Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

Ibu Post Partum


(Disusun untuk memenuhi tugas praktik maternitas II)
Dosen Pembimbing : Ns. Niken Sukesi.,M.Kep

Disusun Oleh :
Kharisma Yuvirawati
NIM : 1907036

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEMARANG
2021
A. KONSEP DASAR TEORI
1. DEFINISI
Post partum atau bisa disebut periode nifas merupakan masa yang dimulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
semula (sebelum hamil) dan berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Akan tetapi
seluruh alat genital baru pulih sebelum kehamilan dalam waktu 3 bulan. Batasan
waktu nifas yang paling singkat tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam
waktu relative pendek darah sudah keluar sedangkan batas maksimumnya adalah 42
hari (Ari dan Esti, 2010).
Post partum merupakan periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi
kembali kepada keadaan tidak hamil membutuhkan waktu sekitar 6 minggu. Post
partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (peurperium)
yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat
kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi
lahir sampai organ-organ reproduksi sampai ke keadaan normal sebelum hamil
(Kirana, 2015).

2. ETIOLOGI
Menurut (Astikawati dan Dewi, 2017) secara etologi perdarahan post partum lebih
diingat dengan 4T yaitu :
a. Tone
Diagnosis antonio uteri ditegakkan setelah bayi lahir dan plasenta lahir dan
ternyata perdarahan masih aktif dan banyak, bergumpul serta pada palpasi
didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih, kontraksi uterus lembek.
Antonio uteri disebabkan akibat partus cepat, persalinan karena induksi
oksitoksin pada kelahiran sebelumnya.
b. Tissue
Bila plasenta tertinggal dalam uterus setengah jam setelah anak lahir disebut
retensio plasenta. Sisa plasenta disebabkan karena kotiledon atau selaput ketuban
tersisa.
c. Trauma
Trauma persalinan menyebabkan laserasi atau hematoma sehingga dapat
menyebabkan perdarahan postpartum. Trauma dapat disebabkan karena
episiotomi yang melebar, ruptur uteri, robekan pada perineum,vagina dan serviks.
d. Thrombin
Thrombin karena gangguan pembekuan darah. Pada pembekuan darah akan
terjadi perdarahan setiap dilakukan penjahitan, perdarahan merembes atau timbul
hematoma pada bekas jahitan.

3. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda dan gejala pada masa nifas ( post partum) menurut Yuli ( 2017, hlm 460 –
465) yaitu :
A. Tanda – tanda vitalSuhu tubuh dalam 24 jam pertama > 38 ˚C. Jika sampai
paa hari ke 10 > 38˚C hati hati adanya infeksi puerporalis, infeksi saluran
kemih dll.
B. InvolusioMerupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan
lahir setalah bayi di lahirkan hingga mencapai kedaan sebelum hamil. Proses
involusi terjadikarena :
1) Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh
karenaadanya hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih
panjangsepuluh kali dan menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu masa
hamil akansusut kembali mencapai keadaan semula. Penghancuran
jaringan tersebut akandiserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh ginjal
yang menyebabkan ibumengalami beser kencing setelah melahirkan.
2) Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot setelah
anaklahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah
karenaadanya pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi
uterus yangtidak berguna. Karena kontraksi dan retraksi menyebabkan
terganggunya peredaran darah uterus yang mengakibatkan jaringan otot
kurang zat yangdiperlukan sehingga ukuran jaringan otot menjadi lebih
kecil.
3) Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi
pada jaringan otot uterus.Involusi pada alat kandungan :
a. Fundus Uteri = Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang
keras, karena kontraksi danretraksi otot-ototnya.
b. Tempat Insersi Plasenta = Pada permulaan nifas bekas plasenta
mengandung banyak pembuluh darah besaryang tersumbat oleh
trombus. Luka bekas implantasi plasenta tidakmeninggalkan parut
karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhanendometrium
baru dibawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir
luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
c. Perubahan pembuluh darah rahim = Dalam kehamilan, uterus
mempunyai banyak pembuluh darah yang besar, tetapikarena setelah
persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyakmaka
arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas.
d. Perubahan cervix dan vagina = Beberapa hari setelah persalinan
ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, padaakhir minggu pertama
dapat dilalui oleh 1 jari saja. Karena hiperplasi ini dankarena karena
retraksi dari cervix, robekan cervix jadi sembuh. Vagina yangsangat
diregang waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran yang
normal.Pada minggu ke 3 post partum ruggae mulai nampak kembali
e. Endometrium = Mengalami involusi daerah implantasi plasenta.
Nekrosis pembuluh darah terjadi2 – 3 post partum.pada hari ke tuju
terbentuk lapisan basal dan pada 16 hari normal kembali
f. Lochea = Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri
dan vagina dalammasa nifas. Pada hari pertama dan kedua lochea
rubra atau lochea cruenta,terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa
selaput ketuban, sel-sel desidua,sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo dan
mekonium.
1. Lochea Rubra (cruenta) : Berisi darah segar dan sisa selaput
ketuban, sel-seldari desidua, verniks kaseosa, lanugo dan
mekonium.
2. Lochea Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir harike 3-7 pasca persalinan
3. Lochea Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada
hari ke 7-14 pasca persalinan.
4. Lochea Alba : cairan putih setelah 2 minggu.
5. Lochea Purulenta : terjadi infeksi, keluaran cairan seperti nanah
berbau busuk.
6. Lochea stasis : lochea tidak lancar keluarnya
g. Clitoris Kenceng dan tidak terlalu keras.
h. Vagina dan perineum
Setelah persalinan dinding perut longgar karena disebabkan lama,
tetapi biasanya akan pulih kembali dalam 6 minggu. Pada wanita yang
asthenismenjadi diastasis dari otot-otot rectus abnominis sehingga
sebagian dari dinding perut di garis tengah terdiri dari perineum,
fascia tipis dan kulit. Tempat yanglemah dan menonjol kalau berdiri
atau mengejan.Perubahan vagina, vagina mengecil dantimbul rugae
(lipatan-lipatan ataukerutan-kerutan) kembali. Terjadi robekan
perineum pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga
pada persalinan berikutnya. Bila adalaserasi jalan lahir atau luka bekas
episiotomi (penyayatan mulut serambikemaluan untuk mempermudah
kelahiran bayi) lakukanlah penjahitan dan perawatan dengan baik.
i. Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama,
biasanyaakan pulih dalam 6 minggu. Ligamen fascia dan diafragma
pelvis yangmeregang pada waktu partus setelah bayi lahir berangsur
angsur mengecil dan pulih kembali.Tidak jarang uterus jatuh ke
belakang menjadi retrofleksi karenaligamentum rotundum jadi kendor.
Untuk memulihkan kembali sebaiknyadengan latihan-latihan pasca
persalinan.
j. Sistem kardiovaskular
Selama kehamilan secara normal volume darah untuk mengakomodasi
penambahan aliran darah yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh
darahuterus. Penurunan dari estrogen mengakibatkan diuresis yang
menyebabkanvolume plasma menurun secara cepat pada kondisi
normal. Keadaan ini terjadi pada 24 sampai 48 jam pertama setelah
kelahiran. Selama ini klien mengalamisering kencing. Penurunan
progesteron membantu mengurangi retensi cairansehubungan dengan
penambahan vaskularisasi jaringan selama kehamilan.
k. Sistem Urinaria
Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari volume
darah danekskresi produk sampah dari autolysis. Puncak dari aktifitas
ini terjadi pada hari pertama post partum.
l. Sistem endokrin
1) Oxytoxin : Oxytoxin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan
bereaksi pada ototuterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga
persalinan aksi oxytoxinmenyebabkan pelepasan plasenta. Setelah itu
oxytoxin beraksi untukkestabilan kontraksi uterus, memperkecil bekas
tempat perlekatan plasentadan mencegah perdarahan. Pada wanita
yang memilih untuk menyusui bayinya, isapan bayi menstimulasi
ekskresi oxytoxin diamna keadaan inimembantu kelanjutan involusi
uterus dan pengeluaran susu. Setelah placentalahir, sirkulasi HCG,
estrogen, progesteron dan hormon laktogen placentamenurun cepat,
keadaan ini menyebabkan perubahan fisiologis pada ibu nifas.
2) Prolaktin : Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang
disekresi oleh glandulahipofise anterior bereaksi pada alveolus
payudara dan merangsang produksisusu. Pada wanita yang menyusui
kadar prolaktin terus tinggi dan pengeluaran FSH di ovarium
ditekan.Pada wanita yang tidak menyusui kadar prolaktin turun pada
hari ke 14 sampai 21 post partum dan penurunan inimengakibatkan
FSH disekresi kelenjar hipofise anterior untuk bereaksi padaovarium
yang menyebabkan pengeluaran estrogen dan progesteron dalamkadar
normal, perkembangan normal folikel de graaf, ovulasi dan
menstruasi.
m. Laktasi : Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan
pengeluaran air susu ibu. Airsusu ibu ini merupakan makanan pokok ,
makanan yang terbaik dan bersifatalamiah bagi bayi yang disediakan
oleh ibu yamg baru saja melahirkan bayi akantersedia makanan bagi
bayinya dan ibunya sendiri. Selama kehamilan hormonestrogen dan
progestron merangsang pertumbuhan kelenjar susu sedangkan
progesteron merangsang pertumbuhan saluran kelenjar , kedua
hormon inimengerem LTH. Setelah plasenta lahir maka LTH dengan
bebas dapatmerangsang laktasi. Lobus prosterior hypofise
mengeluarkan oxtoxin yangmerangsang pengeluaran air susu.
Pengeluaran air susu adalah reflek yangditimbulkan oleh rangsangan
penghisapan puting susu oleh bayi. Rangsang inimenuju ke hypofise
dan menghasilkan oxtocin yang menyebabkan buah
dadamengeluarkan air susunya.Pada hari ke 3 postpartum, buah dada
menjadi besar,keras dan nyeri. Ini menandai permulaan sekresi air
susu, dan kalau areolamammae dipijat, keluarlah cairan puting dari
puting susu.
n. Sistem pencernaan : Terjadi konstipasi akibat takut episiotomi rusak,
penururnan tonus abdomentkurang intake menjelang partus dan
pengaruh klisma.
o. Sistem muskloskeletal
1) Peningkatan ukuran uterus menyebabkan distasis rektus abdominis
2) Sensasi ekstremitas bawah mengalami penururnan
3) Tromboplebitis terjadi aibat penururnan aktivitas dan peningkatan
protomblin
4) Edema terjadi pada periode post parm dini
2. Perubahan psikologis
Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam 3
tahapyaitu:
a. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini
terjadiinteraksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat
dikatakansebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal yang
romantis,masing-masing saling memperhatikan bayinya dan menciptakan
hubungan yang baru.
b. b. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha
bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk
menguasaiketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi
pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air
besar.
c. c. Periode Letting God.
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil tanggung
jawab terhadap bayi. Sedangkan stres emosional pada ibu nifas kadang-
kadangdikarenakan kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung
dan terlukasehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu. Manifestasi ini
disebut dengan post partum blues dimana terjadi pada hari ke 3-5 post
partum.

4. PATHOFISIOLOGI
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali keadaan sebelum hamil. Perubahan alat genetal
ini dalam keseluruhannya disebut involusi. Disamping involusi terjadi perubahan-
perubahan penting lainnya yakni mekonsentrasi dan timbunya laktasi yang terakhir
ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar
mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post pasrtum, pembuluh-pembuluh darah yang
ada antara oto-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan
setelah plasenta lahir. Perubahan – perubahan yang terdapat pada serviks adalah
segera post partum, bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini
disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin. Perubahan yang terdapat
pada endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat
implamasi plasenta pada hari pertama yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai
permukaan yang khusus akibat pelepasan desidual dan selaput regenerasi
endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis sampai 2-3 minggu. Ligamen –
ligamen dan diafragma pelbis seta fasia yang melenggang sewaktu kehamilan dan
janin lahir berangsur angsur membaik (Asis, 2015, 14-15 & Yuli, 2017, hlm. 466).
5. PATHWAY

Persalinan

Traum Pengeluar Post partum


a jalan an janin nifas
lahir

Trauma episiotomi Pengeluaran


Aktivitas kandung plasenta
terganggu kemih
Jaringan Proteksi
terputus Penurunan
kurang
Edema dan progesteron
Penurunan
memar di & estrogen
peristaltik Merangsa
utetra Invasi
ng area
bakteri
Konstipasi sensorik
Penurunan
sensivitas Merangsang
Ganggua Resiko Kontraksi
n rasa bakteri pertumbuha
uterus
Sensasi nyaman n kelenjar
kandung susu
kemih
Adekuat Non
Nyeri

Gangguan
Pendarah Perdarahan
eliminasi
an lokea

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang menurut Sarwono ( 2008, hlm. 56) yaitu :
a. Kondisi uterus : palpasi fundus, kontraksi TFU
b. Jumplah pendarahan : inspeksi perinium, laserasi, hematom
c. Pengeluaran loched.
d. Kandung kemih : distensi bladder

7. KOMPLIKASI
Komplikasi yang bisa terjadi pada ibu post partum menurut Yuli ( 2017, hlm. 467 –
468) yaitu :
1) Perdarahan post pastum (keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mLselama 24
jam pertama sesudah kelahiran bayi)
2) Endometritis (radang edometrium)
3) Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
4) Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus)
5) Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjdi keras dan
berbenjol-benjol)
6) Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit
merah,membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan ; Jika tidak ada pengobatan bisa
terjadi abses)
7) Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicosesuperficial
yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada kehamilan dannifas, yang ditandai
dengan kemerahan atau nyeri.)
8) Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur naik 38,3°C,
nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan pada tepi, pus ataunanah
warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas.

8. PENATALAKSANAAN
Penatlaksanaan menurut Siti ( 2009, hlm. 56) dan Yuli ( 2017, hlm. 466 – 467)yaitu :
1) Penatalaksanaan medis
a. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap ( hemoglobin, hematokrit, leukosit).
b. Urinalisis : kadar urin
c. Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia
d. Berikan antibiotik bila ada indikasi
2) Penatalaksanaan keperawatan
a. Mobilisasi dini
b. Rawat gabung
c. Pemeriksaan umum ( keluhan dan kesadaran)
d. Pemeriksaan khusus ( TTV, fundus uteri, payudara, lochea, luka
jahitanepisiotomi).

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Data
yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sisial dan spiritual.
a. Identitas atau biodata klien
Meliputi : nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, nomor registrasi, dan diagnosa
keperawatan.
b. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien pada saat ini dikumpulkan untuk menentukan
prioritas intervensi keperawatan, keluhan utama pada post adalah nyeri dibagian
abdomen, pusing dan sakit pinggang.
c. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat pada saat sebelum inpartus di dapatkan cairan yang keluar pervaginan
secara spontan kemudian tidak di ikuti tanda-tanda persalinan.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Didapatkan data klien pernah riwayat SC sebelumnya, panggul sempit, serta letak
bayi sungsang. Meliputi penyakit yang lain dapat juga mempengaruhi penyakit
sekarang.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah penyakit turunan dalam keluarga seperti jantung, HT, TBC, DM, penyakit
kelamin, abortus yang mungkin penyakit tersebut diturunkan kepada klien.
2. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
a. Rambut
Bagaimana bentuk kepala, warna rambut, kebersihan rambut, dan apakah ada
benjolan.
b. Mata
Terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva, dan kadang-
kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena proses persalinan yang
mengalami perdarahan, sclera kuning.
c. Telinga
Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana kebersihannya, adakah
cairan yang keluar dari telinga.
d. Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada post partum kadangkadang ditemukan
pernapasan cuping hidung.
e. Mulut dan gigi
Mulut bersih / kotor, mukosa bibir kering / lembab.
2. Leher
Saat dipalpasi ditemukan ada / tidak pembesaran kelenjar tiroid, karna adanya
proses penerangan yang salah.
3. Thorak
a. Payudara
Simetris kiri dan kanan, tidak ada kelainan pada payudara, areola hitam
kecoklatan, putting susu menonjol, air susu lancer dan banyak keluar.
b. Paru-paru
I: Simetris / tidak kiri dan kanan, ada / tidak terlihat pembengkakan.
P : Ada / tidak nyeri tekan, ada / tidak teraba massa
P : Redup / sonor
A : Suara nafas Vesikuler / ronkhi / wheezing
c. Jantung
I: Ictus cordis teraba / tidak
P : Ictus cordis teraba / tidak
P : Redup / tympani
A : Bunyi jantung lup dup
4. Abdomen
I: Terdapat luka jahitan post op ditutupi verban, adanya strie gravidarum
P: Nyeri tekan pada luka,konsistensi uterus lembek / keras
P: Redup
A : Bising usus
5. Genetalia
Pengeluaran darah bercampur lender, pengeluaran air ketuban, bila terdapat
pengeluaran mekomium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan
menandakan adanya kelainan letak anak.
6. Eksremitas
Pemeriksaan odema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarkan uterus,
karena pre eklamsia atau karena penyakit jantung atau ginjal.
7. Tanda-tanda vital
Apabila terjadi perdarahan pada post partum tekana darah turun, nadi cepat,
pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
3. Diaknosa keperawatan
Diagnosa yang sering muncul menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia,
yaitu :
1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera fisik (D.0077)
2. Gangguan Rasa Nyaman Berhubungan Dengan Gejala Penyakit (D.0074)
3. Gangguan mobilitan fisik berhubungan dengan efek agen farmakologis (anestesi)
dibuktikan dengan fisik lemah. (D.0054)
4. Nyeri kronis b.d gangguan fungsi metabolik (D.0078)
4. Perencanaan keperawatan
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (SIKI)
O Keperawata (SLKI)
n
1. Nyeri Setelah diberikan asuhan Manajemen nyeri (I.08238)
berhubunga keperawatan selama O:
n dengan 3x24 jam, tingkat nyeri 1. Mengidentifikasi lokasi,
agen cedera dapat menurun dengan karaktrinstik, durasi,
fisik kriteria hasil (L.12111): frekuensi, kualitas,
1. keluhan nyeri insensitas nyeri
menurun (5) 2. Identifikasi skala nyeri
2. meringis 3. Identifikasi faktor
menurun(5) penyebab nyeri
3. mual menurun(5) T:
4. frekuensi nandi 1. Berikan teknik non
membaik (5) farmakologis (tarik
nafas dalam, kompres
hangat atau dingin)
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (suhu,
pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitas istirahat dan
tidur
E:
1. Jelaskan startegi pereda
nyeri
2. Jelaskan strategi pereda
nyeri
3. Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan teknin
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
K:
4. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Gangguan Setelah diberikan asuhan Dukungan Ambulasi (I.06171):
mobilitas
keperawatan selama 3x24 O :
fisik
berhubunga jam, diharapkan mobilitas 1. Identifikasi adanya nyeri
n dengan
fisik meningkat. atau keluhan lainnya
efek agen
farmakologi Kriteria hasil (L.05042): 2. Monitor kondisi umum
s
1. Nyeri menurun (5) selama ambulasi
2. Kelemahan fisik T :
menurun (5) 1. Libatkan keluarga untuk
3. Kekuatan otot membantu pasien dalam
meningkat (5) meningkatkan ambulasi
4. Gerakan terbatas E :
menurun (5) 1. Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
2. Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. berjalan
dari tempat tidur ke kursi,
berjalan dari tempat tidur
ke kamar mandi, berjalan
sesuai toleransi)
3. Gangguan Setelah diberikan asuhan Terapi relaksasi (I.09326):
Rasa keperawatan selama O:
Nyaman 3x24 jam, status 1. Monitor respons terhadap terapi
Berhubunga kenyamanan dapat relaksasi
n Dengan meningkat dengan T:
Gejala kriteria hasil (L.08064): 1. Ciptakan lingkungan
Penyakit 1. Kesejahteraan tenang dan tanpa gangguan
fisik meningkat dengan pencahayaaan dan
(5) suhu ruang nyaman, jika
2. Kesejahteraan memungkinkan
psikologis
2. Gunakan pakaian longgar
meningkat (5)
3. Perawatan sesuai E:
kebutuhan
1. Jelaskan tujuan , manfaat,
meningkat (5)
4. Keluhan tidak batasan, dan jenis relaksasi
nyaman
yang tersedia( mis. Music,
meditasi, napas dalam)
2. Anjurkan mengambil posisi
nyaman
3. Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih

4. Nyeri kronis Setelah diberikan asuhan Perawatan


b.d keperawatan selama kenyamanaan(I.08245) :
gangguan 3x24 jam, tingkat nyeri O:
fungsi dapat menurun dengan 1. Identifikasi gejala yang
metabolik kriteria hasil (L.12111): tidak menyenangkan( mis.
1. keluhan nyeri Mual, nyeri,, gatal, sesak)
menurun (5) T:
2. meringis 1. Berikan posisi yang
menurun(5) nyaman
3. mual menurun 2. Berikan kompres dingin
(5) atau hangat
4. frekuensi nandi 3. Ciptakan lingkungan yang
membaik (5) nyaman
E:
1. Ajarkan terapi relaksasi
K:
Kolaborasi pemberian
analgesik, antipruritus,
antihistamin , jika perlu

2. Evaluasi
NO. Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Nyeri Akut b.d Agen Cidera S: pasien mengatakan tidak merasa nyeri
Fisiologis lagii
P p (profoking)pasaien mengatakan ketika
untuk bergerak sudah tidak nyeri
lagi
Q (quality)  pasien mengatakan
nyeri tertusuk tusuk
hilang
R ( region)  pasien mengatakan
perutnya sudahtidak nyeri lagi
S ( skala)  pasien mengatakan skala
nyerinya 0
T ( time)  pasien mengatakan sudah
tidak ada nyeri

O: pasien tampak tidak meringis kesakitan


A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan
2. Gangguan mobilitas fisik b.d efek S: pasien mengatakan sudah merasa nyaman
agen farmakologis O: paasien tampak melakukan aktivitas
dengan baik
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
3. Gangguan Rasa Nyaman b.d Gejala S: pasien mengatakan sudah merasa nyaman
Penyakit O: paasien tampak rileks
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
4. Nyeri kronis b.d gangguan fungsi S: pasien mengatakan tidak merasa nyeri
metabolik lagii
P p (profoking)pasaien mengatakan ketika
untuk bergerak sudah tidak nyeri
lagi
Q (quality)  pasien mengatakan
nyeri tertusuk tusuk
hilang
R ( region)  pasien mengatakan
perutnya sudahtidak nyeri lagi
S ( skala)  pasien mengatakan skala
nyerinya 0
T ( time)  pasien mengatakan sudah
tidak ada nyeri

O: pasien tampak tidak meringis kesakitan


A: masalah teratasi
P: intervensi di hentikan

C. DAFTAR PUSTAKA

Rohayati, H. (2017). In Asuhan keperawatan kebutuhan dasar. Sragen: Universitas Kusuma Husada

Siti, S. (2009). In Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba Medika.

YuliReni. (2017). Buku ajar asuhan keperawatan maternitas amplikasi nanda nic noc. jakarta; CV
Trans Infomedia.
Kasiati. Dkk. 2016. Modul Bahan Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. 2020. Diagnosis Keperawatan: Definisi Dan Indikator
Diagnostik 2020.Jakarta: Ppni.

Definisi Dan Tindakan Keperawatan 2020. Jakarta: Ppni.

Standar Luaran Keperawatan Indonesia. 2020. Standar Luaran Keperawatan :Definisi Dan Kriteria
Hasil Keperawatan. Jakarta: Ppni.

Anda mungkin juga menyukai