Kelas 1 : Gejala klinis ringan dan terdapat pada hampir 48 % kasus. Gejala
meliputi: tidak ada perdarahan pervaginam sampai perdarahan pervaginam
ringan; uterus sedikit tegang; tekanan darah dan denyut jantung maternal
normal; tidak ada koagulopati; dan tidak ditemukan tanda-tanda fetal
distress.
Kelas 3 : Gejala berat dan terdapat pada hampir 24% kasus, perdarahan
pervaginam dari tidak ada sampai berat; uterus tetanik dan sangat nyeri;
syok maternal; hipofibrinogenemi (<150 mg/dl); koagulopati serta kematian
janin.
Solusio plasenta menurut bentuk perdarahan:
1. Solusio plasenta perdarahan keluar
2. Solusio plasenta perdarahan tersembunyi, hematoma
retroplacenter
3. Solusio plasenta perdarahannya masuk dalam kantong amnion
Berdasarkan jumlah perdarahan yang terjadi:
1. Solusio plasenta ringan: perdarahan pervaginam
<100 ml.
2. Solusio plasenta sedang: perdarahan pervaginam
100-500 ml, hipersensitifitas uterus atau
peningkatan tonus, syok ringan, dapat terjadi fetal
distress.
3. Solusio plasenta berat: perdarahan pervaginam luas
> 500 ml, uterus tetanik, syok maternal sampai
kematian janin dan koagulopati.
Berdasarkan luasnya bagian plasenta yang terlepas dari uterus:
1. Solusio plasenta ringan: kurang dari ¼ bagian bagian plasenta yang
terlepas. Perdarahan kurang dari 250 ml.
2. Solusio plasenta sedang: Plasenta yang terlepas ¼ - 2/3 bagian.
Perdarahan <1000 ml, uterus tegang, terdapat fetal distress akibat
insufisiensi uteroplasenta.
3. Solusio plasenta berat: Plasenta yang terlepas > 2/3 bagian , perdarahan
>1000 ml., terdapat fetal distress sampai dengan kematian janin, syok
maternal serta koagulopati.
Etiologi
FAKTOR RISIKO RISIKO RELATIF
Pernah solusio plasenta 10 – 25
Ketuban pecah pretern/korioamnionitis 2,4 – 3,0
Sindroma pre-eklamsia 2,1 – 4,0
Hipertensia kronik 1,8 – 3,0
Merokok/nikotin 1,4 – 1,9
Merokok + hipertensi kronik atau pre-eklamsia 5–8
Pecandu kokain 13 %
Mioma di belakang plasenta 8 dari 14
Gangguan sistem pembekuan darah berupa Meningkat s/d 7x
single-gene mutation/trombofilia
Trauma abdomen dalam kehamilan Jarang
Patogenesis
Solusio plaseta dimulai dengan terjadinya
Perdarahan terus-menerus/tidak
perdarahan ke dalam desidua basalis dan
terkontrol otot uterus meregang
terbentuknya hematom subkhorionik yang
uterus tidak mampu
dapat berasal dari pembuluh darah
berkontraksi untuk membantu
miometrium atau plasenta, dengan
dalam menghentikan perdarahan
berkembangnya hematom subkhorionik
yang terjadi.
terjadi penekanan dan perluasan pelepasan
plasenta dari dinding uterus .
Akibatnya hematom
Sebagian darah akan masuk ke bawah selaput ketuban, subkhorionik akan medesak
dapat juga keluar melalui vagina, darah juga dapat plasenta seluruh plasenta
menembus masuk ke dalam kantong amnion, atau akan terlepas dari
mengadakan ekstravasasi di antara otot-otot miometrium. implantasinya di dinding
uterus.
