Abstrak
Pelemahan meliputi nyeri akut pada aktivitas yang dilakukan pasca operasi/
bagian lokasi operasi, takut dan pembedahan dimulai dari latihan ringan
berjalan, serta ambulasi dan cacat pasien bisa turun dari tempat tidur,
kasus pada tahun 2011, 148 juta kasus mempercepat penyembuhan luka (Kiik,
2013).
Pasien dengan post laparatomi terbentuk tindakan yang lebih baik dari
beranggapan bahwa pasien harus lebih sebelumnya. Pengetahuan merupakan
cenderung berbaring di tempat faktor yang berperan penting dalam
tidur/tidak boleh melakukan pergerakan mewujudkan pelaksanaan mobilisasi
setelah operasi karena takut dan setelah pasca operasi. Jika
khawatir luka operasinya lama sembuh. pengetahuan seseorang rendah
Disamping itu, kurangnya pemahaman terhadap manfaat dan tujuan dari
pasien dan keluarga mengenai mobilisasi dini maka hal itu akan sangat
mobilisasi dini juga menyebabkan mempengaruhi pada proses
pasien enggan untuk melakukan penyembuhan luka post operasi.
pergerakan post operasi padahal
METODE
pasien post laparatomi justru sangat
penting melakukan pergerakan atau Penelitian ini merupakan penelitian
mobilasi dini untuk mempercepat kuantitatif dengan menggunakan
proses penyembuhan luka. Banyaknya desain penelitian cross sectional yaitu
masalah yang akan timbul jika pasien untuk mengetahui hubungan
post laparatomi tidak melakukan pengetahuan mobilisasi dini dengan
mobilisasi sesegara mungkin, seperti penyembuhan luka post laparatomi di
pasien tidak lekas flatus, tidak dapat RSUP H Adam Malik Medan pada
BAK (retensi urine), perut menjadi kaku bulan 02 Mei 2019 – 02 Juni 2019.
(distended abdomen), terjadi kaku pada Populasi dalam penelitian ini
otot dan sirkulasi darah tidak lancar adalah seluruh pasien laparatomi dan
(Smeltezer, 2012). sedang menjalani rawat inap di RSUP
H. Adam Malik Medan pada bulan Mei -
Dengan masalah yang bisa terjadi
Juni 2019. Subjek diambil dengan
ketika pasien post laparatomi tidak
menggunakan metode total sampling,
melakukan mobilisasi mengharuskan
dimana Total Sampling adalah teknik
pasien dan keluarga diberi
pengambilan sampel dimana jumlah
pengetahuan dan pemahaman tentang
sampel sama dengan populasi yaitu
mobilisasi. Pengetahuan yang akan
sebanyak 40 responden.
membuat pasien dan keluarga yang
Data dikumpulkan dengan
dari tidak tahu menjadi tahu serta
menggunakan kuesioner pengetahuan
mempunyai peningkatan atau
dengan 20 pertanyaan pilihan berganda
penambahan informasi sehingga
dan lembar observasi proses 0
penyembuhan luka dengan 11 kategori.
Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat
Analisa data secara univariat dan
dilihat bahwa mayoritas responden
bivariate menggunakan uji chi – square
yang berjenis kelamin Perempuan
dengan batas kemaknaan α < 0,05.
sebanyak 21 orang (52.5%).
Variabel dependen adalah proses
penyembuhan luka sedangkan variable Tabel 3 : Distribusi Frekuensi
Hubungan Pengetahuan
independent adalah usia, pendidikan, Tentang Mobilisasi Dini
dan pengetahuan tentang mobilisasi Berdasarkan Pendidikan
dini. No Pendidikan F %
1 SD 3 7.5
HASIL 2 SMP/SLTP 7 17.5
Analisa Univariat 3 SMA/SLTA 35,0
14
Tabel 1 : Distribusi Frekuensi 4 Perguruan
Hubungan Pengetahuan 1 40.0
Tinggi
Tentang Mobilisasi Dini 6
Berdasarkan Usia Total 1004
0
No Usia f %
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat
1 12 – 25 4 10.0
dilihat bahwa latar belakang pendidikan
2 26 – 45 23 57.5
terakhir, mayoritas responden memiliki
3 46 – 65 13 32.5
jenjang pendidikan Perguruan Tinggi
Total 1004
0 sebanyak16 orang (40.0%).
Hasil Uji Chi – Square untuk hubungan responden, yang berpendidikan SD ada
luka didapatkan 𝜌 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 = 0,00 < 0,05 17,5%, yang berpendidikan SMA/SMK
Berarti ada hubungan yang bermakna ada 35,0% dan yang berpendidikan
perguruan tinggi ada 40,0%.
antara variable independen dengan
dependent atau Ho ditolak yang dapat
Pengetahuan didalam penelitian ini artinya
Dari hasil penelitian diketahui pengetahuan tentang mobilisasi dini
bahwa dari 40 responden total dari berhubungan dengan penyembuhan
jawaban responden yang paling banyak luka post laparatomi.
adalah pengetahuan baik yaitu 52,5% Mobilisasi dini dapat menunjang
dan yang paling sedikit yaitu tingkat proses penyembuhan luka pasien
pengetahuan kurang baik 17,5%. karena dengan menggerakkan anggota
Mengacu pada hasil penelitian ini, badan akan mencegah kekauan otot
pengetahuan tentang mobilisasi dini dan sendi, sehingga dapat mengurangi
pada responden secara nyata nyeri dan dapat memperlancar
menunjukkan hubungan dengan peredaran darah ke bagian yang
penyembuhan luka post laparatomi. mengalami perlukaan agar proses
penyembuhan luka menjadi lebih cepat.
Penyembuhan Luka Hal ini sejalan dengan pendapat
Dari hasil penelitian diketahui Carpenito (2000) bahwa salah satu
bahwa dari 40 responden total dari factor yang mempengaruhi proses
hasil observasi penyembuhan luka penyembuhan luka akibat pembedahan
responden yang paling banyak adalah adalah mobilisasi dini.
baik yaitu 82,5% dan yang paling
KESIMPULAN
sedikit yaitu penyembuhan luka tidak
Terdapat hubungan antara
baik 17,5%. Mengacu pada hasil
pengetahuan tentang mobilisasi dini
penelitian ini, pengetahuan tentang
dengan penyembuhan luka pasien post
mobilisasi dini pada responden secara
laparatomi di RSUP H Adam Malik
nyata menunjukkan hubungan dengan
Medan.
penyembuhan luka post laparatomi.
DAFTAR PUSTAKA
Hubungan Pengetahuan Dengan
Ahmadi. 2001. Psikologi Sosial, Jakarta
Penyembuhan Luka
: Rineka Cipta
Hasil penelitan menunjukan bahwa
Alimul . 2006. Pengantar Kebutuhan
pengetahuan mempunyai hubungan
Dasar Manusia : