Anda di halaman 1dari 32

GASTRITIS

Refleksi Kasus

Andika Nursari Putri


N 111 17 097
Pembimbing : dr. Sherly
Gastritis

Gastritis atau dikenal dengan sakit maag


merupakan peradangan (pembengkakan) dari
mukosa lambung yang disebabkan oleh faktor
iritasi dan infeksi. Bahaya penyakit gastritis jika
dibiarkan terus menerus akan merusak fungsi
lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk
terkena kanker lambung hingga menyebabkan
kematian.
Epidemiologi

Indonesia mencapai angka


Inggris 22%, China 31%, 40,8%. Berdasarkan profil
Jepang 14,5%, Kanada 35%, kesehatan Indonesia tahun
dan Perancis 29,5%. Di 2009, gastritis merupakan
dunia, insiden gastritis 1,8- salah satu penyakit di dalam
WHO
2,1 juta penduduk per tahun. INDONESIA
sepuluh penyakit terbanyak
Asia Tenggara sekitar pada pasien rawat inap di
583.635 dari jumlah rumah sakit di Indonesia
penduduk setiap tahunnya. dengan jumlah 30.154 kasus
(4,9%).
Gastritis Fungsional

Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa keluhan


sakit pada penyakit gastritis paling banyak ditemui
akibat dari gastritis fungsional, yaitu mencapai 70-80%
dari seluruh kasus.
Gastritis fungsional merupakan sakit yang bukan
disebabkan oleh gangguan pada organ lambung
melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan yang
kurang sesuai, faktor psikis dan kecemasan.3
• Mengetahui faktor risiko apa saja yang
mempengaruhi masalah gastritis di
wilayah kerja Puskesmas Kaleke.
Khusus
• Mengetahui tatalaksana gastritis di
wilayah kerja Puskesmas Kaleke
• Mengetahui gambaran kejadian Umum
gastritis di wilayah kerja Puskesmas
Kaleke
Tujuan
IDENTIFIKASI MASALAH
KRITERIA A : Besar masalah
KRITERIA B : Kegawatan Masalah
 
KRITERIA C : Kemudahan dalam
Penanggulangan
KRITERIA D : PEARL factor
PENETAPAN NILAI

Penyakit Sistem
Gastritis Diabetes Melitus Otot dan Jaringan
Penyekat
• NPD : (A+B) C = • NPD : (A+B) C = • NPD : (A+B) C =
(9+8) 3 = 17 x 3 = 51 (8+10) 3= 18 x 3 = 54 (8+7) 4 = 15 x 4 = 60
• NPT : (A+B) CxD = • NPT : (A+B) CxD = • NPT : (A+B) CxD =
(9+8) 3 x1 = 17x3 = (8+10) 3x1 = 18 x 3 = (8+7) 4x1 = 15x4 =
51 54 60
KESIMPULAN
Identitas

 Nama : Ny. S
 Umur : 56 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Suku : Kaili
 Pendidikan : SMA
 Asuransi kesehatan : BPJS
 Alamat : Pesaku
 Tanggal Pemeriksaan : Selasa, 15 Oktober 2019
Heteroanamnesis

 Keluhan Utama : Nyeri ulu hati

 Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke posko kesehatan posbindu di desa Pesaku dengan
keluhan nyeri ulu hati yang di alami sejak 5 hari yang lalu. Nyeri perut di
rasakan seperti terbakar, perut terasa kembung dan sering merasa mual.
Pasien sering makan tidak teratur. Demam (-), nyeri kepala (-), mual (+),
muntah (+) 2x tadi pagi, nyeri ulu hati (+), BAB (+) kuning biasa, BAK (+)
kuning lancar. Pasien mengaku keluhan sudah dialami berulangkali dan
sebelumnya pernah melakukan Nasoendoskopi di RS Torabelo dengan
hasil diagnosis Gastritis.

 Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien
Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan
1) Pasien makan 2 kali sehari. Menu makanan pasien yaitu nasi dan lauk pauk. Porsi sekali makan
pasien yaitu sepiring nasi dan tahu atau tempe yang digoreng. Pasien juga terkadang
mengonsumsi mie instan. Sering kali pasien makan tidak tepat waktu.
2) Pasien mandi 2 kali sehari pagi dan sore di kamar mandi yang tersedia di WC umum.
3) Pasien tinggal bersama 2 orang anak yang sudah berkeluarga serta cucu-cucunya.
4) Tempat tinggal pasien masih di huntara. Namun pasien masih sering mengunjungi rumah lamanya
yang berada tidak jauh dari lokasi huntara. Halaman huntara tampak belum cukup bersih, terdiri
dari tanah. Pasien tinggal di kamar huntara berukuran 2x3 meter. Terdapat 1 ventilasi tersedia
pada setiap ruang, kamar tidur pasien tampak bersih dan rapi. Pencahayaan pada kamar pasien
mengandalkan cahaya dari sinar matahari. Sumber listrik berasal dari PLN. Secara keseluruhan
keadaan kamar pasien tampak belum cukup bersih dan tertata rapi. Sementara untuk rumah
pasien memiliki dinding kayu dengan ukuran luas 4x5 meter dengan halaman yang cukup luas
namun masih nampak kotor.
5) Penampungan air digunakan sebagai sumber air: air tampak cukup jernih, tidak berbau. Sumber
air digunakan untuk semua aktivitas MCK (Mandi, Cuci & Kakus). Sumber air untuk minum
keluarga pasien menggunakan air yang dimasak.
6) Terdapat saluran air limbah (got) di depan halaman huntara.
7) Sampah dikumpulkan dan kemudian di buang ke tempat pembuangan sampah yang letaknya ± 10
meter.
8) Sumber listrik yaitu PLN.
Sosial Ekonomi

