua cinta kasih sehingga waktu tidak tersisa
untuk pasangan
7) Kehadiran bayi di kamar yang sama membuat ibu tidak nyaman secara
pelumas/lubrikan buatan
9) Ibu mengalami let down ASI sehingga respon terhadap orgasme yang dirasakan
sebagai rangsangan seksual saat menyusui. Respon fisiologis ini dapat menekan
1) Bidan memberikan Batasan rutin 6 minggu pasca persalinan, akan tetapi jika
pasti jenis persalinan, kondisi perinium, dan kecepatan pemulihan ibu. Jika
2) Ungkapkan cinta dengan cara lain, seperti duduk berpelukan di depan TV,
menggosok punggung pasangan dan berdansa berdua. Jika tidak Lelah dapat
karena ada kemungkinan hamil Kembali dalam kurun waktu kurang dari 6
minggu
f. Keluarga Berencana
KB pasca salin adalah penggunaan kontrasepsi pada masa nifas sampai dengan
yang tidak tepat waktu dan berjarak dekat karena dapat mencegah risiko morbiditas
ibu dan hasil bayi yang buruk. Pengetahuan sangat penting untuk menunjang
KB. Metode yang digunakan sistem review yang mencari satu kesamaan dalam
literature jurnal tersebut dan ditarik kesimpulan sesuai tujuan khusus. keyword
besar mengetahui metode suntik dan implan. Pengetahuan baik, status pendidikan
ibu membawa peran penting dalam keikutsertaan KB. Mengkaji pengetahuan KB
baik dan ikut KB pasca salin, 1 artikel berpengetahuan baik tidak ikut KB pasca
salin, 1 artikel berpengetahuan baik dan ikut KB pasca salin, 2 artikel yang
berpengetahuan kurang tidak ikut KB. Hasil dari penelitian semakin baik
harus kembali hamil. Biasanya wanita tidak akan menghasilkan sel telur (ovulasi)
karena itu amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang baru. Resiko cara ini ialah 2% kehamilan.
(Saleha, 2013)
Kontrasepsi yang cocok untuk ibu pada masa nifas, antara lain metode
amenorrhea laktasi (MAL), pil progesin (mini pil), suntikan progestin, kontrasepsi
1) Untuk ibu
b) adanya cukup waktu untuk mengasuh anak-anak, istirahat dan waktu luang
kondisi sehat
yang cukup
keluarga
yang lebih baik dan lebih banyak waktu yang diberikan oleh ibu untuk
anak
4) Untuk ayah
kontrasepsi apabila :
b) Belum haid
Metode ini efektif sampai usia 6 bulan dan harus dilanjutkan dengan
menekan ovulasi.
3) Implan
4) AKDR / IUD
5) Kondom
faktor, seperti kelelahan, pemberian makan yang sukses, puas dengan perannya sebagai
ibu, cemas dengan kesehatannya sendiri atau bayinya serta tingkat dukungan yang
transisi peran seorang ibu dimana memerlukan adaptasi psikologis yang tidak mudah.
pengalaman unik selama persalinan. Beikut merupakan fase adaptasi psikologis masa
nifas:
a. Fase Taking In
hari pertama, dengan ciri khas ibu fokus pada diri sendiri dan pasif terhadap
nyeri luka jahitan, kurang tidur dan kelelahan. Hal yang perlu diperhatikan:
istirahat cukup, komunikasi yang baik dan asupan nutrisi yang adekuat.
b. Fase Taking On
Pada fase ini disebut meniru, pada taking in fantasi wanita tidak hanya meniru tapi
yang berhubungan dengan masa lalu dirinya yang menyenangkan, serta harapan
untuk masa yang akan datang. Pada tahap ini wanita akan meningkatkan perannya
d. Fase Letting Go
Fase dimana ibu mulai menerima tanggung jawab peran barunya, berlangsung
setelah 10 hari setelah melahirkan, pada masa ini ibu mulai dapat beradaptasi
ibu merasa percaya diri, lebih mandiri terhadap kebutuhan bayi dan dirinya. Ibu
baru lahir, untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi
(Saifuddin, 2014).
berlanjut
baru lahir
hipotermia
setelah
persalinan
6. Teknik Menyusui
Menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam pemberian makanan
yang bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh
biologis dan kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan bayi (Anggraini, 2010).
Menyusui adalah cara yang optimal dalam memberikan nutrisi, mengasuh bayi
dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan
nutrisi, imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun –
Menurut Wiji (2013:31-35) pada saat menyusui bayi ada beberapa cara yang harus
a. Posisi Menyusui
Agar proses menyusui berjalan dengan lancar, maka seorang ibu harus
mempunyai keterampilan menyusui agar ASI dapat mengalir dari payudara ibu ke
bayi secara efektif. Berikut ini 4 butir kunci memegang bayi diantaranya:
1) Kepala bayi dan badan bayi harus dalam satu garis lurus, bayi tidak dapat
melengkung.
4) Apabila bayi baru lahir, ia harus menopang bokong bayi bukan hanya kepala
dan bahu merupakan hal yang penting untuk bayi baru lahir.
Ada beberapa posisi menyusui yaitu dengan posisi berdiri, posisi rebahan,
posisi football (mengepit), dan posisi berbaring. Hal ini dapat diterapkan
1) Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan diatas
pangkuan ibu,
2) Bayi dipegang satu lengan, kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau
3) Satu tangan diletakkan di belakang badan ibu dan yang satu di depan.
