OLEH
MAHMURATUL HASANAH
202110461011121
KELOMPOK 49
NAMA : MAHMURATUL HASANAH
NIM: 202110461011121
Telah disetujui
Tanggal:
Mahasiswa,
(Mahmuratul Hasanah)
POST PARTUM
A. DEFINISI
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang
diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu
kurang lebih 6 minggu. Pada masa nifas akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikis.
Asuhan masa nifas diperlukan karena merupakan masa kritis baik untuk ibu maupun bayi,
apabila tidak ditangani segera dengan efektif dapat membahayakan kesehatan atau kematian
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu. (Abdul
Bari,2000).
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi
minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang
normal.
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada
keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru. Masa nifas
(puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai hingga alat-alat
kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Nifas dibagi dalam
telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dianggap telah bersih dan boleh melakukan
2. Purperium intermedial, Waktu 1-7 hari post partum. Purperium intermedial yaitu kepulihan
3. Remote purperium ,Waktu 1-6 minggu post partum. Adalah waktu yang diperlukan untuk
pulih dan sehat sempurna terutam bila selama hamil dan waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk pulih sempurna bias berminggu-minggu, bulanan bahkan tahunan.
(Yetti Anggraini,2010).
B. PERIODE
Dalam masa nifas ini penderita memerlukan perawatan dan pengawasan yang dilakukan
selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari rumah sakit.
berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan bayi sehat.
Selama menjalani masa nifas, ibu mengalami perubahan yang bersifat fisiologis yang
1. Perubahan fisik
a. Payudara
peningkatan prolaktin pada hari I-III). Pada payudara yang tidak disusui, engorgement akan
berkurang dalam 2-3 hari, puting mudah erektil bila dirangsang. Pada ibu yang tidak
b. Involusi
Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat kandungan atau
uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti sebelum
hamil.
Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena adanya
hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang sepuluh kali dan
menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan susut kembali mencapai
keadaan semula. Penghancuran jaringan tersebut akan diserap oleh darah kemudian
dikeluarkan oleh ginjal yang menyebabkan ibu mengalami beser kencing setelah
melahirkan.
Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot setelah anak lahir
yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan
plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang tidak berguna. Karena
mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang diperlukan sehingga ukuran jaringan
Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi pada jaringan
otot uterus.
Uterus
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan
retraksi otot-ototnya.
Perubahan uterus setelah melahirkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Tabel Perubahan Uterus Setelah melahirkan
Diameter
plasenta
lahir
an pusat 2 jari
symphisis
hamil 2 dimasuki 1
minggu jari
8 minggu Normal 30 gr
Sumber: Rustam muchtar, 2015
Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang
tersumbat oleh trombus. Luka bekas implantasi plasenta tidak meninggalkan parut karena
luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar
luka.
setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak maka arteri harus
Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pada akhir
minggu pertama dapat dilalui oleh 1 jari saja. Karena hiperplasi ini dan karena retraksi dari
cervix, robekan cervix jadi sembuh. Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat
laun mencapai ukuran yang normal. Pada minggu ke 3 post partum ruggae mulai nampak
kembali.
Rasa sakit yang disebut after pains (meriang atau mules-mules) disebabkan koktraksi
rahim biasanya berlangsung 3 – 4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu
e. Lochia
Lochia adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas.
Lochia bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari darah menstruasi. Lochia ini berbau
Pengeluaran lochia dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya yaitu lokia rubra
berwarna merah dan hitam terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo, sisa
mekonium, sisa darah dan keluar mulai hari pertama sampai hari ketiga.
