Anda di halaman 1dari 14

Laporan Pendahuluan

Nifas
Dosen Pengampu: Linda Andri Mustofa, SSiT., M.Kes

Disusun Oleh:
Amelia Putri Ayu Busono (202107001)

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


STIKES KARYA HUSADA KEDIRI
2023/2024
A. PENGERTIAN
Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama
6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya
persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti
keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya perubahan
fisiologi dan psikologi karena proses persalinan(Saleha, 2009).
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan
untukselalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan yang kurang
maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah,
bahkan dapat berlanjut padakomplikasi masa nifas, seperti sepsis
puerperalis. Jika ditinjau dari penyabab kematianpara ibu, infeksi
merupakan penyebab kematian terbanyak nomor dua setelah
perdarahan sehingga sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan
perhatian yang tinggi pada masa ini. Adanya permasalahan pada ibu akan
berimbas juga kepada kesejahtaraan bayi yang dilahirkan karena bayi
tersebut tidak akan mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya.
Dengan demikian, angka morbiditas dan mortalitas bayi pun akan semakin
meningkat (Sulistyawati, 2009).

B. PERIODE NIFAS
Menurut Mitayani (2009), Nifas dibagi menjadi 3 periode, yaitu:
1. Peurperium Dini (Early postpartum) yaitu kepulihan dimana ibu
telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan pada 24 jam pertama postpartum
2. Peurperium Intermedial (Immediate postpartum) yaitu kepulihan
menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
3. Remote peurperium (Late Postpartum) adalah masa pada minggu kedua
sampai dengan minggu keenam postpartum dimana waktu yang diperlukan
untuk pulih dansehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu
persalinan mempunyai komplikasi (bisa dalam berminggu-minggu, berbulan-
bulan dan bertahun-tahun)
C. PERUBAHAN PADA MASA NIFAS
1. Perubahan Fisik
a. Involusi
Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan
atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan
seperti sebelum hamil.
Proses involusi terjadi karena adanya:
1) Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena
adanya hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang
sepuluh kali dan menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan
susut kembali mencapai keadaan semula. Penghancuran jaringan tersebut
akan diserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh ginjal yang menyebabkan
ibu mengalami beser kencing setelah melahirkan.
2) Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot setelah
anak lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena
adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterusyang
tidak berguna. Karena kontraksi dan retraksi menyebabkan terganggunya
peredaran darah uterus yang mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang
diperlukan sehingga ukuran jaringan otot menjadi lebih kecil.
3) Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi pada
jaringan otot uterus.

Involusi Pada alat kandungan meliputi:


1) Uterus
Uterus Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena
kontraksi dan retraksi otot-ototnya.

Tabel Perubahan Uterus Setelah Melahirkan


Involusi TFU Berat Diameter Keadaan
Uterus Bekas Cervix
Melekat
Plasenta
Setelah Sepusat 1000 gr 12,5 cm Lembek
plasenta lahir
1 minggu
2 Minggu Pertengahan 500 gr 7,5 cm Dapat
pusat dilalui 2
symphisis jari
tak teraba
6 Minggu Sebesar 50 gr 2,5 cm Dapat
hamil 2 dimasuki 1
minggu jari
8 Minggu Normal 30 gr
2) Involusi tempat plasenta
permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darahbesar
yang tersumbat oleh trombus. Luka bekas implantasi plasenta tidak
meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan
pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka. Endometrium
ini tumbuh daripinggir luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
3) Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang
besar,tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah
yang banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas.
4) Perubahan pada cervix dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui oleh 2
jari,pada akhir minggu pertama dapat dilalui oleh 1 jari saja. Karena
hiperplasi ini dan karena karena retraksi dari cervix, robekan cervix jadi
sembuh. Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun
mencapai ukuran yang normal. Pada minggu ke 3 post partum ruggae mulai
nampak kembali.
b. After pains/ Rasa sakit Disebabkan koktraksi rahim biasanya
berlangsung 3 – 4 hari pasca persalinan.Perlu diberikan pengertian pada
ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu analgesik.
c. Lochia
Lochia adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam
masa nifas. Lochia bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari
darah menstruasi. Lochia ini berbau anyir dalam keadaan normal, tetapi
tidak busuk.
Pengeluaran lochia dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya yaitu
lokia rubra berwarna merah dan hitam terdiri dari sel desidua, verniks
kaseosa,rambut lanugo, sisa mekonium, sisa darah dan keluar mulai hari
pertama hingga hari ketiga.

