Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN

PRE OPERASI
(Studi Di RSUD dr Sayidiman Magetan)

Oleh : Lino Bayu Wisuda

ABSTRAK

Tindakan bedah merupakan salah satu upaya yang mendatangkan stress karena terdapat ancaman didalam
tubuh, integritas dan jiwa seseorang. Tindakan pembedahan merupakan salah satu stressor yang dapat
menimbulkan kecemasan pada pasien preoperasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh
Terapi Musik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di RSUD dr Sayidiman
Magetan. Metode yang digunakan menggunakan pendekatan one group pretest-post test design. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien pre operasi yang ada di RSUD dr. Sayidiman Magetan yang
berjumlah 46 orang. Teknik Sampling penelitian menggunakan Purpossive Sampling dengan jumlah
sampel 20 responden, pengumpulan data menggunakan kuesioner dan perhitungan menggunakan uji
Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian didapatkan diketahui bahwa sebagian besar (60%) atau
sebanyak 12 responden dalam kategori kecemaan berat sebelum diberikan terapi musik pre operasi.
Sedangkan, hampir setengahnya (45%) atau sebanyak 9 responden dalam kategori kecemaan sedang
sesudah diberikan terapi musik pre operasi. Hasil pengujian statistik Wilcoxon Signed Ranks Test nilai
signifikansi sebesar 0.000 < 0.05, maka H1 diterima. Berdasarkan hasil penelitian diketahui ada Pengaruh
Terapi Musik Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Di RSUD Dr Sayidiman
Magetan pada bulan Maret tahun 2018.

Kata Kunci: Terapi Musik, Kecemasan, Pre Operasi

THE INFLUENCED OF MUSIC THERAPY TO DECREASED OF ANXIETY LEVELS


PATIENT PRE OPERATION
(In Dr Sayidiman Magetan Hospital)

By: Lino Bayu Wisuda

ABSTRACT

Surgical action is one effort that brings stress because there are threated in the body, integrity
and the soul of a person. Surgical action is one of the stressors that can caused anxiety in
preoperative patients. This studied aims to determined the effect of Music Therapy Against
Decreased of Anxiety Level Patients Pre Operation In RSUD dr Sayidiman Magetan. The design
of this researched is with one group pretest-post test design approached. The population in this
studied were all preoperative patients in RSUD dr Sayidiman Magetan, who numbered 46
peoples. Sampling of researched used Purposive Sampling with 20 respondents, collecting data
using questioner and calculation used Wilcoxon Signed Rank Test. The results showed that most
(60%) or as many as 12 respondents in the category of severe anxiety before gived preoperative
music therapy. Whereas, almost half (45%) or as many as 9 respondents in the category of
preoccupationed was given after preoperative music therapy. Wilcoxon Signed Ranks Test
statistical test results significance value of 0.000 <0.05, then H1 accepted. Based on the results
of researched known to have Effect of Music Therapy Against Decreased of Anxiety Level
Patient Pre Operation At RSUD Dr. Sayidiman Magetan in March 2018.

Keywords:MusicTherapy,Anxiety,PreOperatio
pada seseorang yang akan dilakukan
PENDAHULUAN pembedahan, baik pada masa sebelum, selama
maupun setelah operasi. Intervensi keperawatan
Keperawatan pre-operasi merupakan sebuah yang tepat diperlukan untuk mempersiapkan
tahapan awal dari keperawatan perioperatif. pasien. Fase pre-operatif dimulai ketika
Preoperatif dimulai ketika keputusan untuk keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan
melakukan intervensi pembedahan. Tindakan berakhir ketika pasien dikirim ke ruang operasi.
pembedahan merupakan tindakan yang erat Dampak yang ditimbulkan pada pasien dengan
dengan ketegangan dan salah satu respon adaptif riwayat hipertensi jika mengalami kecemasan
yang normal terhadap stress karena akan sebelum operasi dapat mengakibatkan pasien
dilakukannya pembedahan adalah kecemasan. sulit tidur dan tekanan darahnya akan meningkat
Kecemasan biasanya mulai timbul pada tahap sehingga operasi bisa dibatalkan. Pada pasien
pre-operatif ketika pasien mengantisipasi wanita yang terlalu cemas menghadapi operasi
pembedahannya, perubahan citra tubuh dan dapat mengalami menstruasi lebih cepat dari
fungsi tubuh, Efek kecemasan pada pasien pre- biasanya, sehingga operasi terpaksa harus
operasi berdampak pada jalannya operasi. ditunda. Perawat mempunyai peranan penting
Sebagai contoh, pasien dengan riwayat untuk mempersiapkan klien baik secara fisik
hipertensi jika mengalami kecemasan maka maupun psikis. Beberapa faktor yang dapat
akan berdampak pada sistem kardiovaskulernya digunakan untuk mengurangi kecemasan antara
yaitu tingginya tekanan darah sehingga operasi lain dengan teknik distraksi dan relaksasi,
dapat dibatalkan. komunikasi terapeutik, psikofarma, psikoterapi,
psikoreligius (Fatmawati, 2016).
Hasil dari Kementrian Kesehatan Indonesia
(2015) terkait tindakan bedah, diperkirakan BAHAN DAN METODE PENELITIAN
lebih dari 100 juta pasien di dunia menerima
pelayanan bedah dimana setengahnya dapat Populasi adalah semua individu yang menjadi
mengalami kematian atau kecacatan akibat sumber pengambilan sampel (Mardalis, 2010).
kejadian yang tidak diinginkan yang bisa Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
dicegah. Hasil survey awal yang dilakukan oleh pasien pre operasi yang ada di RSUD dr.
peneliti di RSUD dr sayidiman Magetan, rata- Sayidiman Magetan yang berjumlah 46 orang
rata pasien operasi sebanyak 190 setiap rata-rata dalam satu minggu.
bulannya pada tahun 2017. dengan hasil
gambaran tingkat kecemasan responden sebelum Sampel
diberikan aromaterapi inhalasi yaitu tidak ada
Kecemasan merupakan stessor yang dapat Sampel adalah sebagian dari seluruh individu
menyebabkan pelepasan epinefrin dari adrenal yang menjadi objek penelitian (Mardalis, 2010).
melalui mekanisme berikut ini : ancaman Sampel dalam penelitian ini adalah Sebagian
dipersepsi oleh panca indera, diteruskan ke pasien pre operasi yang dirawat diRSUD di
korteks serebri, kemudian ke sistem limbik dan RSUD dr Sayidiman Magetan.
RAS (Reticular Activating System), lalu ke
hipotalamus dan hipofisis. Kemudian kelenjar Besar sampel
adrenal mensekresikan katekolamin dan
terjadilah stimulasi saraf otonom (Cicilia, 2013). Besar Sampel pada penelitian ini penentuan
berdasarkan teori Sugiyono (2010), menyatakan
Kini telah banyak dikembangkan terapi-terapi bahwa ukuran sampel untuk penelitian adalah
keperawatan untuk menangani kecemasan jika yang dilakukan penelitian eksperimen maka
ataupun nyeri, salah satunya adalah terapi musik jumlah sampel masing-masing kelompok
yang dapat mengurangi tingkat kecemasan pada perlakuan antara 10 hingga 20 sampel.
pasien. Terapi musik ini terbukti berguna dalam
proses penyembuhan karena dapat menurunkan Kriteria Sampel
rasa nyeri dan dapat membuat perasaan klien
rileks (Kate and Mucci, 2002) Penentuan kriteria sampel sangat membantu
peneliti untuk mengurangi bias hasil penelitian,
Teknik distraksi relaksasi sangatlah banyak khususnya jika terhadap Variable-variabel
ragam dan jenisnya oleh karena itu Perawat ternyata mempunyai pengaruh terhadap Variable
mempunyai peranan yang sangat penting dalam yang kita teliti kriteria sampel dapat dibedakan
setiap tindakan distraksi relaksasi khususnya
menjadi 2, yaitu inklusi dan eksklusi (Nursalam, 26-35 tahun 3 15
2013). 36-45 tahun 6 30
46-55 tahun 6 30
1. Kriteria inkusi 56-65 tahun 5 25
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang Total 20 100
perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi
yang dapat diambil atau dijadikan sebagai Sumber : Data Primer 2018
sampel (Notoatmodjo, 2012). Kriteria inklusi
pada penelitian ini adalah Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir
a. Pasien pre operasi diRSUD dr. Sayidiman setengahnya (30%) atau sebanyak 6 responden,
Magetan yang mengalami kecemasan dan masing-masing berusia antara 36-45 tahun dan
yang bersedia menjadi responden 46-55 tahun.
b. Pasien yang bersedia diberi terapi
mendengarkan musik
2. Karakteristik Responden Berdasarkan
c. Pasien < 5 jam yang akan melakukan
Pendidikan
operasi yang pramedikasi
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
d. Pasien yang tidak mengalami gangguan
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
pendengaran
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden
2. Kriteria Ekslusi
Berdasarkan Karakteristik Pendidikan di RSUD
2013). Kritera eksklusi pada penelitian ini
dr Sayidiman Magetan pada bulan Maret 2018
adalah :
(n=20)
1. Pasien yang tidak menyelesaikan intervensi
terapi musik
2. Pasien dalam kegawatdaruratan Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
3. Pasien yang tidak kooperatif SD 5 25
4. Pasien cyto operasi SMP 6 30
SMA 6 30
Perguruan Tinggi 3 15
Teknik Sampling Total 20 100
Teknik Sampling menggunakan purposive Sumber : Sumber : Data Primer 2018
sampling.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir
metode Pre Eksperimental (One-Group Pre- setengahnya (30%) atau sebanyak 6 responden
Post Test Design) dimana penelitian ini masing-masing berpendidikan SMP dan SMA.
dilakukan pada satu kelompok subjek yang Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
diobservasi tanpa melakukan perbandingan Kelamin Karakteristik responden berdasarkan
dengan pengaruh perlakuan yang dikenakan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut
pada kelompok lain. ini:

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden


HASIL PENELITIAN Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD dr
Sayidiman Magetan pada Bulan Maret 2018
Pada data Umum ini akan disajikan mengenai (n=20)
karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)
karakteristik usia, tingkat pendidikan, status Laki-laki 15 75
pekerjaan, tinggal bersama dan sumber Permpuan 5 25
informasi yang diperoleh responden. Total 20 100
1. Karakteristik responden berdasarkan usia Sumber : Data Primer 2018
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat
dilihat pada tabel berikut ini: Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar (60%) atau sebanyak 12
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden responden adalah perempuan.
Berdasarkan Usia di RSUD dr Sayidiman
Magetan pada bulan Maret 2018 (n=20) 3. Karakteristik Responden Berdasarkan
informasi yang diperoleh
Usia Frekuensi Prosentase (%)
Karakteristik berdasarkan informasi yang Tabel 5.6 Kecemasan Pasien Sesudah Diberikan
diperoleh responden dapat dilihat pada tabel Terapi Musik di RSUD dr. Sayidiman Magetan
berikut ini: bulan Maret 2018 (n=20)

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Kecemasan Frekuensi Prosentase


Berdasarkan Sumber Informasi di RSUD dr (%)
Sayidiman Magetan pada Bulan Maret 2018 Ringan 5 25
(n=20) Sedang 9 45
Berat 6 30
Informasi Frekuensi Prosentase Total 20 100
(%)
Pernah 15 75 Sumber : Data Primer (2018)
Tidak pernah 5 25
Total 20 100 Hasil penelitian menunujukkan bahwa
Sumber : Data Primer 2018 hampir setengahnya (45%) atau sebanyak 9
responden dalam kategori kecemaan sedang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir sesudah diberikan terapi musik pre operasi.
seluruhnya (60%) atau sebanyak 15 responden
pernah mendapatkan informasi tentang prosedur 3. Tabulasi Silang Kecemasan Pasien Sebelum
operasi. Dan Sesudah Diberikan Terapi Musik
Tabulasi silang kecemasan pasien sebelum dan
Data Khusus sesudah diberikan terapi musik dapat dilihat
Karakteristik variabel dalam penelitian ini pada tabel berikut ini :
adalah kecemasan pasien sebelum diberikan
terapi musik dan kecemasan pasien sesudah Tabel 5.7 Tabulasi Silang Kecemasan Pasien
diberikan terapi musik. Sebelum Dan Sesudah Diberikan Terapi Musik
di RSUD dr. Sayidiman Magetan bulan Maret
1. Kecemasan Pasien Sebelum Diberikan terapi 2018
music
Kecemasan pasien sebelum diberikan terapi Kecemasan
Sebelum
Kemasan Sesudah
Jumlah (%)
Ringan (%) Sedang (%) Berat (%)
musik dapat dilihat pada tabel berikut ini : Ringan 0 0 2 10 3 15 5 25
Sedang 3 15 1 5 5 25 9 45
Berat 1 5 1 5 4 20 6 30
Total 4 20 4 20 12 60 20 100
Tabel 5.5 Kecemasan Pasien Sebelum Diberikan Uji Wilcoxon p value 0,000 α 0,05
Terapi Musik Di RSUD Dr. Sayidiman Magetan
Bulan Maret 2018 (n=20) Sumber : Data Primer (2018)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kecemasan Frekuensi Prosentase (%) sebagian kecil (15%) atau sebanyak 3 responden
Ringan 4 20 sebelum diberikan terapi musik dalam kategori
Sedang 4 20 kecemasan sedang, dan setelah diberikan terapi
Berat 12 60 musik tingkat kecemasan responden mengalami
Total 20 100 penurunan menjadi ringan.

Sumber : Data Primer (2018) 5.2.1 Hasil Uji Wilcoxon


Hasil penlitian menunjukkan bahwa sebagian Hasil output SPSS didapatkan nilai
besar (60%) atau sebanyak 12 responden dalam negative ranks atau selisih (negatif) untuk
kategori kecemaan berat sebelum diberikan sebelum dan sesudah konseling adalah 12. Nilai
terapi musik pre operasi. 12 menunjukkan adanya penurunan
(pengurangan) dari nilai sebelum dan sesudah
terapi. Positif ranks atau selisih (positif) untuk
2. Kecemasan Pasien Sesudah Diberikan terapi
sebelum dan sesudah terapi adalah 7. Nilai 7
music
menunjukkan ke adanya peningkatan pemberian
Kecemasan pasien sesudah diberikan terapi
terapi musik pada pasien pre operasi. Mean
musik dapat dilihat pada tabel berikut ini :
ranks atau rata-rata peningkatan tersebut sebesar
10,79. sedangkan jumlah rangking positif atau
Sum of Ranks adalah sebesar 125,50. Ties adalah
kesamaan nilai sebelum dan sesudah terapi,
disini nilai Ties adalah 1, sehingga dapat dan prosedur operasi yang akan dilakukan.
dikatakan bahwa terdapat nilai yang sama antara Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 4
sebelum dan sesudah konseling. responden tidak pernah mendapatkan informasi
dengan kecemasan berat. Akan tetapi dari hasil
Analisis Pengaruh Terapi Musik Terhadap penelitian didapatkan 8 responden pernah
Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre mendapatkan informasi namun dalam kategori
Operasi di RSUD dr Sayidiman Magetan pada kecemasan berat. Tindakan pembedahan
Maret 2018 merupakan pengalaman yang sulit bagi hampir
semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk
Dari hasil penelitian didapatkan nilai Z score bisa saja terjadi yang akan bisa membahayakan
yaitu 2.390 dengan Asymp.Sig (2-tailed) bernilai bagi pasien. Bila kecemasan tersebut tidak
0.000, pada tabel terlihat bahwa signifikansi mendapat penanganan yang adekuat dari dokter,
sebesar 0,000 < 0,05 maka dapat disimpulkan perawat maupun keluarga akan berakibat buruk,
bahwa “H1 diterima”, artinya ada pengaruh karena apabila tidak segera diatasi akan
pemberian terapi musik terhadap penurunan meningkatkan tekanan darah dan pernafasan
tingkat kecemasan pasien pre operasi di RSUD yang dapat menyebabkan pendarahan baik pada
dr. Sayidiman Magetan bulan Maret 2018. saat pembedahan ataupun pasca operasi
(Efendy, 2005).
PEMBAHASAN
Tingkat Kecemasan Setelah Diberikan Terapi
Pada pembahasan ini akan diuraikan hasil Musik Pada Pasien Pre Operasi Di RSUD dr
penelitian yang dilakukan tentang pengaruh Sayidiman Magetan
pemberian terapi musik terhadap penurunan
tingkat kecemasan pasien pre operasi di RSUD Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 4
dr. Sayidiman Magetan bulan Maret 2018. responden berpendidikan SMA dengan tingkat
Dalam pembahasan ini, penulis akan kecemasan sedang setelah diberikan terapi
membandingkan hasil penelitian dengan konsep musik pre operasi. Menurut Ibrahim (2012),
teoritis dan fakta serta opini. dengan status pendidikan yang lebih tinggi,
seseorang memiliki tingkat stres psiko-logis
Tingkat Kecemasan Sebelum Diberikan Terapi yang lebih rendah dan strategi coping yang lebih
Musik Pada Pasien Pre Operasi Di RSUD dr baik dalam mengatasi permasalahan yang
Sayidiman Magetan dihadapinya. Jenjang pendidikan SMA
merupakan jenjang pendidikan menengah atas
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui yang diperoleh melalui pendidikan formal
bahwa sebagian besar (60%) atau sebanyak 12 maupun nonformal. Dengan jenjang pendidkan
responden dalam kategori kecemaan berat yang tinggi setara SMA, responden dapat
sebelum diberikan terapi musik pre operasi. Hal menerapkan koping yang baik dalam
ini dapat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, mengurangi kecemasan dan dapat berfikir lebih
pendidikan, pengetahuan serta Nilai-nilai rasional, bahwa tindakan operasi yang akan
budaya dan spiritual yang dianut oleh dijalani telah ditangani oleh para medis yang
responden. telah berpengalaman dan professional di
bidangnya.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 8
