Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN ELIMINASI

Disusun Oleh :

Nama : Kharisma Yuvirawati

NIM : 1907036

Universitas Widya Husada Semarang

Program Studi S1 Keperawatan

Tahun 2020/2021
KONSEP DASAR TEORI

1. Definisi Eliminasi

Eliminasi merupakan kebutahan dasar manusia yang esensial dan berperanpenting dalam
menentukan kelangsungan hidup manusia. Eliminasi adalahpelepasan sisa-sisa metabolisme
tubuh. Secara umum sisa-sisa metabolismedibagi menjadi dua yaitu eliminasi fekal ( buang air
besar/defekasi) daneliminasi urine (buang air kecil/BAK) (Haryono, 2012).

2. Etiologi

1.Gangguan Eliminasi Urin

a. Intake cairanJumlah dan type makanan merupakan faktor utama yangmempengaruhi output
urine atau defekasi. Seperti protein dan sodiummempengaruhi jumlah urine yang keluar, kopi
meningkatkan pembentukan urine intake cairan dari kebutuhan, akibatnya outputurine lebih
banyak.

b. Aktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot.Eliminasi urine


membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus sfingter internal dan eksternal.

c. Obstruksi; batu ginjal, pertumbuhan jaringan abnormal, striktur urethra

d.Infeksi

e.Kehamilan

f.Penyakit; pembesaran kelenjar ptostat

g.Trauma sumsum tulang belakang

h. Operasi pada daerah abdomen bawah, pelviks, kandung kemih, uretra

i. umur

j. Penggunaan obat-obatan

2.Gangguan Eliminasi Feka

a. Pola diet tidak adekuat/tidak sempurna:

Makanan adalah faktor utama yang mempengaruhi eliminasi feses.Cukupnya selulosa, serat
pada makanan, penting untuk memperbesar volume feses. Makanantertentu pada beberapa
orang sulit atau tidak bisa dicerna. Ketidakmampuan ini berdampak pada gangguan
pencernaan, di beberapa bagian jalur dari pengairan feses. Makanyang teratur mempengaruhi
defekasi. Makan yang tidak teratur dapat mengganggu keteraturan pola defekasi.

b. Cairan

Pemasukan cairan juga mempengaruhi eliminasi feses. Ketika pemasukan cairan yang adekuat
ataupun pengeluaran (cth: urine,muntah) yang berlebihan untuk beberapa alasan, tubuh
melanjutkanuntuk mereabsorbsi air dari chyme ketika ia lewat di sepanjang colon.Dampaknya
chyme menjadi lebih kering dari normal, menghasilkanfeses yang keras. Ditambah lagi
berkurangnya pemasukan caira nmemperlambat perjalanan chyme di sepanjang intestinal,
sehinggameningkatkan reabsorbsi cairan dari chyme.

c.Meningkatnya stress psikologi

Dapat dilihat bahwa stres dapat mempengaruhi defekasi. Penyakit- penyakit tertentu termasuk
diare kronik, seperti ulcus pada collitis, bisa jadi mempunyai komponen psikologi. Diketahui
juga bahwa beberapa orang yagn cemas atau marah dapat meningkatkan aktivitas peristaltik
dan frekuensi diare. Ditambah lagi orang yagn depresi bisamemperlambat motilitas intestinal,
yang berdampak pada konstipasi

d.Kurang aktifitas, kurang berolahraga, berbaring lama.

Pada pasien immobilisasi atau bedrest akan terjadi penurunan gerak peristaltic dan dapat
menyebabkan melambatnya feses menuju rectumdalam waktu lama dan terjadi reabsorpsi
cairan feses sehingga fesesmengeras

e.Obat-obatan

Beberapa obat memiliki efek samping yang dapat berpengeruhterhadap eliminasi yang normal.
Beberapa menyebabkan diare; yanglain seperti dosis yang besar dari tranquilizer tertentu dan
diikutidengan prosedur pemberian morphin dan codein, menyebabkankonstipasi. Beberapa
obat secara langsung mempengaruhi eliminasi.Laxative adalah obat yang merangsang aktivitas
usus danmemudahkan eliminasi feses. Obat-obatan ini melunakkan feses,mempermudah
defekasi. Obat-obatan tertentu seperti dicyclominehydrochloride (Bentyl), menekan aktivitas
peristaltik dan kadang-kadang digunakan untuk mengobati diare

