A. Definisi Postnatal
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktukembali
pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru
(Mitayani, 2015).
Periode postnatal mengacu pada waktu setelah melahirkan, dimana berdaptasi
fisiologi bayi dan risiko terhadap ibu perdarahan postpartum dan morbiditas yang
signifikan lainnya yang tertinggi. Periode postnatal meliputi 24 jam pertama sejak lahir.
Biasanya, pada akhhir periode ini dikaitkan dengan pelaksanaan intervensi seperti
promosi kontrasepsi dari imunisasi bayi, meskipun bayi, meskipun beberapa metode
kontrasepsi, seperti metode menorealaktasi, IUD, vasektomi dan sterilisasi perempuan,
harus didiskusikan bahkan sebelum melahirkan, dan beberapa imunisasi, seperti terhadap
hepatits B dan tuberculosis (BCG), dapat diberikan saat lahir (WHO,2018).
Asuhan keperawatan pada masa postpartum dibagi atas tiga periode, yaitu
(Mitayani, 2015):
1. Immediate postpartum, adalah masa 24 jampostpartum
2. Early postpartum, adalah masa pada minggu pertamapostpartum
3. Late Postpartum, adalah masa pada minggu kedua sampai dengan
minggu keenampostpartum
B. Tujuan Perawatan MasaNifas
Dalam masa nifas ini penderita memerlukan perawatan dan pengawasan yang
dilakukan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah nanti keluar dari rumah sakit.
Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah:
Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupunpsikologi.
Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksimasalah,mengobati atau merujuk
bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
1. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatankesehatandiri, nutrisi, keluarga
berencana, menyusui, pemberian imunisasi padabayidan perawatan bayi sehat.
2. Untuk mendapatkan kesehatanemosi.
C. Kebijakan Program Nasional MasaNifas
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empatkali melakukan
kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.
2. Melakukanpencegahanterhadapkemungkinan-kemungkinanadanyagangguan kesehatan
ibu nifas dan bayinya.
3. Mendeteksiadanyakomplikasiataumasalahyangterjadipadamasanifas.
4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu
nifas maupun bayinya.
Kunjungan Waktu Asuhan
KE-1 6-8 jam Mencegah perdarahan masa nifas olehkarena
postpartum atonia uteri.
Mendeteksi dan perawatan penyebab
lainperdarahan serta melakukan rujukan bila
perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dankeluarga
tentang cara mencegah perdarahan yang
disebabkan atonia uteri.
Pemberian ASI awal.
Mengajarkan cara mempererat
hubunganantara ibu dan bayi baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan
hipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolonga
persalinan, maka bidan harus menjaga ibu
dan bayi untuk 2 jam pertama setela
kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi
baru lahir dalam keadaan baik.
KE-2 6 hari Memastikan involusi uterus barjalan dengan
postpartum normal, uterus berkontraksi dengan baik,
tinggi fundus uteri di bawah umbilikus, tidak
ada perdarahan abnormal.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
dan perdarahan
Memastikan ibu mendapat istirahat yang
cukup.
Memastikan ibu mendapat makanan yang
bergizi dan cukup cairan.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan
menyusui.
Memberikan konseling tentang perawatan
bayi baru lahir
KE-3 2 minggu Asuhan pada 2 minggu post partum sama
postpartum dengan asuhan yang diberikan pada
kunjungan 6 hari post partum.
KE-4 6 minggu Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami
postpartum ibu selama masa nifas.
Memberikan konseling KB secara dini.