1) Lochea rubra (cruenta)


Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
vernik caseosa, lanugo, mekonium. Selama 2 hari pasca persalinan.
2) Lochea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari 3–7 pasca persalinan.
3) Lochea serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke 2–4
pascapersalinan.
4) Lochea alba
Cairan putih setelah 2 minggu.
5) Lochea purulenta
Terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah, berbau busuk.
6) Lacheostatis
Lochea tidak lancar keluarnya.
d. Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu
lama,biasanya akan pulih dalam 6 minggu. Ligamen fascia dan diafragma
pelvisyang meregang pada waktu partus setelah bayi lahir berangsur
angsur mengecil dan pulih kembali.Tidak jarang uterus jatuh ke belakang
menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum jadi kendor.
Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan pasca
persalinan.( Rustam M, 1998:130)
e. Sistem kardiovaskuler
Selama kehamilan secara normal volume darah untuk
mengakomodasi penambahan aliran darah yang diperlukan oleh placenta
dan pembuluh darah uterus. Penurunan dari estrogen mengakibatkan
diuresis yang menyebabkan volume plasma menurun secara cepat pada
kondisi normal. Keadaan ini terjadipada 24 sampai 48 jam pertama setelah
kelahiran. Selama ini klien mengalamisering kencing. Penurunan
progesteron membantu mengurangi retensi cairan sehubungan dengan
penambahan vaskularisasi jaringan selama kehamilan.
f. Ginjal
Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari volume
darah dan ekskresi produk sampah dari autolysis. Puncak dari aktifitas ini
terjadi pada hari pertama post partum.
g. Sistem hormonal
1) Oksitosin
Oksitosin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan bereaksi pada
ototuterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan aksi
oksitosin menyebabkan pelepasan plasenta. Setelah itu oksitosin beraksi
untuk kestabilan kontraksi uterus, memperkecil bekas tempat perlekatan
plasenta dan mencegah perdarahan. Pada wanita yang memilih untuk
menyusui bayinya, isapan bayi menstimulasi ekskresi oksitosin diamna
keadaan ini membantu kelanjutan involusi uterus dan pengeluaran susu.
Setelah placenta lahir, sirkulasi HCG, estrogen, progesteron dan hormon
laktogen placenta menurun cepat, keadaan ini menyebabkan perubahan
fisiologis pada ibu nifas
2) Prolaktin
Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi oleh
glandula hipofise anterior bereaksi pada alveolus payudara dan
merangsang produksi susu. Pada wanita yang menyusui kadar prolaktin
terus tinggi dan pengeluaran FSH di ovarium ditekan. Pada wanita yang
tidak menyusui kadar prolaktin turun pada hari ke 14 sampai 21 post
partum dan penurunan ini mengakibatkan FSH disekresi kelenjar hipofise
anterior untuk bereaksi pada ovarium yang menyebabkan pengeluaran
estrogen dan progesteron dalam kadar normal, perkembangan normal
folikel de graaf, ovulasi dan menstruasi.
3) Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu
ibu.Air susu ibu ini merupakan makanan pokok, makanan yang terbaik
dan bersifat alamiah bagi bayi yang disediakan oleh ibu yamg
baru saja melahirkan bayi akan tersedia makanan bagi bayinya dan ibunya
sendiri.
h. Tanda – tanda vital
1) Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat celsius.
Sesudah partus dapat naik kurang lebih 0,5 derajat celsius dari keadaan
normal, namun tidak akan melebihi 8 derajat celsius. Sesudah dua jam
pertama melahahirkan umumnya suhu badan akan kembali normal. Nila
suhu lebih dari 38 derajatcelsius, mungkin terjadi infeksi pada klien.
2) Nadi berkisar antara 60-80 denyutan permenit setelah partus, dan dapat
terjadi Bradikardia. Bila terdapat takikardia dan suhu tubuh tidak panas.
Mungkin ada pendarahan belebihan atau ada vitium kordis pada penderita
pada masanifas umumnya denyut nadi labil dibandingkan dengan
suhu tubuh,sedangkan pernafasan akan sedikit meningkat setelah
partus kemudiankembali seperti keadaan semula.
3) Tekanan darah pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi
postpartumakan menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat
penyakit-penyakitlain yang menyertainya dalam setengah bulan
tanpa pengobatan (Saleha,2009).
2. Perubahan Psikologis
Menurut Suherni, dkk (2009), perubahan fisiologis pada ibu nifas adalah
sebagai berikut
a. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan. Dalam masa ini
terjadi interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal
ini dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak
memerlukan hal-hal yang romantis, masing-masing saling
memperhatikan bayinya dan menciptakan hubungan yang baru.
b. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu
berusaha bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk
menguasai ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu
berkosentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air
kecil atau buang air besar.
c. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi.( Persis Mary H, 1995). Sedangkan stres
emosional pada ibu nifas kadang-kadang dikarenakan kekecewaan
yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu
makan dan pola tidur terganggu.