responden dengan kecemasan berat adalah Selain faktor yang telah diuraikan tersebut,
perempuan. Menurut Nurhayati (2012), secara penurunan kecemasan pada responden dapat
psikologis perempuan lebih penakut dan sensitif dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya dan spiritual
serta gampang menangis. Didukung oleh yang diyakini oleh responden. Budaya dan
pendapat Fatmawati (2009), bahwa jenis spiritual mempengaruhi cara pemikiran
kelamin perempuan meningkatkan risiko hingga seseorang. Religiusitas yang tinggi menjadikan
lima kali lebih banyak mengalami kecemasan seseorang berpandangan positif atas masalah
dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki. yang dihadapi. Responden memiliki keyakinan
Dengan demikian perempuan lebih mudah bahwa segala sesuatu, baik sehat ataupun sakit
menunjukkan kecemasan yang dialaminya adalah kehendak Tuhan, dimana responden akan
dibandingkan pada responden laki-laki. memiliki keyakinan untuk sembuh dan tidak
putus asa mengahdapi penyakitnya.
Kecemasan dapat dipengaruhi oleh informasi Pengaruh Pemberian Terapi Musik Pada Pasien
yang diperoleh responden tentang penyakitnya Pre Operasi Di RSUD dr Sayidiman Magetan
Penelitian membuktikan bahwa ada pengaruh kemajuan pasien selama masa pengobatan dan
pemberian terapi musik terhadap penurunan pemulihan (Schou 2008 dalam Mahanani 2013).
tingkat kecemasan pasien pre operasi di RSUD Akan tetapi, pendapat tersebut kurang tepat,
dr. Sayidiman Magetan bulan Maret 2018. karena pada hasil penelitian didapatkan 5
Didukung oleh hasil penelitian yang responden dengan kecemasan sedang sebelum
menunjukkan bahwa 3 responden sebelum dberikan terapi musik, namun mengalami
diberikan terapi musik dalam kategori peningkatan kecemasan menjadi berat setelah
kecemasan sedang, dan setelah diberikan terapi diberikan terapi musik. Hal tersebut dapat
musik tingkat kecemasan responden mengalami dipengaruhi oleh adanya respon koping individu
penurunan menjadi ringan. terhadap stressor yang dialami, dimana akan
berbeda pada setiap individu (Kurniasari, 2016).
Hal ini telah dibuktikan dalam penelitian di Mekanisme koping digunakan seseorang saat
tahun 1996, Journal of the American Medical mengalami kecemasan. Ketidakmampuan
Association melaporkan tentang hasil-hasil suatu seseorang menghadapi kecemasan secara
studi terapi musik di Austin, Texas yang konstruktif sebagai penyebab terjadinya perilaku
menemukan bahwa Rangsangan musik patologis pada responden, meskipun telah
meningkatkan pelepasan endofrin dan ini diberikan terapi musik.
menurunkan kebutuhan akan obat-obatan.
Pelepasan tersebut memberikan pula suatu Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran
pengalihan perhatian dari rasa sakit dan dapat dan keprihatinan pada individu mengenai hal-
mengurangi kecemasan (Campbell, 2001 dalam hal yang tidak menyenangkan yang mungkin
Kurniasari, 2016). terjadi. Individu tersebut tidak memperhatikan
masalah-masalah real yang ada, sehingga
Musik yang bersifat sedatif tidak hanya efek individu sering tidak bekerja atau belajar secara
distraksi dalam inhibisi persepsi kecemasan. efektif, dan akhirnya dia akan menjadi lebih
Musik dipercaya dapat meningkatkan merasa cemas.
pengeluaran hormon endorphin (Wilgram 2002,
Nilson 2009 & Chiang 2012 dalam Novita
2012). Endorfin merupakan ejektor dari rasa KESIMPULAN
rileks dan ketenangan yang timbul, midbrain
mengeluarakan Gama Amino Butyric Acid Berdasarkan hasil penelitian yang telah
(GABA) yang berfungsi menghambat hantaran dilakukan serta diuraikan pada pembahasan
implus listrik dari satu neuron ke nueron lainnya tentang Pengaruh Terapi Musik Terhadap
oleh neurontransmiter didalam sinaps.Midbrain Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre
mengeluarkan enkepalin dan beta endorfin dan Operasi di RSUD dr Sayidiman Magetan tahun
zat tersebut dapat menimbulkan efek rileks yang 2018, maka peneliti dapat memberikan
akhirnya mengeliminasi neurotransmitter rasa kesimpulan sebagai berikut :
cemas pada pusat persepsi dan interpretasi
sensorik somaticdi otak sehingga efek yang bisa 1. Tingkat kecemaan pasien pre operasi
muncul adalah kecemasan berkurang (Guyton & sebelum diberikan terapi musik didapatkan
Hall 2008). sebagian besar dalam kategori kecemaan
berat.
Berdasarkan hal tersebut mendengarkan musik 2. Tingkat kecemaan pasien pre operasi sesudah
klasik kurang lebih selama 20 menit dapat diberikan terapi musik didapatkan hampir
mengurangi tingkat kecemasan dan membuat setengahnya dalam kategori kecemaan
perasaan klien rileks dalam menghadapi operasi. sedang.
Musik yang digunakan sebagai terapi adalah 3. Ada pengaruh pemberian terapi musik
musik yang lembut seperti musik klasik. Efek terhadap perubahan tingkat kecemasan pada
terapi musik klasik pada kecemasan adalah pasien pre operasi di RSUD dr Sayidiman
distraksi terhadap pikiran tentang menurunkan Magetan.
kecemasan, nyeri, menstimulusi ritme nafas
lebih teratur, menurunkan ketegangan tubuh,
memberikan gambaran positif pada visual SARAN
imageri,relaksasi, dan meningkatkan mood yang
positif. Terapi musik klasik dapat mendorong Berdasarkan hasil penelitian yang penulis
perilaku kesehatan yang positif, mendorong lakukan, maka peneliti ingin menyampaikan
beberapa saran sebagai berikut:
1) Bagi RSUD dr Sayidiman Magetan Eka, Erwin 2009, Pusat Riset Terapi Musik dan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis Gelombang Otak,
lakukan, maka penggunaan terapi musik dapat Indonesia,http://www.terapimusik/2desember20
dijadikan suatu intervensi untuk tindakan 13.com. Diakses 23 februari 2017 pukul 12.00
keperawatan dalam mengurangi tingkat WIB
kecemasan pada pasien pre operasi.
2) Bagi Responden Ernawati, 2010. Perbandingan Efek Musik
Responden mengetahui manfaat pemberian Klasik Mozart dan Musik Tradisional Gamelan
terapi musik terhadap perubahan tingkat Jawa terhadap Penguragan Nyeri Persalinan
kecemasan pre operasi. Kala I Fase Aktif Pada Nulipara”, Universitas
3) Bagi Peneliti Selanjutnya Padjadjaran,Vol.45, No.4.
Hasil ini diharapkan dapat dijadikan sebagai Esther, M. 2006. The Uses & Benefits Of Music
data dasar dan pembanding untuk penelitian Therapy In LTC.
selanjutnya dalam melaksanakan penelitian yang http://www.amda.com/publications/caring/febru
berhubungan dengan terapi musik klasik dalam ary2004/musictherapy.cfm
perubahan tingkat kecemasan. Diharapkan
penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan Firman, F. 2009. Perbedaan Efektifitas
kelompok kontrol sehingga hasilnya akan Pemberian Terapi Murotal Dengan Terapi
terlihat lebih jelas perbedaan antara kelompok Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat
terapi dan kelompok kontrol. Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Fraktur
Ekstremitas Di Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta. Skripsi
KEPUSTAKAAN
Fatmawati, D 2016. Pengaruh Relaksasi
Alexander, 2001. Terapi Musik Bidang Progresif Dan Aroma Terapi Lavender
Keperawatan. Jakarta :Mitra Wacana Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien
Media Preo Perasi Dengan Spinal Anestesi. 03 Januari
2018. http://eprints.ums.ac.id/44898/
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Frazer, 2009.Ilmu kebidanan. Jakarta:
Cipta. YayasanBinaPustaka.
Guyton & Hall, 2008. Asuhan Keperawatan
Cicilia, 2013. Gangguan Kecemasan. Dalam Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta:
:Sinopsis Psikiatri. Jilid ll. Jakarta; Trans Info Media.
Binarupa Aksara: 2010 Hal 19. Gruendemann, B & Fernsebner, B 2006.
Keperawatan perioperatif. Penerbit Buku
Dadang, Hawari. 2001. Manajemen Stress, Kedokteran EGC, Jakarta.
Cemas, dan Depresi.Jakarta : FKUI
Hambly& Sainsbury. 2007. Manajemen Pra
Dewi. 2012. Pengaruh Aroma Terapi Inhalasi Operatif. Penerbit Buku Kedokteran ECG,
Terhadap Penurunan Tingkat Jakarta.
Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik
Yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Hawari, D 2011, Manajemen Stres Cemas Dan
Wangaya Denpasar’, 10 Juli 2012. Depresi, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/coping/ar Hidayat . 2007. Metode Penelitian Keperawatan
ticle/download/6124/4615 Dan Analisa Data, Jakarta :Salemba Medika