6) Lacheostatis
Lochea tidak lancar keluarnya.
d. Dinding perut danperitonium
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama,
biasanya akan pulih dalam 6 minggu. Ligamen fascia dan diafragmapelvis yang
meregang pada waktu partus setelah bayi lahir berangsur angsur mengecil dan
pulih kembali.Tidak jarang uterus jatuh ke belakang menjadi retrofleksi karena
ligamentum rotundum jadi kendor. Untuk memulihkan kembali sebaiknya
denganlatihan-latihanpasca persalinan.
e. SistemKardiovaskular
Selama kehamilan secara normal volume darah untuk mengakomodasi
penambahan aliran darah yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah
uterus. Penurunan dari estrogen mengakibatkan diuresis yang menyebabkan
volume plasma menurun secara cepat pada kondisi normal. Keadaan ini terjadi
pada 24 sampai 48 jam pertama setelah kelahiran. Selama ini klien mengalami
sering kencing. Penurunan progesteron membantu mengurangi retensi cairan
sehubungan dengan penambahan vaskularisasi jaringanselamakehamilan.
f. Ginjal
Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari
volumedarah dan ekskresi produk sampah dari autolysis. Puncak dari aktifitas ini
terjadi pada hari pertama post partum.
g. SystemHormonal
1) Oxytoxin
Oxytoxin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan bereaksi pada
otot uterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan aksi oxytoxin
menyebabkan pelepasan plasenta. Setelah itu oxytoxin beraksi untuk
kestabilan kontraksi uterus, memperkecil bekas tempat perlekatan plasenta dan
mencegah perdarahan. Pada wanita yang memilih untuk menyusui bayinya,
isapan bayi menstimulasi ekskresi oxytoxin diamna keadaan ini membantu
kelanjutan involusi uterus dan pengeluaran susu. Setelah placenta lahir,
sirkulasi HCG, estrogen, progesteron dan hormon laktogen placenta menurun
cepat, keadaaninimenyebabkan perubahan fisiologis pada ibu nifas.
2) Prolaktin
Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi oleh
glandula hipofise anterior bereaksi pada alveolus payudara danmerangsang
produksi susu. Pada wanita yang menyusui kadar prolaktin terus tinggi dan
pengeluaran FSH di ovarium ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui kadar
prolaktin turun pada hari ke 14 sampai 21 post partum dan penurunan ini
mengakibatkan FSH disekresi kelenjar hipofise anterior untuk bereaksi pada
ovarium yang menyebabkan pengeluaran estrogen dan progesteron dalam
kadar normal, perkembangan normal folikel de graaf,ovulasi dan menstruasi.
3) Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu
ibu. Air susu ibu ini merupakan makanan pokok, makanan yang terbaik dan
bersifat alamiah bagi bayi yang disediakan oleh ibu yamg baru saja melahirkan
bayi akan tersedia makanan bagibayinya dan ibunya sendiri.
Selama kehamilan hormon estrogen dan progestron merangsang
pertumbuhan kelenjar susu sedangkan progesteron merangsang pertumbuhan
saluran kelenjar , kedua hormon ini mengerem LTH. Setelah plasenta lahir
maka LTH dengan bebas dapat merangsanglaktasi.
Lobus prosterior hypofise mengeluarkan oxtoxin yang merangsang
pengeluaran air susu. Pengeluaran air susu adalah reflek yang ditimbulkan
oleh rangsangan penghisapan puting susu oleh bayi. Rangsang ini menuju ke
hypofise dan menghasilkan oxitocinyang menyebabkan buah dada
mengeluarkan air susunya.
Pada hari ke 3 postpartum, buah dada menjadi besar, keras dan nyeri.
Ini menandai permulaan sekresi air susu, dan kalau areola mammae dipijat,
keluarlah cairan puting dari puting susu.Air susu ibu kurang lebih
mengandung Protein 1-2 %, lemak 3-5 %, gula6,5-8 %, garam 0,1 – 0,2 %.
Hal yang mempengaruhi susunan air susu adalah diit, gerak badan.
Banyaknya air susu sangat tergantung pada banyaknya cairan sertamakanan
yang dikonsumsi ibu.
h. Tanda-tandavital
Perubahan tanda-tanda vital pada massa nifas meliputi:
Parameter Penemuan normal Penemuan abnormal
Tanda- tanda Tekanan darah < 140 / 90 Tekanan darah > 140 /
vital mmHg, mungkin bisa naik 90 mmHg
dari tingkat disaat
persalinan 1 – 3 hari post
partum. Suhu > 380 C
Suhu tubuh < 38 0 C Denyut nadi: >
Denyut nadi: 60-100 100 X / menit
X / menit
g. PemeriksaanKhusus
Pemeriksaan khusus pada ibu nifas meliputi:
1) Fisik: tekanan darah, nadi dansuhu.
