Disusun oleh:
Alyna Ardhiya Mangesti (1410121003)
1) Perubahan Fisik
a) Involusi
Uterus
Lochea serosa
Lochea alba
Lochea purulenta
Lacheo statis
Oksitosin
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan. Dalam masa
ini terjadi interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan
bayi. Hal ini dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang
tidak memerlukan hal-hal yang romantis, masing-masing saling
memperhatikan bayinya dan menciptakan hubungan yang baru.
b) Periode Taking Hold
Pada ibu nifas pemeriksaan umum yang perlu dilakukan antara lain
adalah kesadaran penderita, keluhan yang terjadi setelah
persalinan.
4) Pemeriksaan Khusus
a) Diit
Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post partum. Bila
belum terjadi dapat mengakibatkan obstipasi maka dapat
diberikan obat laksansper oral atau perekta
f) Perawatan Payudara
e. Komplikasi
1) Perdarahan post pastum (keadaan kehilangan darah lebih dari 500
mL selama 24 jam pertama sesudah kelahiran bayi)
2) Infeksi
a) Endometritis(radangedometrium)
b) Miometritisataumetritis(radangotot-otot uterus)
2.Sectio Caesarea(SC)
a. Definisi PostSC
a) Atonia uteri
b) Plasenta accretec
c) Myomauterid
d) Infeksiintrauteriberat
c. Etiologi
e) Malpresentasi janin
f) Partus lama
h) Ruptur uteri
i) Pertimbangan lain yaitu ibu dengan risiko tinggi persalinan,
apabila telah mengalami sectio caesarea atau menjalani operasi
kandungan sebelumnya.
2) Indikasijanin
a) Gawat janin
b) Janin besar
c) Kontra indikasi
d) Janin mati
d. Penatalaksanaan
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan rasa tidak
enak padapenderita, menghalangi involusi uterus dan
menyebabkan perdarahan.Kateter biasanya terpasang 24-48
jam/lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
5) Pemberian Obat-Obatan
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah
dan berdarah harus dibuka dan diganti.
9) Pemeriksaan rutin
10) PerawatanPayudara
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu
memutuskan tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara
yang mengencangkan payudara tanpa banyak menimbulkan
kompesi, biasanya mengurangi rasa nyeri.
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Elektro ensefalogram (EEG)
2) Pemindaian CT
c) Panel elektrolit
d) Skrining toksik dari serum dan urin
e) AGD
f. Komplikasi
Yang sering terjadi padaibu SC adalah :
3.Partus Lama
a. Definisi
b. Etiologi
2) kelainan panggul
3) kelainanhis
4) janin besar
c. Tanda Gejala
Menurut Yuanita Syaiful & Lilis Fatmawati, (2020) gejala klinik pada
partus lama terjadi pada ibu dan juga janin, yaitu sebagai berikut:
1) Pada ibu
c) Berkeringat
d) Nadi meningkat
e) Pernapasancepat
2) Pada janin
d. Penatalaksanaan
Menurut Siantardkk,(2022) penatalaksanaan partus lama ada 2, yaitu
sebagai berikut:
1) Penanganan umum
a) Perawatan pendahuluan
b) pertolongan
2) Penanganan khusus
- Jika letak kepala lebih dari 1/5 di atas simfisis pubis atau
bagian tulang kepala dari stasion (0) maka lakukan
ekstraksi vakum.
1. Data Pengkajian
Kajeguka,d. d., Mrema,n. r., Mawazo, A., Malya, R., & Mgabo,m. r. (2020).
Factors and Causes of Puerperal Sepsis in Kilimanjaro, Tanzania: A
Descriptive Study among Postnatal Women who Attended Kilimanjaro
Christian Medical Centre. East African Health Research Journal, 4 (2).
Siantar, R. L., Rostianingsih, D., Ismiati, T., & Bunga, R. (2022). Buku Ajar
Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Rena
Cipta Mandiri. https://books.google.co.id/books?id=r1ObEAAAQBAJ
Yuhana, Y., Farida, T., & Turiyani, T. (2022). Hubungan Ketuban Pecah Dini,
Partus Lama, dan Gawat Janin dengan Tindakan Persalinan Sectio
Caesarea di Rumah Sakit TK. IV
DR.NoesmirBaturajaTahun2020.JurnalIlmiahUniversitasBatanghariJam
bi,22(1),
78. https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i1.1735
6. Diagnosis-Intervensi
a. Diagnosis Keperawatan
1) Nyeriakutb.dageninjuri(insisipembedahan)d.dpasienmeringisataum
engeluh nyeri
2) Intoleransiaktivitasb.dadanyalukabekasoperasid.dmeringissaatbergera
k
3) Resikoinfeksib.dtraumapembedahand.dlukapembedahanberairatauber
nanah
4) Deficitperawatandirib.dnyerid.dpasiendibantuolehkeluargadantena
ga medis
5) Ansietas b.d krisis situasi, ancaman pada konsep diri, transmisi d.d
pasien cemas saat bergerak
6) Menyusui tidak efektif b.d kurang pengetahuan ibu, terhentinya
proses menyusui, nyeri payudara d.d pasien tidak ingin menyusui
b. IntervensiKeperawatan
7. Implementasi
Evaluasi yang dilakukan, meruju pada luaran atau kriteria hasil yang
telah ditetapakan pada tujuan, Adapun luaran terkait dengan diagnosis
nyeri akut adalah tingkat nyeri, kontrol nyeri, mobilitas fisik dan lain
sebgainya.
C.Pathway(WOC)