Anda di halaman 1dari 18

 

LAPORAN PERNDAHULUAN POST PARTUM SPONTAN

A.  DEFISINI
Post partum adalah masa pulih kembali seperti pra hamil yang di mulai setelah partus

selesai sampai kelahiran plasenta dan berakhir ketika organ kandungan pulih kembali
seperti semula. Masa nifas berlangsung kira  –  kira
  kira 6 minggu ( Sarwono, 2008, hlm.
40).

B.  TAHAP MASA NIFAS


Periode masa nifas di bagi menjadi tiga tahap yaitu ( Yuli, 2017, hlm. 459
459 – 
 –  460
 460 ) :
1.  Puerperium dini
Merupakan masa kepulihan yang dalam hal ini sudah di perblehkan berdiri.
2.  Puerpurium intermedial

Kepuliham menyeluruh alat – 


alat –  alat
 alat genetalia, yang lamamnya 6 -8 minggu.
3.  Remote purperium
Masa yang di perlukan untuk pulih dan sehat sempurna, berlangsung selama
 berminggu – 
 berminggu –  minggu,
 minggu, bulanan, bahakan tahunan.

C.  PATHOFISIOLOGI
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat  –   alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur – 
berangsur  –  angsung
  angsung pulih kembali keadaan sebelum hamil. Perubahan
alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi. Disampng involusi terjadi

 perubahan  –   perubahan penting lainnya yakni mekonsentrasi dan timbunya laktasi
yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap
kelenjar mamame.

Otot- otot uterus berkontraksi segera post partum, pembuluh  –  pembuluh


  pembuluh darah yang
ada antara otot  –   otot
otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan
setelah plasenta lahir. Perubahan – 
Perubahan  –  perubahan
  perubahan yang terdapat pada seviks ialah segera
 post partum, bentuk serviks agak mengaga seperti corong, bentuk ini di sebabkan oleh
korpus uteri terbentuk semacam cincin . Perubahan yang terdapat pada endometrium

ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di tempat implamasi plasenta pada
hari pertama yang kira – 
kira –  kira
 kira setebal 2 – 
2  –  5
 5 mm itu mempunyai permukaan yang kusus
 

akibat pelepasan desidual dan selaput regenerasi endometrium terjadi dari sisa  –  sisa
  sisa
sel desidua basalis sampai 2 sampai 3 minggu. Ligamen  –   ligamen dan diagfragma
 pelbis seta fasia yang melenggang sewaktu kehamilan dan janin lahir berangsur
angsung membaik (Asis, 2015, ¶14-15 & Yuli, 2017, hlm. 466).
 

 
E.  MANIFESTASI KLINIS
1.  Tanda dan gejala pada masa nifas ( post partum) menurut Yuli ( 2017, hlm 460  –  
465) yaitu :
a.  Tanda
Tanda – 
 –  tanda
 tanda vital

Suhu tubuh dalam 24 jam pertama > 38 ˚C. Jika sampai paa hari ke 10 > 38˚C
hati hati adanya infeksi puerporalis, infeksi saluran kemih dll.
 b.  Involusio
Merupakan proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir setalah
 bayi di lahirkan hingga mencapai kedaan sebelum hamil. Proses involusi terjadi
karena :
1)  Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh karena
adanya hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih panjang
sepuluh kali dan menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu masa hamil akan

susut kembali mencapai keadaan semula. Penghancuran jaringan tersebut akan


diserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh ginjal yang menyebabkan ibu
mengalami beser kencing setelah melahirkan.
2)  Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot setelah anak
lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah karena
adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi uterus yang
tidak berguna. Karena kontraksi dan retraksi menyebabkan terganggunya
 peredaran darah uterus yang mengakibatkan jaringan otot kurang zat yang
diperlukan sehingga ukuran jaringan otot menjadi lebih kecil.

3)  Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi pada
 jaringan otot uterus.

