TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini
disebut Puerperium yaitu dari kata Puer yang artinya bayi dan Parous
Pueperium adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
(Sulistyawati, 2009).
bayi ketika perubahan fisiologis yang sangat besar terjadi karena tubuh ibu
kembali ke keadaan sebelum hamil. Puerperium ini adalah waktu ketika ibu
6 minggu setelah bayi dan plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
sebelum hamil.
1
2.1.2 Tahapan Masa Nifas
berikut:
a Puerperium dini
Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu
b Puerperium intermedial
c Remote puerperium
dan sehat sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
berikut:
1) Uterus
5
melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat
promontorium sakralis.
Pada saat ini, besar uterus kira-kira sama besar uterus sewaktu usia
Uterus pada waktu hamil penuh beratnya 11 kali berat sebelum hamil,
dan hipertrofi sel-sel yang telah ada. Pada masa nifas penurunan kadar
6
hormon-hormon ini menyebabkan terjadinya autolisis, perusakan
yang terbentuk selama masa hamil menetap. Hal inilah yang menjadi
a) Iskemia miometrium
b) Autolisis
panjangnya 10 kali dari semula dan lebar lima kali dari semula
c) Efek oksitosin
7
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini
Tabel 2.1
Diameter
Berat
Tinggi Fundus Bekas Keadaan
Involusi Uterus
Uteri Melekat Serviks
(gr)
Plasenta (cm)
pusat
8
Enam Bertambah kecil 50-60 1-2 minggu
minggu
Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya
sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas
trombus.
karena luka ini sembuh dengan cara dilepaskan dari dasarnya tetapi
Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa
tempat ini dan dari lapisan sekitar uterus serta di bawah tempat
9
desidua basalis. Pertumbuhan kelenjar ini pada hakikatnya mengikis
pembuangan lokia.
3) Perubahan Ligamen
dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh
10
satu jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari
kranialis servikalis.
hamil. Pada umumnya ostium eksternum lebih besar dan tetap terdapat
5) Lokia
mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Campuran antara darah
muda atau putih pucat. Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama
masa nifas dan mempunyai reaksi basa/ alkalis yang dapat membuat
pada vagina normal. Lokia mempunyai bau yang amis meskipun tidak
11
a) Lokia rubra/ merah (kruenta)
Lokia ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa
dari desidua dan chorion. Lokia ini terdiri atas sel desidua, verniks
b) Lokia sanguinolenta
hari nifas.
c) Lokia serosa
darah dan lebih banyak serum, juga terdiri atas leukosit dan
d) Lokia alba
Lokia ini muncul lebih dari hari ke-10 nifas. Warnanya lebih
12
mempunyai suatu karakteritik bau yang tidak sama dengan sekret
menstrual. Bau yang paling kuat pada lokia serosa dan harus
sebagai lagi lokia alba. Umumnya jumlah lokia lebih sedikit bila
wanita nifas berada dalam posisi berbaring daripada berdiri. Hal ini
selama 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat
13
Kekurangan estrogen menyebabkan penurunan jumlah pelumas
vagina dan penipisan mukosa vagina. Kekeringan lokal dan rasa tidak
nulipara.
14
Fungsi pernapasan kembali pada fungsi saat wanita tidak hamil
1) Suhu badan
Satu hari (24 jam) nifas suhu badan akan naik sedikit (37,5-
biasa. Biasanya pada hari ke-3 suhu badan naik lagi karena ada
lain.
2) Nadi
3) Tekanan darah
4) Pernapasan
dan denyut nadi. Bila suhu naik tidak normal, pernapasan juga akan
napas.
15
c Perubahan Sistem Kardiovaskular
persalinan lama dan darah yang keluar lebih dari normal atau perubahan
setelah melahirkan.
1) Komponen darah
antara
16
Kadar hemoglobin dan hematokrit akan kembali ke keadaan
minggu.
2) Curah jantung
hari
persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dari masa
nifas.