f. Usia; Umur tidak hanya mempengaruhi karakteristik feses, tapi juga pengontrolannya. Anak-
anak tidak mampu mengontrol eliminasinyasampai sistem neuromuskular berkembang,
biasanya antara umur 2 – 3 tahun. Orang dewasajuga mengalami perubahan pengalaman yang
dapat mempengaruhi proses pengosongan lambung.
g. Penyakit-penyakit seperti obstruksi usus, paralitik ileus, kecelakaan pada spinal cord dan
tumor.Cedera pada sumsum tulang belakan dan kepala dapat menurunkanstimulus sensori
untuk defekasi. Gangguan mobilitas bisa membatasikemampuan klien untuk merespon
terhadap keinginan defekasi ketikadia tidak dapat menemukan toilet atau mendapat bantuan.
Akibatnya,klien bisa mengalami konstipasi. Atau seorang klien bisa mengalami fecal
inkontinentia karena sangat berkurangnya fungsi dari spinkterani.

3. Patofisiologi

Menurut Suriadi (2001), patofisiologi dari Gastroenteritis adalah meningkatnya motilitas dan
cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi
cairan dan elektrolit yang berlebihan, cairan sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari
rongga ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit
dan dapat terjadi asidosis metabolik. Diare yang terjadi merupakan proses dari transpor aktif
akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus, sel dalam mukosa
intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme
yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi permukaan
intestinal. Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit
dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom malabsorbsi. Peningkatan motilitas
intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal.

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 3 macam yaitu:

1. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan
dalam rongga yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga
timbul diare.

2. Gangguan sekresi akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan


sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
kambuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.

Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :


1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan
asam basa (asidosis metabolik hipokalemia)

2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah)

3. Hipoglikemia

4. Gangguan sirkulasi darah

4.Tanda dan gejala

1.Tanda Gangguan Eliminasi urin

a.Retensi Urin

1). Ketidak nyamanan daerah pubis.

2). Distensi dan ketidaksanggupan untuk berkemih.

3). Urine yang keluar dengan intake tidak seimbang.

4). Meningkatnya keinginan berkemih dan resah

5). Ketidaksanggupan untuk berkemih

b.Inkontinensia urin

1). pasien tidak dapat menahan keinginan BAK sebelum sampai di WC

2). pasien sering mengompol

2.Tanda Gangguan Eliminasi Fekal

a.Konstipasi

1). Menurunnya frekuensi BAB

2). Pengeluaran feses yang sulit, keras dan mengejan

3). Nyeri rektum

b.Impaction

1). Tidak BAB

2). anoreksia

3). Kembung/kram
4). nyeri rektum

c.Diare

1). BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak berbentuk

2). Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat

3). Iritasi di dalam kolon merupakan faktor tambahan yang menyebabkanmeningkatkan sekresi
mukosa

4). feses menjadi encer sehingga pasien tidak dapat mengontrol danmenahan BAB.

d.Inkontinensia Fekal

1). Tidak mampu mengontrol BAB dan udara dari anus,

2). BAB encer dan jumlahnya banyak

3). Gangguan fungsi spingter anal, penyakit neuromuskuler, trauma spinalcord dan tumor
spingter anal eksternal

e.Flatulens

1). Menumpuknya gas pada lumen intestinal,

2). Dinding usus meregang dan distended, merasa penuh, nyeri dan kram.

3). Biasanya gas keluar melalui mulut (sendawa) atau anus (flatus)

f.Hemoroid

1). pembengkakan vena pada dinding rectum

2). perdarahan jika dinding pembuluh darah vena meregang

3). merasa panas dan gatal jika terjadi inflamasi

4). nyeri.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi

Eliminasi Urine

1.Diet dan intake : jumlah dan tipe makanana mempengaruhi output urine, seperti protein dan
sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar.
2.Respon keinginan awal untuk berkemih : beberapa masyarakat mempunyai kebiasaan yang
mengabaikan respon awal untuk berkemih dan hanya pada akhir keinginan berkemih menjadi
lebih kuat. Akibatnya urine banyak tertahan dalam kandung kemih.

