Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA) Vol.4 No.

1 (April 2021) P-ISSN : 2723-7915


E-ISSN : 2623-0283

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN KLIEN POST OPERASI


APPENDICTOMY DENGAN MOBILISASI DINI
DI RS GRAHA HUSADA BANDAR LAMPUNG
Aulia Rahman1, Ayu Kurniasari2
1
Jurusan Keperawatan Universitas Mitra Indonesia
2
Rumah Sakit Graha Husada Bandar Lampung

Email1 : rahman@umitra.ac.id

Abstrak

Appendictomy merupakan pengobatan melalui prosedur tindakan operasi atau pengangkatan usus buntu yang terinfeksi.
Salah satu tindakan nonfarmakologi yang efektif dan efisien dalam mengurangi komplikasi pasca pembedahan adalah
dengan mobilisasi dini. Mobilisasi sebagai usaha untuk mempercepat penyembuhan dari suatu penyakit tertentu yang
telah merubah cara hidupnya yang normal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Tingkat Kecemasan
Klien Post Operasi Appendictomy dengan Mobilisasi Dini di RS Graha Husada Bandar Lampung Tahun 2018.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah total populasi pasien post operasi appendictomy yaitu sebanyak 36 orang. Uji
statistik menggunakan uji chi square.Hasil uji square didapatkan nilai ρ value sebesar 0.985 (α > 0.005) dan nilai OR
1.012 yang dapat disimpulkan bahwa hasil uji analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
tingkat kecemasan pada pasien post operasi appendictomy dengan mobilisasi dini di RS Graha Husada Tahun 2018.

Kata Kunci : Tingkat Kecemasan, Mobilisasi Dini

Abstract

Appendictomy is a treatment through a surgical procedure or removal of a protected appendix. One of the non-
pharmacological actions that is effective and efficient in reducing post-surgical complications with early mobilization.
Mobilization as an effort to correct a certain disease that has been changed in a normal way. The purpose of this study
was to study the relationship of Client's Anxiety Level after Operation Appendictomy with Early Mobilization in Graha
Husada Bandar Lampung Hospital in 2018. This study used a descriptive analytic design using cross sectional. The
number of samples used in this study is the total population of patients after the operation of appendictomy as many as
36 people. The statistical test uses the chi square test. The results of the quadratic test are obtained by the value ρ value
of 0.985 (α> 0.005) and OR 1.012 which can be refuted from the results of analysis tests that do not correspond to a
significant relationship between the increase in post operative appendictomy and early mobilization. at Graha Husada
Hospital in 2018.

Keywords: Anxiety Level, Early Mobilization

Pendahuluan mengakibatkan penanahan, bila infeksi


Penyakit yang kronis akan mendorong bertambah parah usus buntu itu dapat pecah
seseorang atau keluarga membawa anggota (Jitowiyonno & Kristiyanasari, 2010).
keluarganya yang sakit ke rumah sakit Intervensi medis untuk apendiksitis
mencari pertolongan untuk pengobatan dan akut dan kronik maupun perforasi adalah
pemeriksaan lebih lanjut. Apendiksitis dengan apendiktomi. Apendiktomi atau
merupakan salah satunya. Apendiksitis operasi pengangkatan usus buntu merupakan
merupakan peradangan akibat infeksi pada kedaruratan bedah abdomen yang sering
usus bunutu atau umbai cacing. Infeksi bisa dilakukan di berbagai negara di sleuruh dunia.

Rahman, Hubungan Tingkat Kecemasan Klien Post Operasi… | 36


Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA) Vol.4 No.1 (April 2021) P-ISSN : 2723-7915
E-ISSN : 2623-0283

Di Amerikan Serikat lebih dari 250.000 pembedahan yang seseorang jalani dapat
apendiktomi dikerjakan tiap tahunnya meningkatkan tingat kecemasan seseorang.
(Cetrione, 2009) Respon kecemasan berfluktuatf antara respon
Menurut Sjamsuhidajat (2010) bahwa adaptif dan maladaptif yang meliputi
metode operasi dapat memunculkan berbagai kecemasan ringan, kecemasan sedang,
keluhan dan gejala yang sering adalah nyeri. kecemasan berat dan panik (Stuart dan
Usaha untuk mencegah atau meminimalkan Sundeen, 2009).
komplikasi post operasi apendiktomi yang Berdasarkan hasil studi pendahuluan
efektif dan efisien adalah mobilisasi dini di ruang rawat inap RS Graha Husada Bandar
(early mobilization). Mobilisasi dini Lampung dengan melakukan observasi dan
merupakan suatu aspek penting pada fungsi wawancara terhadap 5 orang pasien pasca
fisiologis karena merupakan komponen operasi apendiktomi diperoleh data bahwa 4
esensial guna mempertahankan kemandirian pasien (80%) hanya terlentang di tempat tidur
sehingga diharapkan mampu mempercepat dan mengatakan bahwa ia tidak berani/cemas
proses penyembuhan luka apendiktomi untuk melakukan pergerakan karena takut
(Carpenito, 2009) luka jahitannya terlepas dan bertambah nyeri
Pelaksanaan mobilisasi dini dapat walaupun dokter dan perawat sudah
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu memberitahu untuk melakukan pergerakan
pengetahuan, faktor demografi, faktor sedangkan 1 (satu) pasien (20%) terkadang
fisiologis, gaya hidup, dukungan sosial serta mengubah posisi miring kanan dan kiri
faktor emosional yang salah satunya dengan wajah tampak meringis dan takut
kecemasan (Widuri, 2010). Menurut untuk mlakukan pergerakan. Berdasarkan
Hernawilly (2012) menyatakan bahwa kondisi observasi di lapangan dan uraian diatas
psikologis seseorang dapat menurunkan menunjukkan bahwa pasien pasca
kemampuan untuk melakukan pergerakan pembedahan apendiktomi memiliki tingkat
(mobilisasi), seseorang yang mengalami kecemasan yang cukuo tinggi untuk
perasaan tidak aman dan nyaman, melakukan mobilisasi dini pasca operasi
kebahagiaan, kepercayaan, tidak termotivasi sehingga pasien masih enggan dan khawatir
akan mudah mengalami perubahan dalam untuk melakukan pergerakan.
melakukan pergerakan (mobilisasi). Tujuan umum pada penelitian ini
Menurut Wong (2009) diagnosis adalah untuk mengetahui hubungan tingkat
penyakit dan prosedur pengobatan seperti kecemasan klien post operasi apendiktomi
pemeriksaan laboratorium, pemasangan dengan mobilisasi dini di RS Graha Husada
intravena, pemasangan kateter serta tindakan Bandar Lampung. Tujuan khusus adalah

Rahman, Hubungan Tingkat Kecemasan Klien Post Operasi… | 37


Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA) Vol.4 No.1 (April 2021) P-ISSN : 2723-7915
E-ISSN : 2623-0283

unutk mengetahui distribusi frekuensi tingkat b.Perempuan 16 44.4


kecemasan pada pasien post operasi Berdasarkan tabel distribusi karakteristik
apendiktomi. Kemudian mengetahui renponden menunjukkan distribusi responden
pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien post paling banyak berusia 40-49 tahu yaitu
operasi apendiktomi serta menganalisa sebanyak 14 orang (38.9%), menurut
hubungan tingkat kecemasan pada pasien post pendidikan menunjukkan sebagian besar
operasi apendiktomi dengan mobilisasi dini di pendidikan responden pada tingkat SMP yaitu
RS Graha Husada Bandar Lampung. sebanyak 14 orang (38.9%), menurut jenis
kelamin menunjukkan jumlah responen laki-
Metode Penelitian laki lebih dominan yaitu sebanyak 20 orang
Penelitian ini merupakan penelitian (55.6%).
deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional. Populasi penelitian ini adalah Tabel 2 Distribusi Tingkat Kecemasan
Tingkat Cemas Jumlah Persentase
pasien-pasien post operasi apendiktomi di Cemas 10 52.8
ruang rawat inap RS Graha Husada Bandar Tidak Cemas 17 47.2
Total 36 100
Lampung yaitu 36 orang. Teknik pengambilan
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa dari 36
sampel dalam penelitian ini adalah total
responden yang diteliti sebanyak 19 orang
populasi yaitu semua populasi dijadikan
(52.8%) mengalami gejala kecemasan.
sampel. Alat pengumpulan data yang
digunakan adalah kuisioner langsung yang
Tabel 3 Distribusi Responden Menurut
menggunakan metode HRS-A. Analisis data Mobilisasi Dini Pasien
Mobilisasi Dini Jumlah Persentase
menggunakan uji chi square.
Tidak Mobilisasi 19 52.8
Mobilisasi Dini 17 47.2
Hasil Penelitian Total 36 100
1. Analisis Univariat
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan dari
No Variabel Jumlah Persentase jumlah 36 responden dengan hasil 19 orang (
1. Usia 52.2%) tidak melakukan mobilisasi dan 17
a. 20-29 5 13.9
b. 30-39 10 27.8 orang (47.2%) melakukan mobilisasi dini.
c. 40-49 14 38.9
d. >50 7 19.4 2. Analisis Univariat
2. Pendidikan Tabel 4 Hubungan Antara Tingkat
a. SD 7 19.4
b. SMP 14 38.9 Kecemasan Klien Post Operasi Appendictomy
c. SMA 9 25
d. Diploma 4 11.1 dengan Mobilisasi Dini di RS Graha Husada
e. Sarjana 2 5.6 Bandar Lampung
3. Jenis Kelamin
a.Laki-laki 20 55.6
Rahman, Hubungan Tingkat Kecemasan Klien Post Operasi… | 38
Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA) Vol.4 No.1 (April 2021) P-ISSN : 2723-7915
E-ISSN : 2623-0283

Variabel Mobilisasi meningkatkan kecemasan (Widyastuti,


Independen Dini P OR
2015).
Total
F % Karakteristik responden menurut jenis
Tidak 17 47.2 1.012
Cemas 0.935 (0.273- kelamin menunjukkan bahwa jumlah
3.755)
Cemas 19 52.8 responden jenis kelamin laki-laki lebih
Total 36 100
banyak dibanding dengan jumlah
Hasil uji chi square diperoleh hasil ρ value responden perempuan.
sebesar 0.935 > α: 0.005 dapat disimpulkan
bahwa hasil uji analisis bivariat menunjukkan 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan Berdasarkan Tabel 2 tingkat kecemasan
antara tingkat kecemasan pada pasien post pasien post operasi apendiktomi dapat
operasi apendiktomi dengan mobilisasi dini di disimpulakan bahwa pasien post operasi
RS Graha Husada Bandar Lampung apendiktomi rata-rata akan mengalami
kecemasan sebesar 52.8%. Menurut O
Pembahasan Brien (2014) kecemasan merupakan
1. Distribusi Karakteristik Responden perasaan yang umumnya memiliki fungsi
Karakteristik responden menunjukkan adaptif yang memotivasi kita untuk
responden yang paling banyak yaitu bersiap menghadapi segala situasi. Hal ini
kategori usia 40-49 tahun dengan jumlah seperti yang dijelaskan Smeltzer & Bare
sebanyak 14 orang (38%). Penelitian ini (2013) bahwa pasien pasca pembedahan
sejalan dengan Rahayu (2015) yang sering menandakan kekhawatiran tentang
menunjukkan umur 31-60 tahun lebih hasil pembedahan dan pemikiran tentang
mudah menderita cemas. masa depannya, selain itu kecemasan
pada pasien pasca pembedahan
Karakteristik reponden berdasarkan disebabkan oleh nyeri dan
tingkat pendidikan dapat disimpulkan ketidakberdayaan.
yaitu jenjang pendidikan responden
terbanyakyaitu tingkat SMP sebanyak 14 3. Distribusi Frekuensi Menurut Mobilisasi
orang (38.9%). Tingkat pendidikan Pasien .
rendah mempengaruhi tingkat Berdasarkan Tabel 3 dapat disimpulkan
pengetahuan responden dalam menerima bahwa pasien yang tidak melakukan
informasi, dalam hal ini dapat mobilisasi dini lebih besar dibanding
pasien yang melakukan mobilisasi dini.

Rahman, Hubungan Tingkat Kecemasan Klien Post Operasi… | 39


Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA) Vol.4 No.1 (April 2021) P-ISSN : 2723-7915
E-ISSN : 2623-0283

Penelitian ini juga sejalan dengan hasil kondisi fisik dan psikologis pasien..
survey Lestari (2014) yang menyatakan semakin baik keadaan fisik maupun
pasien pasca pembedahan ekstremitas psikologis maka mobilisasi yang
bawah dan ditangani dengan dilakukan juga semakin variatif
pembedahan, kebanyakan dari mereka sebaliknya bagi pasien yang mempunyai
kurang atau tidak mau melakukan kondisi fisik dan psikologis yang tidak
mobilisasi setelah pembedahan. Jenis baik, maka mobilisasi dilaksanakan
kelamin, tingkat pedidikan serta usia semakin sederhana.
mampu mempengaruhi kemauan pasien
untuk melakukan mobilisasi dini. Jenis Hasil uji analisis yang didapat nilai ρ
kelamin juga dapat mempengaruhi respon value sebesar 0.935 > α = 0.005 dapat
terhadap nyeri dan mobilisasi dini. disimpulkan bahwa hasil uji analisis
bivariat menunjukkan bahwa tidak ada
4. Hubungan Tingkat Kecemasan Pasien hubungan yang signifikan antara tingkat
Post Operasi Apendiktomi dengan kecemasan pada pasien post operasi
Mobilisassi Dini apendiktomi dengan mobilisasi dini di RS
Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan Graha Husada Bandar Lampung
pada gejala cemas sebanyak 19 orang
(52.8%) dengan 10 orang (27.8%) tidak Penelitian ini tidak sejalan dengan
melakukan mobilisasi dini dan9 orang penelitian yang dilakukan oleh
(25%) melakukan mobilisasi dini. Hernawilly (2012) hasil penelitian ini
Sedangkan pada pasien yang tidak ada menyatakan adanya hubungan yang
gejala cemas sebanyak 17 orang (47.2%) bermakna antara faktor emosional dengan
dengan 9 orang (25%) tidak melakukan pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien
mobilisasi dini dan pada 8 orang (22.2%) post operatif ekstremitas bawah.
melakukan mobilisasi dini. Pada pelaksanaannya tidak semua pasien
pasca pembedahan dapat segera
Gambaran tersebut menunjukkan melakukan mobilisasi dini, umunya
bahwa sebagian besar responden kurang pasien post operasi setelah 24 jam lebih
memiliki kemauan untuk melakukan memilih untuk diam ditempat tidur,
mobilisasi dini pos operasi apendiktomi namun bedrest selama 24 jam setelah
dalam rangka memulihkan kondisi pemebedahan tidak dianjurkan lagi (Perry
sesegera mungkin. Implementasi & Potter, 2010)
mobilisasi dini disesuaikan dengan

Rahman, Hubungan Tingkat Kecemasan Klien Post Operasi… | 40


Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA) Vol.4 No.1 (April 2021) P-ISSN : 2723-7915
E-ISSN : 2623-0283