Manifestasi ini disebut dengan post partum blues dimana terjadi pada
hari ke 3-5post partum.
D. PERAWATAN MASA NIFAS

Setelah melahirkan, ibu membutuhkan perawatan yang intensif untuk


pemulihan kondisinya setelah proses persalinan yang melelahkan.
Dimana perawatan post partum meliputi:
1. Mobilisasi Dini
Karena lelah sehabis melahirkan, ibu harus istirahat tidur telentang
selama 8 jampasca persalinan. Kemudian boleh miring kekanan kekiri
untuk mencegah terjadinya trombosis dan trombo emboli. Pada hari
kedua diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari keempat
atau kelima sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas memiliki
variasi tergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya
luka-luka.
Keuntungan dari mobilisasi dini adalah melancarkan pengeluaran
lochia, mengurangi infeksi purperium, mempercepat involusi alat
kandungan, melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat
perkemihan, meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga
mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme
2. Rawat Gabung
Perawatan ibu dan bayi dalan satu ruangan bersama-sama sehingga ibu
lebih banyak memperhatikan bayinya, segera dapat memberikan ASI
sehingga kelancaran pengeluaran ASI lebih terjamin
3. Pemeriksaan Umum
Pada ibu nifas pemeriksaan umum yang perlu dilakukan antara lain
adalah kesadaran penderita, keluhan yang terjadi setelah persalinan.
4. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus pada ibu nifas meliputi:
a. Fisik :Tekanan darah, nadi dan suhu
b. Fundus uteri :Tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
c. Payudara : Puting susu, pembengkakan, pengeluaran ASI
d. Patrun lochia : Locia rubra, lochia sanginolenta, lochia serosa,lochia
alba
e. Luka jahitan episiotomi : Apakah baik atau terbuka, apakah ada
tanda-tanda infeksi.
5. Informasi kesehatan diberikan saat pulang adalah:
a. Diit
Masalah diit perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh pada
pemulihan kesehatan ibu dan pengeluaran ASI. Makanan harus
mengandung gizi seimbang yaitu cukup kalori, protein, cairan, sayuran
dan buah-buahan.
b. Pakaian
Pakaian agak longgar terutama didaerah dada sehingga payudara tidak
tertekan. Daerah perut tidak perlu diikat terlalu kencang karena tidak
akan mempengaruhi involusi. Pakaian dalam sebaiknya yang
menyerap, sehingga lochia tidak menimbulkan iritasi pada daerah
sekitarnya. Kasa pembalut sebaiknya dibuang setiap saat terasa penuh
dengan lochia,saat buang air kecil ataupun setiap buang air besar.
c. Perawatan vulva
Pada tiap klien masa nifas dilakukan perawatan vulva dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya inveksi di daerah vulva, perineum maupun