Patogenesis
Akibatnya ibu jatuh pada keadaan Akibat kerusakan miometrium dan bekuan
hipofibrinogenemia. Pada keadaan retroplasenter adalah pelepasan
hipofibrinogenemia ini terjadi tromboplastin yang banyak ke dalam
gangguan pembekuan darah yang peredaran darah ibu, sehingga berakibat
tidak hanya di uterus, tetapi juga pembekuan intravaskuler dimana-mana
pada organ tubuh lainnya. yang akan menghabiskan sebagian besar
persediaan fibrinogen.
Gambaran Klinis
SOLUSIO PLASENTA RINGAN
Ruptura sinus marginalis: pelepasan sebagian kecil plasenta.
- Perdarahan pervaginam
- Warna kehitam-hitaman
- Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang sifatnya terus
menerus.
Salah satu tanda yang menimbulkan kecurigaan adanya solusio
plasenta ringan ini adalah perdarahan pervaginam yang berwarna
kehitam-hitaman.
Solusio plasenta sedang
Plasenta telah terlepas lebih dari 1/4 bagian, belum 2/3 luas
permukaan.
Sakit perut terus menerus,
Disusul dengan perdarahan pervaginam -> Ibu mungkin telah syok,
janin bisa dalam keadaan gawat.
- Uterus teraba tegang terus-menerus dan nyeri tekan.
Apabila janin masih hidup, bunyi jantung sukar didengar.
Solusio plasenta berat
Plasenta telah terlepas lebih dari 2/3 permukaannnya.
Sangat tiba-tiba.
Ibu dalam keadaan syok dan janinnya telah meninggal.
Sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri.
-Terjadi kelainan pada pembekuan darah dan kelainan/gangguan fungsi
ginjal.
DIAGNOSIS
Ultrasonografi
Sectio
Oksitoksin
Caesarea
Persalinan
Amniotomi
pervaginam
Komplikasi
Sindroma insufiensi
Uterus
Anemia fungsi plasenta pada
Couvelaire
janin
Gagal ginjal
Syok hipovolemik Kematian janin
mendadak
1 ♂, lahir di klinik, spontan, letak belakang kepala, aterm, ditolong bidan, BBL
2000 gram; tahun 2013
2 ♀, lahir di klinik, spontan, letak belakang kepala, aterm, ditolong bidan, BBL
2500 gram; tahun 2015
3 Abortus
4 Hamil Sekarang
Riwayat ANC : 4x di bidan
Riwayat Imunisasi : Tetanus toksoid 2x
Riwayat menstruasi:
• menarche: usia 13 tahun
• siklus : 28 hari
• durasi : 5-7 hari
• banyak : 2x ganti pembalut dalam sehari,
tidak menggumpal
• dismenore : disangkal
• flour albus : disangkal
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan umum : Sakit sedang
GCS : E4V5M6
Tanda vital
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 60 x/menit
Suhu : 36,70ºC
Pernapasan : 20x/menit
Kepala - Leher
Normochepal, Konjungtiva anemis -/-, sclera ikterik -/-, edema
palpebra -/-, secret -/-
Thorax :
Inspeksi : Bentuk dada simetris,pergerakan simetris
Palpasi : Pergerakan simetris,nyeri (-)
Perkusi : Sonor
Auskultasi: Paru : vesikuler +/+, rhonki(-),wheezing(-)
Pemeriksaan Abdomen
I : Tampak cembung
A: Peristaltik (+) kesan normal
P: Timpani di seluruh kuadran
P: Nyeri tekan suprapubis (+)
Pemeriksaan Obstetrik
Leopold I : 2 jari dibawah prosesus xyphoid
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : belum memasuki pintu atas panggul
HIS :-
Pergerakan Janin : tidak aktif
Janin Tunggal : +
Denyut Jantung Janin : tidak terdengar
Genitalia :
Inspeksi : Vulva terlihat perdarahan pervaginam
berwarna merah segar
Pemeriksaan dalam tidak dilakukan
Ekstremitas :
Atas : Akral hangat, edema -/-
Bawah : Akral hangat, edema -/-
Pemeriksaan Ekstremitas
Darah rutin:
WBC : 7,1 x 103/uL
RBC : 3,9 x 106/uL
HGB : 9,6g/dL
PLT : 219 x 103/uL
HbSAg : non reaktif
Resume
Pasien Ny. F 30 tahun, G4P3A0 gravid 30-31 minggu masuk ke RSU Anutapura dengan
keluhan perdarahan pervaginam sejak pukul 06.00 wita. Darah berwarna merah segar,
bergumpal (-)
Keadaan umum sakit sedang. Kesadaran kompos mentis. Tekanan darah 110/80 mmHg,
denyut nadi 84 kali/menit, laju pernafasan 20 kali/menit, suhu 37°C. Konjungtiva anemis
-/-. Pemeriksaan Obstetri: Leopold I 2 jari dibawah prosesus xyphoid, Leopold II
punggung kiri Leopold III presentasi kepala dan Leopold IV kepala belum memasuki
pintu atas panggul. Janin tunggal, pergerakan tidak ada, DJJ tidak terdenar Pemeriksaan
genitalia, tampak rembesan darah, berwarna merah segar yang keluar dari vagina. Pada
kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan dalam.