2) Fundus uteri: tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
3) Payudara: puting susu, pembengkakan, pengeluaranASI.
4) Patrunlochia:Lociarubra,lochiasanginolenta,lochiaserosa,lochiaalba.
5) Luka jahitan episiotomi: Apakah baik atau terbuka, apakah adatanda-tanda
infeksi.
h. Edukasi yang diberikan saat pulang adalah:
1) Diit
Masalah diit perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh pada
pemulihan kesehatan ibu dan pengeluaran ASI. Makanan harus mengandung
gizi seimbang yaitu cukup kalori, protein, cairan,sayuran dan buah-buahan.
2) Pakaian
Pakaian agak longgar terutama didaerah dada sehingga payudara tidak
tertekan. Daerah perut tidak perlu diikat terlalu kencang karena tidak akan
mempengaruhi involusi. Pakaian dalam sebaiknya yang menyerap, sehingga
lochia tidak menimbulkan iritasi pada daerah sekitarnya. Kasa pembalut
sebaiknya dibuang setiap saat terasa penuh dengan lochia,saatbuang air kecil
ataupun setiap buang air besar.
3) Perawatanvulva
Pada tiap klien masa nifas dilakukan perawatan vulva dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva,perineum maupun didalam
uterus. Perawatan vulva dilakukan pada pagi dan sore hari sebelum mandi,
sesudah buang air kemih atau buang air besar dan bila klien merasa tidak
nyaman karena lochia berbau atau ada keluhan rasa nyeri. Cara perawatan
vulva adalah cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka,
setelah BAK cebok ke arah depan dan setelah BAB cebok kearah belakang,
ganti pembalut stiap kali basah atau setelah BAB atau BAK, setiap kali
cebokmemakai sabun dan luka bisa diberi betadin.
4) Miksi
Kencing secara spontan sudah harus dapat dilakukan dalam 8 jam post
partum. Kadang kadang wanita sulit kencing, karena spincter uretra
mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus
spincter ani selama persalinan.
Bilakandungkemihpenuhdanwanitasulitkencingsebaiknyadilakukan
kateterisasi.
5) Defekasi
Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post partum. Bila belum
terjadi dapat mengakibatkan obstipasi maka dapat diberikan obat laksans per
oral atau perektal atau bila belumberhasil lakukan klisma.
6) PerawatanPayudara
Perawatan payudara telah mulai sejak wanita hamil supaya puting susu
lemas, tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk menyusui bayinya.
Dianjurkan sekali supaya ibu mau menyusui bayinya karena sangat berguna
untuk kesehatan bayi.Dan segera setelah lahir ibu sebaiknya menyusui bayinya
karena dapat membantu proses involusi serta colostrum yangberguna untuk
kekebalan tubuh bayi.
7) Kembalinya Datang Bulan atauMenstruasi
Dengan memberi ASI kembalinya menstruasi sulit diperhitungkan dan
bersifat individu. Sebagian besarkembalinya menstruasi setelah 4-6 bulan.
8) Cuti Hamil danBersalin
Bagi wanita pekerja menurut undang-undang berhak mengambil cuti
hamil dan bersalin selama 3 bulan yaitu 1bulansebelum bersalin dan 2 bulan
setelah melahirkan.
i. Riwayat kehamilan
Berapa kali ibu hamil, apa pernah abortus, jumlah anak,
carapersalinanyang lalu, penolong persalinan keadaan nifas lalu.
j. Riwayat persalinan
Ada kelainan atau tidak.
k. Riwayat nifas
Apakah pernah terdapat kelainan atau pada payudara berupa kaku
payudara atau puting susu lecet atau kemerahan, bila iya terjadi padahari
keberapa.
l. Pola Nutrisi dancairan
Kaji tentang nafsu makan, jenisnya, ada pantangan atau tidak, bagi ibu
nifas minum 3 liter/hari, 2 liter didapatdari airminum,dan 1 literdidapat dari kuah
sayur dan buah.
m. PolaEliminasi
BAB harus ada dalam 3 hari post partum.
n. PolaIstirahat
Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
o. Personalhygiene
Untuk mencegah adanya infeksi.
p. Polapsikologis
Untuk mengetahui respon ibu terhadap bayinya.
q. Penggunaan obat-obatan/rokok
Apakah ibu pernah mengkonsumsi rokok dan obat-obatan seama hamil.