Ada beberapa cara yang harus diketahui tentang cara menyusui yang benar.
dan areola sekitarnya. Cara ini memiliki manfaat yaitu sebagai desinfektan dan
4) Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari ibu dan ibu jari ibu
payudara ibu dengan putting serta areola dimasukkan ke dalam mulut bayi.
7) Usahakan areola sebagian besar dapat masuk kedalam mulut bayi, sehingga
putting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi menekan ASI keluar.
dioleskan pada putting susu dan areola disekitarnya. Biarkan kering sendiri.
9) Menyendawakan bayi.
Menurut Wiji (2013:60-68) ada beberapa masalah yang sering ditemui pada
ibu, yaitu:
c) Jika keadaan luka tidak begitu sakit dan parah, ibu tetap dianjurkan
merupakan perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau kelahiran prematur dengan
melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact
dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk menghangatkan bayi. Selain dari pada
4) Peluklah seluruh tubuh bayi, tidak hanya bagian leher dan bahu
bagian bawah
Kesehatan ibu dan anak yang khususnya dilakukan oleh bidan di dalam memberikan
ketrampilan dan rangkaian keputusan uang berfokus pada klien. Manajemen kebidanan
menyangkut pemberian pelayanan yang utuh dan menyeluruh dari bidan kepada kliennya
benar sesuai dengan keputusan Tindakan klinik yang dilakukan dengan tepat.(Afrida &
Aryani, 2022)
Proses manajemen terdiri dari 7 langkah asuhan kebidanan yang dimulai dari
pengumpulan data dasar dan diakhiri dengan evaluasi. Tahapan dalam proses asuhan
Pada langkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang
hasil studi. Pada keadaan tertentu dapat terjadi Langkah pertama overlap dengan
Langkah 5 dan 6 (atau menjadi bagian dari langkah-langkah tersebut), karena data
Pengkajian ibu post partum berfokus pada status fisiologis dan psikologis ibu,
belajar, perilaku bonding, serta penyesuaian terhadap transisi yang diperlukan untuk
menjadi ibu. Selain ibu, bayi bayi juga perlu dikaji mengenai penyesuaian fisiologis
bayi terhadap lingkungan di luar Rahim, kenormalan fisik, serta kemampuan orang
1) Pengkajian fisik
a) Pemeriksaan umum
3) Pemeriksaan obsteri
diagnose atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
itu mereka akan memiliki respon yang unik. Setelah menganalisa data dengan cermat
bidan dapat menegakkan data yang akan menjadi pedoman dalam menerapkan
Tindakan. Diagnosis yang relevan untuk ibu post partum yang dirawat di rumah
d) Kurang pengetahuan/ ketrampilan dan harapan yang tidak realistis dalam peran
Pada Langkah ini mengidentifikasi maslah atau diagnose potensial lain berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnose potensial lain yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
diagnosis atau masalah potensial ini benar-benar terjadi. (Afrida & Aryani, 2022)
interpretasi data dasar yang akan dilakukan adalah beberapa data yang ditemukan
Mengidentifikasi perlunya Tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk
Bidan melakukan perannya sebagai penolong dan pengajar dalam mempersiapkan ibu
Pada Langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh Langkah-
Pada Langkah keenam ini direncanakan asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada Langkah ke-5, dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan bidan dan Sebagian
lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan yang lain.(Manado, 2022)
7) Langkah 7 Evaluasi
sebagai bagian dari proses yang dilakukan terus menerus untuk meningkatkan
pelayanan secara komprehensif dan selalu berubah sesuai kondisi atau kebutuhan
klien.(Renee, 2017)
Menurut (Asih & Risneni, 2016) pendokumentasian asuhan kebidanan dengan SOAP,
yaitu:
1) Subyektif
sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung
dengan diagnosis.
2) Obyektif
Data berasal dari observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan
3) Assesment
Pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subyektif dan
obyektif.
4) Planning
Perencanaan dibuat saat ini dan yang akan datang. Rencana asuhan akan disusun
berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data yang bertujuan untuk mengusahakan
pasien
I. Pengkajian
Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk nilai kepada pasien secara
1. Identitas Pasien
a. Nama
baginya atau yang disukainya agar ia merasa nyaman serta lebih mendekatkan
b. Umur
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau tidak. Untuk
mengetahui apakah ibu termasuk resiko tinggi atau tidak. Pada penelitian yang
dilakukan oleh (Hadi & Fairus, 2014) didapatkan hasil uji statistic yaitu terdapat
hubungan antara umur ibu dengan kembalinya uterus didapatkan p value 0,022
artinya ada hubungan antara umur ibu dengan kejadian kembalinya uterus ibu.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Martasubrata (1987
dalam Martini, 2012) bahwa umur mempengaruhi proses involusi uterus. Pada
umur kurang dari 20 tahun elastisitas otot rahim belum maksimal dikarenakan
organ reproduksi belum matang, sedangkan usia diatas 35 tahun sering terjadi
komplikasi saat sebelum dan setelah kelahiran dikarenakan elastisitas otot rahim
tahun merupakan masa yang sangat ideal untuk terjadinya proses involusi yang
baik. Hal ini disebabkan karena faktor elastisitas dari otot uterus dalam kondisi
vitalitas yang prima sehingga kontraksi otot dan kembalinya alat- alat kandungan
juga semakin cepat karena proses regenerasi dari sel-sel alat kandungan yang
c. Pendidikan
ibu post partum dalam penelitian ini sebagian besar berusia 20-35 tahun
besar adalah baik (56,7%). Lama penyembuhan luka perineum ibu post
value sebesar 0,008 (p < 0,05). Kesimpulan: Ada hubungan antara pengetahuan
ibu post patum tentang perawatan luka perineum dengan lama penyembuhan
d. Agama
Tanyakan pilihan agama klien dan sebagai praktik terkait agama yang harus
e. Pekerjaan
Pekerjaan ibu yang berat bisa mengakibatkan ibu kelelahan secara tidak langsung
dapat menyebabkan involusi dan laktasi terganggu sehingga masa nifas pun jadi
Penelitian yang dilakukan oleh (Sihombing, 2018) didapatkan hasil uji statistik
hubungan antara pekerjaan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif diperoleh nilai p
value = 0,005 < 0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu
Pekerjaan merupakan salah satu kendala ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
kepada bayinya. Status pekerjaan diduga menjadi kaitan dengan pola pemberian
ASI. Bekeja selalu dijadikan alasan tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi
f. Alamat
Memberi gambaran mengenai jarak dan waktu yang ditempuh pasien menuju
(Widatiningsih, 2017)
1. Data Subyektif
Data subjektif yang didapatkan melalui anamnesa kepada ibu dan keluarganya serta
melihat dokumen persalinan yang ada di tempat persalinan (Rukiyah dkk, 2010:161).