3.Gaya hidup : banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine.
Tersedianya fasilitas toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi frekuensi eliminasi.

4.Stress psikologi : meningkatnya stres seseorang dapat meningkatkan frekuensi keinginan


berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitif untuk keinginan berkemih dan atau
meningkatnya jumlah urine yang diproduksi.

5.Tingkat aktivitas : aktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot. Eliminasi
urine membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus spingter internal dan
eksternal.

6.Tingkat perkembangan : tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan mempengaruhi


pola berkemih. Pada wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun karena adanya
tekanan dari fetus

7.Kondisi patologis : saat seseorang dalam keadaan sakit,produksi urinnya sedikit hal ini
disebabkan oleh keinginan untukminum sedikit.

Eliminasi Fekal

1. Tingkat perkembangan : pada bayi sistem pencernaannya belum sempurna. Sedangkan pada
lansia proses mekaniknya berkurang karena berkurangnya kemampuan fisiologis sejumlah
organ.

2. Diet : bergantung pada kualitas, frekuensi, dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Sebagai
contoh, makanan berserat akan mempercepat produksi feses. Secara fisiologis, banyaknya
makanan yang masuk kedalam tubuh juga berpengaruh terhadap keinginan defekasi.

3. Asupan Cairan : asupan cairan yang kurang akan menyebabkan feses lebih keras. Ini karena
jumlah absorpsi cairan dikolon meningkat.

4. Tonos Otot : tonus otot terutama abdomen yang ditunjang dengan aktivitas yang cukup akan
membantu defekasi. Gerakan peristaltik akan memudahkan materi feses bergerak disepanjang
kolon.

5. Faktor psikologis : perasaan cemas atau takut akan mempengaruhi peristaltik atau motilitas
usus sehingga dapat menyebabkan diare.
6. Pengobatan : obat dapat menimbulkan efek konstipasi. Laksatif dan katartik dapat
melunakkan feses dan meningkatkan peristaltik. Akan tetapi, jika digunakan dalam waktu lama,
kedua obat tersebut dapat menurunkan tonus usus sehingga usus menjadi kurang responsif
terhadap stimulus laksatif. Obat-obat lain yang dapat mengganggu pola defekasi antara lain:
analgesik narkotik,opiat, dan anti kolinergik.

7.Penyakit : beberapa penyakit pencernaan dapat menyebabkan diare atau konstipasi.

8.Gaya hidup : aktivitas harian yang biasa dilakukan, bowel training pada saat kanak-kanak, atau
kebiasaan menahan buang air besar.

9.Aktivitas fisik : orang yang banyak bergerak akan mempengaruhi mortilitas usus.

10. Posisi selama defekasi : posisi jongkok merupakan posisi paling sesuai untuk defekasi. Posisi
tersebut memungkinkan individu mengerahkan tekanan yang terabdomen dan mengerutkan
otot pahanya sehingga memudahkan proses defekasi.

11.Kehamilan : konstipasi adalah masalah umum ditemui pada trimester akhir kehamilan .
seiring bertambahnya usiakehamilan , ukuran janin dapat menyebabkan obstruksi yang akan
menghambat pengeluaran feses .Akibatnya , ibu hamil sering kali mengalami hemoroid
permanen karena seringnya mengedan saat defekasi.

6. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan USG

2. Pemeriksaan foto rontgen

3. Pemeriksaan laboratorium urin dan feses

Anatomi dan fisiologi

a.Ginjal
Ginjal merupakan organ seperti buncis yang berwarna cokelat kemerah-merahan dan berbada
dikedua sisi kolumna vertebral posterior terhadap peritoneum dan terletak pada otot punggung
bagian dalam. Ginjal terbentang dari vertebra torakalis kedua belas sampai vertebra
lumbalisketiga.Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsul.