Involusi pada alat kandungan :

a)  Fundus Uteri


Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi dan
retraksi otot-ototnya.
 

 
Tabel perubahan uterus setelah melahirkan menurut masa involusi

Diameter
Berat
Involusi  TFU  Bekas Melekat Keadaan Cervix 
Uterus 
Plasenta 
Setelah Sepusat 1000 gr 12,5 Lembik
 plasenta Pertengahan 500 gr 7,5 cm Dapat dilalui 2 jari
lahir  pusat
1 minggu symphisis 350 gr 5 cm Dapat dimasuki 1 jari
Tak teraba
2 minggu 50 gr 2,5 cm
Sebesar hamil
6 minggu 2 minggu
30 gr
 Normal
8 minggu

 b)  Tempat Insersi Plasenta


Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar
yang tersumbat oleh trombus. Luka bekas implantasi plasenta tidak
meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan
endometrium baru dibawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari
 pinggir luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.

c)  Perubahan pembuluh darah rahim


Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang besar, tetapi

karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak
maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas.

d)  Perubahan cervix dan vagina


Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari, pada
akhir minggu pertama dapat dilalui oleh 1 jari saja. Karena hiperplasi ini d
dan
an
karena karena retraksi dari cervix, robekan cervix jadi sembuh. Vagina yang
sangat diregang waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran yang normal.
Pada minggu ke 3 post partum ruggae mulai nampak kembali.
 

e)  Endometrium
Mengalami involusi daerah implantasi plasenta. Nekrosis pembuluh darah terjadi
2  –   3 post partum.pada hari ke tuju terbentuk lapisan basal dan pada 16 hari

normal kembali.
f)  Lochea

Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam
masa nifas. Pada hari pertama dan kedua lochea rubra atau lochea cruenta,
terdiri atas darah segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
sisa-sisa verniks kaseosa, lanugo dan mekonium.
1)  Lochea Rubra (cruenta) : Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel
dari desidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium.
2)  Lochea Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari
ke 3-7 pasca persalinan
3)  Lochea Serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-
14 pasca persalinan.
4)  Lochea Alba : cairan putih setelah 2 minggu.
5)  Lochea Purulenta : terjadi infeksi, keluaran cairan seperti nanah berbau
 busuk.
6)  Lochea stasis : lochea tidak lancar keluarnya.

g)  Clitoris
Kenceng dan tidak terlalu keras.

h)  Vagina dan perineum


Setelah persalinan dinding perut longgar karena disebabkan lama, tetapi
 biasanya akan pulih kembali dalam 6 minggu. Pada wanita yang asthenis
menjadi diastasis dari otot-otot rectus abnominis sehingga sebagian dari dinding
 perut di garis tengah terdiri dari perineum, fascia tipis dan kulit. Tempat yang
lemah dan menonjol kalau berdiri atau mengejan.
Perubahan vagina, vagina mengecil dantimbul rugae (lipatan-lipatan atau
kerutan-kerutan) kembali. Terjadi robekan perineum pada hampir semua
 

 persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Bila ada
laserasi jalan lahir atau luka bekas episiotomi (penyayatan mulut serambi
kemaluan untuk mempermudah kelahiran bayi) lakukanlah penjahitan dan
 perawatan dengan baik.

i)  Dinding perut dan peritonium


Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, biasanya
akan pulih dalam 6 minggu. Ligamen fascia dan diafragma pelvis yang
meregang pada waktu partus setelah bayi lahir berangsur angsur mengecil dan
 pulih kembali.Tidak jarang
j arang uterus jatuh ke belakang menjadi retrofleksi karena
ligamentum rotundum jadi kendor. Untuk memulihkan kembali sebaiknya
dengan latihan-latihan pasca persalinan.