a. Keluhan Utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas,
misalnya pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada
(Marmi, 2014)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Parulian et al., 2016) kepada 20 ibu
post partum hari ke-1 pada 0–2 jam setelah partus yang mengalami nyeri kontraksi
uterus. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengobservasi nyeri yang dirasakan
oleh ibu post partum, menggunakan lembar observasi dengan skala nyeri Numeric
Rating Scale (NRS). Nyeri kontraksi uterus meningkat secara bermakna setelah
bayi keluar, diakibatkan oleh keluarnya hormon oksitosin yang dilepas oleh
kelenjar hipofisis sehingga dapat memperkuat dan mengatur kontraksi uterus. Rasa
sakit (after pain) seperti mulas-mulas disebabkan karena kontraksi uterus yang
berlangsung 2–4 hari post partum, sehingga ibu perlu mendapatkan pengertian
b. Riwayat Kesehatan
seperti : Jantung, DM, Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi masa nifas
ini .
Untuk mengetahui kemungkinana danya penyakit yang diderita saat ini yang
gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga
c. Riwayat Obstetrik
Riwayat Haid
Menarche
Siklus
Volume
Jawaban yag diberikan oleh pasien biasanya bersifat subjektif, namun kita dapat
kaji lebih dalam lagi dengan beberapa pertanyaan pendukung, misalnya sampai
Keluhan
menstruasi, misalnya nyeri hebat, sakit kepala sampai pingsan atau jumlah darah
yang banyak
gravidarum.
spontan atau buatan, aterm atau premature, perdarahan, ditolong oleh sipa
(bidan, dokter)
3) Mengkaji nifas yang lalu untuk mengetahui adakah panas atau perdarahan,
bagaimana laktasinya.
4) Mengkaji keadaan anak untuk mengetahui jenis kelamin, hidup atau tidak,
kalau meninggal umur berapa dan sebabnya meninggal, berat badan waktu
e. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa,
KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa. (Sulistyawati, 2013a)
1) Pola Nutrisi
Nutrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Kalori bagus
untuk proses metabolisme tubuh, kerja organ tubuh, proses pembentukan laktasi.Ibu
menyusui memerlukan kalori yang sama dengan wanita dewasa +700 kalori pada 6
hasil pvalue 0.0000 dapat disimpulkan terdapat hubungan antara pola nutrisi ibu post
protein untuk membantu proses penggantian jaringan yang mati atau rusak dengan
jaringan yang baru dengan jalan regenerasi. Pada dasarnya menu makanan untuk ibu
nifas,tidak banyak berbeda dari menu sebelum nifas. Ibu nifas dianjurkan untuk:
makan dengan diet berimbang, cukup, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan
pertama, 6 bulan selanjutnya 500 kalori dan tahun kedua 400 kalori. Asupan cairan 3
liter/hari, 2 liter di dapat dari air minum dan 1 liter dari cairan yang ada pada kuah
sayur,buah dan makanan yang lain, mengkonsumsi tablet besi 1 tablet tiap hari
2) Pola Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi
frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi
frekuensi, warna jumlah. Miksi normal bila dapat BAK spontan setiap 3-4
jam.Kesulitan BAK dapat disebabkan karena springter uretra tertekan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi muskulo springter ani selama persalinan, atau
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Ermiati et al., 2009) didapatkan hasil
pvalue 0.017 dapat disimpulkan terdapat hubungan antara pola eliminasi dengan luka
perineum ibu post partum. Rasa nyeri dan ketakutan akibat trauma pada perineum
Pemberian air hangat pada perineum meningkatkan suplai darah ke jaringan yang
luka dan memberikan rasa relaksasi yang akan menstimulasi saraf sensorik, yang
akhirnya akan menstimulasi refleks berkemih. Pada saat persalinan terjadi trauma
pada uretra dan kandung kemih akibat penekanan kepala janin. Dinding kandung
kemih mengalami hiperemis dan edema, uretra, dan meatus externa juga
3) Pola istirahat
Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memulihkan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Fatmawati, R., & Hidayah, 2019)
didapatkan rerata tidur siang 67,14±24,37 menit dan tidur malam 424,6±50,77 menit.
