A. DEFISINI
Post partum adalah masa pulih kembali seperti pra hamil yang di mulai setelah partus
selesai sampai kelahiran plasenta dan berakhir ketika organ kandungan pulih kembali
seperti semula. Masa nifas berlangsung kira – kira
kira 6 minggu ( Sarwono, 2008, hlm.
40).
C. PATHOFISIOLOGI
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat – alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur –
berangsur – angsung
angsung pulih kembali keadaan sebelum hamil. Perubahan
alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi. Disampng involusi terjadi
perubahan – perubahan penting lainnya yakni mekonsentrasi dan timbunya laktasi
yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap
kelenjar mamame.
ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implamasi plasenta pada
hari pertama yang kira –
kira – kira
kira setebal 2 –
2 – 5
5 mm itu mempunyai permukaan yang kusus
akibat pelepasan desidual dan selaput regenerasi endometrium terjadi dari sisa – sisa
sisa
sel desidua basalis sampai 2 sampai 3 minggu. Ligamen – ligamen dan diagfragma
pelbis seta fasia yang melenggang sewaktu kehamilan dan janin lahir berangsur
angsung membaik (Asis, 2015, ¶14-15 & Yuli, 2017, hlm. 466).
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda dan gejala pada masa nifas ( post partum) menurut Yuli ( 2017, hlm 460 –
465) yaitu :
a. Tanda
Tanda –
– tanda
tanda vital
Suhu tubuh dalam 24 jam pertama > 38 ˚C. Jika sampai paa hari ke 10 > 38˚C
hati hati adanya infeksi puerporalis, infeksi saluran kemih dll.
b. Involusio
Merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setalah
bayi di lahirkan hingga mencapai kedaan sebelum hamil. Proses involusi terjadi
karena :
1) Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena
adanya hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang
sepuluh kali dan menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan
3) Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi pada
jaringan otot uterus.
Tabel perubahan uterus setelah melahirkan menurut masa involusi
Diameter
Berat
Involusi TFU Bekas Melekat Keadaan Cervix
Uterus
Plasenta
Setelah Sepusat 1000 gr 12,5 Lembik
plasenta Pertengahan 500 gr 7,5 cm Dapat dilalui 2 jari
lahir pusat
1 minggu symphisis 350 gr 5 cm Dapat dimasuki 1 jari
Tak teraba
2 minggu 50 gr 2,5 cm
Sebesar hamil
6 minggu 2 minggu
30 gr
Normal
8 minggu
karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak
maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas.
e) Endometrium
Mengalami involusi daerah implantasi plasenta. Nekrosis pembuluh darah terjadi
2 – 3 post partum.pada hari ke tuju terbentuk lapisan basal dan pada 16 hari
normal kembali.
f) Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam
masa nifas. Pada hari pertama dan kedua lochea rubra atau lochea cruenta,
terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo dan mekonium.
1) Lochea Rubra (cruenta) : Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel
dari desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium.
2) Lochea Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari
ke 3-7 pasca persalinan
3) Lochea Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-
14 pasca persalinan.
4) Lochea Alba : cairan putih setelah 2 minggu.
5) Lochea Purulenta : terjadi infeksi, keluaran cairan seperti nanah berbau
busuk.
6) Lochea stasis : lochea tidak lancar keluarnya.
g) Clitoris
Kenceng dan tidak terlalu keras.
persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Bila ada
laserasi jalan lahir atau luka bekas episiotomi (penyayatan mulut serambi
kemaluan untuk mempermudah kelahiran bayi) lakukanlah penjahitan dan
perawatan dengan baik.
Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari volume darah dan
ekskresi produk sampah dari autolysis. Puncak dari aktifitas ini terjadi pada hari
pertama post partum.
bayinya,
bayinya, isapan bayi menstimulasi ekskresi oxytoxin diamna keadaan ini
membantu kelanjutan involusi uterus dan pengeluaran susu. Setelah placenta
lahir, sirkulasi HCG, estrogen, progesteron dan hormon laktogen placenta
menurun cepat, keadaan ini menyebabkan perubahan fisiologis pada ibu nifas.
2) Prolaktin
Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi oleh glandula
hipofise anterior bereaksi pada alveolus payudara dan merangsang produksi
susu. Pada wanita yang menyusui kadar prolaktin terus tinggi dan
pengeluaran FSH di ovarium ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui kadar
prolaktin turun pada hari ke 14 sampai 21 post partum dan penurunan ini
mengakibatkan FSH
FSH disekresi kelenjar hipofise anterior untuk bereaksi
bereaksi pada
ovarium yang menyebabkan pengeluaran estrogen dan progesteron dalam
kadar normal, perkembangan normal folikel de graaf, ovulasi dan menstruasi.
m) Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Air
susu ibu ini merupakan makanan pokok , makanan yang terbaik dan bersifat
alamiah bagi bayi yang disediakan oleh ibu yamg baru saja melahirkan bayi akan
tersedia makanan bagi bayinya dan ibunya sendiri. Selama kehamilan hormon
estrogen dan progestron merangsang pertumbuhan kelenjar susu sedangkan
progesteron merangsang pertumbuhan saluran kelenjar , kedua hormon ini
mengerem LTH. Setelah plasenta lahir maka LTH dengan bebas dapat
interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat dikatakan
sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal yang romantis,
masing-masing saling memperhatikan bayinya dan menciptakan hubungan yang
baru.
b. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha
bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada
pengontrolan fungsi tubuhnya,
tubuhnya, misalnya buang air kecil atau bua
buang
ng air besar.