 j)  Sistem kardiovaskular

Selama kehamilan secara normal


normal volume darah untuk mengakomodasi
mengakomodasi
 penambahan aliran darah yang diperlukan oleh placenta dan pembuluh darah
uterus. Penurunan dari estrogen mengakibatkan
mengakibatkan diuresis yang menyebabkan
volume plasma menurun secara cepat pada kondisi normal. Keadaan ini terjadi
 pada 24 sampai 48 jam pertama setelah kelahiran. Selama ini klien mengalami
sering kencing. Penurunan progesteron
progesteron membantu mengurangi retensi cairan
sehubungan dengan penambahan vaskularisasi jaringan selama kehamilan.

k)  Sistem Urinaria

Aktifitas ginjal bertambah pada masa nifas karena reduksi dari volume darah dan
ekskresi produk sampah dari autolysis. Puncak dari aktifitas ini terjadi pada hari
 pertama post partum.

l)  Sistem endokrin


1)  Oxytoxin
Oxytoxin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan bereaksi pada otot
uterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan aksi oxytoxin
menyebabkan pelepasan plasenta. Setelah itu oxytoxin beraksi untuk

kestabilan kontraksi uterus, memperkecil bekas tempat perlekatan plasenta


dan mencegah perdarahan. Pada wanita yang memilih untuk menyusui
 

 bayinya,
 bayinya, isapan bayi menstimulasi ekskresi oxytoxin diamna keadaan ini
membantu kelanjutan involusi uterus dan pengeluaran susu. Setelah placenta
lahir, sirkulasi HCG, estrogen, progesteron dan hormon laktogen placenta
menurun cepat, keadaan ini menyebabkan perubahan fisiologis pada ibu nifas.

2)  Prolaktin
Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi oleh glandula
hipofise anterior bereaksi pada alveolus payudara dan merangsang produksi
susu. Pada wanita yang menyusui kadar prolaktin terus tinggi dan
 pengeluaran FSH di ovarium ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui kadar
 prolaktin turun pada hari ke 14 sampai 21 post partum dan penurunan ini
mengakibatkan FSH
FSH disekresi kelenjar hipofise anterior untuk bereaksi
bereaksi pada
ovarium yang menyebabkan pengeluaran estrogen dan progesteron dalam
kadar normal, perkembangan normal folikel de graaf, ovulasi dan menstruasi.

m)  Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu. Air
susu ibu ini merupakan makanan pokok , makanan yang terbaik dan bersifat
alamiah bagi bayi yang disediakan oleh ibu yamg baru saja melahirkan bayi akan
tersedia makanan bagi bayinya dan ibunya sendiri. Selama kehamilan hormon
estrogen dan progestron merangsang pertumbuhan kelenjar susu sedangkan
 progesteron merangsang pertumbuhan saluran kelenjar , kedua hormon ini
mengerem LTH. Setelah plasenta lahir maka LTH dengan bebas dapat

merangsang laktasi. Lobus prosterior hypofise mengeluarkan oxtoxin yang


merangsang pengeluaran air susu. Pengeluaran air susu adalah reflek yang
ditimbulkan oleh rangsangan penghisapan puting susu oleh bayi. Rangsang ini
menuju ke hypofise dan menghasilkan oxtocin yang menyebabkan buah dada
mengeluarkan air susunya.Pada hari ke 3 postpartum, buah dada menjadi besar,
keras dan nyeri. Ini menandai permulaan sekresi air susu, dan kalau areola
mammae dipijat, keluarlah cairan puting dari puting susu.

n)  Sistem pencernaan

Terjadi konstipasi akibat takut episiotomi rusak, penururnan tonus abdoment


kurang intake menjelang partus dan pengaruh klisma.
 

o)  Sistem muskloskeletal


1)  Peningkatan ukuran uterus menyebabkan distasis rektus abdominis
2)  Sensasi ekstremitas bawah mengalami penururnan

