tuberkulosis adalah peneyakit spesifik pada manusia dan hewan, disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis dengan perjalanan penyakit yang menahun menimbulkan reaksi yang
bermacam-macam terhadap hasil tersebut dengan proses penyakit yang dapat setempat pada
tempat masuknya diikuti kelainan pada kelenjar regional,tetapi dapt juga menyebar kesemua organ
tubuh dengan menimbulkan kerusakan yang progresif. Reaksi jaringan yang khas akibat adanya basil
tersebut adalah terjadinya pembentukan tuberkel.
PENYEBAB
Mycobacterium adalah organisme berbentuk batang yang kerap kali menunjukkan sifat
pleomorfisme, tergantung strainnya dan juga pada sumber biakan, apakah in vivo ataukah in vitro.
Ukuran bakteri berkisar antara 1-4 mikron × 0,2 sampai 0,5 mikron. Bakteri ini pada pewarnaan
bersifat gram-positif dan tahan asam yang merupakan sifatnya yang sangat khas. Basil tuberkulosis
ini bersifat aerob dan mampu tubuh dalam biakan sederhana yang mengandung garam mineral,
glukosa atau gliserol sebagai sumber karbon, dengan asam amino atau protein hydrolysate sebagai
sumber nitrogen. Virulensi kuman dapat ditentukan melalui bintang percobaan atau denga
mengetahui ciri-ciri khas kuman dalam biakan dan bersifat biokimianya.
Diferensiasi berbagai spesies mycobacterium dapat dilakukan dengan memperhatikan
pertumbuhan kuman dan medium loewenstein, ada tidaknya pembentukan cord (tali) dalam
pertumbuhannya pada medium, banyak sedikitnya produksi asam nikotin, penghabatan oleh
streptomisin dan isoniazid dan patogenitas kuman terhadap binatan percobaan yaitu
marmot,kelinci,hamster,tikus, dank era.
PATOLOGI
Tuberkulosis primer
Jika kuman tuberkulosis menyerang paru orang sehat,reaksi radang akut akan terjadi.
Monosit akan menggantikan sel-sel lekosit polimorfonuklear. Basil tuberkulosis yang mengalami
fagositosis, ternyata maupun berkembang biak didalam sel sebaik kamampuannya berkembang biak
ekstra seluler, bahkan kerusakan sel dapat terjadi pada masa ini. Penumpukan sel-sel monosit ini
kemudian diikuti dengan pembentukan sel-sel epitelioid dan sel raksasa langhan. Akhirnya terjadi
nekrosis pengijuan di bagian tengah dari granuloma, salah satu yang mempengaruhi terjadinya
adalah reaksi hipersensitif yang lambat. Jika keadaan tuan rumah baik, maka proses penyakit akan
segara di akhiri dengan pembentukan kapsul disekitar lesi oleh elemen-elemen limfosit dan
fibroblas, sebaliknya jika kondisi tuan rumah buruk, maka tuberkel akan tumbuh dan berkembangan
kejaringan disekitar termasuk saluran limfe, pembuluh darah dan bronki. Dengan demikian akan
terjadi penyebaran yang luas, tuberkulosis milier, atau mengenai satu organ yang jauh dari lesi
primer. Yang disebut lesi primer adalah daerah terbatas tempat masuknya basil kedalam jaringan
untuk pertama kalinya beserta nodus limfe regional. Seringkali lesi primer ini terjadi di dalam paru-
paru beserta daerah subpleura dari lodus atau paru dan nodus limfe ragional. Semuanya ini disebut
ghon complex. Primer kompleks ini juga dapat terjadi pada tonsil dan nodus limfe servikal atau pada
nodus limfe mesenteric didalam usus halus.
Tuberkulosis pascaprimer
Reinfeksi baik secra endogen maupun eksogen dapat terjadi setiap saat sesudah adanya
infeksi primer. Jika tuan rumah sangat hipersensitif, maka reaksi deposisi basil teberkulosis akan
berlangsung lebih cepat dengan proses pengijuan yang ekstensif (caseous pneumonia). Dikenal 2
golongan teberkulosis pascaprimer yaitu tuberkulosis sekunder dan tuberkulosis tertier. Teberkulosis
sekunder berjalan akut dengan manifestasi alergi yang lebih berat, sedangkan tuberkulosis tertier
berjalan kronik dan produktif. Tuberkulosis pada organ urogenital dan tulang serta lupus vulgaris
termasuk golongan tuberkulosis tertier, sedangkan meningitis tuberkulosis termasuk golongan
tuberkulosis sekunder.
Pengobatan
Salah satu pengobtan tuberkulosis cara kombinasi yang saat ini dianjurkan adalah :
Empat minggu pertama penderita mendapatkan rifampicin 450 mg ,400 mg isoniazid dan
1500 mg pyrazinamide setiap hari.
Sesudah itu paling sedikit 12 minggu kemudain berikan 600 mg rifampisin dan 700 mg
isoniazid 2 kali seminggu.
Pengobatan kombinasi dilakukan oleh karena mulai terjadinya kekebalan kuman
tuberkulosis terhadapat isoniazid dan berbagai obat antituberkulosis lainnya.
PENCEGAHAN
Mencegah infeksi
Cara yang paling utama untuk mencegah terjadinya penularan adalah menemukan
penderita-penderita yang aktif atau yang sputumnya positif. Pendidikan kesehatan dan penjelasan
perihal cara menularan penyakit tuberkulosis pada penderita hendaknya dilakukan untuk
mengurangi penyebaran kuman tersebut.
Imunisasi aktif
Pemberian vaksin BCG merupakn tindakan yang paling praktis untuk mencegah tuberkulosis
dibanyak Negara. Dengan vaksimasi ini maka angka kesakitan maupun kematian akibat tuberkulosis
bias ditekan serendah mungkin. Vaksin BCG dapat diberikan dengan cara suntikan intradermal atau
secara multiple puncture. Di Negara-negara dengan angka kematian yang tinggi akibat tuberkulosis,
vaksinasi hendaknya diberikan kepada seluruh penduduk sedangkan bila angka kematian akibat
tuberkulosis sangat rendah, hanya orang-orang yang bekerja di rumah sakit misalnya dokter,
perawat, mahasiswa kedokteran dan tenaga laboratorium, orang-orang yang berhubung dengan
penderita tuberkulosis dirumah penderita dan petugas-petugas rumah perawatan sakit jiwa dan
penjara, diberikan vaksin BCG.
Pengobatan pencegahan