Anda di halaman 1dari 34

METABOLISME

MIKROORGANISME

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MAGELANG


Definisi METABOLISME
• Metabolisme adalah sekumpulan proses kimia dan fisika yang terjadi
di dalam tubuh suatu organisme atau makhluk hidup/sel yang dengan
proses tersebut dibentuk protoplasma atau dipelihara dan dihancurkan.
• Metabolit = Produk dari proses metabolisme
• Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme
terjadi selalu menggunakan katalisator enzim.
• Katalisator = zat/senyawa yang dapat mempercepat suatu reaksi tetapi
tidak terlibat dalam reaksinya.
Definisi METABOLISME
• Metabolisme merupakan serentetan reaksi kimia yang terjadi dalam sel
hidup.
• Dalam metabolisme ada dua fase yaitu katabolisme dan anabolisme.
• Secara menyeluruh sebagian besar katabolisme adalah respirasi
seluler di mana glukosa dan bahan bakar organik yang lain dipecah
menjadi karbon dan air dengan membebaskan energi.
• Energi yang diperoleh disimpan dalam molekul-molekul organik dan
digunakan untuk melakukan kerja dari sel.
• Kebalikan dari katabolisme adalah anabolisme, yang merupakan
serangkaian reaksi-reaksi kimia yang membutuhkan energi untuk
membentuk molekul-molekul besar dari molekul-molekul yang lebih
kecil, misalnya pembentukan protein dari asam amino.
Definisi METABOLISME