3)  Tromboplebitis terjadi aibat penururnan aktivitas dan peningkatan


 protomblin
4)  Edema terjadi pada periode post parm dini

2.  Perubahan psikologis


Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam 3 tahap
yaitu:
a.  Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini terjadi

interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini dapat dikatakan
sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-hal yang romantis,
masing-masing saling memperhatikan bayinya dan menciptakan hubungan yang
 baru.
 b.  Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke  –   3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha
 bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada
 pengontrolan fungsi tubuhnya,
tubuhnya, misalnya buang air kecil atau bua
buang
ng air besar.

c.  Periode Letting Go


d.  Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil tanggung
 jawab terhadap bayi. Sedangkan stres
str es emosional pada ibu nifas kadang-kadang
dikarenakan kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung dan terluka
sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu. Manifestasi ini disebut dengan
 post partum blues dimana terjadi pada hari ke 3-5 post partum.
 

F.  PEMERIKSAAN PENUNJANG


Pemeriksaan penunjang menurut Sarwono ( 2008, hlm. 56) yaitu :
a.  Kondisi uterus : palpasi fundus, kontraksi TFU
 b.  Jumplah pendarahan : inspeksi perinium, laserasi, hematom
c.  Pengeluaran loche

d.  Kandung kemih : distensi bladder

G.  KOMPLIKASI
Komplikasi yang bisa terjadi pada ibu post partum menurut Yuli ( 2017, hlm. 467
 –  468)
 468) yaitu :
1)  Perdarahan post pastum (keadaan kehilangan darah lebih dari 500 mL
selama 24 jam pertama sesudah kelahiran bayi)
2)  Endometritis (radang edometrium)
3)  Miometritis atau metritis (radang otot-otot uterus)

4)  Perimetritis (radang peritoneum disekitar uterus)


5)  Caked breast / bendungan asi (payudara mengalami distensi, menjdi keras dan
 berbenjol-benjol)
6)  Mastitis (Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat, kulit merah,
membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan ; Jika tidak ada pengobatan
pengobatan
 bisa terjadi abses)
7)  Trombophlebitis (terbentuknya pembekuan darah dalam vena varicose
superficial yang menyebabkan stasis dan hiperkoagulasi pada kehamilan dan
nifas, yang ditandai dengan kemerahan atau nyeri.)

8)  Luka perineum (Ditandai dengan : nyeri local, disuria, temperatur naik 38,3
°C, nadi < 100x/ menit, edema, peradangan dan kemerahan pada tepi, pus atau
nanah warna kehijauan, luka kecoklatan atau lembab, lukanya meluas
 

H.  PENATALAKSANAAN
Penatlaksanaan menurut Siti ( 2009, hlm. 56) dan Yuli ( 2017, hlm. 466  –   467)
yaitu :
1)  Penatalaksanaan medis
a)  Pemeriksaan laboratorium darah lengkap ( hemoglobin, hematokrit, leukosit

).
 b)  Urinalisis : kadar urin
c)  Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia
d)  Berikan antibiotik bila ada indikasi
2)  Penatalaksanaan keperawatan
a)  Mobilisasi dini
 b)  Rawat gabung
c)  Pemeriksaan umum ( keluhan dan kesadaran)
d)  Pemeriksaan khusus ( TTV, fundus uteri, payudara, lochea, luka jahitan

episiotomi).
 