Hal ini memungkinkan tidak ada Berdasarkan uji chi square didapatkan
hubungan yang signifikan antara tingkat ρ value sebesar 0.935 yang dapat disimpulkan
kecemasan pada pasien post operasi bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
apendiktomi dengan mobilisasi dini di RS antara tingkat kecemasan pada pasien post
Graha Husada Bandar Lampung Tahun operasi apendiktomi dengan mobilisasi dini di
2018 yaiu jenis kelamin, tingkat RS Graha Husada Bandar Lampung Tahun
pendidikan dan usia. Dari hasil yang 2018.
didapat bahwa jenis kelamin laki-laki
Saran
lebih banyak dibanding dengan jenis
kelamin perempuan. Berkaitan dengan Bagi institusi pendidikan penelitian ini
kecemasan pada laki-laki dan perempuan, bisa dijadikan sebagai salah satu sumber
perempuan lebih cemas akan referensi berkaitang dengan tingkat
ketidakmampuannya dibandingkan laki- kecemasan dan mobilisasi dini
laki. Laki-laki cenderung lebih aktif dan Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini
eksplorasif sedangkan perempuan lebih bisa menjadi bahan acuan dan informasi
sensitif (Myers 1983 dalam Mubarak, tambahan dengan melakukan penelitian lain
2015) menggunakan variabel tingkat kecemasan.
Bagi instansi pelayan kesehatan hasil
Kesimpulan penelitian ini diharapkan mampu memebrikan
Berdasarkan Distribusi responden masukan kepada tenaga kesehatan utnuk
yang telah dilakukan makan didapatkan data meningkatkan penyuluhan kesehatan
dan fakta mengenai tingkat kecemasan pasien mengenai tingkat kecemasan dan pentingnya
post operasi apendiktomi di RS Graha Husada mobilisasi dini pada pasien pasca
Bandar Lampung sebanyak 19 orang pembedahan.
mengalami gejala kecemasan .
Distribusi responden berdasarkan Referensi
pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien post
Hawari D. 2009. Stres, cemas dan depresi.
operasi apendiktomi dengan mobilisasi dini di Jakarta: FKUI
Ibrahim, Ayub Sani. 2012. Panik Neurosis
RS Graha Husada Bandar Lampung Tahun
dan Gangguan Cemas. Tanggerang:
2018 didapatkan sebanyak 19 responden Jelajah Nusa
Kesumawati, Farida & Hartono, Yudi. 2012.
(52.8%) melakukan mobilisasi dini sedangkan
Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
17 responden (47.2%) melakukan mobilisasi Salemba Medika
Mubarak & Nurul. 2008. Buku Ajar
dini.
Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:
EGC

Rahman, Hubungan Tingkat Kecemasan Klien Post Operasi… | 41


Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik (JIKA) Vol.4 No.1 (April 2021) P-ISSN : 2723-7915
E-ISSN : 2623-0283

Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Jitowiyono, S. dan Kristiyanasari. W. 2010.


Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Asuhan Keperawatan Post Operasi.
Cipta Yogyakarta: Muha Medika
Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Kozier & Erb. 2010. Fundamental of nursing;
Bandung: Alfabeta dalam Tiningsih Concpts, process, and practice . New
2012 Jersey: Pearson Education. Inc
Depkes RI. 2014. Appendiksitis. Jakarta Long C, B. 2013. Fundamental of nursing ;
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan principle and practice nurcing. Mosby:
Metodologi Penelitian Ilmu Erb company
Keperawatan; Pedoman Skripsi, Tesis, Maulidia Septimar, Zahrah. 2014. Pengaruh
dan Instrumen Penelitian. Edisi 2. Pendidikan Kesehatan Pra Operasi
Jakarta: Salemba medika Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini
Alimul Hidayat, Aziz. 2009. Pengantar Pasca Pembedahan Abdomen Di Ruang
Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bugenvil RSUD Kab
Salemba Medika Tanggerang.Tanggerang
Sjamsuhidayat, 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah., Nurul Iza, Riana. 2018. Hubungan Tingkat
Edisi 2.Jakarta: EGC Kecemasan Dengan Pelaksanaan
Smeltzer, S. 2010. Buku Ajar Keperawatan Mobilisasi Dini Pada Pasien Post
Medikal Bedah Brunner Suddarth. Operatif di RSO Prof. DR. R Soeharso
Jakarta: EGC Surakarta. Surakarta
Carpenito. 2009. Diagnosis Keperawatan. Suparsi. 2016. Hubungan Tingkat
Jakarta: EGC Pengetahuan Pasien Tentag Mobilisasi
Cetrione. 2009. Tahap-tahap Mobilisasi Pda Dini Dengan Perilaku Pelaksanaan
Pasien Pasca Bedah. Jakarta; EGC Tindakan Mobilisasi Dini Post Operasi
Hastono, P. S. 2010. Analisa Data Kesehatan. Laparatomi di Ruang Kanthil RSUD
Depok Karang Anyar. Karang Anyar

Rahman, Hubungan Tingkat Kecemasan Klien Post Operasi… | 42

Anda mungkin juga menyukai