diperbaik Kerugian :
D. Penatalaksanaan
Perawatan luka perineum karena episiotomi adalah sebagai berikut:
a. Menjaga agar perineum selalu bersih dan kering. Perawatan perineum
sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari kegiatan mandi, sebelum
dan sesudah setiap kali BAK atau BAB dan selalu mencuci tangan
dengan air mengalir dan sabun sebelum menyentuh alat genetalia
b. Perawatan vulva Hygiene dengan posisi dorsal recumbent menguyur
vulva dengan air matang membersihkan dengan kapas basah mulai
dengan labia mayora kiri, labia mayora kanan, labia minora kiri, labia
minora kanan, vestibulum, perineum. Arah dari atas ke bawah dengan
kapas basah (1 kapas 1 kali usap). Kemudian membersihkan jahitan
dengan kapas basah. Menutup luka dengan diolesi bethadine, mengganti
celana dalam dan pembalut. Jika tidak dilakukan dapat mengakibatkan
luka kotor, lembab dan tidak cepat kering.
E. Patofisiologi
Ibu dengan persalinan episiotomi disebabkan adanya persalinan
yang lama, gawat janin (janin premature, letak sungsang, janin besar)
tindakan operatif dan gawat ibu ( perineum kaku, riwayat robekan
perineum lalu, primigravida umumnya. Persalinan dengan episiotomi
mengakibatkan terputusnya jaringan yang dapat menekan pembuluh syaraf
sehingga timbul rasa nyeri dimana ibu akan merasa takut bergerak
sehingga terjadi penurunan tonus otot dan hal ini menyebabkan resiko
konstipasi.
Ibu akan mengalami penurunan refleks untuk berkemih yang
menyebabkan distensi kandung kemih dan akan muncul masalah
perubahan eliminasi urine. Terputusnya jaringan juga merusak pembuluh
darah dan menyebabkan resiko defisit volume cairan. Terputusnya
jaringan juga menyebabkan resiko infeksi apabila tidak dirawat dengan
baik karena kuman mudah berkembang dan semakin banyak
mikroorganisme masuk kedalam tubuh. Dibutuhkan asupan nutrisi yang
baik untuk mempercepat proses penyembuhan luka.
Ibu dengan persalinan episiotomi setelah 6 minggu persalinan, ibu
berada pada masa nifas. Pada saat masa nifas ibu mengalami perubahan
fisiologis dan psikologis. Perubahan fisiologis pada ibu akan terjadi
kontraksi uterus. Dimana kontraksi uterus bisa adekuat dan tidak adekuat.
Dikatakan adekuat apabila kontraksi uterus kuat dimana terjadi perubahan
involusi yaitu proses pengembalian uterus kedalam bentuk normal yang
dapat menyebabkan nyeri yang prosesnya mempengaruhi syaraf pada
uterus.
Ibu mengeluarkan lochea setelah proses persalinan berupa sisa
plasenta sehingga pada daerah vital kemungkinan terjadi resiko kuman
mudah berkembang. Dikatakan tidak adekuat dikarenakan kontraksi uterus
lemah akibatnya terjadi perdarahan dan atonia uteri. Perubahan fisiologis
dapat mempengaruhi payudara. Setelah melahirkan terjadi penurunan
hormone progesteron dan estrogen sehinggga terjadi peningkatan hormon
prolaktin yang menghasilkan pembentukan ASI, dimana ASI keluar untuk
pemenuhan gizi pada bayi. Apabila bayi mampu menerima asupan ASI
dari ibu maka reflek bayi baik berarti proses laktasi efektif. Sedangkan
jika ASI tidak keluar disebabkan kelainan pada bayi dan ibu yaitu bayi
menolak, bibir sumbing, putting lecet, suplai tidak adekuat berarti proses
laktasi tidak efektif.
Perubahan psikologis pada ibu yaitu terjadi proses taking in, taking
hold dan letting go, pada fase taking in kondisi ibu lemah maka terfokus
pada diri sendiri sehingga butuh pelayanan dan perawatan dirinya sendiri.
Pada fase taking hold ibu belajar tentang hal baru dan mengalami
perubahan yang signifikan dimana ibu butuh informasi karena ibu kurang
pengetahuan. Pada fase letting go, ibu mampu menyesuaikan diri dengan
keluarga sehingga disebut ibu yang mandiri, menerima tanggung jawab
dan peran baru sebagai orang tua.
F. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir akibat
episiotomy
Definisi : suatu keadaan yang mengalami peningkatan resiko
terserang organisme patogenik
Nursing Outcome :
a. Imun status
b. Pengetahuan : Kontrol
baik Intervensi :
Kriteria Hasil:
Intervensi:
a. Kaji masukan cairan dan haluaran urine terakhir. Catat
masukan cairan intrapartal, haluaran urine, jumlah IWL dan
lamanya persalinan.
Intervensi:
Intervensi :
Seksualitas
Subyektif
Usia menarche : 22 tahun
Siklus haid : teratur 26-28 hari
Durasi haid : 7 hari
Dismenora Polimenorea
Oligomenorea
Menometroragie Amenorea
Rabas Pervaginam
Warna :
Jumlah :
Berapa lama :
Metode konstrasepsi terakhir :
Status obstetrik : G1 P0
A0 Riwayat persalinan
Term Penuh : Bayi lahir di usia kehamilan 39 minggu 6
hari. Prematur :-
Multiple :-
Riwayat Persalinan Terakhir
: Tahun :-
Lama gestasi :-
Jenis Persalinan : -
Berat Badan Bayi : -
Komplikasi Maternal Bayi : -
Obyektif
PAP Smear Terakhir (tgl dan hasil) :
- Tes serologi : -
Makanan Dan Cairan
Subyektif
Masukkan oral 4 jam terakhir
Aktivitas/istirahat
Subyektif
Pekerjaan : POLRI
Hobby : Memasak
Tidur malam (jam) : pukul 22.00 WITA (7-8 jam)
Tidur siang (jam) : pukul 13.00 WITA (1 jam)
Obyektif
Status neurologis : -
GCS : 15 compos mentis
Pengkajian neuromuscular : -
Muscle stretch refleks (Bisp/trisep/brachioradialis/patella/axiles) : -
Rentang pergerakan sendi (ROM) : Baik
Derajat kekuatan otot : Baik
Kuku (warna) : Putih
Tekstur : Keras
Membran mukosa : Lembab
Konjungtiva : merah muda
Sklera : berwarna putih
Hygiene
Subyektif
Kebersihan rambut (frekuensi) : kurang bersih
Kebersihan badan : Kurang bersih
Kebersihan gigi/mulut : Bersih
Kebersihan kuku tangan kaki : Bersih
Obyektif
Cara berpakaian : Kurang rapi
Kondisi kulit kepala : Kurang
bersih
Sirkulasi
Subyektif :
Riwayat penyakit jantung : -
Riwayat demam reumatik : -
Obyektif
Tekanan darah : 180/70
mmHg Nadi : 80x/menit
Dixtensi vena jugularis (ada/tidak ada) : tidak ada
Bunyi jantung : Dup
Frekuensi : sedang
Irama : Teratur
Kualitas : kuat
Ekstremitas
Suhu :
36,6 CRT
:-
Varises (ada/tidak ada) : CRT : -
Nyeri/ketidaknyamanan
Subyektif
Lokasi : Nyeri pada jahitan episiotomi
Intensitas (skala 0-10) : skala 3
Frekuensi : Hilang timbul
Durasi : 1-3 menit
Faktor pencetus : jahitan pada jalan lahir
Cara mengatasi : mengatur posisi
Fakor yang berhubungan : jahitan pada jalan lahir
Obyektif
Wajah meringis
Melindungi area yang sakit
Faktor menyempit
Pernafasan
Subyektif :
Dispnea Batuk/sputum Riwayat bronkhitis
Asma Tuberkulosis Emfisema
Pneumonia berulang Perokok, lamanya tahun
Penggunaan alat bantu pernafasan L/menit
Obyektif :
Frekuensi : 20x/i
Irama : Apnoe Takipnoe Bradipnoe
Eupnoe Perventilasi Chynestokes
Kussmaul Blots
Bunyi nafas : Bronchovesikuler
Vesikuler
Bronchial
Karakteristik sputum : Tidak
dilakukan Hasil rontgen ; Tidak
dilakukan
Interaksi sosial
Subyektif
Status pernikahan : Menikah
Lama pernikahan : 1 tahun
Tinggal serumah dengan :
suami
Obyektif
Komunikasi verbal/nonverbal dengan orang terdekat : Baik
Integritas ego
Subyektif
Perencanaan kehamilan : 1 tahun
Perencanaan klien/keluarga : Ibu dan keluarga bahagia dengan kelahiran
bayi Status hubungan : Baik
Masalah keuangan : Baik
Cara mengatasi stress : Klien mengatakan tidak mengalami stress
Obyektif
Status emosional : Baik
Respon fisiologis yang teramati : Baik
Agama : Islam
Muncul perasaan (tidak berdaya/putus asa/tidak mampu) : tidak mampu
Neurosensori
Subyektif
Pusing (ada/tidak ada) : tidak ada
Kesemutan/kebas/kelembapan (lokasi) : tidak ada
Keamanan
Subyektif
Alergi/sensitivitas : Tidak ada
Penyakit masa kanak kanak : tidak ada
Riwayat immunisasi : immunisasi lengkap
Infeksi virus terakhir : -
Binatang peliharaan dirumah : -
Masalah obstetric sebelumnya : -
Jarak waktu kehamilan terakhir : -
Riwayat kecelakaan :
Fraktur dislokasi :
Pembesaran kelenjar :
Obyektif
Integritas kulit : Elastis
Cara berjalan : Tertatih
Penyuluhan/pembelajaran
Subyektif
Bahasa dominan : Bugis – Indonesia
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan suami : Wiraswasta
Faktor penyakit dari keluarga : -
Sumber pendidikan tentang penyakit : Masyarakat
Pertimbangan rencana pulang : Belum diketahui
Tanggal informasi diambil : 07 februari 2024
Tanggal perkiraan pulang : Belum diketahui
Ketersediaan sumber kesehatan : RSUD Arifin Nu’mang
Pemeriksaan Diagnostik
Rara meter Hasil Unit Nilai rujukan
Hematologi
Hematologi lengkap
Rarah rutin
WBC H.12.0 10^3/Ul 5.0-10.0
RBC 4.44 10^6/UL 4.0 - 5.00
HB 12.9 9/DL 12.0 – 14.0
HCT 38.3 % 34.0 – 47.0
MCV 86.3 fl 80.0 – 97.0
MCH 29.1 pg 26.5 – 33.5
MCHC 33.7 g/L 31.5 – 35.5
PTL 231 10^3/ul 150 – 400
RDW-SD 43.2 fl 37-54
RDW CV 13.2 % 10.0 – 15.0
POW 15.7 Fl 10.0 – 18.0
MPV 11.1 Fl 9.0 – 13.0
P-LCR 33.5 % 13.0 – 43.0
Itung jenis
Neutrofil *0000 % 50 – 70
Limfosit *15.9 % 20 – 40
MxD *0000 % 4.0 – 10.0
NEUT *0000 10^3 U/L
Epiriotomi
Pengeluaran luchea
Karakteristik
Kemerahan
Resiko infeksi
DATA FOKUS
Nama/ umur : Ny. L / 27 tahun
Ruangan/ kamar : Teratai
NO DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
Dr: Do:
1 Klien mengatakan nyeri pada jalan Klien nampak meringis menahan
lahir nyeri
2 Klien mengeluh nyeri pada daerah Klien nampak kesulitan dalam
jahitan perineum melakukan mobilitas
3 Klien mengeluh kesulitan bergerak Klien nampak berbaring ditempat
tidur dan berusaha duduk
4 Klien mengeluh kesulitan berkemih Klien nampak hati-hati bergerak
5 Klien mengatakan skala nyeri 3 Terdapat luka jahitan pada daerah
perineum
6 Klien mengatakan nyeri hilang Klien nampak dipapah saat berjalan
timbul
7 Klien mengeluh hambatan bergerak Klien nampak dibantu membersihkan
bebar diri
8 Klien mengatakan dibantu saat TD : 100/70 mmHg
berjalan S : 36,6°C
N : 80 x i
9 Klien mengatakan dibantu dalam -
personal hygiene
Pengeluaran
luchea
Kemerahan
Resiko infeksi
3 Dr: Persalinan skala 2/ Defisit perawatan
Klien mengeluh kesulitan bergerak perineun kaku diri
Klien mengeluh hambatan
bergerak bebas
Klien mengatakan dibantu saat Episiiotomy
berjalan
Klien mengatakan dibantu dalam
personal heygiene Masa nifas
Do:
Klien nampak kesulitan dalam Adaptasi
melakukan mobilitas psikologis
Klien nampak berbaring ditempat
tidur dan berusaha duduk
Klien nampak berhati-hati Taking in
bergerak
Klien nampak dipasangkan kateter
Klien nampak dipapah saat Defisit perawatan
berjalan diri
Klien nampak dibantu
membersihkan diri
2 Resiko infeksi
3 Defisit perawatan diri