Ada beberapa jenis lochea, yakni (Suherni, Hesty Widyasih, Anita Rahmawati, 2009,
pp.78-79)
1 Lochea Rubra ( Cruenta) Lochea ini akan berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, dan selsel darah desidua (Desidua yakni selaput tenar rahim dalam keadaan
hamil), venix caseosa (yakni palit bayi, zat seperti salep terdiri atas palit atau
semacam noda dan sel-sel epitel yang mnyelimuti kulit janin), lanugo (yakni bulu
halus pada anak yang baru lahir), dan mekonium (yakni isi usus janin cukup bulan
yang terdiri atas getah kelenjar usus dan air ketuban berwarna hijau).
2 Lochea Sanguinolenta Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir. Ini terjadi
3 Lochea Serosa Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14
pasca persalinan.
4 Lochea Alba Cairan putih yang akan terjadinya pada hari setelah 2 minggu.
5 Lochea Purulenta Ini akan terjadi karena infeksi, keluarnya cairan seperti nanah
berbau busuk.
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, biasanya akan
pulih dalam 6 minggu. Ligamen fascia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu
partus setelah bayi lahir berangsur angsur mengecil dan pulih kembali.Tidak jarang uterus
jatuh ke belakang menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum jadi kendor. Untuk
g. Sistem Respirasi
Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit, keseimbangan asam-basa kembali setelah
h. Sistem Gastrointestinal
i. Sistem Urinaria
- Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi karena trauma.
j. Sistem Muskuloskeletal
Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat hamil. Diastasis rekti 2-
k. Sistem Integumen
l. Sistem Imun
m. Sistim Kardiovasculer
aliran darah yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah uterus. Penurunan dari
estrogen mengakibatkan diuresis yang menyebabkan volume plasma menurun secara cepat
pada kondisi normal. Keadaan ini terjadi pada 24 sampai 48 jam pertama setelah kelahiran.
Selama ini klien mengalami sering kencing. Penurunan progesteron membantu mengurangi
(Prawirohardjo S, 2002)
n. Sistim Hormonal
1) Oxytoxin
Oxytoxin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan bereaksi pada otot uterus dan
jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan aksi oxytoxin menyebabkan pelepasan
plasenta. Setelah itu oxytoxin beraksi untuk kestabilan kontraksi uterus, memperkecil
bekas tempat perlekatan plasenta dan mencegah perdarahan. Pada wanita yang memilih
untuk menyusui bayinya, isapan bayi menstimulasi ekskresi oxytoxin diamna keadaan
ini membantu kelanjutan involusi uterus dan pengeluaran susu. Setelah placenta lahir,
sirkulasi HCG, estrogen, progesteron dan hormon laktogen placenta menurun cepat,
2) Prolaktin
anterior bereaksi pada alveolus payudara dan merangsang produksi susu. Pada wanita
yang menyusui kadar prolaktin terus tinggi dan pengeluaran FSH di ovarium ditekan.
Pada wanita yang tidak menyusui kadar prolaktin turun pada hari ke 14 sampai 21 post
partum dan penurunan ini mengakibatkan FSH disekresi kelenjar hipofise anterior
untuk bereaksi pada ovarium yang menyebabkan pengeluaran estrogen dan progesteron
dalam kadar normal, perkembangan normal folikel de graaf, ovulasi dan menstruasi.
3) Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Air susu
ibu ini merupakan makanan pokok , makanan yang terbaik dan bersifat alamiah bagi
bayi yang disediakan oleh ibu yamg baru saja melahirkan bayi akan tersedia makanan
merangsang laktasi.
susu. Pengeluaran air susu adalah reflek yang ditimbulkan oleh rangsangan
penghisapan puting susu oleh bayi. Rangsang ini menuju ke hypofise dan
Pada hari ke 3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras dan nyeri. Ini menandai
permulaan sekresi air susu, dan kalau areola mammae dipijat, keluarlah cairan puting
Hal yang mempengaruhi susunan air susu adalah diit, gerak badan. Benyaknya air
susu sangat tergantung pada banyaknya cairan serta makanan yang dikonsumsi ibu.
o. Tanda-tanda vital
Menurut Rubin (1997) yang dikutip oleh Bahiyatun (2009) perubahan psikologis pada masa
1. Taking in
a) Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu pada umumnya pasif dan
dilakukan sendiri
bertambah. Nafsu makan yang kurang menandakan proses pengembalian kondisi ibu
2. Taking hold
menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi
d) Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan untuk merawat bayi, misalnya
menggendong dan menyusui. Ibu agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam
melakukan hal tersebut sehingga cenderung menerima nasehat dari tenaga kesehatan
karena ia terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi.
3. Letting go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap waktu dan
e) Ibu yang bisa melewati fase ini akan baik dalam menjalani perannya yang baru
Selama hamil ibu biasanya khawatir tentang kemampuannya menjadi ibu yang
baik dan kekhawatiran ini tidak dengan segera hilang setelah melahirkan karena parental
love hanya sebagian yang merupakan instinct. Porsi terbanyak berkembang melalui atau
kehamilan, merasakan gerakan jannin, melahirkan, melihat bayinya, menyentuh bayi dan
merawat anak.
kondisinya setelah proses persalinan yang melelahkan. Dimana perawatan post partum meliputi:
1. Mobilisasi Dini
Persalinan merupakan proses yang sangat melelahkan oleh karena itu ibu tidak
dianjurkan langsung turun dari ranjang karena dapat menyebabkan pingsan akibat
sirkulasi yang belum berjalan baik. Karena sehabis melahirkan ibu merasa lelah, dan
harus beristirahat. Pergerakan dilakukan dengan miring kanan atau kiri untuk mencegah
Biasanya pada 2 jam post partum ibu sudah bisa turun dari tempat tidur dan
melakukan aktifitas seperti biasa. Mobilisasi dilakukan secara bertahap mulai dari
gerakan miring kekanan dan kekiri, lalu menggerakakan kaki. dan Cobalah untuk duduk
di tepi tempat tidur, setelah itu ibu bisa turun dari ranjang dan berdiri atau bisa pergi
kekamar mandi, sehingga sirkulasi dalam tubuh akan berjalan dengan baik.
darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolism (NK,
Hutapea, 2013).
Mobilisasi dini dilakukannya secara bertahap berikut ini menurut Hutapea, (2013)
akan dijelaskan tahap mobilisasi dini pada ibu pasca seksio sesarea :
Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu pasca seksio sesarea harus tirah baring dulu.
menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelanggan kaki, mengangkat tumit,
Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah
thrombosis dan trombo emboli. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar
untuk duduk. Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan (Kasdu, 2003).
Janganlah terlalu cepat untuk melakukan mobilisasi dini sebab bisa menyebabkan
ibu terjatuh terutama bila kondisi ibu masih lemah atau memiliki penyakit jantung.
Kondisi ibu post partum akan segera pulih dengan cepat bila melakukan mobilisasi
dengan benar dan tepat, dimana sistem sirkulasi dalam tubuh bisa berfungsi normal.
2. Rawat Gabung
Perawatan ibu dan bayi dalan satu ruangan bersama-sama sehingga ibulebih banyak
3. Pemeriksaan Umum
Pada ibu nifas pemeriksaan umum yang perlu dilakukan antara lain adalah kesadaran
4. Pemeriksaan Khusus
lochia alba
Luka jahitan episiotomi : Apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi.
(Saifuddin, 2002)
a. Diit
Masalah diit perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh pada pemulihan kesehatan ibu
dan pengeluaran ASI. Makanan harus mengandung gizi seimbang yaitu cukup kalori,
b. Pakaian
Pakaian agak longgar terutama didaerah dada sehingga payudara tidak tertekan. Daerah
perut tidak perlu diikat terlalu kencang karena tidak akan mempengaruhi involusi.
Pakaian dalam sebaiknya yang menyerap, sehingga lochia tidak menimbulkan iritasi
pada daerah sekitarnya. Kasa pembalut sebaiknya dibuang setiap saat terasa penuh
dengan lochia,saat buang air kecil ataupun setiap buang air besar.
c. Perawatan vulva
Pada tiap klien masa nifas dilakukan perawatan vulva dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya inveksi di daerah vulva, perineum maupun didalam uterus. Perawatan vulva
dilakukan pada pagi dan sore hari sebelum mandi, sesudah buang air kemih atau buang
air besar dan bila klien merasa tidak nyaman karena lochia berbau atau ada keluhan rasa
nyeri. Cara perawatan vulva adalah cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
perawatan luka, setelah BAK cebok ke arah depan dan setelah BAB cebok kearah
belakang, ganti pembalut stiap kali basah atau setelah BAB atau BAK , setiap kali cebok
d. Miksi
Kencing secara spontan sudah harus dapat dilakukan dalam 8 jam post partum. Kadang
kadang wanita sulit kencing, karena spincter uretra mengalami tekanan oleh kepala janin
dan spasme oleh iritasi musculus spincter ani selama persalinan. Bila kandung kemih
penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi (Heardman T, 2012)
e. Defekasi
Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post partum. Bila belum terjadi dapat
mengakibatkan obstipasi maka dapat diberikan obat laksans per oral atau perektal atau
f. Perawatan Payudara
Perawatan payudara telah mulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras
dan kering, sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu
mau menyusui bayinya karena sangat berguna untuk kesehatan bayi.Dan segera setelah
lahir ibu sebaiknya menyusui bayinya karena dapat membantu proses involusi serta
colostrum mengandung zat antibody yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi.
Dengan memberi ASI kembalinya menstruasi sulit diperhitungkan dan bersifat indifidu.
Bagi wanita pekerja menurut undang-undang berhak mengambil cuti hamil dan bersalin
selama 3 bulan yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan setelah melahirkan.
i. Mempersiapkan untuk Metode KB
Pemeriksaan post partum merupakan waktu yang tepat untuk membicarakan metode KB
untuk menjarangkan atau menghentikan kehamilan. Oleh karena itu penggunaan metode
KB dibutuhkan sebelum haid pertama kembali untuk mencegah kehamilan baru. Pada
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan. Diagnosa keperawatan
adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status kesehatan atau resiko
perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).Perumusan diagnosa
keperawatan :
Actual : menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan.
Resiko: menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak di lakukan intervensi.
Kemungkinan : menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan
masalah keperawatan kemungkinan.
Wellness : keputusan klinik tentang keadaan individu,keluarga,atau masyarakat dalam
transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan resiko
tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu
SDKI 2017
Nyeri akut bd agen pencedera fisik, luka episiotomi post partum spontan D.0077
Defisit nutrisi bd peningkatan kebutuhan karena laktasi F.0019
Ansietas bd tanggung jawab menjadi orang tua D.0080
Gangguan intergritas kulit/jaringan bd luka episiotomi perineum D.0128
Resiko infeksi bd luka episiotomi post partum spontan D.0141
Gangguan pola tidur bd tanggung jawab memberi asuhan pada bayi D.0055
Defisit pengetahuan bd kurang terpapar informasi tentang kesehatan masa post partum
D.0110
Menyusui tidak efektif bd ketidakadekuatan suplai ASI D.0029
3. Perencanaan Keperawatan
Penyusunan perencanaan keperawatan diawali dengan melakukan pembuatan tujuan dari
asuhan keperawatan. Tujuan yang dibuat dari tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Perencanaan juga memuat kriteria hasil. Pedoman dalam penulisan tujuan kriteria hasil
keperawatan berdasarkan SMART,yaitu: S : Spesific (tidak menimbulkan arti ganda). M
:Measurable (dapat diukur, dilihat, didengar, diraba, dirasakan ataupun dibau). A :Achievable
(dapat dicapai). R :Reasonable (dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah). T :Time (punya
batasan waktu yang jelas). Karakteristik rencana asuhan keperawatan adalah: 1. Berdasarkan
prinsip-prinsip ilmiah (rasional). 2. Berdasarkan kondisi klien. 3. Digunakan untuk
menciptakan situasi yang aman dan terapeutik. 4. Menciptakan situasi pengajaran. 5.
Menggunakan sarana prasarana yang sesuai.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan
dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah
direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak
DEPARTEMEN
KEPERAWATAN MATERNITAS
OLEH:
Mahmuratul hasanah
NIM. 202110461011121
I. IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. N
d. Usia : 29 Tahun
g. Agama : Islam
h. Suku/bangsa : Jawa
i. Alamat : Dau
a. Nama : Tn. H
c. Usia : 39 Tahun
d. Pendidikan Terakhir : S1
f. Agama : Islam
g. Suku/bangsa : Jawa
Jenis Penolong BB
Tgl/Bln/Thn Tempat Umur Hidup/
No Persalina Persalina Penyulit Lahi
Partus Partus Hamil Mati
n n r
1 I Rs 9 bulan SC Dokter - 3000 H
2 9
II Kaber NP Dokter - 3000 H
Bulan
3 III Kaber 9 bulan NP Dokter - 3100 H
4 VI Kaber 3 bulan Abortus Dokter - - M
Hamil
5 v Kaber
ini
Pengalaman menyusui : Ya/Tidak (lingkari) Berapa lama : 2 tahun
Pasien mengatakan selama hamil ini mengalami mualtapi tidak sampai muntah.
b. Menarche : 12 tahun
c. HPHT : 05/02/2021
f. Berat Badan : 57 Kg
h. Tanda-tanda Vital :
X. PEMERIKSAAN FISIK :
a. Kepala :
1. Distribusi rambut : () merata ( ) tidak
2. Lesi/pembengkakan :( ) Ya () tidak ada
3. Nyeri saat diraba :( ) Ya () tidak ada
4. Keluhan :( ) Ya () tidak ada
Sebutkan :
b. Wajah :
c. Mata :
d. Hidung :
f. Telinga :
Sebutkan :
g. Leher :
h. Ketiak : :
j. Payudara :
k. Abdomen :
Involusio Uteri
1. Tinggi fundus uteri : 1 jari dibawah fundus
Kontraksi : () Ya ( ) Tidak
2. Diastasis rektus Abdominis : () < 2 jari / 2 cm ( ) > 2 jari / 2 cm
3. Kandung kemih :
4. Keluhan : ( ) Ya () tidak ada
Sebutkan :
1. Vagina : Bersih
2. Edema : ( ) Ya () tidak
3. Memar : ( ) Ya () tidak
4. Hematom : ( ) Ya () tidak
5. Perineum : Utuh/Episiotomi/Ruptur (lingkari)
Tanda REEDA
R : Kemerahan :( ) Ya () tidak
E : Bengkak : ( ) Ya () tidak
E : Echimosis : ( ) Ya () tidak
D: Discharge : ( ) Ya () tidak
Serum/Pus/Darah
A : Approximate : () Baik ( ) tidak
6. Kebersihan : () Ya ( ) tidak
7. Lochea :
Jumlah : 30 cc
Jenis/warna : Merah/Rubra
Konsistensi : cair
Bau : Anyir seperti darah menstruasi
8. Hemorrhoid : Tidak ada
Derajat : , Lokasi :
Berapa lama : , Nyeri : ( ) Ya ( ) Tidak
Masalah Khusus :
9. Keluhan :( ) Ya () tidak ada
Sebutkan :
1. Ektremitas Atas :
m. Masalah Khusus :
1. Eliminasi :
Istirahat : pasien dirumah tidur 6-7 Jam, tidak ada masalah. Pasien di RS kualitas tidurnya
sering terbangun sehingga kurang puas, sulit untuk tidur.
Mobilisasi : pasien sudah bisa duduk untuk menyusui, namun terasa nyeri sehingga pasien
malas bergerak
Latihan : pasien sudah diajarkan dan dianjurkan untuk berjalan, sudah diajarkan massage
payudara, dan sudah dipraktekan oleh pasien
Pasien dirumah makan 3-4x/hari makan, nasi sebanyak 1/2 piring dengan lauk ayam,
daging merah, dan sayur sayur seperti bayam. Minum air putih 7-8 gelas
5. Keadaan Psikologis :
ibu sudah mulai berusaha untuk menyusui anaknya dan mempraktikan massage payudara.
6. Kemampuan Menyusui :
Nilai
No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Satuan Metode
Normal
Hematologi
1. Hemoglobin 11.8 L:14,0 – 18,0 gr/dl flowcytometri
1. Nyeri Akut (D.0077) b.d Agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri, ekspresi wajah meringis,
berposisi meringankan nyeri, uterus teraba membulat.
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi no 2, 5, 6,
7, 8, 9
A:
Masalah teratasi, pasien KRS
P:
Hentikan intervensi
2. Resiko Defisit Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi 20-12-2021 20-12-2021 jam 14.00
keperawatan selama 2x24 (1.03119)
Nutrisi (D.0032) b.d
jam Resiko Defisit Observasi : 1. Mengidentifikasi alergi dan S:
mual muntah Nutrisi (D.0032) menurun intolerasi makanan - Pasien mengeluh masih mual
- Identifikasi status nutisi
dengan kriteria hasil : 2. Mengidentifikasi makanan tetapi sudah tidak muntah
- Keinginan makan - Identifikasi alergi dan intolerasi makanan - Pasien mengatakan nafsu
- Identifikasi makanan yang disukai yang disukai
meningkat makan sudah agak membaik
- Asupan makanan - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis 3. Memonitor asupan makanan - Pasien mengatakan tidak ada
meningkat nutrient 4. Memberikan makanan tinggi riwayat alergi makanan
- Asupan cairan - Identifikasi perlunya penggunan selang serat untuk mencegah - Pasien mengatakan menyukai
meningkat nasogastric konstipasi makanan yang berkuah
- Asupan nutrisi 5. Memberikan makanan tinggi
- Monitor asupan makanan
meningkat kalori dan tinggi protein O:
- Stimulus untuk makan - Monitor berat badan Pasien tampak lemah
- Monitor hasil pemeriksaan laboratorium 6. Menganjurkan posisi duduk
meningkat
Terapeutik 7. Mengkolaborasikan dengan A:
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika ahli gizi untuk mementukan Masalah teratasi sebagian
perlu jumlah kalori dan jenis nutrient
P:
Fakultas Ilmu Kesehatan UMM 2020/2021
- Fasilitasi menentukan pedoman diet yang dibutuhkan Lanjutkan intervensi no.
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu 3,4,5,6,7
yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
- Berikan suplemen makanan, jika perlu
Edukasi 21-12-2021 jam 14.00
- Anjurkan posisi duduk 21-12-2021 S:
- Pasien mengatakan sudah
- Ajarkan diet yang diprogramkan 1. Memonitor asupan
tidak mual muntah
Kolaborasi makanan - Pasien mengatakan nafsu
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum 2. Memberikan makanan makan membaik
makan tinggi serat untuk mencegah
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk konstipasi O:
mementukan jumlah kalori dan jenis 3. Memberikan makanan Pasien tampak lemah
nutrient yang dibutuhkan tinggi kalori dan tinggi protein
A:
4. Menganjurkan posisi
Masalah teratasi
duduk
5. Mengkolaborasikan P:
dengan ahli gizi untuk Hentikan intervensi
mementukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan
3. Resiko Infeksi Setelah dilakukan asuhan Pengontrolan infeksi 29-11-2021 29-11-2021 jam 14.00
(D.0142) b.d efek keperawatanselama 2x24 Observasi :
jam, Resiko Infeksi 1. Memonit S:
- Monitor tanda dan gejala infeksi
prosedur invasif/ luka or tanda dan gejala infeksi - Pasien mengatakan luka
(D.0142) menurun - Monitor adanya luka 2. Mengkaji jahitan masih nyeri
episiotomi dengan kriteria hasi: - Kaji adanya luka kondisi luka
- Tidak ada tanda-tanda Terapeutik 3. Mencuci O:
infeksi tangan sebelum dan sesudah - Terdapat jahitan pada luka
- Pertahankan teknik aseptik
Fakultas Ilmu Kesehatan UMM 2020/2021
- Status imune klien - Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan episiotomy pada perineum
adekuat tindakan 4. Mengajar - Darah nifas (+)
kan pasien dan keluarga tentang - Demam (-)
- Tingkatkan intake cairan
gejala infeksi - Kemerahan (-)
- Inspeksi kulit dan mukosa terhadap panas, 5. Menganju
drainase rkan pasien untuk istirahat A:
Edukasi Masalah teratasi sebagian
- Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
P:
gejala infeksi
Lanjutkan intervensi no
- Dorong masukan cairan 1,2,3,4,5
- Dorong istirahat
Kolaborasi penggunaan analgetik
30-11-2021 S:
-
1. Memonitor tanda dan gejala
infeksi O:
2. Mengkaji kondisi luka - Terdapat jahitan pada luka
3. Mencuci tangan sebelum dan episiotomy pada perineum
sesudah tindakan - Darah nifas (+)
4. Mengajarkan pasien dan - Demam (-)
keluarga tentang gejala infeksi - Kemerahan (-)
Menganjurkan pasien untuk
istirahat A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
4. Ketidaknyamanan Saat dilakukan tindakan Terapi Relaksasi 20-12-2021 20-12-2021 jam 14.00
keperawatan 2 x 24 jam (I.09236) - Mengobservasi pasien
Pasca Partum
Status Kenyamanan Observasi - Mengobservasi tinglat S:
(D.0075) b.d Involus Pascapartum (L.07061) - Identifikasi penurunan tingkat energy, nyeri pasien - Pasien mengeluh tidak
meningkat, dengan ketidaknyamanan berkonsentrasi, atau - Memonitot tanda-tanda nyaman karena nyeri di
Uterus, proses
kriteria hasil : gejala lain yang mengganggu kemampuan vital pada pasien perineum
pengembalian ukuran - Meringis (menurun) kognitif - Memberikan pasien
1. Menyediakan lingkungan S:
yang nyaman - Pasien mengatakan sudah
2. Meganjurkan menggunakan lebih nyaman
pakaian yang longgar
3. Memberikan posisi yang O:
Fakultas Ilmu Kesehatan UMM 2020/2021
nyaman - TD : 120/90 mmHg
4. Menganjurkan pasien rileks - N : 94 x/menit
dan merasakan sensasi - Luka episiotomy (sayatan
relaksasi yang dibuat di perineum)
5. Menganjurkan sering -
mengulangi melatih teknik A:
yang dipilih Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi no. 1, 3, 4,
5, 6
1. S:
nyaman - Pasien mengatakan sudah
2. Meganjurkan menggunakan lebih nyaman dan kondisinya
pakaian yang longgar sudah membaik
3. Memberikan posisi yang
nyaman O:
4. Menganjurkan pasien rileks - TD : 120/90 mmHg
dan merasakan sensasi - N : 88 x/menit
relaksasi - Luka episiotomy (sayatan
5. Menganjurkan sering yang dibuat di perineum)
mengulangi melatih teknik -
yang dipilih A:
Masalah teratasi, pasien KRS
P:
Hentikan intervensi
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan nifas normal. Jakarta. EGC
Manuaba. 2000. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: Pengurus Ikatan Bidan Indonesia.
Saifuddin, A.B dkk. 2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal. Edisi I,
Catatan I. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sasworo Prawirohardjo.
Saifudin, Abdul Bari Dkk. 2000.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.