Hasil ini menunjukkan pola tidur siang ibu nifas adalah 1 jam lebih 25 menit dan
tidur malam selama 7 jam 45 menit. Data hasil penelitian menunjukkan pola tidur
siang ibu nifas termasuk dalam kategori normal dalam rentang 1-2 jam dan tidur
Pada masa postpartum, ibu membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup. Istirahat
sangat penting untuk ibu menyusui, serta untuk memulihkan keadaannya setelah
hamil dan melahirkan. (Bahiyatun, 2009). Kebutuhan istirahat bagi ibu menyusui
minimal 8 jam sehari, yang dapat dipenuhi melalui istirahat malam dan siang
(Sulistyawati, 2009). Kurang istirahat atau tidur pada ibu postpartum akan
Dikaji untuk mengetahui apabila pasien mempunyai kebiasaan yang kurang baik
dalam perwatan kebersihan dirinya, maka badan harus dapat memberikan bimbingan
2013a)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Tulas et al., 2017) diperoleh hasil uji
antara perawatan luka perineum dengan perilaku personal hygiene pada pasien ibu
menyebabkan adanya benda asing seperti debu dan kuman. Adanya benda asing,
kekuatan regangan luka menjadi tetap rendah. Perawatan perineum yang tidak benar
dapat mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lokhea dan lembab akan sangat
ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi kandung
5) Pola Kebiasaan
Dikaji untuk mengetahui apakah pola kebiasaan yang merugikan kesehatan ibu
seperti merokok dan memakai obat-obatan yang tidak dianjurkan. (Saifudin, 2014)
a. Merokok
menurunkan produksi ASI. Dan apabila produksi ASI berkurang secara tidak
langsung akan memicu peluang untuk early weaning atau menyapih terlalu dini
perubahan hormonal, metabolism dan status zat gizi dalam tubuh. Penelitian
leptin dan very low density Lipoprotein yang dapat berakibat gangguan metabolic
pada keturunan.
Pada ASI yang dihasilkan oleh ibu yang merokok ditemukan terdapat
kandungan nikotin yang parallel dengan bau rokok yang tercium dari ASI. Selain
paparan dini dari nikotin pada bayi paparan rasa ASI yang dihasilkan dapat
berpengaruh pada preferensi bayi setelah beranjak dewasa. Pada penelitian Haris
(2016) ditemukan bahwa bayi dengan ibu menyusui yang merokok memiliki
Kerja Puskesmas Lubuk Basung Tahun 2020 menyebutkan bahwa asap rokok
mengandung sekitar 7.000 bahan kimia yang terdiri dari partikel dan gas yang
perokok pasif lebih besar terpapar asap rokok dai pada perokok aktif. Oleh karena
itu ibu-ibu yang dalam masa menyusui untuk menghindari asap rokok darin
perokok aktif. Hubungan Keberadaan Perokok Pasif dengan Produksi ASI pada
Tahun 2020. Menurut asumsi peneliti, adanya pengaruh keberadaan perokok pasif
dengan kelancaran produksi ASI, karena perokok pasif 6 kali lebih besar terpapar
asap rokok dari perokok aktif. Oleh karena itu diharapkan kesadaran para suami,
keluarga yang lainnya untuk tidak merokok berdekatan dengan keluarga yang
tidak merokok. Dan kesadaran para ibu menyusui yang seharusnya menghindar
ketika ada orang yang merokok jugamasih kurang dengan membiarkan tetap
b. Konsumsi Jamu
Jamu yang menjadi pantangan untuk dikonsumsi adalah jamu yang terbuat dari
bahan sintetik dan merupakan jamu adukan. Karena jamu adukan yang cenderung
kental dan keruh akan mempengaruhi jalannya ASI sekaligus membuat ASI
c. Konsumsi alkohol
Ibu yang mengkonsumsi alkohol selama massa nifas akan berpengaruh pada
dari Mayo Clinic apabila masa menyusui seoran ibu tetapi mengkonsumsi
alkohol, maka alkohol tersebut dapat masuk ke dalam ASI, dengan konsentrasi
d. Konsumsi Obat
Apakah ibu yang menyusui yang sedang tidak diperbolehkan minum obat?
Beberapa obat memang tidak dapat masuk melalui ASI, sehingga memiliki
dokter
e. Berpuasa
Penelitian Tigas et al (2002) menunjukkan bahwa pada ibu menyusui yang tidak
dengan penurunan produksi ASI. Oleh karena itu berpuasa dalam jangka pendek
aman untuk keluaran ASI, karena tubuh memiliki respon fisiologis yang dapat
Untuk mengetahui bagaimana keadaan mental dan kepercayaan yang digunakan ibu
dalam menjalani masa nifas ini, dan respon keluarga terhadap ibu dan bayinya.
(Saifudin, 2014)
Suami merupakan du-kungan pertama dan utama dalam memberikan dukungan sosial
kepada istri sebelum pihak lain yang memberikan. Hal ini karena suami adalah orang
pertama yang menyadari adanya perubahan fisik dan psikis diri pasangannya.
suami kepada istri dapat membantu mempercepat penyesuaian diri terhadap peran
barunya sebagai ibu. Besarnya manfaat yang dirasakan individu terhadap hubungan
(Oktaputrining et al., 2018) didapatkan hasil (p) = 0,001 yang berarti ada hubungan
yang sangat signifikan antara dukungan sosial dan kepuasan pernikahan dengan
komunikasi dan hubungan emosional yang hangat sangat penting untuk mengurangi
gejala munculnya post partum blues. Kepuasan pernikahan menjadi faktor utama
dalam membantu seorang ibu melewati proses adaptasi dalam proses pasca
merawat bayi, memandikan, dll serta ikut bangun dimalam hari mampu membantu
2. Data Obyektif
a. Kondisi Umum
1) Keadaan Umum/Kesadaran
Untuk mengetahui keadaan ibu, secara umum nifas normal biasanya baik.
