Oleh:
Ni Putu Nita Kartika Dewi
190070300111038
A. DEFINISI
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6
minggu. (Abdul Bari,2000).
Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran
yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke
keadaan tidak hamil yang normal.
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali
pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru.
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai
hingga alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu.
Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu:
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan
2. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital
3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,
terutama bila selama hami atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu, bulan, atau tahun.
(Mitayani, 2009).
B. PERIODE
Masa nifas dibagi dalam 3 periode:
1. Early postpartum
Dalam 24 jam pertama.
2. Immediate postpartum
Minggu pertama postpartum.
3. Late postpartum
Minggu kedua sampai dengan minggu keenam.
h. Sistem Gastrointestinal
- Mobilitas lambung menurun sehingga timbul konstipasi.
- Nafsu makan kembali normal.
- Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg.
i. Sistem Urinaria
- Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi karena
trauma.
- Pada fungsi ginjal: proteinuria, diuresis mulai 12 jam.
- Fungsi kembali normal dalam 4 minggu.
j. Sistem Muskuloskeletal
Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat hamil. Diastasis
rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post partum.
k. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi perlahan berkurang.
l. Sistem Imun
Rhesus incompability, diberikan anti RHO imunoglobin.
m. Sistim Kardiovasculer
Selama kehamilan secara normal volume darah untuk mengakomodasi
penambahan aliran darah yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah
uterus. Penurunan dari estrogen mengakibatkan diuresis yang menyebabkan
volume plasma menurun secara cepat pada kondisi normal. Keadaan ini terjadi
pada 24 sampai 48 jam pertama setelah kelahiran. Selama ini klien mengalami
sering kencing. Penurunan progesteron membantu mengurangi retensi cairan
sehubungan dengan penambahan vaskularisasi jaringan selama kehamilan.
(Prawirohardjo S, 2002)
n. Sistim Hormonal
1) Oxytoxin
Oxytoxin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan bereaksi pada otot
uterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan aksi oxytoxin
menyebabkan pelepasan plasenta. Setelah itu oxytoxin beraksi untuk
kestabilan kontraksi uterus, memperkecil bekas tempat perlekatan plasenta
dan mencegah perdarahan. Pada wanita yang memilih untuk menyusui
bayinya, isapan bayi menstimulasi ekskresi oxytoxin diamna keadaan ini
membantu kelanjutan involusi uterus dan pengeluaran susu. Setelah placenta
lahir, sirkulasi HCG, estrogen, progesteron dan hormon laktogen placenta
menurun cepat, keadaan ini menyebabkan perubahan fisiologis pada ibu nifas.
2) Prolaktin
Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi oleh glandula
hipofise anterior bereaksi pada alveolus payudara dan merangsang produksi
susu. Pada wanita yang menyusui kadar prolaktin terus tinggi dan pengeluaran
FSH di ovarium ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui kadar prolaktin turun
pada hari ke 14 sampai 21 post partum dan penurunan ini mengakibatkan FSH
disekresi kelenjar hipofise anterior untuk bereaksi pada ovarium yang
menyebabkan pengeluaran estrogen dan progesteron dalam kadar normal,
perkembangan normal folikel de graaf, ovulasi dan menstruasi.
3) Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu.
Air susu ibu ini merupakan makanan pokok, makanan yang terbaik dan bersifat
alamiah bagi bayi yang disediakan oleh ibu yamg baru saja melahirkan bayi
akan tersedia makanan bagi bayinya dan ibunya sendiri.
Selama kehamilan hormon estrogen dan progestron merangsang
pertumbuhan kelenjar susu sedangkan progesteron merangsang pertumbuhan
saluran kelenjar , kedua hormon ini mengerem LTH. Setelah plasenta lahir
maka LTH dengan bebas dapat merangsang laktasi.
Lobus prosterior hypofise mengeluarkan oxtoxin yang merangsang
pengeluaran air susu. Pengeluaran air susu adalah reflek yang ditimbulkan oleh
rangsangan penghisapan puting susu oleh bayi. Rangsang ini menuju ke
hypofise dan menghasilkan oxytocin yang menyebabkan buah dada
mengeluarkan air susunya.
Pada hari ke 3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras dan nyeri. Ini
menandai permulaan sekresi air susu, dan kalau areola mammae dipijat,
keluarlah cairan puting dari puting susu.
Hal yang mempengaruhi susunan air susu adalah diit, gerak badan.
Benyaknya air susu sangat tergantung pada banyaknya cairan serta makanan
yang dikonsumsi ibu. (Sastrawinata Sulaiman, 1983)
o. Tanda-tanda vital
Perubahan tanda-tanda vital pada massa nifas meliputi:
Tabel 1.2 Tabel perubahan Tanda-tanda Vital
Parameter Penemuan normal Penemuan abnormal
Tanda-tanda vital Tekanan darah < 140 / 90 Tekanan darah > 140 / 90
mmHg, mungkin bisa naik dari mmHg
tingkat disaat persalinan 1 – 3
hari post partum.
Suhu tubuh < 38 0 C Suhu > 380 C
Denyut nadi: 60-100 x/menit Denyut nadi: >100 x/menit
2. Perubahan Psikologi
Menurut Rubin (1997) yang dikutip oleh Bahiyatun (2009) perubahan psikologis
pada masa nifas dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Taking in
a) Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu pada umumnya pasif
dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekhawatiran akan tubuhnya
karena jahitan pada perineum, afterpain, haemorroid, kelelahan setelah
persalinan
b) Ibu akan mengulang-ulang pengalamannya waktu bersalin dan melahirkan
c) Memilih dibantu perawat untuk aktivitas dan membuat keputusan daripada
dilakukan sendiri
d) Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mencegah gangguan tidur
e) Peningkatan nutrisi mungkin dibutuhkan karena selera makan ibu biasanya
bertambah. Nafsu makan yang kurang menandakan proses pengembalian
kondisi ibu tidak berlangsung normal.
2. Taking hold
a) Berlangsung 2-4 hari postpartum. Ibu menjadi perhatian pada
kemampuannya menjadi orang tua yang sukses dan meningkatkan
tanggung jawab terhadap bayi
b) Perhatian terhadap fungsi-fungsi tubuh
c) Bisa menerima demonstrasi perawatan bayi dan perawatan dir
d) Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan untuk merawat bayi,
misalnya menggendong dan menyusui. Ibu agak sensitif dan merasa tidak
mahir dalam melakukan hal tersebut sehingga cenderung menerima
nasehat dari tenaga kesehatan karena ia terbuka untuk menerima
pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi.
3. Letting go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap
waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga.
Hal-hal yang terjadi pada fase letting go, yaitu:
a) Bisa mendefinisikan perannya yang baru
b) Berhenti dari fantasinya tentang anak dan menerima kenyataan
c) Berhenti dari peran tanpa anak/ibu beberapa anak sebelumnya
d) Phase ini berlanjut sampai anak berusia beberapa tahun
e) Ibu yang bisa melewati fase ini akan baik dalam menjalani perannya yang
baru
f) Perkembangan parental yang positif
Selama hamil ibu biasanya khawatir tentang kemampuannya menjadi ibu
yang baik dan kekhawatiran ini tidak dengan segera hilang setelah melahirkan
karena parental love hanya sebagian yang merupakan instinct. Porsi terbanyak
berkembang melalui atau dalam beberapa tahap yaitu: merencanakan
kehamilan, mendengar konfirmasi kehamilan, merasakan gerakan jannin,
melahirkan, melihat bayinya, menyentuh bayi dan merawat anak.
2. Masalah Keperawatan
a. Nyeri akut
b. Gangguan rasa nyaman
c. Defisiensi pengetahuan
d. Gangguan eliminasi urine
e. Intoleransi aktivitas
f. Kesiapan meningkatkan pemberian ASI
g. Resiko konstipasi
h. Resiko infeksi
3. Intervensi
Nyeri akut
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :
dengan: Pain Level, Pain Management
Agen injuri (biologi, kimia, pain control, 1. Lakukan pengkajian nyeri
fisik, psikologis), comfort level secara komprehensif
kerusakan jaringan Setelah dilakukan termasuk lokasi,
tindakan keperawatan karakteristik, durasi,
DS: selama 1x24 jam klien frekuensi, kualitas dan
- Laporan secara verbal tidak mengalami nyeri, faktor presipitasi
DO: dengan kriteria hasil: 2. Observasi reaksi
- Posisi untuk menahan Mampu mengontrol nonverbal dari
nyeri nyeri (tahu penyebab ketidaknyamanan
- Tingkah laku berhati-hati nyeri, mampu 3. Bantu pasien dan keluarga
- Gangguan tidur (mata menggunakan tehnik untuk mencari dan
sayu, tampak capek, nonfarmakologi untuk menemukan dukungan
sulit atau gerakan kacau, mengurangi nyeri, 4. Kontrol lingkungan yang
menyeringai) mencari bantuan) dapat mempengaruhi
- Terfokus pada diri Melaporkan bahwa nyeri nyeri seperti suhu
sendiri berkurang dengan ruangan, pencahayaan
- Fokus menyempit menggunakan dan kebisingan
(penurunan persepsi manajemen nyeri 5. Kurangi faktor presipitasi
waktu, kerusakan proses Mampu mengenali nyeri nyeri
berpikir, penurunan (skala, intensitas,
interaksi dengan orang frekuensi dan tanda 6. Kaji tipe dan sumber nyeri
dan lingkungan) nyeri) untuk menentukan
- Tingkah laku distraksi, Menyatakan rasa intervensi
contoh : jalan-jalan, nyaman setelah nyeri 7. Ajarkan tentang teknik non
menemui orang lain berkurang farmakologi: napas dalam,
dan/atau aktivitas, Tanda vital dalam relaksasi, distraksi,
aktivitas berulang-ulang) rentang normal kompres hangat/ dingin
- Respon autonom Tidak mengalami 8. Tingkatkan istirahat
(seperti diaphoresis, gangguan tidur 9. Berikan informasi tentang
perubahan tekanan nyeri seperti penyebab
darah, perubahan nafas, nyeri, berapa lama nyeri
nadi dan dilatasi pupil) akan berkurang dan
- Perubahan autonomic antisipasi
dalam tonus otot ketidaknyamanan dari
(mungkin dalam rentang prosedur
dari lemah ke kaku) 10. Kolabrasi dalam
- Tingkah laku ekspresif pemberian analgetik untuk
(contoh : gelisah, mengurangi nyeri
merintih, menangis, 11. Monitor vital sign sebelum
waspada, iritabel, nafas dan sesudah pemberian
panjang/berkeluh kesah) analgesik pertama kali
- Perubahan dalam nafsu
makan dan minum
Kurang Pengetahuan
Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan
Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
Kurang Pengetahuan NOC: NIC :
Berhubungan dengan : Kowlwdge : infant care Parent education: Infant
keterbatasan kognitif, Maternal status: 1. Tentukanpengetahuanora
interpretasi terhadap postpartum ng tuadan kesiapandan
informasi yang salah, Setelah dilakukan kemampuan untuk
kurangnya keinginan untuk tindakan keperawatan belajartentang
mencari informasi, tidak selama …. pasien perawatanbayi
mengetahui sumber- menunjukkan 2. Monitorkebutuhan
sumber informasi. pengetahuan tentang belajarkeluarga
proses penyakit dengan 3. Berikan
kriteria hasil: bimbinganantisipatiftentan
DS: Menyatakan secara Pasien menyatakan g
verbal adanya masalah pemahaman tentang perubahanperkembangan
DO: ketidakakuratan perawatan bayi baru selama tahunpertama
mengikuti instruksi, lahir kehidupan
perilaku tidak sesuai Pasien dan keluarga 4. Bantuorang tuadalam
mampu melaksanakan mengartikulasikancaraunt
prosedur yang uk
dijelaskan secara mengintegrasikanbayike
benar dalam sistemkeluarga
Pasien dan keluarga 5. Ajarkan
mampu menjelaskan keterampilanorangtuauntu
kembali apa yang k merawatbayi baru lahir
dijelaskan perawat/tim 6. Berikaninformasikepada
kesehatan lainnya orang tua tentangdot
7. Berikaninformasitentang
menambahkanmakanan
padatuntuk dietibu selama
tahun pertama
8. Bahasalternatif
terhadapdotmenjelang
tiduruntuk
mencegahtimbulnya
karies
9. Ajarkan orang tua tentang
cara untuk mengobati dan
mencegah ruam popok
10. Tunjukkan cara di mana
orang tua dapat
merangsang
perkembangan bayi
11. Dorong orang tua untuk
berpelukan, memijat,
danmemberikan sentuhan
bayi
12. Dorong orang tua untuk
berbicara dan membaca
untuk bayinya,
memberikan pendengaran
menyenangkan dan
stimulasi visual seta
bermain dengan bayinya
13. Perkuat kemampuan
orang tua untuk
menerapkan ajaran
keterampilan perawatan
anak
14. Berikan dukungan orang
tua denganketika belajar
keterampilanperawatan
bayi
15. Bantu orang tua dalam
menafsirkan isyarat bayi,
isyarat nonverbal,
menangis dan vokalisasi
16. Berikan informasi
tentangkarakteristikperilak
ubayi baru lahir dan
bantuorang tuauntuk
mengidentifikasikarakteris
tik perilakubayi
17. Jelaskan dantunjukkan
teknikmenenangkan bayi
18. Monitorketerampilanorang
tuadalam
mengenalikebutuhan
fisiologisbayi
19. Berikanorang
tuainformasitentang
membuatlingkungan
rumah yang
amanuntukbayi.
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan nifas normal. Jakarta. EGC
Dochterman, dkk. 2008. Nursing Intervension Classification sixth edition. Philadelphia:
Elseiver
Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan: Edisi dan Klasifikasi 2012-2014.
Jakarta: EGC
Manuaba. 2000. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: Pengurus Ikatan Bidan Indonesia.
Moorhead, dkk. 2008. Nursing Outcomes Classification sixth edition. Philadelphia: Elseiver
NK, Hutapea. 2013. Mobilisasi Dini
Postpartum.Http://www.repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39058/4/Chapte
r%20ll.pdf(Online)(Diakses pada tanggal 17 Juni 2016. Pada pukul 21.00 WIB)
Prawirohardjo, Sarwono.2002.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta : YBP
– SP.
Saifuddin, A.B dkk. 2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal. Edisi I,
Catatan I. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sasworo Prawirohardjo.
Saifudin, Abdul Bari Dkk. 2000.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Wiknjosastro, Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Jakarta : YBP-SP