Dosen Pengampu :
NUR AZIZAH M. Keb
Di Susun Oleh :
SULISTYOWATI (201502005)
APRIYANI NURMALASARI (201502011)
SITI SHOLIKHAH (201502016)
HANI PRAMITA (201502018)
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “INVERSIO UTERI”
dengan lancar.
Maksud dan tujuan kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Midwifery skill. Hal ini karena untuk mengetahui bagaimana perkembangan pengetahuan
tentang patoologi dalam persalinan.
Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari kekurangan karena
kurangnya pengetahuan dan terbatasnya referensi yang saya dapatkan, sehingga saya
memerlukan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Saya mengharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pengetahuan bagi
pembaca tentang inversion uteri.
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
HalamanJudul
Kata pengantar ................................................................................................................... i
Daftar isi .............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latarbelakang ........................................................................................................ 4
1.2. Rumusan masalah ................................................................................................ 5
1.3. Tujuan .................................................................................................................. 5
1.3.1 tujuan umum
1.3.2 tujuan khusus
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian inversion uuteri………………………………………………………..
2.2. ……………………………………………………
2.2.1. ………………………………………………………………………...
2.2.2. ………………………………………………………………………..
2.3. ………………………………………………………..
BAB III PEMBAHASAN
3.1 ………………………………………………………………………...
3.2 ………………………………………………………………........
3.3 …………………………………...
3.4 ……………………………………..
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................. …19
4.2 Saran ........................................................................................................................... …19
DaftarPustaka
BAB II
LANDASAN TEORI
Inversio uteri adalah terbalik dan melipatnya uterus demikian rupa sehingga lapisan
endometriumnya dapat tampak sampai di luar perinium atau dunia luar (Manuaba. 2003)
Pada inversio uteri, uterus terputar balik sehingga fundus uteri terdapat dalam vagina
dengan selaput lendirnya sebelah luar. Keadaan ini disebut inversio uteri komplet.Jika hanya
fundus menekuk ke dalam dan tidak ke luar ostium uteri, disebut inversiouteri inkomplet. Jika
uterus yang berputar balaik itu keluar dari vulva, disebut inversio prolaps.Inversio uteri jarang
terjadi, tetapi jika terjadi, dapat menimbulkan syok yang berat (Sastrawinata,2003).
Inversio Uteri adalah suatu keadaan dimana bagian atas uterus (fundus uteri ) memasuki
kavum uteri sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri, bahkan ke
dalam vagina atau keluar vagina dengan dinding endometriumnya sebelah luar.(Ilmu
Kandungan,Sarwono Prawiroharjo)
2.1.1. Klasifikasi
Inversio uteri dibagi atas :
1. Inversio uteri ringan Fundus uteri terbalik menonjol dalam kavum uteri, namun belum
keluar dari ruang rongga rahim.
2. Inversio uteri sedang Fundus uteri terbalik dan sudah masuk dalam vagina.
3. Inversio uteri berat Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian sudah keluar
vagina. (Ilmu Kebidanan Penyakit kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan,Prof.dr.Ida Bagus M,SpOG)
Gambar 1
klasifikasi inversio uteri Ada pula beberapa pendapat membagi inversio uteri menjadi :
1. Inversio inkomplit Yaitu jika hanya fundus uteri menekuk ke dalam dan tidak keluar
ostium uteri atau serviks uteri
2. Inversio komplit Seluruh uterus terbalik keluar, menonjol keluar serviks uteri.
3. Inversio local Fundus uteri menonjol sedikit ke dalam cavum uteri
4. Inversio parsial Tonjolan fundus uteri terbatas hanya pada cavum uteri
5. Inversio total Tonjolan telah mencapai vagina atau keluar vagina (Ilmu
Kandungan,Sarwono Prawiroharjo)
2.1.3. Patofisiologi
Uterus dikatakan mengalami inversi jika bagian dalam menjadi di luar saat
melahirkan plasenta. Reposisi sebaiknya segera dilakukan. Dengan berjalannya waktu,
lingkaran konstriksi sekitar uterus yang terinversi akan mengecil dan uterus akan terisi
darah. Dengan adanya persalinan yang sulit, menyebabkan kelemahan pada ligamentum-
ligamentum, fasia endopelvik, otot-otot dan fasia dasar panggul karena peningkatan
tekanan intra abdominaldan faktor usia. Karena serviks terletak diluar vagina akan
menggeser celana dalam dan menjadi ulkus dekubiltus (borok). Dapat menjadi
SISTOKEL karena kendornya fasia dinding depan vagina (mis : trauma obstetrik)
sehingga kandung kemih terdorong ke belakang dan dinding depan vagian terdorong
kebelakang. Dapat terjadi URETROKEL, karena uretra ikut dalam penurunan tersebut.