(Marmi, 2017:180)
2) Suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada
pada saat persalinan. Tetapi umumnya setelah 12 jam post partum suhu tubuh
kembali normal. Kenaikan suhu umunya terjadi pada masa nifas sekitar 0,5 ℃
dari keadaan normal, bila suhu mencapai >38℃ perlu dicurigai terhadap
3) Nadi
Nadi berkisar antara 60-80x/menit. Denyut nadi diatas 100 x/menit pada masa
4) Pernafasan
Tekanan darah
Pada beberapa kausu ditemukan keadaan hipertensi postpartum, tetapi keadaan
b. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Muka: Kelopak mata: ada edema atau tidak, Konjungtiva: merah muda atau
pucat Skelra: putih atau tidak. Mulut dan gigi: Lidah bersih, gigi: tidak ada
karies.
2) Leher
Kelenjar tyroid ada pembesaran atau tidak. Kelenjar getah bening ada
3) Dada
Jantung: irama jantung teratur, paru-paru; ada ronchi dan wheezing atau tidak.
5) Genitalia
inspeksi vagina dan serviksdengan cermat, lihat kebersihan pada genitalia ibu,
ibu harus selalumenjaga kebersihan pada alat genitalianya karena pada masa
1) Payudara: bentuk simetris atau tidak, putting susu menonjol atau tidak,
2) Abdomen
Bekas luka operasi untuk mengetahui apakah pernah SC atau operasi lain.
Konsistensi: keras atau tidak benjolan ada atau tidak; Pembesaran (liver): ada
simfisis
simfisis
3. Asessment
a. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Para, Abortus, Anak hidup,
1) Data subjektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak,
2) Data objektif
Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang
b. Masalah
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien.
1) Data subjektif
2) Data objektif
c. Diagnosa Potensial
hal tersebut benar-benar terjadi. Melakukan asuhan yang aman penting sekali
Pada langkah ini dilakukan tindakan segera oleh bidan atau dokter atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim yang lain sesuai
4. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien dan
keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan scara efektif dan efisien.
(Rukiyah, 2013)
darah, nadi, suhu, respirasi, kandung kemih,tinggi TFU, dan pengeluaran pervaginam
a. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup seperti tidur siang sangat diperlukan ibu
Dari hasil penelitian tentang gambaran pola tidur ibu nifas dapat disimpulkan bahwa
paling lama tidur siang ibu nifas 120 menit dan tidur malam 520menit dengan rerata
1 jam 25 menit dan tidur malam 7 jam 47,5 menit. (Fatmawati et al., 2019)
b. Memberitahu ibu tentang gizi yang seimbang agar kebutuhan bayi pada masa laktasi
c. Memberitahu ibu tentang perawatan tali pusat agar tidak mengompresnya dengan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Rostarina & Hadi, 2021) mengenai Efektivitas
Perawatan Tali Pusat Dengan Metode Terbuka, Kolostrum dan Asi Pada Bayi Baru
Lahir Terhadap Lamanya Pelepasan Tali Pusat di Klinik Bidan Praktek Mandiri
Jakarta Selatan. menunjukkan nilai p-value yaitu 0,023 (<alpha = 0,05). Terdapat
perbedaan atau pengaruh waktu pelepasan berdasarkan jumlah jam pada kelompok
metode ASI dan kelompok metode terbuka. Menjadi masukan dan menambah
wawasan bagi perawat dan ibu serta masyarakat untuk meningkatkan perawatan tali
pusat bayi baru lahir untuk mencegah infeksi dan kompikasi yang mungkin muncul
g. Memberitahukan ibu untuk cukup air putih sebanyak 14 gelas pada 6 bulan pertama
i. Melakukan aktivitas fisik selama 30 menit dengan intensitas ringan sampai sedang
j. Bagi ibu yang bersalin secara section cesaria maka harus menjaga kebersihan luka
persalinan
- Bengkak di wajah, tangan dan kaki atau sakit kepala hebat dan kejang-kejang
Apabila menjumpai salah satu tanda diatas untuk segera dating ke Fasyankes
Afrida, B., & Aryani, N. (2022). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi, Balita,
Anggraeny, O., Ayuningtyas, & Ariestiningsih, D. (2017). Gizi Prakonsepsi, Kehamilan, dan
Aritonang, J., & Simanjuntak, Y. (2021). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Aulia, D., Solehati, T., & Sukmawati, S. (2023). Intervensi Perawatan Luka Perineum Dengan
NaCl 0,9% Untuk Penyembuhan Pasca Episiotomi: Studi Kasus. Nursing Sciences Journal,
Bahiyatun. (2009b). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal: Vol. 1. Bahiyat. EGC.
Endah, E., & Rizkyana, S. (2014). HUBUNGAN POLA NUTRISI IBU POST PARTUM
Erlin Novitasari, Wardana, K. E. L., Natalia, M. S., Nurahmawati, D., Rochkmana, M. J.,
Yuliana, W., Destriani, S. N., Dewi, M. M., Solama, W., Apriani, L. A., Destariyani, E.,
Widiani, N. N. A., & Susianti. (2023). Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi
eliminasi Buang Air Kecil (BAK) pada ibu postpartum spontan. Maj Obstet Ginekol
Indones, 32 No 4, 206–211.