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A.  PENGKAJIAN
1.  Biodata klien
Biodata klien berisi tentang : Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama,
Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku,
Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
2.  Keluhan utama
Hal-hal yang dikeluhkan saat ini dan alasan meminta pertolongan.
3.  Riwayat haid
Umur Menarche pertama kali, Lama haid, jumlah darah yang keluar, konsistensi,
siklus haid, hari pertama haid terakhir, perkiraan tanggal partus.
4.  Riwayat perkawinan
Kehamilan ini merupakan hasil pernikahan ke berapa ? Apakah perkawinan sah
atau tidak, atau tidak direstui orang tua ?
5.  Riwayat obstetri
a.  Riwayat kehamilan
Berapa kali dilakukan pemeriksaan ANC, Hasil Laboratorium : USG,
Darah, Urine, keluhan selama kehamilan termasuk situasi emosional dan
impresi, upaya mengatasi keluhan, tindakan dan pengobatan yang
diperoleh.
 b.  Riwayat persalinan
Riwayat persalinan lalu : Jumlah Gravida, jumlah partal, dan jumlah
abortus, umur kehamilan saat bersalin, jenis persalinan, penolong
 persalinan, BB bayi, kelainan fisik, kondisi anak saat ini.
c.  Riwayat nifas pada persalinan lalu : Pernah mengalami demam, keadaan
lochia, kondisi perdarahan selama nifas, tingkat aktifitas setelah
melahirkan, keadaan perineal, abdominal, nyeri pada payudara, kesulitan
eliminasi, keberhasilan pemberian ASI, respon dan support keluarga.
d.  Riwayat persalinan saat ini : Kapan mulai timbulnya his, pembukaan,
 bloody show, kondisi ketuban, lama persalinan, dengan episiotomi atau
tidak, kondisi perineum dan jaringan sekitar vagina, dilakukan anastesi
atau tidak, panjang tali pusat, lama pengeluaran placenta, kelengkapan
 placenta, jumlah perdarahan.
 

e.  Riwayat New Born : apakah bayi lahir spontan atau dengan
induksi/tindakan khusus, kondisi bayi saat lahir (langsung menangis atau
tidak), apakah membutuhkan resusitasi, nilai APGAR skor, Jenis kelamin
Bayi, BB, panjang badan, kelainan kongnital, apakah dilakukan bonding
attatchment secara dini dengan ibunya, apakah langsung diberikan ASI

atau susu formula.


6.  Riwayat KB&perencanaan keluarga
Kaji pengetahuan klien dan pasangannya tentang kontrasepsi, jenis kontrasepsi
yang pernah digunakan, kebutuhan kontrasepsi yang akan datang atau rencana
 penambahan anggota keluarga dimasa mendatang.
mendatang.
7.  Riwayat penyakit dahulu
8.  Penyakit yang pernah diderita pada masa lalu, bagaimana cara pengobatan yang
dijalani, dimana mendapat pertolongan. Apakah penyakit tersebut diderita sampai
saat ini atau kambuh berulang-ulang ?

9.  Riwayat psikososial-kultural


Adaptasi psikologi ibu setelah melahirkan, pengalaman tentang melahirkan,
apakah ibu pasif atau cerewet, atau sangat kalm. Pola koping, hubungan dengan
suami, hubungan dengan bayi, hubungan dengan anggota keluarga lain, dukungan
social dan pola komunikasi termasuk potensi keluarga untuk memberikan
 perawatan kepada klien. Adakah masalah perkawinan, ketidak mampuan merawat
 bayi baru lahir, krisis keluarga. Blues : Perasaan sedih, kelelahan, kecemasan,
 bingung dan mudah menangis. Depresi : Konsentrasi, minat, perasaan kesepian,
ketidakamanan, berpikir obsesif, rendahnya emosi yang positif, perasaan tidak

 berguna, kecemasan yang berlebihan pada dirinya


dirinya atau bayinya.
Kultur yang dianut termasuk kegiatan ritual yang berhubungan dengan budaya
 pada perawatan
perawat an post partum, makanan atau minuman, menyendiri bila menyusui,
 pola seksual, kepercayaan dan keyakinan, harapan dan cita-cita.
10. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang diturunkan secara
genetic, menular, kelainan congenital atau gangguan kejiwaan yang pernah
diderita oleh keluarga.
 

11.  Profil keluarga


Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang terdekat, sibling, type rumah,
community seeting, penghasilan keluarga, hubungan social dan keterlibatan dalam
kegiatan masyarakat.
12.  Kebiasaan sehari-hari

1)  Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan
(Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi snack (makanan
ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, freguensi,.
2)  Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak nyaman
yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau remang-remang
atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur
(penekanan pada perineum).
3)  Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah
inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol blas,

terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa talut luka
episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB, freguensi, konsistensi,
rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan penggunaan toilet.
4)  Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan
 pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan wajah.
5)  Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan,
kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja dan
menyusui.
6)  Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan yang

membuat fresh dan relaks.