• Bila dalam suatu reaksi menghasilkan energi maka disebut reaksi


eksergonik .
• Apabila untuk dapat berlangsungnya suatu reaksi diperlukan energi,
reaksi ini disebut reaksi endergonik.
• Kegiatan metabolisme meliputi proses perubahan yang dilakukan untuk
sederetan reaksi enzim yang berurutan.
• Untuk mempercepat laju reaksi-reaksi diperlukan enzim-enzim tertentu
pada setiap tahapan reaksi.
Jenis MIKROORGANISME
• Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran
sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat
bantuan. 
• Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. 
• Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun
bersel banyak (multiseluler).
• Jenis² Mikroorganism
1. Bakteri
2. Virus
3. Parasit
4. Jamur
5. Ragi
Metabolisme MIKROBIAL
• Metabolisme merupakan seluruh peristiwa reaksi-reaksi kimia yang berlangsung
dalam sel makhluk hidup.
• Metabolisme terdiri atas dua proses, yaitu anabolisme dan katabolisme.
• Anabolisme adalah penyusunan senyawa kimia sederhana menjadi senyawa kimia
atau molekul
• Pada peristiwa ini diperlukan energi dari luar.
• Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa
sederhana menjadi senyawa yang lebih kompleks.
• Energi yang digunakan dalam anabolisme dapat berupa energi cahaya atau energi
kimia.
• Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis,
sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan
kemosintesis.
Metabolisme MIKROBIAL
• Katabolisme adalah reaksi pemecahan/pembongkaran
senyawa kompleks menjadi senyawa-senyawa yang lebih
sederhana dengan menghasilkan energi yang dapat
digunakan organisme untuk melakukan aktivitasnya.
• Fungsi reaksi katabolisme adalah untuk menyediakan energi
dan komponen yang dibutuhkan oleh reaksi anabolisme.
Gambar ANABOLISME dan KATABOLISME
• Bakteri dapat mengubah zat kimia dan energi radiasi ke bentuk yang
berguna untuk kehidupannya melalui proses respirasi, fermentasi dan
fotosintesis.
• Dalam respirasi, molekul oksigen adalah penerima elektron utama,
• Dalam fermentasi, molekul bahan makanan biasanya pecah menjadi dua
bagian, dimana yang satu kemudian dioksidasi oleh yang lainnya.
• Dalam fotosintesis, energi cahaya diubah menjadi energi kimia.
• Dalam semua jenis sel dan tanpa menghiraukan mekanisme yang
digunakan untuk mengekstrak energi, reaksi tersebut diiringi oleh
pembentukan Adenosine Triphosphate (ATP).
• ATP adalah perantara yang umum (reaktan) baik dalam reaksi yang
menghasilkan energi maupun reaksi-reaksi yang membutuhkan energi dan
pembentukannya memerlukan mekanisme dimana energi yang tersedia
dapat disalurkan kedalam reaksi biosintesis dari sel yang memerlukan
energi
RESPIRASI
• Respirasi merupakan proses disimilasi, yaitu proses penguraian zat yang
membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam suatu senyawa organik.
• Dalam proses ini, terjadi pembongkaran suatu zat makanan sehingga
menghasilkan energi yang diperlukan oleh organisme tersebut.
• Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil, terjadi pelepasan
energi, reaksinya disebut eksorgenik.
• Respirasi merupakan salah satu dari reaksi katabolik.
• Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen bebas, respirasi dibedakan atas dua
macam, yaitu:
• A. Respirasi aerob, yaitu respirasi yang membutuhkan oksigen bebas. Pada
proses ini, oksigen merupakan senyawa penerima hidrogen akhir.
• B. Respirasi anaerob, yaitu respirasi yang tidak membutuhkan oksigen
bebas. Pada proses ini, senyawa seperti asam piruvat dan asetaldehid berfungsi
sebagai penerima hidrogen terakhir.
A. RESPIRASI AEROB
Respirasi secara aerob, terjadi didalam sitoplasma
dan berlangsung melalui empat tahap, yaitu:
1) Glikolisis,
2) Dekarboksilasi Oksidatif Asam Piruvat,
3) Siklus Krebs (Daur Asam Sitrat),
4) Transpor Elektron/Fosforilasi Oksidasi
1) GLIKOLISIS
• Glikolisis merupakan pengubahan senyawa glukosa menjadi senyawa
piruvat dan ATP tanpa membutuhkan oksigen.
• Prosesnya terjadi di SITOPLASMA/SITOSOL
• Bahan Dasarnya adl Glukosa (Monosakarida/Gula Sederhana)
• Proses glikolisis terdiri atas 10 tahap, yaitu:
• a) Tahap 1: Glukosa yang masuk kedalam sel mengalami fosfolirasi
(penambahan gugus fosfat pd suatu molekul) dengan bantuan enzim
heksokinase dan menghasilkan glukosa 6-fosfat. Untuk keperluan ini ATP
diubah menjadi ADP agar diperoleh energi.
• b) Tahap 2: Glukosa 6-fosfat diubah oleh enzim fosfoglukoisomerase
menjadi bentuk isomernya berupa fruktosa 6-fosfat. (isomer : suatu
senyawa yang memilikirumus kimia yg sama tetapi strukturnya
berbeda)
• c) Tahap 3: Dengan menggunakan energi hasil perubahan ATP menjadi
ADP, fruktosa 6-fosfat diubah oleh enzim fosfofruktokinase menjadi
fruktosa 1,6-bifosfat
• d) Tahap 4: Enzim aldolase mengubah fruktosa 1,6-bifosfat menjadi
dihidroksiaseton fosfat dan gliseraldehida fosfat.
• e) Tahap 5: Terjadi perubahan reaksi bolak balik antara dihidroksi
aseton fosfat dengan gliseraldehid fosfat sehingga akhirnya hanya
gliseraldehid fosfat saja yang digunakan untuk reaksi berikutnya
• f) Tahap 6: Melalui bantuan enzim triosofosfat dehidrogenase,
terjadi perubahan dari gliseraldehid fosfat menjadi 1,3-
bifosfogliserat. Dalam tahap ini juga terjadi transfer elektron
sehingga NAD berubah menjadi NADH, serta pengikatan
fosfat anorganik dari sitoplasma.
• g) Tahap 7: Terjadi perubahan dari 1,3-bifosfogliserat menjadi
3-fosfogliserat dengan bantuan enzim fosfogliserokinase. Pada
tahap ini juga terjadi pembentukan dua molekul ATP dengan
menggunakan gugus fosfat yang sudah ada pada reaksi
sebelumnya.
• h) Tahap 8: Terjadi perubahan 3-fosfogliserat menjadi 2-
fosfogliserat karena enzim fosfogliseromutase memindahkan
gugus fosfatnya.
• i) Tahap 9: Terjadi pembentukan fosfoenol piruvat (PEP) dan 2-
fosfogliserat dengan bantuan enzim enolase, sekaligus juga terjadi
pembentukan 2 molekul air.
• j) Tahap 10: Terjadi perubahan fosfoenol piruvat (PEP) menjadi
asam piruvat dengan enzim piruvatkinase, serta terjadi
pembentukan 2 molekul ATP.
• Pada akhir glikolisis akan dihasilkan 2 molekul asam piruvat
yang berkarbon 3, 2 ATP dan 2 NADH dari setiap perubahan 1
molekul glukosa.