b. Ureter

Urin meninggalkan tubulus dan memasuki duktus pengumpul yang akan mentranspor urin ke
pelvis renalis. Sebuah ureter bergabung dengan setiap pelvis renalis sebagai rute keluar
pertama pembuangan urin. Ureter merupakan struktur tubular yang memiliki panjang 25
sampai 30 cmdan berdiameter 1,25 cm pada orang dewasa. Ureter membentang pada posisi
retroperitoneumuntuk memasuki kandung kemih di dalam rongga pelvis pada sambungan
ureterovesikalis. Urinyang keluar dari ureter ke kandung kemih umumnya steril. Gerakan
peristaltik uretermenyebabkan urin masuk ke kandung kemih dalam bentuk semburan. Ureter
masuk ke dalamdinding posterior kandung kemih dengan posisi miring agar mencegah refluks
urin dari kandung kemih ke ureter.

c. Kandung Kemih

Kandung kemih merupakan suatu organ cekung yang dapat berdistensi dan tersusun atas
jaringan otot serta merupakan wadah tempat urin dan merupakan organ ekskresi.
Apabilakosong, kandung kemih berada dalam rongga panggul di belakang simfisis pubis. Pada
pria,kandung kemih terletak pada rectum bagian posterior dan pada wanita terletak pada
dindinganterior uterus dan vagina. Kandung kemih dapat menampung sekitar 600 ml urin,
walaupun pengeluaran urin normal sekitar 300 ml.

d. Uretra

Urin keluar dari kandung kemih melalui uretra dan keluar dari tubuh melalui meatus
uretra.Dalam kondisi normal, aliran urin yang mengalami turbulensi membuat urin bebas dari
bakteri.Merman mukosa melapisi uretra, dan kelenjar uretra mensekresi lendir ke dalam
saluran uretra.Lendir dianggap bersifat bakteriostatis dan membentuk plak mukosa untuk
menecegahmasuknya bakteri. Lapisan otot polos yang tebal mengelili uretra

Asuhan Keperawatan Kebutuhan Eliminasi

PENGKAJIAN

Tanggal Masuk:

Jam:

No. CM:
Tanggal Pengkajian:

Jam:

Diagnosa Medis:

1.BIODATA

a.Identitas klien

Nama:

Tempat Tanggal Lahir:

Umur:

Jenis kelamin:

Agama:Pendidikan:

Pekerjan:

Suku / Bangsa:

Status:

No. CM:

Alamat:

b.Identitas penanggung jawab

Nama:

Tempat Tanggal Lahir:

Umur:

Jenis kelamin:

Agama:

Pendidikan:

Pekerjaan:

Suku / Bangsa:
Status:

1.Alamat:

Hub.dg klien:

2.RIWAYATKESEHATAN

a.Keluhan utama : keluhan utama yang biasanya muncul adalahBAB lebih dari 3 x,
konstipasi, impaksi, diare dan sebagainya.

b. Riwayat penyakit sekarang: perlu dikasi warna BAB (kuning, kuning kehijauan, hijau),
bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Tentukan konsistensinya (encer,padat), tentukan
frekuensinya (> 3 kali sehari).Perlu dikaji waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), > 7 hari
( diare berkepanjangan), > 14 hari (diare kronis).

c. Riwayat penyakit dahulu : perlu dikaji apakah pasien pernah mengalami diare
sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida
albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak.

d.Riwayat kesehatan keluarga : ditanyakan apakah ada anggota keluarga yangmengalami


sakit seperti pasien sebelumnya, apakah sebelumnya pasien pernah mengalami penyakit
seperti saat ini.

e.Riwayat kesehatan lingkungan klien : perlu dikaji penyimpanan makanan, apakah pada suhu
kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal.

f.Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan

1)Pertumbuhan

Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-


10 cm (rata-rata 8 cm) pertahun.

Kenaikanlinkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.

Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya
berjumlah 14 –16 buah

Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.

2)Perkembangan

Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud.


Fase anal : pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido, meulai menunjukan
keakuannya, cinta diri sendiri/ egoistic, mulai kenal dengan tubuhnya, tugas utamanyan
adalah latihan kebersihan, perkembangan bicra dan bahasa (meniru dan mengulang kata
sederhana, hubungna interpersonal, bermain).

Tahap perkembangan psikososial menurut Erik Erikson.

