“DISPEPSIA”
OLEH
NAMA : Erliwati
NIM :B0218315
C1 LAHAN C2 INSTITUSI
PRODI KEPERAWATAN
A. Definisi
Dyspepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klini yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di
perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan (arif,2000).
Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu hati, mual, kembung,
muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang, sendawa (dinamika,2001) Sindrom dyspepsia merupakan
kumpulan gejala yang sudah di kenal sejak lama terdiri dari rasa nyeri epigastrium, kembung, rasa
penuh, serta mual-mual.
B. Etiologi
seringnya, dyspepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux. Jika anda
memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulo
membranosa yang membentang dari faring ke dalam lambung). Hal ini menyebabkan nyeri di dada.
Beberapa obat-obatan, seperti obat anti-inflammatory, dapat meyebabkan dyspepsia. Terkadang
penyebab dyspepsia belum dapat ditemukan. Penyebab secara runic adalah :
1. Menelan udara (aerofagi)
2. Regungitasi air balik, refluks) asam dari lambung
3. Iritasi lambung (gastritis)
4. Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
5. Kanker lambung
6. Peradangan kandung empedu (kolestritis)
7. Intoleransi laktoso (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
8. Kelainan gerakan usus
9. Stress psikologis, kecemasan, atau depresi.
10. Infeksi helicobacter pylory
Penyebab dyspepsia dapat dibedakan menjadi dua :
- Dyspepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya (misalnya
: tekak peptic, gastritis, pankreatitis, kolestitis).
- Dyspepsia non organik atau dyspepsia fungsional atau dyspepsia non ulkus (DNU), bila tidak
jelas penyebabnya.
C. Manifestasi klinis
Klasifikasi klini praktis, didasarkan atas keluhan / gejala yang dominan, membagi dyspepsia
menjadi tiga tipe :
1. Dyspepsia dengan keeluhan seperti ulkus, dengan gejala :
a. Nyeri epigastrum terlokalisasi
b. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antacid
c. Nyeri saat lapar
d. Nyeri episode
2. Dyspepsia dengan gejala seperti dismotilitas, dengan gejala seperti :
a. Mudah kenyang
b. Perut cepat terasa penuh saat makan
c. Mual dan muntah
d. Upper abdominal boathing
e. Rasa tak nyaman bertambah saat makan
3. Dyspepsia non-spesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe di atas)
Sindroma dyspepsia dapat bersifat ringan, sedang, dan berat serta dapat akut atau kronis
sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu
tiga bulan
Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa
dan suara usus yang kerasa (borborigmi). Pada beberapa penderita makan dapat memburuk nyeri.
Pada penderita lain makan bias mengurangi nyerinya gejala lain meliputi nafsuh makan yang
menurun, mual, sembelt, diare dan flatulensi (perut kembung)
Jika dyspepsia menetap selama beberapa minggu atau tidak memberi respon terhadap
pengobatan atau disertai penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak bias maka penderita
harus menjalani pemeriksaan.
D. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti nikotin
dan alcohol serta adanya kondisi kejiwaan stress, pemasukan makanan menjadi kurang dapat
mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung. Kondisi demikian
dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada
lambung. Sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa implus muntah sehingga intake tidak
adekuat baik makanan maupun ciran.
E. Patway
kecemasan Dyspepsia
F. Pemeriksaan laboratarium
1. Laboratorium : lebih banyak di tekankan untuk menyingkirkan penyebab organic lainnya seperti
antara lain pankreatitis kronis, DM. pada dyspepsia biasanya hasil laboratarium dalam batas normal.
2. Pemeriksaan radiologi yaitu, OMD dengan kontras ganda, serologi helicobacter pylori.
3. Endoskopi
a. CLO (rapid urea tets)
b. Patologi anatomi
c. Kultur mikroorganisme jaringan
d. PCR ( polymerase chain reaction)
G. Penatalaksanaan
Berdasarkan consensus nasional penanggulangan helicobater pylori 1996 ditetapkan skema
penalaksanaan dyspepsia yang dibedakan bagi sentra kesehatan dengan ttenaga ahli (gastroenterology
internis) yang disertai faslitas endoskopi dengan penatalaksanaan dyspepsia dimasyarakat pengobatan
dyspepsia mengenal beberapa golongan obat yaitu :
1. antasid 20-150 ml/hari
2. antikoligernik
3. antagonis reseptor H2
4. penghambat pompa asam (proton pump inhibitor =PPI
5. Sitoprotektf
6. Golongan prokigenik
7. Psikoterapi dan spikofarmaka (obat anti- depresi dan cemas)
Penatalaksanaan non farmakologi yaitu :
FORMATPENGKAJIANKEPERAWATANMEDIKALBEDAH
B. RIWAYATKESEHATAN
Pernahmendapatpengobatan:()Tidak (√)Ya
C. KEADAAN UMUM
D. KEBUTUHAN DASAR
- LokasiNyeri: ulu hati Frekuensi:nyeri berturut-turut selama 3 hari Durasi :2-4 menit
- ResponEmosional: nyeri Lain-lain:terkadang nyeri bagian ulu hati pada malam hari
ELIMINASI OKSIGENIASI
( ) Diare ( ) Konstipasi ( ) Inkontinen ( ) Retensi urin ( ) Bersihan jalan nafas tidak efektif
( ) Inkontinen Urin ( ) Disuria ( ) Keseringan ( ) Urgensi ( ) Intoleran aktifitas ( ) Pola nafas tidak efektif
()Ggnpertukarngas()PenurunanCurahJantung
()Risikoganguanperfusijaringan.......................
TIDUR DAN ISTIRAHAT PENCEGAHAN TERHADAP BAHAYA
- Kebiasaan tidur : (√)Malam ()Siang - Refleksi : () TAK ( )kelumpuhan
- Lama Tidur :Malam:3-4 jam - Penglihatan : () TAK ( ) masalah:
- Kebiasaan tidur:n - Pendengaran: ( ) TAK ( ) masalah:
- Kebiasaan tidur : ( ) tidak (√ )Ya, - Penciuman : () TAK ( ) masalah:
- dipengaruhi oleh faktor:Nyeri - Perabaan : () TAK ( ) masalah:
- Lain-lain: - Lain-lain:
NEOROSENSORIS KEAMANAN
- Reflekstendomdalambisep/trisep:
( ) Gangguan perfusi jaringan cerebral ( )Resiko injury b/d penurunan absorpsi VitK
()Ristiperluasaninfeksi(sepsis/seranganinfeksioportunistik
baru).
SEKSUALITAS
- Aktifmelakukanhubunganseksual:()tidak()ya Pria
- Perubahanterakhirdalamfrekuensi/minatWanita - Payudara/testis :
- Durasi: payudara/Penis/Testis :
- Perdarahan antarperiode
( )Sedih ( )Rendah diri ( )Hiperaktif ( ) acuh tak acuh ( )Marah - Kegiatan keagamaan: istigfar, dzikir
NaCl
omeprazol 40 mg 1 vital IV
F. DATAGENOGRAM
A. DATAPEMERIKSAANPENUNJANG(diagnostik dan laboratorium)
DATA FOKUS
Pasien mengatakan nyeri pada ulu hati Pasien terlihat cemas pada
dengan skala 3 kondisinya
Porsi makan yang di habiskan hanya Vital sign:
1/4 TD= 100/95
Pasien mengatakan belom pernah BAB N = 67x/menit
selama di rs R = 22x/menit
S = 35,4˚C
Nyeri ulu hati/ salah cernah ,
yang berhubungan dengan pasien
telat makan
ANALISA DATA
-Do :
Vital sign:
TD= 100/95
N = 67x/menit
R = 22x/menit
S = 35,4˚C
2.
Ds :
2. Konstipasi
Pasien mengeluh nyeri
berhubungan dengan
pada bagian ulu hati
ketidak cukupan serat
Porsi makan yang di
habiskan hanya 1/4
Pasien mengatakan belom
pernah BAB selama di rs
-Do :
Vital sign:
TD= 100/95
N = 67x/menit
R = 22x/menit
S = 35,4˚C
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NamaPasien : Ny.S Dx.Medik : Dispepsia
Umur :49 Tahun Ruangan : Alamanda
JenisKelamin :Perempuan Tanggal :18/10/2021
TGL TGL
No. DIAGNOSA KEPERAWATAN DITEMUKAN TERATASI
1. Resiko Defisist nutrisi berhubungan 18/10/2021
dengan ketidakmampuan
mengabsorsi nutrien
PERENCANAAN
DIAGNOSA TUJUAN &
NO
KEPERAWATAN KRITERIA INTERVENSI RASION
HASIL AL
1 2 3 4 5
1. Resiko Defisist nutrisi Setelah dilakukan Observasi
berhubungan dengan tindakan - identifikasi status nutrisi
ketidakmampuan keperawatan 1x24 - dentifikasi makanan yang
mengabsorsi nutrien jam maka status diusukai
nutrisi membaik - identifikasi kebutuhan
dengan kriteria kalori dan jenis nutrien
hasil: - monitor asupan makanan
- Porsi makannya - monitor berat badan
di habiskan
- Verbalisasi Terapeutik
keinginan untuk - lakukan oral hygiene
meningkatkan sebelom makan, jika
nutrisi perlu
- Pengetahuan - berikan makan secara
tentang pilihan menarik dan suhu yang
makanan sehat sesuai
- Pengetahuan - berikan makanan tinggi
tentang standar kjalori dan tinggi protein
nutrisi yang - berikan makanan tinggi
tepat serat untuk mencegah
- Nafsu makan konsitipasi
baik - berikan suolemen jika
perlu
Edukasi
Kolaborasi
- kolaborasi pemberisn
medikasi sebelom
makan (mis. Pereda
nyeri antlemetik),
jika perlu
- kolaborasi dengan
ahlo gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan jika perlu
2. Konstipasi Setelah dilakukanObservasi
berhubungan dengan tindakan - periksa tanda dan
ketidak cukupan serat keperawatan 3x24 gejala konstipasi
jam kontinensia - periksa pergerakan
fekal membaik usus, karakteristik
dengan kriteria fases (konsistensi
hasil: bentuk volume dan
- Pengontrol warna
an - identifikasi faktor
pengeluara bresiko konstipasi
n fases (mis, obat-obatan,
meningkat tirah baring dan diet
- Defekasi rendah serat)
buang air - monitor tanda dan
besar gejala ruptur usus
membaik dan/atau peritonitis.
- Kondisi
kulit Terapeutik
perianal - anjurkan diet tinggi
membaik serat
- lakukan masase
abdomen, jika perlu
- lakukan evakuasi
fases secara manual,
jika perlu
- berikan enema atau
irigasi, jika perlu
Edukasi
- jelaskan etiologi
masalah dan dan
alasan tindakan
- anjurkan peningkatan
asupan cairan, jika
tidak ada
kontraindikasi
- latih buang air besar
secara teratur
- ajarkan cara
mengatasi
konstipasi /impaksi
kolaborasi
- konsultasi dengan
tim medis tentang
penurunan
/penonbgkatan
frekuensi suara usus
- kolaborasi
penggunaan obat
pencahar , jika perlu.