Jumlah sel darah putih tersebut masih biasa naik sampai 25.000-
17
Volume plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah akan
hemoglobin pada hari ke-3 sampai ke-7 nifas dan akan kembali
5) Menggigil
perubahan vasomotor.
keadaan menggigil.
18
Dalam masa nifas/puerperium lanjut bila ibu masih ditemukan
1) Nafsu makan
2) Motilitas
3) Pengosongan usus
19
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai
tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena
tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan pada awal
buang air yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus usus
akan seperti biasa dalam beberapa hari dan perineum ibu akan terasa
dan kekhawatiran lukanya akan terbuka bila ibu buang air besar.
20
Cairan yang terdapat dalam tubuh terdisi atas air dan
ekstraselular.
diganti
2) Sistem urinarius
21
ureter dan pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil. Pada
tiga bulan.
3) Komponen urine
protein di dalam sel otot uterus juga menyebabkan proteinuria ringan (+1)
Hal ini terjadi pada sekitar 50% wanita. Asetonuria dapat terjadi pada
4) Diuresis nifas
hamil ialah diaforesis luas, terutama pada malam hari, selama 2-3
22
sekitar 2,5 kg selama masa nifas. Pengeluaran kelebihan cairan yang
pregnacy).
23
keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik.
dapat
1) Periode Taking In
secara berulang-ulang
24
g) Nafsu makan bertambah sehingga dibutuhkan peningkatan nutrisi, dan
pemulihan.
merawat bayi
k) Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima berbagai
penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya. Dengan begitu ibu dapat
tubuhnya, misalkan buang air kecil atau buang air besar, mulai belajar
untuk mengubah posisi seperti duduk atau jalan, serta belajar tentang
3. Periode Letting Go
25
2.1.5 Perawatan Masa Nifas
berikut:
a Mobilisasi
abdomen selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu
sebanyak 5 kali.
b Diet
vitamin yang cukup. Pil besi harus diminum minimal 40 hari pasca
26
d Defekasi
Buang air besar harus dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan, bila
tidak bisa maka diberi obat peroral atau perektal atau klisma.
e Perawatan Payudara
3) Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar
pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap
selama 5 menit.
4) Susukan bayi setiap < 3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh
27
f Laktasi
cukup
1) Jarang disusui.
g Senggama
Secara fisik aman untuk mulai berhubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak
28
h Istirahat
Sarankan ibu untuk tidur siang atau tidur selagi bayi tidur. Kurang
kandungan.
j Kebersihan
tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan alat
k Keluarga Berencana
29
samping, cara menggunakan metode itu, kapan mulai digunakan dan
waktu kontrolnya.
m Latihan/senam nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu setelah melahirkan dan
30
adalah terjadi infeksi pada endometrium, terdapat sisa plasenta dan
b) Berwarna putih
1) Bendungan ASI
31
b) Tidak dikosongkan seluruh puting susu
berkurang.
berikut:
d Sakit kepala yang terus menerus, nyeri ulu hati, atau masalah
penglihatan.
32
f Demam, muntah, rasa sakit sewaktu BAK atau jika merasa tidak enak
badan.
g Payudara yang bertambah atau berubah menjadi merah panas dan atau
terasa sakit.
j Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau
dirinya sendiri.
berhubungan dengan ibu dan bayi antara periode segera pascapartum segera
kunjungan rumah.
33
b Observasi yang dilakukan saat kunjungan rumah menurut Nanny (2011)
2) Interaksi ibu-bayi.
perawatan bayi).
1) Tekanan darah.
2) Suhu tubuh.
3) Evaluasi payudara.
4) Pengkajian abdomen.
perdarahan berlanjut.
34
e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah
ada bau.
abnormal.
tanda-tanda penyulit.
tali pusat, serta menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
alami.
35
b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.
a Keadaan Umum
meliputi:
1) Nadi
2) Suhu
normal, tidak lebih dari 37,2o C, bila dari 38o C bahaya infeksi.
kembali normal.
3) Pernafasan
Sekitar 16-20 x/menit pada saat nifas. Hal ini di karenakan rahim
sudah kembali pulih dan tidak ada lagi pembesaran rahim yang dapat
menekan diafragma.
36
4) Tekanan Darah
Batas normal untuk sistole 130 mmHg masa nifas diulur setelah
sebelumnya.
b Keadaan Uterus
Bila ada, fundus uteri akan lebih tinggi karena adanya gumpalan darah.
Selain itu fundus uteri juga akan lebih naik, bila ada kandung kemih
c Perdarahan
d Keadaan Lokia
pembalut penderita pada waktu penderita buang air kemih atau buang
37
air besar. Pada perawatan vulva yang khusus ataupada waktu penderita
lokia ini adalah : warna, banyak dan baunya. Dalam keadaan normal
warna ini akan berubah secara gradual dari merah menjadi merah muda,
e Keadaan Perineum
setiap kali penderita buang air kemih atau pada waktu khusus diadakan
1) Keadaan Miksi
melahirkan akan terasa pedih bila buang air kemih. Ini kemungkinan
2) Keadaan Defekasi
38
pencernaan menadapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi
pengeluaran air susu ibu. Bila ada kelainan diadakan perawatan seperti
h Istirahat
dan kesakitan waktu melahirkan, posisi tidur ibu waktu istirahat setelah
melahirkan.
i Makanan
39
j Laktasi
kelenjar mammae :
bertambah.
akan banyak sesudah 2-3 hari nifas. ASI adalah untuk anak ibu. Ibu
dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar (rooming in) atau pada
a) Mudah menyusui
k Keluhan Penderita
40
mendapat pertolongan secepat mungkin, sebaiknya keluhan
2.2.1 Pengertian
lecet dapat disebabkan trauma pada puting susu saat menyusui, selain
itu dapat pula terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada
puting susu bisa sembuh sendiri dalam waktu 48 jam (Susilo, dan Feti,
berkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap, dan kulit kering
bersisik (flaky).
begitu sakit.
41
2) Olesi puting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-kali
kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam
nyeri.
b Puting susu terpapar oleh sabun, krim, alcohol ataupun zat iritan
c Moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu.
b Rasa nyeri
c Muncul kerak
42
2.2.4 Penatalaksanaan
nyeri atau bayi disusukan lebih dulu pada puting susu yang normal
membersihkan payudara.
kurang lebih 1x24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam
menggunakan sabun.
biarkan kering.
j Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit.
43
2.3 Perawatan Payudara
2.3.1 Tujuan
Pertama dilakukan pada hari ke-2 setelah melahirkan minimal dua kali
payudara
a Persiapkan Alat
1) Handuk
2) Kapas
4) Waslap
44
b Prosedur Pelaksanaan
handuk
menit
jari tangan kanan sisi keliling mengurut payudara kearah puting susu
10) Payudara disiram dengan air hangat dan dingin secara bergantian
103)
45
2.4 Teknik Menyusui Yang Benar
Butuh teknik dan irama serta tidak bisa dikerjakan ala kadarnya, akan
tetapi setelah ibu memahami basic nya, ibu akan dengan sangat mudah
menyusui.
yang benar. Di mana keyword itu harus didapatkan ibu ketika pasca
tenaga kesehatan yang sabar dan ikhlas memberikan bantuan kepada ibu
untuk pro memberikan ASI ekslusif kepada bayi sehingga akan tumbuh
Posisi dan fiksasi yang benar saat menyusui akan membuat ASI
mengalir banyak tanpa harus banyak ASI yang keluar mulut bayi dan
kebutuhan bayi. Pelekatan yang benar juga mempunyai andil yang sangat
besar dalam kesuksesan menyusui karena luka pada puting akan dapat
46
bayi yang keras melainkan jatuh di tengah rongga tenggorokan bayi
enggan untuk menyusui, produksi ASI berkurang dan bayi menjadi malas
menyusu.