Fatmawati, R., & Hidayah, N. (2019). (2019). Gambaran Pola Tidur Ibu Nifas. Journal Infokes,
9(2), 44–47.
Fatmawati, R., Hidayah, N., Iii, D., & Surakarta, M. (2019). GAMBARAN POLA TIDUR IBU
NIFAS. Infokes: Jurnal Ilmiah Rekam Medis Dan Informatika Kesehatan, 9(2), 44–47.
https://doi.org/10.47701/INFOKES.V9I2.832
Hadi, Y., & Fairus, M. (2014). Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Involusi Uterus Pada
Ibu Post Partum Di Wilayah Kerja Puskesmas Ketapang Lampung Utara. Jurnal Kesehatan
Hanifah1, D., Putriningrum3, R., Pengetahuan, H., Post, I., Tentang, P., Luka, P., Dengan, P.,
Penyembuhan, L., Rsu, L., & Klaten, I. (2023). Hubungan Pengetahuan Ibu Post Partum
Tentang Perawatan Luka Perineum Dengan Lama Penyembuhan Luka Rsu Islam Klaten.
Hutabarat, V., Sitepu, A., Jeniawaty, Argaheni, N., & Kasanah, U. (2022). Buku Ajar Nifas S1
Kaparang, M., Danaz, Amir, Suprapti, & Lontaan. (2023). BUNGA RAMPAI ASUHAN
Lestari, S., Wijayanti, K., & Santoso, B. (2022). Potensi Hydrogel Daun Sirih Merah Terhadap
Mertasari, N., & Sugandi. (2023). Asuhan Masa Nifas dan Menyusui. RajaGrafindo Persada.
https://www.google.co.id/books/edition/Asuhan_Masa_Nifas_dan_Menyusui/
9zrdEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=perubahan+hormon+ibu+nifas&pg=PA18&printsec=frontcover
Niam, F., Wijayanti, L, & Kristianti, S. (2022). HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG
Oktaputrining, D., C., S., & Suroso, S. (2018). Post Partum Blues: Pentingnya Dukungan Sosial
https://doi.org/10.24167/psiko.v16i2.1217
Parulian, T. S., Sitompul, J., & Oktrifiana, A. N. (2016). Pengaruh Teknik Effleurage Massage
Rahmawati, E., Nurhidayati, S., Mustari, R., & Yanti, L. (2023). Asuhan Kebidanan Pada Ibu
RI, K., & JICA. (2022). BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK. Kementrian Kesehatan RI.
Rini, S., & Kumala, F. (2017). Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based Practice.
Deepublish.
Saifudin. (2014). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Bina
Saragih, R. (2023). ASUHAN KEBIDANAN PASCA PERSALINAN & MENYUSUI. Rena Cipta
mandiri.
Sari, L. P., Aji, S. P., Kusuma, D. C. R., Puspita, R., Nurvitasari, R. D., Novianti, Suriati, I.,
Saleh, U. K. S., Elfina, Heyrani, Argaheni, N. B., Satria, E., & Epi, A. (2022). ASUHAN
Sari Priyanti, Dian Irawati, & Agustin Dwi Syalfina. (2020). Frekuensi Dan Faktor Risiko
6(1), 1–9.
Setyorini, D., Putri, K., Danti, R., & Putri, R. (2023). Bungan rampai keperawatan maternitas
Sihombing, S. (2018). Hubungan Pekerjaan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pemberian Asi Ekslusif
Di Wilayah Kerja Puskesmas Hinai Kiri Tahun 2017. Midwife Journal, 5(01), 40–45.
Soetrisno, Cahyanto, B., Novika, R., & Nurinasari, H. (2023). DUKUNGAN PSIKOKURATIF
Tulas, V., Kundre, R., & Bataha, Y. (2017). Hubungan Perawatan Luka Perineum Dengan
Perilaku Personal Hygiene Ibu Post Partum Di Rumah Sakit Pancaran Kasih Gmim
Wahyuningsih. (2019). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Post Partum Panduan Persiapan
Wulandari, M., Setiarini, T., Tatangindatu, M., & Rambi, C. (2023). KEPERAWATAN
Yuliana, W., & Hakim, B. (2020). Emodemo Dalam Asuhan Kebidanan Masa Nifas. yayasan
DI PUSKESMAS GRABAG II
Pengkajian
A. IDENTITAS
B. DATA SUBYEKTIF
1) Alasan Datang
Ibu dalam masa nifas setelah melahirkan bayinya pada pukul 04.00 WIB pada
2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan masih merasa mulas pada perutnya setelah proses persalinan
3) Riwayat Kesehatan
a. Dahulu
DM, asma
b. Sekarang
DM, asma
c. Keluarga
4) Riwayat Obstetri :
a) Riwayat Haid
(6) Banyaknya :
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan, persalinan dan nifas yang pertama
Paritas : 2 Abortus : 0
5) Riwayat KB
a) Pola Nutrisi
Makan
Makan pokok : 1x
Komposisi :
Buah : jeruk
Camilan : roti
2) Minum
b) Pola Eliminasi
d) Hubungan Seksual
e) Istirahat/ Tidur
Ibu istirahat setelah persalinan dan duduk sambil menyusui bayinya
Ibu sudah miring kanan kiri, duduk dan sesekali berjalan ke kamar kecil
Merokok : Tidak
Obat-obatan : Tidak
Jamu : Tidak
h) Pola menyusui
Ibu melakukan IMD, menyusui setiap bayi menginginkan, ASI sudah keluar
a. Riwayat Perkawinan
tahun
i. Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan nifas :tidak ada
j. Penghasilan perbulan
cukup
C. DATA OBYEKTIF
1) Pemeriksaan Fisik :
a) Pemeriksaan Umum
b) Status Present
(3) Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada kelainan bentuk
(4) Mulut : bibir simetris & bersih, tidak ada caries gigi dan
(7) Ketiak : simetris, tidak ada benjolan dan tidak ada pembesaran
kelenjar limfe
(8) Dada : detak jantung teratur (reguler), tidak ada bunyi wheezing
(10) Ekstremitas atas & bawah : simetris, tidak ada oedem, tidak ada
c) Status Obstetrik
(c) Abdomen : perut cembung, ada striae gravidarum dan linea nigra, ada
Kontraksi : baik
(d) Genetalia : lochea rubra, kotor oleh lendir dan darah, sedikit lecet di
2) Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
D. ANALISA
1) Diagnosa Kebidanan
Ny. Y usia 21 tahun P1A0 6 jam postpartum dalam masa nifas fisiologis
E. PENATALAKSANAAN
dan sehat.
Menjelaskan kepada ibu terkait keluhan yang dialami ibu merupakan suatu
proses yang alami yaitu proses kembalinya uterus (rahim) pada kondisi sebelum
hamil.
- Mobilisasi secara bertahap dimulai dari miring kanan dan kiri, dilanjut
- Istirahat cukup, jika bayi tidur sebaiknya ibu ikut beristirahat. Karena
seperti susu, daging, ikan; protein nabati seperti tempe dan kacang-
kacangan; zat besi seperti hati, daging merah dan bayam; vitamin yang
- Meminum tablet zat besi yang diminum sehari sekali sampai hari ke 40
nifas; minum vit A yang diminum 1x24 jam dan setelah 1x24 jam,
yaitu dibersihkan dengan air bersih dari atas ke bawah, mengganti pembalut
setiap 4 jam sekali, setelah BAB dan BAK serta pastikan daerah kemaluan tidak
lembab.
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia mengikuti anjuran dari bidan
Menjelaskan kepada ibu tentang ASI Eksklusif dan cara memperbanyak produksi
ASI, diantaranya:
- ASI Eksklusif adalah bayi yang hanya di beri ASI saja, tanpa tambahan
- Manfaat ASI Ekslusif yaitu ASI sebagai nutrisi, ASI sebagai daya tahan
- Bayi menyusu secara on demand atau setiap 2 jam sekali serta menyusui
Memberikan terapi
- Fe xxx 1x1
- Vit C x 1x1
- Vitamin A 200.000 IU 1x
- Amoxilin x 3x1
Hasil : Sudah didokumentasikan dengan SOAP dalam RM, Register, Buku KIA
Magelang, 18 November 2023
Mengetahui,
Pembimbing Prodi
Pada pembahasan ini akan menjelaskan kesenjangan yang ada dengan cara
membandingkan teori yang ada dengan praktek yang dilakukan dilahan. Dalam
menjelaskan kesenjangan tersebut menggunakan langkah-langkah dalam manajemen
kebidanan yaitu pengkajian data subyektif, obyektif, analisa dan penatalaksanaan.
A. Subyektif
Berdasarkan pengkajian tanggal 18 November 2023 asuhan kebidanan pada Ny. Y
usia 21 tahun dengan asuhan ibu nifas telah dilakukan. Langkah awal dilakukan
pengkajian yang meliputi data subyektif dan data obyektif melalui anamnesa langsung
pada ibu dan beberapa pemeriksaan. Berdasarkan identitas ibu diketahui bahwa ibu
bernama Ny. Y berusia 21 tahun, suku bangsa Jawa, beragama Islam, pendidikan
terakhir SMA, pekerjaan ibu yaitu IRT, dan beralamat di Grabag II.
Dari data subyektif juga ditemukan umur ibu nifas 21 tahun merupakan umur yang
sehat untuk melakukan reproduksi. Pada penelitian yang dilakukan oleh (Hadi &
Fairus, 2014) didapatkan hasil uji statistic yaitu terdapat hubungan antara umur ibu
dengan kembalinya uterus didapatkan p value 0,022 artinya ada hubungan antara umur
ibu dengan kejadian kembalinya uterus ibu. Umur 20-35 tahun merupakan masa yang
sangat ideal untuk terjadinya proses involusi yang baik. Hal ini disebabkan karena
faktor elastisitas dari otot uterus dalam kondisi vitalitas yang prima sehingga kontraksi
otot dan kembalinya alat- alat kandungan juga semakin cepat karena proses regenerasi
dari sel-sel alat kandungan yang sangat bagus pada usia-usia tersebut. Umur ibu dalam
kasus ini merupakan kategori ideal dalam reproduksi dan tidak ada kesenjangan antara
teori dengan umur ibu.