https://www.youtube.com/watch?v=KJrTN9D6PSY
GLIKOLISIS
2) DEKARBOKSILASI OKSIDATIF ASAM PIRUVAT
• Dekarboksilasi oksidatif asam piruvat berlangsung di dalam
mitokondria dan merupakan reaksi kimia yang mengawali siklus
krebs.
• Dalam peristiwa ini terjadi perubahan asam piruvat menjadi molekul
asetil-KoA. Asetil KoA merupakan senyawa berkarbon dua. Dalam dua
peristiwa ini juga dihasilkan satu molekul NADH untuk setiap
pengubahan molekul asam piruvat menjadi asetil-KoA.
DEKARBOKSILASI OKSIDATIF ASAM PIRUVAT
3) SIKLUS KREBS (DAUR ASAM SITRAT)
• Kondisi aerob dalam organisme berlangsung pada dua tahapan berikutnya,
yaitu siklus krebs dan transpor elektron.
• Pada organisme eukariotik, proses ini berlangsung pada matriks dalam
mitokondira sedangkan pada prokariotik, berlangsung dalam sitoplasma.
• Siklus krebs merupakan tahap ketiga dalam respirasi aerob yang mempunyai
tiga fungsi, yaitu menghasilkan NADH, FADH2, ATP serta membentuk
kembali oksaloasetat. Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus krebs
selanjutnya. Dalam siklus krebs, dihasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP
4) TRANSPOR ELEKTRON
• Pada dasarnya, transpor elektron merupakan peristiwa pemindahan elektron.
• Elektron tersebut berasal dari NADH dan FADH dari suatu substrat ke
substrat lain secara berantai disertai pembentukan ATP melalui proses
Fosforilasi oksidatif.
• Fosforilasi oksidatif merupakan proses penambahan gugus posfat anorganik
ke molekul ADP.
• Dalam transpor elektron, yang menjadi penerima elektron terakhir adalah
oksigen sehingga pada akhir peristiwa ini terbentuk O.
• NADH dan FADH dalam transpor elektron berfungsi sebagai senyawa
pereduksi yang menghasilkan ion hidrogen.
• Setiap molekul NADH yang memasuki rantai transpor elektron akan
menghasilkan 3 molekul ATP, dan setiap molekul FAD akan menghasilkan 2
molekul ATP.
B. Respirasi Anaerob (Fermentasi)
• Fermentasi adalah proses pembebasan energi tanpa oksigen.
• Ciri-ciri dari fermentasi adalah:
• 1. Terjadi pada organisme yang tidak membutuhkan oksigen bebas.
• 2. Tidak terjadi penyaluran elektron ke siklus krebs dan transpor elektron.
• 3. Energi (ATP) yang terbentuk lebih sedikit jika dibandingkan dengan
respirasi aerob yaitu 2 molekul ATP setiap mol glukosa.
• 4. Jalur yang ditempuh ialah glikolisis dan pembentukan alkohol (fermentasi
alkohol) dan pembentukan asam laktat.
• 5. Menghasilkan produk berupa asam-asam organik, alkohol dan gas.
• 6. Organisme anaerobik juga menghasilkan energi, yaitu melalui reaksi-reaksi
yang disebut fermentasi yang menggunakan bahan organik sebagai donor dan
akseptor elektron.
FOTOSINTESIS
• Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan
karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang
mengandung zat hijau daun atau klorofil.
• Selain tumbuhan berklorofil, makhluk hidup non-klorofil lain yang
berfotosintesis adalah alga dan beberapa jenis bakteri.
• Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat hara, karbon
dioksida dan air serta bantuan energi cahaya matahari.
• Terjadi pada algae, tumbuhan dan beberapa prokariotik:
• Terdiri atas 2 reaksi utama: Photophosphorylation (reaksi terang) dan
fiksasi karbon dioksida (reaksi gelap)
Reaksi terang terjadi Pemecahan air (H2O) menjadi ion Hidrogen
(H+) dan molekul air menggunakan energi cahaya, menghasikan
O2, ATP, dan NADP H2. Reaksi gelap terjadi pengikatan
karbondioksida (CO2) dan kombinasikan dengan ion hidrogen (H+)
sehingga membentuk gula.
FOTOSINTESIS
• Pada kelompok bakteri dapat dibedakan atas: anoxygenic dan oxygenic
photosynthesis.
• a. Anoxygenic Photosynthesis yaitu proses fotosintesis yang tidak
menghasilkan O2 dan H2S berperan sebagai donor elektron. Fungsi
utama adalah menghasilkan ATP melalui cyclic photophosphorylation
• b. Oxygenic photosynthesis Proses fotosintesis yang menghasilkan O2
dan H2S berperan sebagai donor elektron. Fungsi umum menghasilkan
NADPH dan ATP untuk fiksasi karbon.
Jalur-jalur Fermentasi