Djohan, (2006). Terapi Musik Teori dan Ibrahim, AS. 2012. Panik Neurosis dan
Aplikasi. Yogyakarta: Galang Press Gangguan Cemas, Tangerang: Jelajah Nusa

Edmonds, R. 2007. Buku Pintar Kehamilan Dan Kurniasari, R 2016. Pengaruh Teknik Relaksasi
Persalinan. Jakarta: PT. Gramedia Genggam Jari Terhadap Penurunan
Pustaka Utama. Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi
Sectiocaesarea. 27 Januari 2018.
Efendy, 2005. Kiat Sukses Menghadapi Operasi. Mahanani, Schou,. 2013. Pengaruh
Yogyakarta: SahabatSetia Guided Imagery And Music (GIM)
Terhadap Kecemasan Pasien Pre
Operasi Section Caesarea di RSUD Proses, dan Praktik. Edisi ke-4.Jakarta:
Banyumas. S1 Keperawatan, EGC
FKUniversitas Jenderal Soedirman
Purwokerto. Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan Dengan
Aplikasi SPSS Dalam Prosedur
Mardalis, 2010. Metode Penelitian (Suatu Penelitian. Cetakan Pertama.
Pendekatan Proposal). Jakarta: Bumi Yogyakarta.CV.Rihama-Rohima.
Aksara.
Rouble, F. 2009. Music dan Pengurangan Nyeri
Post-Operatif. Standar Keperawatan. 13
Marmi, D. 2013. Intranatal Care Asuhan (36), 33-39.
Kebidanan Pada Persalinan. Pustaka
Pelajar, Yogyakarta. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G, 2002, Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Murwani. 2008. Pengantar Konsep Dasar Edisi 8 Volume 1, EGC, Jakarta.
Keperawatan. Edisi : 1, Fitramaya :
Yogyakarta. Stuart, G. W. (2007). Buku Saku Keperawatan
Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
Muttaqin, A & Sari, K 2009. Asuhan
Keperawatan Perioperatif. Penerbit Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Buku Kedokteran ECG, Jakarta. Kualitatif Dan R&D. Bandung :Alfabet

Natalina, D 2013. Terapi Musik Bidang Videbeck, Sheila L, 2008, Buku Ajar
Keperawatan. Jakarta :Mitra Wacana Keperawatan Jiwa, EGC, Jakarta.
Media

Nixson.2016.Terapi Reminiscence: Solusi


Pendekatan sebagai Upaya Tindakan
Keperawatan dalam Menurunkan
Kecemasan, Stress, dan Depresi. Jakarta:
Trans Info Media.

Novita, P. 2012. Pengaruh Terapi Musik


Terhadap kecemasan Pre Operasi Open

Reduction And Internal Fixation (ORIF) Di


RSUD DR. H Abdul MoeloekPropinsi
Lampung”, TesisUniversitas Indonesia,
Depok.

Nugroho, B. Y. 2012. Metode Kuantitatif


Pendekatan Pengambilan Keputusan
Untuk Ilmu Sosial dan Bisnis. Jakarta
:Salemba Humanika

Nursalam. 2013. Metode Penelitian Ilmu


Keperawatan Edisi 3. Jakarta :Salemba
Medika

Notoadmojo, S. 2012. Metode Penelitian


Kesehatan. Jakarta :RinekaCipta

Picter, 2010. Psikologi Kepribadian, Edisi 1,


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Potter, PA., & Perry, A.g. 2005, Buku Ajar


Fundamental Keperawatan: Konsep,

Anda mungkin juga menyukai