Dapat terjadi REKTOKEL, karena kelemahan fasia di dinding belakang vagina, oleh
karena trauma obstetri atau lainnya, sehingga rektum turun ke depan dan menyebabkan
dinding vagina atas belakang menonjol ke depan. Dapat terjadi ENTEROKEL, karena
suatu hemia dari kavum dauglasi yang isinya usus halus atau sigmoid dan dinding vagina
atas belakang menonjol ke depan. Sistokel, uretrokel, rektokel, enterokel dan kolpokel
disebut prolaps vagina. Prolaps uteri sering diikuti prolaps vagina, tetapi prolaps vagina
dapat berdiri sendiri. Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian
atau seluruhnya masuk ini adalah merupakan komplikasi kala III persalinan yang sangat
ekstrem. Inversio Uteri terjadi dalam beberapa tingkatan, mulai dari bentuk ekstrem
berupa terbaliknya terus sehingga bagian dalam fundus uteri keluar melalui servik dan
berada diluar seluruhnya ke dalam kavum uteri. Oleh karena servik mendapatkan pasokan
darah yang sangat banyak maka inversio uteri yang total dapat menyebabkan renjatan
vasovagal dan memicu terjadinya perdarahan pasca persalinan yang masif akibat atonia
uteri yang menyertainya. Inversio Uteri dapat terjadi pada kasus pertolongan persalinan
kala III aktif. khususnya bila dilakukan tarikan talipusat terkendali pada saat masih
belum ada kontraksi uterus dan keadaan ini termasuk klasifikasi tindakan iatrogenic.
2.1.4. Gejala
1. Pada pemeriksaan luar pada palpasi abdomen, fundus uteri sama sekali tidak teraba
atau teraba tekukan pada fundus. Kadang-kadang tampak seperti sebuah tumor yang
merah di luar vulva, hal ini ialah fundus uteri yang terbalik.
2. Perdarahan yang berasal dari bekas implantasi plasenta.
3. Tarikan peritoneum perietalis, menyebabkan rasa nyeri sehingga dapat dikatakan
sebagai syok neurogenik dan menyebabkan dinding abdomen tegang sehingga sulit
melakukan palpasi dengan baik untuk menegakkan diagnosis inversio uteri.
(Manuaba. 2003)
4. Pada pemeriksaan dalam
a) bila masih inkomplit, maka pada daerah simfisis uterus teraba fundus uteri cekung
ke dalam
b) bila sudah komplit, di atas simfisis teraba kosong dan dalam vagina teraba tumor
lunak; atau kavum uteri sudah tidak ada (terbalik)
3. Penanganan
1. Atasi syok dengan pemberian infus Ringer Laktat dan bila perlu transfusi darah.
2. Reposisi manual dalam anestesi umum, baiknya plasenta jangan dilepaskan dulu
sebelum uterus di reposisi karena dapat menimbulkan perdarahan banyak. Setelah
reposisi berhasil, diberi drip oksitosin dan dapat juga dilakukan kompresi bimanual.
3. Jika reposisi manual tidak berhasil, dilakukan reposisi operatif. (Sastrawinata,2003)
Gambar 3
Gambar 4
Reposisi dengan laparotomi
j. Setelah reposisi berhasil, tangan dalam harus tetap didalam dan menekan
fundus uteri. Berikan oksitosin dan setelah terjadi kontraksi, tangan dalam boleh
dikeluarkan perlahan agar inversio uteri tidak berulang.
2.1.5 Komplikasi
1. Keratinisasi mukosa vagina dan portio uteri
2. Dekubitus
3. Hipertropi serviks uteri
4. Gangguan miksi dan stress inkontenensia
5. Infeksi saluran kencing
6. Infertilitas
7. Gangguan partus
8. Hemoroid
9. inkarserasi usus
2.1.6. Prognosis
Prognosis inversi uteri di pengaruhi oleh kecepatan penanganan, makin lambat
keadaan ini di ketahui dan di obati makin buruk prognosanya dan jika dikelola dengan
benar maka akan membawa prognosa yang baik pula.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata/Identitas
Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. Z
2. Keluhan utama
1. Ibu mengatakan Namanya Ny. A,umur 36 tahun,
2. Ibu baru melahirkan bayi ke 5 setengah jam yang lalu, tidak pernah keguguran
sebelumnya, Anak yang baru dilahirkan berjenis kelamin laki-laki dan langsung
menangis .
3. Ibu mengatakan lemas setelah melahirkan
4. Ibu mengatakan merasa nyeri hebat di area vagina
5. Ibu mengatakan merasa cemas karena banyak keluar darah bewarna merah tua dari
rahimnya
3. Riwayat Menstruasi
Siklus haid : Teratur, 28-30 hari
Lama : 5-7 hari
Karakteristik : Merah, encer, tidak berbau
HPHT : 8-10-2016
TP : 15-07-2017
4. RiwayatObstetri
6. Riwayat kontrasepsi
Ibu pernah menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan
b. Pola eliminasi
Saat di RB Kartini ibu belum BAK
III.ASSASSEMENT
Ny. A,umur 36 tahun, P5A0 keadaan umum ibu lemah kala IV dengan inversio uteri.
IV. PENALAKSANAAN
Tanggal 15 -07 - 2017 pukul 21.00 WIB
1. Menjelaskan kepada keluarga tentang keadaan ibu bahwa saat ini ibu mengalami
inversion uteri.keluarga mengerti
2. Memasang infus RL dan memberikan aliran cepat untuk menghindari ibu tidak syok,
Infus telah terpasang.
3. Pukul 21.02 WIB Melakukan tindakan reposisi, dan meminta pendamping untuk
memberikan dukungan kepada ibu.
4. Pukul 21.05 WIB reposisi per vaginam gagal, maka dilakukan reposisi melalui
laparotomi dengan merujuk ke RSUD atas indikasi inversio uteri,
4. Pukul 21.05 WIB memberi tahu keluarga bahwa Ny.A akan segera dirujuk, karena ibu
mengalami inversio uteri atau Rahim terbalik dan keluar sebagian dari kemaluan,
keluarga setuju.
BAB IV
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Inversio uteri adalah terbalik dan melipatnya uterus demikian rupa sehingga
lapisan endometriumnya dapat tampak sampai di luar perinium atau dunia luar. Inversio
uteri dibagi atas : Inversio uteri ringan, Inversio uteri sedang, Inversio uteri berat serta
terbagi juga atas Inversio inkomplit, Inversio komplit, Inversio local, Inversio parsial,
Inversio total. Penanganan inversio uteri ialah yang pertama, atasi syok dengan
pemberian infus Ringer Laktat dan bila perlu transfusi darah, kemudian melakukan
reposisi manual dalam anestesi umum, baiknya plasenta jangan dilepaskan dulu sebelum
uterus di reposisi karena dapat menimbulkan perdarahan banyak. Setelah reposisi
berhasil, diberi drip oksitosin dan dapat juga dilakukan kompresi bimanual. Pemasangan
tampon rahim dilakukan supaya tidak terjadi lagi inversio. Jika reposisi manual tidak
berhasil, dilakukan reposisi operatif
4.2.Saran
Disini, kami yang menyusun makalah ini hanya mengambil bahan yang
diperlukan dari beberapa buku sumber saja. Sehingga sangat kurang apabila
dibandingkan dengan apa yang seharusnya pembaca terima. Kami menyarankan supaya
pembaca tidak hanya berpatokan pada makalah kami ini saja untuk dijadikan bahan
belajar. Alangkah baiknya bila para pembaca mencari bahan-bahan yang berkaitan
dengan makalah kami ini pada buku sumber yang lain atau pada media lainnya. Sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca tentang asuhan kegawat
daruratan inversio uteri.
DAFTAR PUSTAKA