13.  Sexual
Bagaimana pola interaksi dan hubungan dengan pasangan meliputi freguensi koitus
atau hubungan intim, pengetahuan pasangan tentang seks, keyakinan, kesulitan
melakukan seks, continuitas hubungan seksual. Pengetahuan pasangan kapan
dimulai hubungan intercourse pasca partum (dapat dilakukan setelah luka
episiotomy membaik dan lochia terhenti, biasanya pada akhir minggu ke 3).
Bagaimana cara memulai hubungan seksual berdasarkan pengalamannya, nilai yang
dianut, fantasi dan emosi, apakah dimulai dengan bercumbu, berciuman, ketawa,

gestures, mannerism, dress, suara. Pada saat hubungan seks apakah menggunakan
lubrikasi untuk kenyamanan. Posisi saat koitus, kedalaman penetrasi penis. Perasaan
 

ibu saat menyusui apakah memberikan kepuasan seksual. Faktor-faktor pengganggu


ekspresi seksual : bayi
b ayi menangis, perubahan mood ibu, gangguan tidur, frustasi yang
disebabkan penurunan libido.
14.  Konsep Diri
Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu menyusui, persepsi ibu

tentang tubuhnya terutama perubahan-perubahan selama kehamilan, perasaan klien


 bila mengalami opresi SC karena CPD atau karena bentuk
bentuk tubuh yang pendek.
pendek.
15. Peran
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan tugas-tugas
 perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan involusi uterus,
 perubahan fungsi blass dan bowel. Pengetahan tentang keadaan umum bayi, tanda
vital bayi, perubahan karakteristik faces bayi, kebutuhan emosional dan
kenyamanan, kebutuhan minum, perubahan kulit.
Ketrampilan melakukan perawatan diri sendiri (nutrisi dan personal hyhiene, payu

dara) dan kemampuan melakukan perawatan bayi (perawatan tali pusat, menyusui,
memandikan dan mengganti baju/popok bayi, membina hubungan tali kasih, cara
memfasilitasi hubungan bayi dengan ayah, dengan sibling dan kakak/nenek).
Keamanan bayi saat tidur, diperjalanan, mengeluarkan secret dan perawatan saat
tersedak atau mengalami gangguan ringan. Pencegahan infeksi dan jadwal
imunisasi.
16.  Pemeriksaan Fisik
1)  Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
2)  BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi cardy,

suhu 36,2-38, Respirasi 16-24)


3)  Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi
 pengecapan; pendengaran, dan leher.
4)  Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan
 puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan,
nyeri, produksi laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar getah bening
diketiak.
5)  Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus abdominal
utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus,

konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi uterus, nyeri, perabaan


distensi blas.
 

6)  Anogenital : Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina
(licin, kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka
episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia (warna,
 jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi
konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr
alba), Anus : hemoroid dan trombosis pada anus.

7)  Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi,
kekuatan otot.
17.  Pemeriksaan Laboratorium
1)  Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10 g%
dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.
2)  Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.

B.  DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI

1.  Dx 1 : Nyeri akut b.d agent cidera fisik


Tujuan : setelah di lakukan tinfakan keperawatan selama 1 x 7 jam di harapakan
nyeri berkurang.
Kriteria Hasil :
-  Pasien mengetahui tanda – 
tanda –  tanda
 tanda dan penyebab nyeri
-  Tanda
Tanda – 
 –  tanda
 tanda vital dalam keadaan norma
-  Dapat mengunakan tehnik non farmokologis untuk mengurangi nyeri
-  Skala nyeri berkurang menjadi 2

Intervensi

a.  Manajeman nyeri


1)  Kaji secara kompersensif tanda tanda nyeri ( lokasi, onset, durasi,
frekuensi, kualitas, faktor pencentus).
2)  Ajarkan tehnik non farmakologi ( relaksasi nafas dalam)
3)  Tingkatkan istirahat
4)  Observasi isyarat non verbal dalam merasakan nyeri
 