G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang bisa terjadi pada ibu post partum menurut Yuli ( 2017, hlm. 467
– 468)
468) yaitu :
1) Perdarahan post pastum (keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL
selama 24 jam pertama sesudah kelahiran bayi)
2) Endometritis (radang edometrium)
3) Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)
8) Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur naik 38,3
°C, nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan pada tepi, pus atau
nanah warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas
H. PENATALAKSANAAN
Penatlaksanaan menurut Siti ( 2009, hlm. 56) dan Yuli ( 2017, hlm. 466 – 467)
yaitu :
1) Penatalaksanaan medis
a) Pemeriksaan laboratorium darah lengkap ( hemoglobin, hematokrit, leukosit
).
b) Urinalisis : kadar urin
c) Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia
d) Berikan antibiotik bila ada indikasi
2) Penatalaksanaan keperawatan
a) Mobilisasi dini
b) Rawat gabung
c) Pemeriksaan umum ( keluhan dan kesadaran)
d) Pemeriksaan khusus ( TTV, fundus uteri, payudara, lochea, luka jahitan
episiotomi).
A. PENGKAJIAN
1. Biodata klien
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama,
Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku,
Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
2. Keluhan utama
Hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alasan meminta pertolongan.
3. Riwayat haid
Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi,
siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal partus.
4. Riwayat perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa ? Apakah perkawinan sah
atau tidak, atau tidak direstui orang tua ?
5. Riwayat obstetri
a. Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil Laboratorium : USG,
Darah, Urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan
impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang
diperoleh.
b. Riwayat persalinan
Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah
abortus, umur kehamilan saat bersalin, jenis persalinan, penolong
persalinan, BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat ini.
c. Riwayat nifas pada persalinan lalu : Pernah mengalami demam, keadaan
lochia, kondisi perdarahan selama nifas, tingkat aktifitas setelah
melahirkan, keadaan perineal, abdominal, nyeri pada payudara, kesulitan
eliminasi, keberhasilan pemberian ASI, respon dan support keluarga.
d. Riwayat persalinan saat ini : Kapan mulai timbulnya his, pembukaan,
bloody show, kondisi ketuban, lama persalinan, dengan episiotomi atau
tidak, kondisi perineum dan jaringan sekitar vagina, dilakukan anastesi
atau tidak, panjang tali pusat, lama pengeluaran placenta, kelengkapan
placenta, jumlah perdarahan.
e. Riwayat New Born : apakah bayi lahir spontan atau dengan
induksi/tindakan khusus, kondisi bayi saat lahir (langsung menangis atau
tidak), apakah membutuhkan resusitasi, nilai APGAR skor, Jenis kelamin
Bayi, BB, panjang badan, kelainan kongnital, apakah dilakukan bonding
attatchment secara dini dengan ibunya, apakah langsung diberikan ASI
1) Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan
(Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi snack (makanan
ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, freguensi,.
2) Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman
yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang
atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur
(penekanan pada perineum).
3) Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah
inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas,
terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa talut luka
episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi,
rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet.
4) Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan
pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan wajah.
5) Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan,
kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan
menyusui.
6) Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang
gestures, mannerism, dress, suara. Pada saat hubungan seks apakah menggunakan
lubrikasi untuk kenyamanan. Posisi saat koitus, kedalaman penetrasi penis. Perasaan
dara) dan kemampuan melakukan perawatan bayi (perawatan tali pusat, menyusui,
memandikan dan mengganti baju/popok bayi, membina hubungan tali kasih, cara
memfasilitasi hubungan bayi dengan ayah, dengan sibling dan kakak/nenek).
Keamanan bayi saat tidur, diperjalanan, mengeluarkan secret dan perawatan saat
tersedak atau mengalami gangguan ringan. Pencegahan infeksi dan jadwal
imunisasi.
16. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
2) BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi cardy,
6) Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina
(licin, kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka
episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia (warna,
jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi
konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr
alba), Anus : hemoroid dan trombosis pada anus.
7) Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi,
kekuatan otot.
17. Pemeriksaan Laboratorium
1) Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10 g%
dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.
2) Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.
Intervensi
- Tanda –
Tanda – tanda
tanda vital normal
- Tidak ada peningkatan leukosit
- Luka di daerah perinium tidak ada pus
Intervensi
a. Kontrol infeksi
1) Lakukan perawatan vulva dan perinium
2) Ajarkan klien untuk mengganti pembalut setiap kotor
3) Tingkatkan asupan nutrisi
4) Anjurkan istirahat
4. Dx 4 : Risisko
Risis ko gangguan proses parenting b.d kurangnya pengetahuan tentang cara
merawat bayi
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
tida terjadi gangguan proses parenting.
Kriteria Hasil :
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, P. (2008). Ilmu
(2008). Ilmu kebidananan.
kebidananan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Saifudin, Abdul, Bari. (2008). Buku panduan praktek kesehatan maternal dan
neonatal . Jakarta : Trisada
Yuli, Reni. (2017). Buku ajar asuhan keperawatan maternitas amplikasi nanda
nic noc.
noc. Jakarta: CV Trans Infomedia