Pada pemeriksaan darah rutinWBC 71.000/uL, RBC 3.900.000/uL, HGB 9,6g/dl, PLT
219.000/uL, HbSAg (non reaktif).
DIAGNOSIS
G4P2A1 30 tahun + gravid 37-38 minggu +
perdarahan antepartum ec. Susp. plasenta previa +
suspek IUFD
PENATALAKSANAAN
- Guyur IVFD Dextrosa 5% 1 kolf lanjut IVFD RL 24 tpm
- Inj. Transamin 1amp/8jam/iv
- Inj. Dexamethasone 6mg/12jam/iv
- O2 nasal canule 2-4 lpm
- Siap darah 2 kantong WB
- Rencana SCTP Cito Pukul 02.00
Follow Up
07 February 2019
S : Pengeluaran darah dari kemaluan (+), nyeri perut bagian bawah (+),
Kontraksi (+),
O : TD : 100/70 mmHg N : 80 kali/menit
R : 20 kali/mnt S : 36,5oC
Konjungtiva anemis (-/-).
Pemeriksaan obstetri :
Leopold I : 2 jari dibawah prosesus xyphoid
Leopold II : punggung kiri
Leopold III : presentasi kepala
Leopold IV : kepala belum memasuki pintu atas panggul.
Janin tunggal, pergerakan (-) DJJ tidak terdengar
Pemeriksaan genitalia : tampak rembesan darah, berwarna merah, banyak yang
keluar dari vagina.
Follow Up
8 February 2019
S : Nyeri luka op (+), PPV (+), mual (-), muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-), flatus (+), BAB (-),
BAK (+) per kateter.
O : TD : 110/70 mmHg N : 82 kali/menit
R : 20 kali/mnt S : 36,7oC
Konjungtiva anemis (+/+).
ASI: -/-
Kontraksi: +
Lokia : + (rubra)
TFU : setinggi pusat
Lab 2 post operasi:
HGB : 7,2
WBC : 18,2
PLT : 245
FOLLOW UP
A : P4A0 40 tahun post SC H01 a/i Plasenta previa totalis + solusio plasenta +
IUFD + Anemia
P:
Bed Rest total
Observasi KU, TTV dan perdarahan
Lanjut terapi post op
Transfusi 2 bag PRC
FOLLOW UP
9 February 2019
S : Nyeri luka op (+), PPV (+), mual (-), muntah (-), pusing (-), sakit kepala (-), flatus (+), BAB (-),
BAK (+) per kateter.
O: TD : 120/70 mmHg N : 88 kali/menit
R : 20 kali/mnt S : 36,3oC
Konjungtiva anemis (+/+).
ASI: -/-
Kontraksi: +
Lokia : + (rubra)
TFU : 1 jari dibawah pusat
Lab (8/12/2017)
HGB : 9,1
WBC : 15,6
PLT : 263
FOLLOW UP