puting
47
2.4.3 Cara melepas putting susu dari mulut bayi
Dengan menekan dagu bayi kea rah bawah atau dengan memasukkan
jari ibu antara mulut bayi dan payudara ibu (Nurun, dan Wiwit, 2017:
60).
dahulu.
d Letakkan ibu jari pada payudara di atas putting susu dan areola dan
areola.
e Tekan ibu jari dan telunjuk ke dalam, kea rah dada. Ibu tidak perlu
atau ibu sampai merasa nyeri. Pada awalnya, mungkin tidak ada
h Tekan areola dengan cara yang sama dari arah samping, untuk
menjadi pelan.
48
k Kemudian, lakukan pada payudara yang satu lagi dengan cara yang
l Simpan.
g Jika segera disimpan dilemari es, ASI ini bisa bertahan sampai 8
49
h Jika lemari es tidak memiliki ruangan terpisah untuk menyimpan
terlebih dahulu.
j ASI hasil pompa dapat disimpan dengan aman pada seuhu kamar
menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, mencegah dan mendeteksi,
A. Data Subjektif
rumah sakit, bidan atau puskesmas (misalnya dirujuk dari bidan dan
50
lain-lain) sehingga dapat diberikan asuhan yang tepat sesuai dengan
2. Riwayat Obstetrik
pada ibu dan bayi (Wiknjosastro, 2010). Faktor risiko infeksi masa nifas
Dikaji apakah riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu mengalami
pada masa nifas. Paritas merupakan faktor penyebab anemia dalam hal ini
ibu yang belum pernah melahirkan akan sedikit mengalami kesulitan dalam
berpengalaman.
51
c. Riwayat Menyusui
Hal ini perlu dikaji apakah ASI ibu keluarnya sudah lancar atau ada
ASI nya bisa lancar keluarnya dan bayinya terpenuhi kebutuhan nutrisinya.
Selain itu dibutuhkan juga untuk proses pemulihan involusi uterus untuk ibu
d. Riwayat Kontrasepsi
Hal ini perlu dikaji sebelum ibu hamil pernah menggunakan alat
menggunakan
kontrasepsi tersebut, hal ini berhubungan dengan perilaku ibu pada masa
3. Riwayat Kesehatan
nifas. Pengaruh penyakit anemia pada masa nifas adalah dapat menyebabkan
kemungkinan adanya pengaruh penyakit yang diderita pasien pada saat ini
52
yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya (Bahiyatun, 2009).
kembali pada kisaran normal dalam waktu 24 jam setelah persalinan. Namun
Untuk mengetahui apakah ada anggota keluarga baik pihak suami maupun
istri yang pernah mengalami penyakit menurun seperti asma, jantung, darah
4. Riwayat
Pernikahan
pernikahan klien dan usia klien pertama kali menikah (usia menikah <20
kehamilannya).
5. Riwayat Psikososial
53
ikatan batin yang kuat antara ibu dan bayi.
reaksi tubuh pada fase implamasi awal. Zat lain yang berperan yaitu vitamin
2. Pola Istirahat
Istirahat sangat diperlukan oleh ibu nifas, oleh karena itu bidan perlu
yang mungkin muncul jika didapatkan data yang senjang antara pemenuhan
3. Pola aktivitas
emboli.
54
Pentingnya personal hygiene pada ibu nifas. Terutama payudara dan
daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali
selesai buang air kecil atau besar. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut
5. Pola Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui pola BAB dan BAK, adakah kaitannya dengan
obstipasi atau tidak, Rasa takut dapat menghambat fungsi bowel jika wanita
takut bahwa hal tersebut dapat merobek jahitan atau akibat nyeri yang
dan oleh ketidaknyamanan jahitan robekan perineum derajat tiga atau empat
(Varney, 2015)
B. Data Objektif
terhadap ibu. Cara mengumpulkan data yaitu mengalami tingkah laku ibu
pemeriksaan tambahan bila perlu (Oktarina, 2016). Data objektif adalah data
55
I. Data objektif meliputi:
1. Pemeriksaan Umum
c. Postur: untuk mengetahui postur tubuh klien apakah lordosis, kifosis atau
2. Pemeriksaan Antropometri
Evaluasi kenaikan berat badan selama kehamilan, evaluasi jika ada tanda
sebagainya.