didalam uterus. Perawatan vulva dilakukan pada pagi dan sore hari
sebelum mandi, sesudah buang air kemih atau buang air besar dan bila
klien merasa tidak nyaman karenalochia berbau atau ada keluhan rasa
nyeri. Cara perawatan vulva adalah cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan perawatan luka, setelah BAK cebok kearah depan dan
setelah BAB cebok kearah belakang, ganti pembalut stiap kali basah
atau setelah BAB atau BAK , setiap kali cebok memakai sabun dan luka
bisa diberi betadin.
d. Miksi
Kencing secara spontan sudah harus dapat dilakukan dalam 8 jam post
partum. Kadang kadang wanita sulit kencing, karena spincter uretra
mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus
spincter ani selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita
sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasie.
e. Defekasi
Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post partum. Bila belum
terjadi dapat mengakibatkan obstipasi maka dapat diberikan obat laksans
per oral atau perektal.
f. Perawatan Payudara
Perawatan payudara telah mulai sejak wanita hamil supaya puting
susu lemas,tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk
menyusui bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu mau menyusui
bayinya karena sangat berguna untuk kesehatan bayi. Dan segera
setelah lahir ibu sebaiknya menyusui bayinya karena dapat
membantu proses involusi serta colostrum mengandung zat
antibody yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi.
g. Kembalinya Datang Bulan atau Menstruasi
Dengan memberi ASI kembalinya menstruasi sulit diperhitungkan
dan bersifatindividu. Sebagian besar kembalinya menstruasi setelah
4-6 bulan.
h. Mempersiapkan untuk Metode KB
Pemeriksaan post partum merupakan waktu yang tepat untuk
membicarakan metode KB untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan. Oleh karena itupenggunaan metode KB dibutuhkan
sebelum haid pertama kembali untuk mencegah kehamilan baru.
Pada umumnya metode KB dapat dimulai 2 minggusetelah
melahirkan.

E. TINDAKAN PADA MASA NIFAS


TINDAKAN DESKRIPSI DAN KETERANGAN
Kebersihan Diri a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, menganjurkan ibu
tentang bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air.
b. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain
pembalut setidaknya 2 kali dalam sehari.
c. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan
air sebelumdan sesudah membersihkan daerah
kelaminnya.
d. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi,
sarankan kepadaibu menghindari menyentuh daerah
luka.