Autonomy vs Shame and doundt. Perkembangn ketrampilan motorik dan bahasa


dipelajari anak toddler dari lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh Dario kemam
puannya untuk mandiri (tak tergantug). Melalui dorongan orang tua untuk makan,
berpakaian, BAB sendiri, jika orang tua terlalu over protektif menuntut harapan yanag
terlalu tinggi maka anak akan merasa malu dan ragu-ragu seperti juga halnya perasaan tidak
mampu yang dapat berkembang pada diri anak.

Gerakan kasar dan halus, bacara, bahasa dan kecerdasan, bergaul dan mandiri : Umur 2-3
tahun :

• Berdiri dengan satu kaki tampaberpegangan sedikitpun 2 hitungan (GK)

• Meniru membuat garis lurus (GH)

• Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK)

• Melepasa pakaian sendiri (BM)

g.Genogram : adalah gambar bagan riwayat keturunan atau struktur anggota keluarga dari
atas hingga ke bawah yang didasarkan atas tiga generasi sebelum pasien. Berikan
keterangan manakah simbol pria, wanita, keterangan tinggal serumah, yang sudah meninggal
dunia serta pasien yang sakit.

3.POLAFUNGSIKESEHATAN (GORDON)

a.Persepsi Terhadap Kesehatan –Manajemen Kesehatan

1)Tingkat pengetahuan kesehatan / penyakit meliputi sebelum sakit dan selam sakit

2)Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan meliputi sebelum sakit dan selam sakit

3)Faktor-faktor resiko sehubungan dengan kesehatan

b.Pola Aktivitas Dan Latihan


Menggunakan tabel aktifitas meliputi makan, mandi berpakaian, eliminasi, mobilisaasi di
tempat tidur, berpindah, ambulansi, naik tangga, serta berikan keterangan skala dari 0 –4
yaitu :

0: Mandiri

1: Di bantu sebagian

2: Di bantu orang lain

3: Di bantu orang dan peralatan

4: Ketergantungan / tidak mampu

Aktivitas 0 1 2 3 4

Makan √

Mandi √

Berpakaian √

Eliminasi √

Mobilisasi di tempat tidur √

Berpindah √

Ambulansi √

Naik tangga √

c.Pola Istirahat Tidur

Ditanyakan :

1)Jam berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur

2)Sonambolisme

3)Kualitas dan kuantitas jam tidur

d.Pola Nutrisi -Metabolic

Ditanyakan :

1)Berapa kali makan sehari


2)Makanan kesukaan

3)Berat badan sebelum dan sesudah sakit

4)Frekuensi dan kuantitas minum sehari

e.Pola Eliminasi

1)Frekuensi dan kuantitas BAK dan BABsehari

2)Nyeri

3)Kuantitas

f.Pola Kognitif Perceptual : sdakah gangguan penglihatan, pendengaran (Panca Indra)

g.Pola Konsep Diri

1)Gambaran diri

2)Identitas diri

3)Peran diri

4)Ideal diri

5)Harga diri

h.Pola Koping

Cara pemecahan dan penyelesaian masalah

i.Pola Seksual –Reproduksi

Ditanyakan : adakah gangguan pada alat kelaminya.

j.Pola Peran Hubungan

1)Hubungan dengan anggota keluarga

2)Dukungan keluarga

3)Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.

k.Pola Nilai Dan Kepercayaan

1)Persepsi keyakinan
2)Tindakan berdasarkan keyakinan

4.PEMERIKSAAN FISIK

a.Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil,


lingkarkepala, lingkar abdomen membesar,

b.Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun.Tekanan darah
mmHg, suhu tubuh ...◦C, pernapasan ..x/menit, nadi ..x/menit (regular), GCS :E=..
M=...Vapasia. BB ( sakit) : tidak diketahui, BB ( Sebelum Sakit ) ;tidak diketahui, hasil
pengukuran LL 25 cm.(BB=2xLL; 50 kg).

c.Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih

d.Mata : cekung, kering, sangat cekung

e.Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltic meningkat > 35
x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan
kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum

f.Sistem Pernafasan: dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolic (kontraksi
otot pernafasan)

g.Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang .

h.Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun >2 dt, suhu meningkat > 375 0 c, akral
hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada
daerah perianal.

i.Sistem perkemihan :

Urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurangdari
sebelum sakit.

Perlu dikaji :

• Pada orang-orang untuk berkemih sangat individual.

• Frekuensi: Frekuensiuntuk berkemih tergantung kebiasaan dan kesempatan. Banyak orang-


orang berkemih kira-kira 70 % dari urine setiap hari pada waktu bangun tidur dan tidak
memerlukan waktu untuk berkemih pada malam hari. Orang-orang biasanya berkemih :
pertama kali pada waktu bangun tidur, sebelum tidur dan berkisar waktu makan.

• Volume:Volume urine yang dikeluarkan sangat bervariasi.


Usia Jumlah / hari:

Hari pertama & kedua dari kehidupan 15–60 ml

Hari ketiga–kesepuluh dari kehidupan 100–300 ml

Hari kesepuluh–2 bulan kehidupan 250–400 ml

Dua bulan–1 tahun kehidupan 400–500 ml

1–3 tahun 500–600 ml

3–5 tahun600–700 ml

5–8 tahun 700–1000 ml

8–14 tahun 800–1400 ml

14 tahun-dewasa 1500 ml

Dewasa tua 1500 ml / kurang

Jika volume dibawah 500 ml atau diatas 300 ml dalam periode 24 jam pada orang dewasa,
maka perlu lapor.

j.Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa
perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan
adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.

5.PEMERIKSAAN PENUNJANG

a.Laboratorium :

feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida

Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi

AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun )

Faal ginjal : UC meningkat (GGA)

b.Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni

6. TERAPI

a.obat anti sekresi : Asetosal, 25 mg/hari dengan dosis minimal 30 mgklorpromazine 0,5–1 mg /
kg BB/hari
b.onat anti spasmotik : Papaverin, opium, loperamide

c.antibiotik : bila penyebab jelas, ada penyakit penyerta

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output
berlebihan dan intake yang kurang

2.Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan


skunder terhadap diare.

3.Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap
diare

4.Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.

5.Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus


menerus.

6.Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

C.PERENCANAAN (INTERVENSI)

No Tujuan Outcome Intervensi


DP

1 Setelah dilakukan tindakan Fluid Management : Pantau tanda dan gejala


keperawatan selama...x24 kekurangan cairan dan
Pertahankan catatan intake
jam diharapkan pasien elektrolit
dan output yang akurat
dengangangguan
Pantau intake dan output
keseimbangan cairan dan Monitor status hidrasi
elektrolitdapat melakukan (kelembaban membran Timbang berat badan
aktivitasnya dengan criteria mukosa, nadi adekuat, setiap hari
hasil : tekanan darah ortostatik),
Anjurkan keluarga untuk
jika diperlukan
Tanda vital dalam batas memberi minum banyak
normal (N: 120-60 x/mnt, S; Monitor hasil lab yang pada kien, 2-3 lt/hr
36-37,50 c, RR : < 40 sesuai dengan retensi cairan
x/mnt ) Kolaborasi:
(BUN , Hmt , osmolalitas urin,
albumin, total protein ) - Pemeriksaan laboratorium
Turgor elastik , membran
mukosa bibir basah, mata serum elektrolit (Na, K,Ca,
Monitor vital sign setiap
tidak cowong, UUB tidak BUN)
cekung. 15menit –1 jam - Cairan parenteral ( IV
line ) sesuai dengan umur
Konsistensi BAB lembek, Kolaborasi pemberian cairan
frekwensi 1 kali IV - Obat-obatan :
perhariKeterangan : (antisekresin,
Monitor status nutrisi
antispasmolitik, antibiotik)
1 : Selalu menunjukkan.
Berikan cairan oral
2 : Sering menunjukkan
Berikan penggantian
3 : Kadang menunjukkan. nasogatrik sesuai output (50
–100cc/jam
4 : Jarang menunjukkan.
- Dorong keluarga untuk
5 : Tidak pernah
membantu pasien makan
menunjukkan
- Kolaborasi dokter jika tanda
cairan berlebih muncul
meburuk

- Atur kemungkinan tranfusi

-Persiapan untuk tranfusi

- Pasang kateter jika perlu

- Monitor intake dan urin


output setiap 8 jam

2 2Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan Diskusikan dan jelaskan


keperawatan selama...x24 perawatan selama dirumah di tentang pembatasan diet
jam diharapkan pasien RS kebutuhan nutrisi (makanan berserat tinggi,
denganperubahan nutrisi terpenuhi berlemak dan air terlalu
kurang dari kebutuhan panas atau dingin)
tubuhdapat melakukan
- Ciptakan lingkungan yang
aktivitasnya dengan criteria
bersih, jauh dari bau yang
hasil :
tak sedap atau sampah,
-Nafsu makan meningkat sajikan makanan dalam
keadaan hangat
-BB meningkat atau normal
sesuai umur - Berikan jam istirahat
(tidur) serta kurangi
kegiatan yang berlebihan
Keterangan : - Monitor intake dan out
put dalam 24 jam
1 : Tdk prnh menyebutkan.
- Kolaborasi dengan tim
2 : Jarang menyebutkan.
kesehtaan lain :
3 : Kadang menyebutkan.
• Terapi gizi : Diet TKTP
4 : Sering menyebutkan. rendah serat, susu, obat-
obatan atau vitamin ( A)
5 : Selalu menyebutkan

3 Setelah dilakukan tindakan Stelah dilakukan tindakan Monitor suhu tubuh setiap
keperawatan selama...x24 perawatan selama 3x 24 jam 2 jam
jam diharapkan pasien tidak terjadi peningkatan
Berikan kompres hangat
denganresiko peningkatan suhu tubuh
suhu tubuhdapat Kolaborasi pemberian
melakukan aktivitasnya antipiretik
dengan criteria hasil :

- Suhu tubuh dalam batas


normal ( 36-37,5 C)

- Tidak terdapat tanda


infeksi (rubur, dolor, kalor,
tumor, fungtio leasa)

Keterangan :

1 : Tidak memerlukan
bantuan.

2 : Membutuhkan bantuan
orang lain dan alat

3 : Membutuhkan bantuan
oarang lain.

4 : Membutuhkan bantuan
alat.

5 : Mandiri
penuh.antipirektik
4 Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindaka Diskusikan dan jelaskan
keperawatan selama...x24 keperawtan selama di rumah pentingnya menjaga
jam diharapkan pasien sakit integritas kulit tidak tempat tidur
denganresiko gangguan terganggu
Demontrasikan serta
integritas kulit
libatkan keluarga dalam
perianaldapat melakukan
merawat perianal (bila
aktivitasnya dengan criteria
basah dan mengganti
hasil :
pakaian bawah serta
- Tidak terjadi iritasi : alasnya)
kemerahan, lecet,
Atur posisi tidur atau duduk
kebersihan terjaga
dengan selang waktu 2-3
- Keluarga mampu jam
mendemontrasikan
perawatan perianal dengan
baik dan benarKeterangan :

1 : Selalu menunjukkan.

2 : Sering menunjukkan.

3 : Kadang menunjukkan.

4 : Jarang menunjukkan.

5 : Tidak pernah
menunjukkan

5 Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan tindakan Libatkan keluarga dalam


keperawatan perawatan selama 3x24 jam melakukan tindakan
selama...x24jam jam klien mampu beradapatasi perawatan
diharapkan pasien dengan
Hindari persepsi yang salah
kecemasan anak dapat
pada perawat dan RS
melakukan aktivitasnya
dengan criteria hasil : Berikan pujian jika klien
mau diberikan tindakan
- Mau menerima tindakan
perawatan dan pengobatan
perawatan, klien tampak
tenang dan tidak Lakukan kontak sesering
rewelKeterangan : mungkin dan lakukan
komunikasi baik verbal
1 : Selalu menunjukkan. maupun non verbal
(sentuhan, belaian dll)
2 : Sering menunjukkan.
Berikan mainan sebagai
3 : Kadang menunjukkan.
rangsang sensori anak
4 : Jarang menunjukkan.

5 : Tidak pernah
menunjukkan

Anda mungkin juga menyukai