Pasien memiliki hubungan baik dengan


keluarganya dan tetangga sekitar. Pasien
tergolong ekonomi menengah ke bawah,
suami pasien bekerja sebagai petani.
Pemeriksaan Fisik

Kondisi Umum :Sakit sedang


 Tingkat Kesadaran :Compos Mentis
 Berat Badan : 65 kg
 Tinggi Badan : 154 cm
 IMT : 27.4 (BB Lebih)

Tanda Vital
 Nadi : 88 x/menit (kuat angkat, reguler)
 Suhu : 36.7 0C
 Pernapasan : 20 kali/menit
 Tekanan Darah:140/90 mmHg
Status Generalis
 Kulit : Warna sawo matang, lapisan lemak di bawah
kulit cukup.
 Kepala
Normosefal, rambut berwarna hitam, tipis dan tidak
mengkilap, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterus, pupil bulat isokor (diameter 3 mm). Tidak
terdapat secret pada hidung.Tidak ada sekret pada
telinga, bibir tidak sianosis.
 Tenggorokan Leher
Tonsil T1/T1
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
Thoraks

COR PULMO

 Inspeksi : Ictus kordis  Inspeksi : permukaan dada


tidak tampak simetris, otot bantu
 Palpas : Ictus cordis pernapasan (-).
tidak teraba  Palpasi : massa (-), nyeri
 Perkus : Pekak, batas tekan (-) taktil, fremit kiri =
jantung kesan normal kanan.
 Auskultasi : BJ I/II murni  Perkusi : sonor pada kedua
regular lapang paru
Bunyi tambahan : Bising (-)  Auskultasi : vesikuler +/+,
wheezing (-/-), rhonki (-/-).
Ekstremitas atas
Abdomen  Akral hangat : (+/+)
 Inspeksi : Datar, ikut gerak  Kulit : normal
 Deformitas : (-/-)
napas  Sendi : DBN
 Palpasi: MT (-), NT (+)  Edema: (-/-)
region epigastrium  Sianosis : (-/-)
 Perkusi: Timpani  Kekuatan : normal

 Auskultasi : Peristaltik (+), Ektremitas bawah


 Akral hangat : (+/+)
kesan normal  Kulit : normal
 Deformitas : (-/-)
 Sendi : DBN
Inguinal-genital-anus: tidak  Edema: (-/-)
diperiksa  Sianosis : (-/-)
 Kekuatan : normal
Pemeriksaan Diagnosis Kerja
Penunjang • Gastritis
• Tidak dilakukan
pemeriksaan penunjang

Prognosis Penatalaksanaan
• Dubia ad bonam • Omeprazole 20 mg tab
1-0-1
• Antasida sirup 3x1 cth
Konseling
 Tidak menunda makan, mengatur pola makan dengan
makan secara teratur dan sebaiknya mengkonsumsi
makanan berserat tinggi, bergizi, serta perbanyak minum air
putih.
 Kurangi mengkonsumsi makanan pedas, kecut, banyak
mengandung gas yang dapat menimbulkan gas di lambung
(kubis, kol, kentang, semangka, melon) dan berlemak tinggi
yang menghambat pengosongan isi lambung.
 Menghindari konsumsi obat –obat yang dapat mengiritasi
lambung seperti obat anti inflamasi, misalnya yang
mengandung ibuprofen, aspirin dan ketoprofen. Sebaiknya
di ganti dengan Acetaminophen karena tidak
mengakibatkan iritasi pada lambung.
 Menghindari stress.
GASTRITIS

Gastritis adalah suatu peradangan mukosa


lambung yang bersifat akut, kronik difus, atau
lokal dengan karakteristik anoreksia, rasa
penuh, tidak enak pada epigastrium, mual dan
muntah. Gastritis didefinisikan juga sebagai
suatu keadaan peradangan atau perdarahan
mukosa lambung yang dapat bersifat akut,
kronis, difus, atau lokal yang disebabkan oleh
infeksi Helicobacter Pylori
DIAGNOSIS GEJALA GASTRITIS

Omeprazole 20 mg
FARMAKOOGIS tab 1-0-1
Antasida sirup 3x1 cth
TERAPI
NON
FARMAKOLOGIS KONSELING
• Faktor pelayanan kesehatan 4
• Faktor perilaku 3
• Faktor lingkungan 2
• Faktor biologi/GENETIK 1
Faktor penyebab
Kesimpulan

Gastritis masih menempati posisi ketiga untuk


Sepuluh Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kaleke.
 Pada pasien ini faktor perilaku yang mempengaruhi
adalah kebiasaan makan pasien yang tidak teratur
atau terkadang menunda waktu makan.
 Pada pasien ini faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi adalah faktor stress psikososial,
pendidikan, dan kebersihan lingkungan
 Pada pasien ini faktor pelayanan kesehatan
kurangnya penyuluhan.
Saran Five Level Prevention
Heatlth Promotion

Specific protection

Early Diagnosis and Prompt Treatment

Disability Limitation

Rehabilitation
Dokumentasi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai