Anda di halaman 1dari 4

DYSPEPSIA

LATAR BELAKANG

Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa rasa nyeri atau ketidaknyamanan yang
berpusat di perut bagian atas. Rasa tidak nyaman secara spesifik meliputi rasa cepat kenyang,
rasa penuh, rasa terbakar, kembung di perut bagian atas dan mual. Gejala–gejala yang timbul
disebabkan berbagai faktor seperti gaya hidup merokok, alkohol, berat badan berlebih, stres,
kecemasan, dan depresi yang relevan dengan terjadinya dispepsia

Berdasarkan penyebab dan keluhan gejala yang timbul maka dispepsia dibagi 2 yaitu
dispepsia organik dan dispepsia fungsional. Dispepsia organik apabila penyebab dispepsia
sudah jelas, misalnya adanya ulkus peptikum, karsinoma lambung, dan cholelithiasis yang
bisa ditemukan secara mudah melalui pemeriksaan klinis, radiologi, biokimia, laboratorium,
maupun gastroentrologi konvensional (endoskopi). Sedangkan dispepsia fungsional apabila
penyebabnya tidak diketahui atau tidak didapati kelainan pada pemeriksaan gastroenterologi
konvensional atau tidak ditemukan adanya kerusakan organik dan penyakit-penyakit
sistemik.

Pada lambung terdapat faktor agresif yaitu asam lambung dan juga faktor defensif
yaitu prostaglandin E supaya keadaan didalam lambung tetap normal. Namun pada sindrom
dispepsia terdapat kenaikan dari faktor agresif sehingga akan menimbulkan sindrom
dispepsia. Gejala – gejala atau sindrom yang dirasakan penderita dispepsia menurut kriteria
roma III adalah nyeri epigastrium, rasa terbakar di epigastrium, rasa penuh atau rasa tidak
nyaman setelah makan, rasa kembung pada saluran cerna atas, mual, muntah, sendawa, dan
rasa cepat kenyang. Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya dispepsia antara lain adalah
sekresi asam lambung yang berlebih, kebiasaan pola makan, infeksi bakteri helicobacter
Pylori, tukak peptik, dan psikologis. Gangguan psikologis yang terkait dengan dispepsia
biasanya adalah kecemasan dan juga depresi

PERMASALAHAN

Kasus

Nama : Ny. RD

Usia : 47 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Alamat : Desa Renah Panjang, Kabupaten Seluma, Bengkulu

Anamnesis

Keluhan utama : Nyeri ulu hati


Pasien datang dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 3 hari yang lalu, nyeri ulu hati dirasakan
seperti tertusuk, nyeri tidak menjalar, keluhan disertai dengan mual mual (+), pasien mengatakan
memiliki kebiasaan telat makan dan suka minum kopi

RPT : -

Riwayat alergi : -

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : composmentis

Berat badan : 62 kg

Tinggi badan : 157 cm

Vital sign

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Nadi : 80 kali/menit

Repirasi : 20 kali/menit

Temperature : 36,5 C

Kepala dan leher : anemia (-), icterus (-), sianosis (-), pembesaran KGB (-)
Thorax
Cor : S1S2 reguler tunggal, murmur (-/-), gallop (-/-)
Pulmo
Inspeksi : simetris, pembesaran (-/-), kecepatan dan kedalaman pernapasan regular dan
simetris
Palpasi : stem fremitus (+/+)
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi : suara pernapasan: vesikuler (+/+), suara tambahan: wheezing (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : simetris, pembesaran (-)
Palpasi : soepel (+), organomegali (-), massa (-), nyeri tekan epigastrium(+)
Perkusi : timpani (+)
Auskultasi : peristaltic (+)
Ekstremitas atas : akral hangat, CRT < 2 detik, clubbing finger (-), edema (-)
Ekstremitas bawah : edema (+), panas (+), nyeri (+) pada digiti I pedis sinistra

Pemeriksaan penunjang : -

Diagnosis : Dyspepsia Unspecied

PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Diagnosis pasien ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik . Terlebih
dahulu akan dijelaskan kepada pasien tentang penyakitnya, yaitu Dyspepsia. Pasien harus
memahami penyebab, factor risiko dan komplikasi yang dapat terjadi akibat dyspepsia

PELAKSANAAN

Pasien datang ke poli umum Puskesmas Tumbuan. Selanjutnya dilakukan anamnesis untuk
menggali keluhan dan factor-faktor risiko pada pasien. Kemudian dilakukan pemeriksaan
fisik untuk menegakkan diagnosis. Setelah diagnosis ditegakkan, pasien diberikan terapi non
farmakologi dan farmakologi. Tatalaksana non-farmakologi meliputi edukasi untuk makan
secara teratur dan diselingi dengan maknan ringan, menghindari makan-makanan yang dapat
meningkatkan asam lambung seperti (kopi, jeruk, nangka, mangga dll) dan mengurangi
makanan yang pedas yang dapat memperburuk keluhan. Sebagai terapi farmakologi diberikan
omeprazole 20mg 2x1 dan domperidone.

MONITORING DAN EVALUASI HASIL

Pasien diedukasi untuk rutin minum obat. Dokter dapat meminta pasien datang ke puskesmas
untuk mengevaluasi terapi yang sudah diberikan dan efek samping yang mungkin terjadi.
Apabila jangka waktu terapi sudah selesai maka dianjurkan untuk tetap menjaga pola makan
yang sudah disarankan

KESIMPULAN, SARAN DAN MASUKAN


KESIMPULAN: Dispepsia merupakan kumpulan gejala berupa rasa nyeri atau
ketidaknyamanan yang berpusat di perut bagian atas. Rasa tidak nyaman secara spesifik
meliputi rasa cepat kenyang, rasa penuh, rasa terbakar, kembung di perut bagian atas dan
mual. Gejala–gejala yang timbul disebabkan berbagai faktor seperti gaya hidup merokok,
alkohol, berat badan berlebih, stres, kecemasan, dan depresi yang relevan dengan terjadinya
dispepsia

SARAN DAN MASUKAN: sebaiknya para tenaga kesehatan memberikan semangat dan
motivasi kepada penderita dyspepsia agar rutin melakukan pengobatan agar tidak terjadi
komplikasi. Keluarga pasien juga dapat diedukasi agar terus mengingatkan dan memotivasi
pasien agar terus meminum obat dan menjaga pola hidup sehat.

Anda mungkin juga menyukai