Tanda vital ibu postpartum dapat menunjukkan keadaan umum ibu. Tindakan
melakukan observasi terhadap tanda vital ibu yang meliputi nadi, suhu,
a. Tekanan darah normal yaitu sistol 100-120 mmHg dan diastole 6080
56
apakah klien mengalami hipertensi atau tidak untuk penapisan adanya
2014).
b. Nadi, Frekuensi dan intensitas nadi merupakan tanda vital yang sensitif
d. Suhu. Perubahan suhu secara fisiologis terjadi pada masa segera setelah
persalinan. Perubahan suhu tubuh ini hanya terjadi beberapa jam setelah
persalinan, setelah ibu istirahat dan mendapat asupan nutrisi serta minum
yang cukup, maka suhu tubuh akan kembali normal. Setelah kelahiran
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan klien serta
tingkat kenyamanan fisik klien. Informasi dari hasil pemeriksaan fisik dan
a) Kepala Wajah :Menilai apakah ada oedem pada wajah, pucat/tidak, warna
sklera putih dan konjunctiva merah muda pada ibu nifas. Pada ibu
preeklamsia, bisa ditemui adanya odeme pada muka. Hal ini dapat
57
b) Mata: simetris, konjungtiva merah muda / pucat, sklera putih atau
bengkak.
proses ini dan meskipun ibu mengalami afterpain, hal ini harus
dibedakan dari nyeri tekan pada uterus. Observasi yang dilakukan oleh
jumlah, dan durasi keluarnya cairan melalui vagina dan kondisi kesehatan
ibu secara umum pada saat itu (Marshall & Raynor, 2014). Kebutuhan
untuk segera melakukan observasi tinggi fundus uteri (TFU) dan derajat
kontraksi uterus yang kemudian dilakukan secara teratur pada beberapa jam
apabila bengkak atau udema kaki terdari unilateral kadang disertai warna
seperti utas tali yang keras (phlegmasia alba dolens). Hal tersebut
58
menunjukkan adanya tanda peradangan atau infeksi, akibat sirkulasi darah
(Kemenkes, 2018).
pada daerah perineum, bidan tidak perlu memeriksa area ini secara rutin,
karena ibu mungkin cenderung malu atau cemas, apabila diperiksa pada
area genetalia, maka bidan harus menjaga privasi ibu dan empati terhadap
5. Pemeriksaan penunjang
darah (Hb) untuk mengetahui ibu mengalami anemia atau tidak. Di masa
59
masalah tersebut belum termasuk dalam rumusan diagnosa yang ada, karena
sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
(Pertama).(FKUB, 2018).
khusus kebidanan, data penunjang, hasil laboratorium seperti usg (Wildan dan
Hidayat, 2008).
didukung oleh data subjektif dan data objektif seperti cemas, dan lain
60
asuhan kebidanan bidan dituntut untuk mengantisipasi permasalahan yang
sudah ada, dan merumuskan tindakan apa yang perlu diberikan untuk
diagnosa atau masalah potensial yang terjadi agar tidak terjadi komplikasi.
Karena tidak adanya diagnosa potensial yang timbul maka tidak diperlukan
V. Intervensi
terindentifiksi dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga tindakan yang
dari bidan maupun klien agar dapat direncakan secara efektif melalui
informed consent.
61
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus
VI. Implementasi
pasien. Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara aman dan efisien.
VII.Evaluasi
Pada langkah ini dievaluasi kefektifan asuhan yang telah diberikan, apakah
62
63
64