Istirahat a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah


kelelahan berlebihan
b. Sarankan untuk kembali kegiatan-kegiatan rumah
tangga secara perlahan-lahan, serta tidur siang atau
beristirahat saat bayinya tidur
c. Apakah kurang istirahat dapat mempengaruhi: jumlah
produksi ASI, memperlambat proses involusi uterus
dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi
dan ketidakmampuan merawat bayi dan dirinya.
Latihan a. Diskusikan tentang pentingnya latihan beberapa menit
setiap hari akan sangat membantu. Dengan tidur
terlentang lengan di samping, menarik otot perut selagi
menarik napas, tahan napas ke dalam dan angkat dagu
ke dada tahan satu hitungan sampai 5, rileks dan
ulangisampai 10 kali.
b. Untuk memperkuat tonus otot vagina dengan latihan
Kegel.
c. Berdiri dengan tungkai dirapatkan, kencangkan otot-
otot pantat dan pinggul tahan sampai hitungan 5,
kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali.
Gizi Ibu menyususi harus :
a. Mengkonsumsi tambahan kalori tiap hari
b. Diit berimbang untuk mendapatkan protein, mineral
dan vit yang cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter / hari
d. Tablet zat besi setidaknya selama 40 hari post partum
e. Kapsul vitamin A (200.000 Ui) agar bisa memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
Perawatan Payudara a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering
b. Memakai BH yang benar-benar menyokong buah
dada, tidak boleh terlalu ketat atau kendor.
c. Apabila putting susu lecet oleskan colostrom atau ASI
yang keluar pada sekitar putting susu setiap kali
menyusui.
d. Apabila lecet lebih parah dapat diistirahatkan selama
24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan
memakai sendok.
e. Untuk menghilangkan nyeri minum Paracetamol 1
tablet setiap 4 – 6 jam.
f. Apabila payudara bengkak lakukan:
 Kompres payudara dengan kain basah dan
hangat kira-kira 5 menit
 Urut payudara ( seperti Breast Care)
 Keluarkan ASI sebagaian di bagian depan
payudara
 Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali
 Letakkan kain dingin pada payudara setelah
menyusui.
g. Payudara dikeringkan
Hubungan Perkawinan a. Secara fisik aman untuk melakukan hubungan seksual
atau Rumah Tangga begitu darah merah berhenti dan ibu dapat menilai
dengan memasukkan 1 – 2 jarinya ke dalam vagina
tanpa rasa nyeri.
b. Tetapi ada tradisi dan aturan agama tertentu baru boleh
melakukan hubungan seksual setelah 40 hari.
Keluarga Berencana a. KB dilakukan sebelum haid pertama setelah
persalinan. Penjelasan tentang KB adalah sebagai
berikut:
b. Bagaimana metode KB dapat mencegah kehamilan
dan efektifitasnya.
c. Kelebihan dan keuntungan KB
d. Efek samping
e. Bagaimana memakai metode yang benar
f. Kapan metode itu dapat dimulai dipakai untuk wanita
post partum.

F. KUNJUNGAN MASA NIFAS


Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai keadaan
ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani
masalah-masalah yang terjadi. Frekuensi kunjungan masa nifas.

KUNJUNGAN WAKTU TUJUAN


1 6-8 jam setelah 1. Mencegah perdarahan masa nifas karena
persalinan atonia uteri
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah
satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karenaatonia uteri
4. Pemberian ASI awal
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir.
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermi
7. Jika petugas kesehatan menolong persalinan,
ia harus tinggal dengan ibu danbayi baru lahir
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau
sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
2 6 hari setelah 1. Memastikan involusi uterus berjalan normal:
persalinan uterus berkontraksi, fundusdibawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal,
tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam,infeksi,
atau perdarahan abnormal
3. Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan dan istirahat
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
3 2 minggu - Sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan)
setelah
persalinan
4 6 minggu 1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-
setelah penyulit yang ia atau bayi alami
persalinan 2. Memberikan konseling untuk KB secara dini

G. KOMPLIKASI
1. Perdarahan post partum (keadaan hilangan darah lebih dari 500 ml selama 24
jam pertama setelah kelahiran bayi)

2. Infeksi
a. Endometritis (radang edometrium)
b. Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
c. Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus)
d. Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjdi kerasdan
berbenjol-benjol)
e. Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit
merah,membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan ; Jika tidak ada pengobatan
bisaterjadi abses)
f. Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena
varicosesuperficial yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada kehamilan
dannifas, yang ditandai dengan kemerahan atau nyeri.)
g. Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur naik 38,3°C,
nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan pada tepi, pus ataunanah
warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas)
3. Gangguan psikologis
a. Depresi post partum
b. Post partum Blues
c. Post partum Psikosa
4. Gangguan involus
H. PATHWAY
:

Anda mungkin juga menyukai