2.  Dx 2: Risisko Infeksi


Tujuan : setelah di laukan tindakan keperawatan selam 1 x 7 jam di harapkan
dapat meningkatkan pertahanan tubuh
Kriteria Hasil :
-  Tidak ada tanda – 
tanda –  tanda
 tanda infeksi

-  Tanda – 
Tanda –  tanda
 tanda vital normal
-  Tidak ada peningkatan leukosit
-  Luka di daerah perinium tidak ada pus
Intervensi
a.  Kontrol infeksi
1)  Lakukan perawatan vulva dan perinium
2)  Ajarkan klien untuk mengganti pembalut setiap kotor
3)  Tingkatkan asupan nutrisi
4)  Anjurkan istirahat

5)  Ajarkan klien dan keluarga tetang mencegah infeksi


 b.  Proteksi Infeksi
1)  Monitor tanda dan gejala infeksi sitemik
2)  Pertahankan tehnik aseptik

3.  DX 3 :Gangguan eliminasi BAK b.d trauma perinium


Tujuan : setalah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam di harapakan
eliminasi urine kembali normal
Kriteria hasil :

-  Klien dapat BAK secara normal


-  Klien tidak mengalami nyeri saat BAK
-  Urine output normal
-  Klien tidak takut untuk BAK
Intervensi :
a.  Urinary Elimination Managemant (Manajeman eliminasi urin)
1)  Monitor eliminasi urin termasuk frekuensi, konsentrasi, bau, volume, dan
warna
2)  Ajarkan klien tanda dan gejlaa infeksi saluran kemih

3)  Anjurkan klien banyak minum


 

4.  Dx 4 : Risisko
Risis ko gangguan proses parenting b.d kurangnya pengetahuan tentang cara
merawat bayi
Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan
tida terjadi gangguan proses parenting.
Kriteria Hasil :

-  Klien dapat dapat mengidentifikasi strategi untuk melindungi anak dari


kelalaian
-  Pengetahuan klien tetang cara perawatan bayi meningkat
-  Klien dapat merawat bayi
Intervensi :
a.  Family intergrity Promotion Childbayring
1)  Cipkatakan hubungan salng percaya
2)  Berikan dukungan verbal langkah demi langkah dengan tenang
3)  Observasi situasi keluarga saat ini

4)  Observasi hubungan pasangan terhadap kelahiran bayi


 b.  Family intergryti promotion
1)  Jadi pendengar yang baik untuk anggota keluarga
2)  Tentukan pemahaman klien mengenai penyebab sakit.
 

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono, P. (2008). Ilmu
(2008). Ilmu kebidananan.
kebidananan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Saifudin, Abdul, Bari. (2008).  Buku panduan praktek kesehatan maternal dan
neonatal . Jakarta : Trisada

Saleha, Siti. (2009).  Asuhan kebidanan pada masa nifas.


nifas. Jakarta: Salemba
Medika

Aziz, Achmad, N. (2015).


https://www.academia.edu20780577/asuhan_keperawatan_post_partum_ 
 spontan,, di akases tanggal 18 Juli 2017
 spontan

Yuli, Reni. (2017).  Buku ajar asuhan keperawatan maternitas amplikasi nanda
nic noc.
noc. Jakarta: CV Trans Infomedia

Maritalia D, 2012.  Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.


Menyusui. Yogyakarta: Nuha
Medika

Riskesdas. (2014 ). Hasil Riskesdas 2013.


http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas
%202013.pdf   diperoleh tanggal 24 Juli 2017.

Kneale, Julia D. (2011 ). Keperawatan ortopedik dan trauma edisi kedua.


kedua.
Jakarta: EGC

Potter & Perry. (2010). Fundamental


(2010). Fundamental keperawatan.
keperawatan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai