1 pengertian
Masa nifas (puerperium) dimulai setelahplasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selam kira-kira 6 minggu.Wanita yang melalui periode
puerperium disebut puerpura. Nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42
hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada
keadaan yang normal (Halen Varney, 2007).
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulaidari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil.
Lama masa nifas 6-8 minggu.Batasan waktu nifas yang paling singkat
(minimum) tidak ada batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam batas waktu
yang relatif pendek darah sudahkeluar, sedangkan batas maksimumnya
adalah 40 hari.Masa nifas didefinisikan sebagai periode selama da dan tepat
setelah kelahiran. Namun secara populer, diketahui istilah tersebut
mencakup 6 minggu berikutnya saat terjadi involusi kehamilan normal
(hughes,1972 dalam chunningham 2006)
(minggu 2)
6 minggu Normal 60 gr 2,5 cm menyempit
Involusi uteri dari luar dapat diamati yaitu dengan memeriksa fundus
uteri
Dengan cara:
2. Lochea
Lochea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas.lochea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
uterus. Lochea mempunyai reaksi basa/alkasi yang dapat membuat
organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada
pada vagina normal. Lochea mempunyai bau amis/anyir seperti darah
menstruasi, meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda
pada setiap wanita. Lochea yang berbau tidak sedap menandakan
adanya infeksi. Lochea mempunyai perubahan karena proses involus
Proses keluarnya darah nifas atau lochea terdiri atas 4 tahapan:
a. Lochea rubra /merah
Lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke empat masa
postpartum. Cairan yang keluar berwarna marah karena berisih
darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo (rambut bayi) dan mekonium.
b. Lochea sanguinolenta
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir.
Berlangsung dari hari ke empat sampai hari ke 7 postpartum.
c. Lochea serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung
serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Muncul pada hari ke
7 sampai ke 14 postpartum
d. Locheaalba
mengandung leukosit,sel desidua, sel epitel, selaput lendir serviks
dan serabut jaringan yang mati lochea alba bisa berlangsung
selama 2-6 minggu postpartum
e. Lochea purulenta
Terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau busuk
f. Lochiostatis
Lochea yang tidak lancer keluarnya (ambarwati dan
wulandari,2010:78)
3. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan
uterus.Warna serviks sndiri berwarna kehitam-hitaman karena penuh
pembuluh darah. Konsistensinya lunak kadang-kadang terdapat
laserasi /perlukaan kecil. Karena robekan kecil yang terjadiselama
dilatasi, serviks tidak pernah kembali kepada keadaan sebelum hamil.
Bentuknya seperti corong karena disebabkan oleh korpus uteri
yang mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi
sehinga pada perbatasan antara korpus uteri dan servikd terbentuk
cincin
Muara serviks yang berdilatasi 10 cm pada waktu persalinan,
menutup secara bertahap. Setelah bayi lahir, tangan masi bisa masuk
rongga rahim, setelah 2 jam dapat dimasuki 2-3 jari, pada minggu ke 6
postpartum serviks menutup.
E. Perubahan endokrin
1. Hormon plasenta
Selama periode pasca partum terjadi perubahan hormon yang
besar.Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan signifikan
hormon-hormon yang diproduksi oleh plasenta.Hormon plasenta
menurun dengan cepat setelah persalinan.
2. Hormon pituitary
Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui
menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH meningkat pada fase
konsentrasi folikuler pada minggu ke 3, dan LH tetap rendah hingga
ovulasi terjadi.
3. Hormon oksitosin
Oksitosin dikeluarkan dari kelenjar bawah otak bagian belakang
(posterior), bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara.Selama
tahap ketiga persalinan, oksitosin menyebabkan pemisahan
plasenta.Kemudian seterusnya bertindak atas otot yang menahan
kontraksi, mengurangi tempat plasenta dan mencegah perdarahan.
Pada wanita yang memilih menyusui bayinya, isapan sang bayi
merangsang keluarnya oksitosin lagi dan ini membantu uterus kembali
ke bentuk normal dan pengeluaran air susu.
4. Hipotalamik pituitari ovarium
Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan mempengaruhi
lamanya ia mendapatkan menstruasi. Sering kali menstruasi pertama
itu bersifat anovulasi yang dikarenakannya rendah kadar estrogen dan
progesteron.
ibu nifas memiliki beberapa kebutuhan dasar yang harus terpenuhi selama
menjalani masa nifas sebagai beriku:
C. istrahat
menurut suherni dkk (2009 :104) istrahat merupakan salah satu
kebutuhan dasar masa nifas yaitu dengan mengajurnya ibu untuk:
1. istirahat yang cukup mengurangi rasa lelah
2. tidur siang atau istirahat selagi bayi masih tidur
3. kembali kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan
4. menyediakan waktu untuk istrirahat pada siang kirakira sampai 2 jam,
pada malam 7-8 jam
D. eliminasi
berukit adalah kebutuhan eliminasi menurut Ambarwati dan Wulandari
(2010:105)
1. miksi
miksi disebut normal bila dapat buang air kecil spontan setiap 3-4
jam.ibu diuasahakan dapat BAK sendiri,apabila tidak lakukan
tindakan seperti merangsang dengan mengalirkan air keran didekat
klien dan mengompres air hangat di atas simpisis,jika tidak berhasil
dengan tindakan tersebut lakukan katerisasi, namun katerisasi tidak
dilakukan sebelum lewat 6 jam post partum karena prosedur katerisasi
membuat klien tidak nyaman dan infeksi saluran kecing tinggi.dower
kateter diganti setelah 48 jam
2. defekasi
biasanya 2-3 hari postpartum masih sulit buang air besar,jika klien
pada hari 3 belum juga BAB maka diberikan larutan supositoria dan
air minum air hangat. Lakukan Diit teratur,pemberian cairan yang
banyak,makanan cukup serat dan olahraga agar BAB dapat kembali
E. personal hygiene
ibu pada masa postpatrum sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena
itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada ibu nifas dalam personal
hygine sebagai berikut:
1. Perawatan perineum
Apabila setelah buang air besar atau air kecil perineum
dibersihkan secara rutin, caranya dibersihkan dengan sabun yang
lembut minimal sekali sehari,biasanya ibu merasa takut pada
kemungkinan jahitannya akan lepas dan merasa sakit sehingga
perineum tidak dibersihan atau dicuci.
Ibu postpartum harus mengerti untuk membersihkan daerah
vulva terlebih dahulu dari depan kebelakang,kemudian bersihkan
disekitar anus. Anjurkan ibu membersihkan vulva setiap sehari sekali
pada saat buat BAB atau BAK (Saleha, 2007:74)
Dan cara menganti pembalut yaitu bagian dalam jangan sampai
terkontaminasi dengan tangan,pembalut yang sudah kotor harus
diganti paling sedikit 4 kali sehari, ibu harus memahami tentang
jumlah,warna dan bau lochea sehingga apabila ada kelainan dapat
diketahui secra dini, sarankan ibu mencuci tangan mengunakan sabun
dan air sebelum dan sesudah memberihkan daerah kelaminya, apabila
ibu mengalami luka episiotomoli atau laserasi,sarankan ibu untuk
menghindari menyentuh daerah luka (Ambarwati dan Wulandari,2010
:106-107)
2. Perawatan payudara
Bagi ibu postpartum, melakukan perawatan payudara itu penting yaitu
menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama dibagian puting
susu dengan mengunakan bra yaitu menyongkong payudara.oleskan
kolostrum atau asi yang keluar pada puting susu sebelum dan setelah
menyusuhkan.apabila payudara terasa nyeri dapat diberikan PCT 1
tablet setaip 4-6 jam(Ambarwati dan Wulandari,2010 :107)
1.5komplikasi yang terjadi pada masa nifas
A. infeksi nifas
menurut Saleha (2009: 96) infeksi puerperalis adalah infeksi pada
traktus genitalia setelah persalinan, biasanya dari endometrium bekas
insersi plasenta.
Setelah kala III daerah bekan insersio plasenta merupakan sebuah luka
dengan permukaan yang tidak rata, daerah ini merupakan tempat baik
berkembangnya bakteri. Pada saat persalinan,bagian serviks,
vulva,vagina dan perinuem yang sering mengalami perlukaan pada
persalinan semua ini merupakan tempat masuknya kuman patogen
(Saleha 2009: 96)
B. perdarahan
menurut Suherni dkk (2009:128), perdarahan vagina atau perdarah
postpartum atau postpartum hemorargi adalah kehilangan darah sebanyak
500cc atau lebih dari trakrus genetalia setelah melahirkan
C. luka perineum
1. robekan perineum
menurut Walyani dan Purwoastuti (2006:103), robekan
perineum hampir terjadi pada semua persalinan pertama juga pada
persalinan berikutnya. Tejadinya laserasi atau robekan perineum atau
vagina dapat di klarifikasikan berdasarkan luas robeknya.
Robekan perineum bisa terjadi secara spontan maupun karena
tindakan episiotomi. Episiotomi merupakan suatu upaya untuk
mempercepat persalinan dengan memperlebar jalan lahir lunak dan
mengendalikan robekan perineum untuk mempermudah menjahit
(Octaviani,2012)
2. tingkat derajat robekan perineum
menurut Saifuddin,(2009) , derajat robekan perineum dibagi atas 4
tingkatan,yaitu:
a. tingkat 1 : robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina dengan
atau tanpa mengenai kulit perineum
b. tingkat 2 : robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot parinei
transversalis,tetapi tidak mengenai otot sfingter ani
c. tingkat 3 : robekan mengenai periuneum sampai dengan otot
sfinger ani
d. tingkat 4 : robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfinger
ani dan mukosa rektum.
Daftar pustaka
http://repository.poltekeskupang.ac.id
https://repository.unimus.ac.id