Keluhan utama Ny. Y yaitu mengatakan masih merasa mulas. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh (Parulian et al., 2016) kepada 20 ibu post partum hari
ke-1 pada 0–2 jam setelah partus yang mengalami nyeri kontraksi uterus. Penelitian ini
dilakukan dengan cara mengobservasi nyeri yang dirasakan oleh ibu post partum,
menggunakan lembar observasi dengan skala nyeri Numeric Rating Scale (NRS). Nyeri
kontraksi uterus meningkat secara bermakna setelah bayi keluar, diakibatkan oleh
keluarnya hormon oksitosin yang dilepas oleh kelenjar hipofisis sehingga dapat
memperkuat dan mengatur kontraksi uterus. Rasa sakit (after pain) seperti mulas-mulas
disebabkan karena kontraksi uterus yang berlangsung 2–4 hari post partum. Kontraksi
pada uterus yang kuat akan mempengaruhi involusi uterus. Rasa nyeri atau afterpaints
ini terjadi ketika ibu menyusui karena produksi ASI menimbulkan pelapasan oksitosin
yang merangsang uterus untuk berontraksi. Hal yang dialami oleh ibu dengan masa
nifas 6 jam merupakan hal yang fisiologis atau normal. Dalam hal ini keluhan utama
ibu sesuai dengan jurnal mengenai after pain pada ibu nifas dan tidak ditemukan
kesenjangan.
B. Obyektif
Menurut teori (Handayani & Pujiastuti, 2016) kenaikan suhu setelah melahirkan
kurang lebih 0,5ºC dari keadaan normal, nadi kembali dalam keadaan normal beberapa
jam setelah melahirkan, biasanya tekanan darah tidak ada perubahan signifikan sistolik
anatara (90-120 mmHg) dan diastolik (60-80 mmHg) dan pada umumnya pernafasan
normal kurang lebih 16-24 kpm. Pada kasus Ny. Y dengan 6 jam nifas tanda-tanda vital
dalam batas normal. Tensi darah 110/70 mmHg, Suhu 36,5ºC, Nadi 80 x/menit dan
pernafasan 22 x/menit.
Pada pemeriksaan fisik menurut teori lochea pada hari 1-2 yaitu lochea rubra
berwarna merah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa
verniks kaseosa, lanugo dan mekonium. Tinggi fundus uteri berada pada 2 jari dibawah
pusat (Maritalia, 2014). Pada kasus Ny.K masa nifas 6 jam lochea berwarna merah
segar, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi kuat, kandung kemih kosong
pengeluaran pervaginam ±50 cc. Pada pemeriksaan ini tidak ada kesenjangan antara
teori dengan pemeriksaan fisik ibu nifas.
C. Analisa
Menurut (Rukiyah, 2013) Pada langkah ini diidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi,
pencegahan, bila memungkinkan menunggu mengamati dan bersiap-siap bila hal
tersebut benar-benar terjadi. Melakukan asuhan yang aman penting sekali dalam hal ini.
Analisa yang didapat dari hasil pengkajian data subyektif dan data obyektif pada Ny.
Y adalah Ny. Y P1A0 umur 30 tahun, nifas 6 jam fisiologis.
D. Pelaksanaan
Penatalaksanaan yang diberikan pada Ny. Y yaitu memberitahukan hasil
pemeriksaan meliputi Tekanan Darah, Nadi, Suhu, dalam kasus ini didapat hasil
pemeriksaan ibu dalam keadaan normal. Hal ini sesuai dengan teori (Marmi, 2016 ).
Pada kasus Ny. Y dijelaskan terkait keluhan yang dialami ibu merupakan suatu
proses yang alami yaitu proses kembalinya uterus (rahim) pada kondisi sebelum hamil
yaitu setelah placenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan
retraksi otot-ototnya. Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus. Mules-mules
sesudah persalinan merupakan akibat dari kontraksi uterus yang biasanya berlangsung
2-3 hari postpartum. Selama dua jam pertama setelah melahirkan, kontraksi uterus
menjadi teratur dan kuat, khususnya pada wanita multipara. Kekuatan kontraksi
miometrium yang terjadi cukup kuat, tekanan intrauterine jauh lebih besar dibanding
sewaktu persalinan (Sukma et al., 2017).
Ny. Y diminta untuk memenuhi kebutuhan pada masa nifas yaitu mobilisasi secara
bertahap dimulai dari miring kanan dan kiri, dilanjut duduk dan berdiri kemudian jalan
secara perlahan. Istirahat cukup, jika bayi tidur sebaiknya ibu ikut beristirahat. Karena
kurangnya istirahat dapat mempengaruhi produksi ASI, memperlambat proses
kembalinya uterus (rahim), dan dapat menyebabkan depresi. Mengkonsumsi makanan
dan minuman yang bergizi, makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi,
kentang dan ketela, protein hewani seperti susu, daging, ikan, protein nabati seperti
tempe dan kacang-kacangan, zat besi seperti hati, daging merah dan bayam, vitamin
yang terkandung dalam buah-buahan, serta kebutuhan minum pada ibu menyusui pada
6 bulan pertama yaitu >8 gelas/hari. Meminum tablet zat besi yang diminum sehari
sekali sampai hari ke 40 nifas; minum vit A yang diminum 1x24 jam dan setelah 1x24
jam (Sukma et al., 2017).
Pada asuhan atau penatalaksanaannya, Ny. Y diminta untuk menjaga kebersihan diri
dan alat genitalia yaitu dibersihkan dengan air bersih dari atas ke bawah, mengganti
pembalut setiap 4 jam sekali, setelah BAB dan BAK serta pastikan daerah kemaluan
tidak lembab.
Ny. Y dianjurkan tetap memberikan ASI secara Eklsklusif pada bayinya, tanpa
tambahan cairan/makanan sampai umur 6 bulan. Menurut (Syamsiah, 2011) ASI
memiliki banyak manfaat, baik bagi ibu maupun bagi bayinya. Komposisi ASI sesuai
dengan kebutuhan bayi yaitu berisi energi, protein, lemak dan laktosa.