2. Pemeriksaan Fisik
a. TTV
b. Kepala
c. Wajah
Keadaan wajah pucat atau tidak, ada oedema/tidak dn eksema
grividarum.
d. Mata
e. Konjunctiva pucat/tidak, sklerakuning/tidak
f. Hidung
g. Telinga
h. Payudara
Nyeri teka memerah atau tidak.
i. Abdomen
Ada bekas luka /tidak, terdapat striae atau linia nigra atu tidak.
j. Vulva
Untuk mengetahui apakah ada luka perineum dan lochea sesuai
dengan hari nifas.
k. Anus
l. Ekstremitas
Ada oedema atau tidak.
m. Lochea
Warna dan baunya.
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jikaHb < 10 g%
dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit. Klien dengan Dower
Kateter diperlukan cultureurine.
F. DiagnosaKeperawatan
1. Gangguanintegritasjaringanberhubungandenganepisiotomi, laserasi.
2. Gangguanrasanyamannyeriberhubungandenganepisiotomi.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengangangguanintegritas kulit.
4. Gangguanpolatidurberhubungandenganketidaknyamanan fisik, kebutuhan minum anak.
G. RencanaKeperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan episiotomi,laserasi. Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri
berkurang.
KH :
- Klien menyatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri3-4.
- Klien tampak rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bisatidurnyaman.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal: Suhu 36-37 °C, N 60-100
x/menit, R 16-24 x/menit, TD 120/80mmHg.
Intervensi
- Tentukan adanya lokasi dan sifat serta skalanyeri.
- Inspeksi perbaikan perineum, danepisiotomi.
- Perhatikan adanya tandaREEDA.
- Ajarkan klien teknik relaksasi dan distraksi (teknik napas panjangdan
dalam, mengalihkan perhatian).
- Monitor tanda-tanda vital.
2. Gangguan Integritas Jaringan berhubungan dengan Episiotomi,Laserasi
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, integritas
jaringan meningkat. Kriteria Hasil :
- Lukaepisiotomimenunjukkantandapenyembuhansesuaiproses(tahap-tahap
penyembuhan luka)
- Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi / tanda REEDA(-)
- Nyeri dapatditoleransi. Intervensi
- Monitor episiotomi akan kemerahan, edema, memar,hematoma,
keutuhan (sambungan dan pendarahan).
- Berikan kompres es, untuk menurunkan edema.
- Berikanpenghangat(rendampantat)3-4x/hari,setelah24jamuntuk
meningkatkan vaskularisasi.
- Lakukan perawatan episiotomi setiaphari.
- Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan dan terutama daerah
genetalia.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gangguan integritaskulit. Tujuan:
Tidak terjadi infeksi. Kriteria Hasil:
- Luka bebas dariinfeksi
- Tidak timbul tanda-tandainfeksi
- Tanda-tanda vital dalam batasnormal Intervensi:
- Kaji riwayat prenatal dan intranatal
- Kaji tanda-tanda vital lokasi dan kontraktilitasuterus
- Catat jumlah, warna, bau, dan konsistensilochea
- Inspeksi sisi perbaikanepisiotomi
- Monitor input dan outputcairan
- Monitor tanda-tanda vital
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.J. 2015. Nursing Diagnosis : Application to Clinical Practice. Edisi VIII,
Philadelphia, Lippincot Company, USA
Doenges, M.E. dan Moorhouse M.F. 2018. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman
untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi II. Jakarta: EGC.
Mc Closky & Bulechek. (2015). Nursing Intervention Classification (NIC). United States of
America: Mosby.
Meidian, JM. 2018. Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America:
Mosby.