Organisme dan Produk Fermentasi
HIDROGEN SULFIDA (H2S)
• H2S adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau
seperti telur busuk.
• Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakteri mengurai bahan
organik dalam keadaan tanpa oksigen (aktivitas anaerobik), seperti di rawa,
dan saluran pembuangan kotoran.
• Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan 
gas alam.
• Hidrogen sulfida juga dikenal dengan nama sulfana, sulfur hidrida, gas
asam (sour gas), sulfurated hydrogen, asam hidrosulfurik, dan gas
limbah (sewer gas). IUPAC menerima penamaan "hidrogen sulfida" dan
"sulfana"; kata terakhir digunakan lebih eksklusif ketika menamakan
campuran yang lebih kompleks.
• Produksi H2S oleh bakteri adalah melalui proses reduksi sulfat dan
kandungan sulfur organik pada kotoran dalam kondisi anaerob. 
• Pembentukan H2S yang lain adalah melalui elemen sulfur dan
senyawa yang mengandung sulfur kemudian kontak dengan material
organik dengan temperatur tinggi.
• Polutan pencemar udara yang berasal dari sektor sampah salah
satunya yaitu hidrogen sulfida (H2S). Gas tersebut berasal dari proses
dekomposisi sampah.
• Gas H2S tersebut jika menyebar ke udara akan menurunkan kualitas
udara di lingkungan sekitarnya.
• H2S bersifat racun bagi tubuh dan juga memiliki bau busuk sehingga
secara estetika tidak dapat diterima. Jadi, penumpukan sampah yang
membusuk tidak dapat dibenarkan.
• Pengaruh sampah terhadap kesehatan dapat dikelompokkan menjadi efek
yang langsung dan tidak langsung.
• Yang dimaksud efek langsung adalah efek yang disebabkan oleh kontak
langsung dengan sampah tersebut. Misalnya, sampah beracun, sampah
korosif terhadap tubuh, teratogenik dan lain-lain.
• Pengaruh tidak langsung dapat dirasakan masyarakat akibat proses
pembusukan, pembakaran, dan pembuangan sampah.
• Dekomposisi sampah biasanya terjadi secara aerobik, dilanjutkan secara
fakultatif, dan secara anaerobik apabila oksigen telah habis.
• H2S lebih banyak dan lebih cepat diabsorbsi melalui inhalasi daripada
lewat paparan oral, sedangkan pada kulit H2S yang terserap hanya dalam
jumlah sangat kecil.
• Gas ini bersifat korosif terhadap metal dan menghitamkan berbagai
material.
• H2S ini sering terdapat di udara pada lapisan bagian bawah dan ditemukan
di sumur atau saluran air buangan.
• Biasanya H2S ini ditemukan dengan gas beracun lain seperti metana
(CH4) dan karbon dioksida (CO2).
• H2S dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan manusia, terutama
jika terpapar melalui udara. Paru-paru dapat dengan cepat menyerap gas
H2S ini. Oleh karena itu, sistem pernapasan merupakan organ yang paling
sensitif bila terkena paparan H2S.
• Gas H2S dengan konsentrasi 500 ppm, dapat menyebabkan kematian,
edema pulmonary dan asphyxiant.
• Hidrogen sulfida termasuk dalam golongan asphyxiant karena efek
utamanya adalah melumpuhkan pusat pernapasan, sehingga kematian
disebabkan oleh terhentinya pernapasan.
• Sebuah penelitian di Finlandia menyebutkan terdapat dampak kronis
berupa batuk, infeksi pada saluran pernapasan dan sakit kepala pada
paparan H2S dengan konsentrasi 2,3 μg/m3 , 24 μg/m3 dan 152 μg/m3
maksimum selama 24 jam (Parti-Pellinen dkk, dalam Sianipar, 2009).
Keluhan pernapasan yang diteliti pada penelitian ini meliputi batuk, sesak
nafas dan gatal tenggorokan.
• Pada umumnya, pada konsentrasi 0,0005 sampai dengan 0,3 ppm, manusia
dapat dengan mudah mengenali bau H2S. Bila konsentrasi yang ditemukan
lebih tinggi akan menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan
penciuman. H2S dilepaskan dari sumbernya terutama sebagai gas dan
menyebar di udara pada lapisan bawah, dekat dengan manusia. Gas ini
dapat bertahan di udara rata-rata 18 jam sampai 3 hari. Selama rentang
waktu tersebut, H2S bisa berubah menjadi sulfur dioksida (SO2).

SILAHKAN BACA Pengetahuan Umum H2S dan Pengaruhnya Terhadap Manusia


https://www.youtube.com/watch?v=Sjcsy5_n8lM  Siklua Kreb

Anda mungkin juga menyukai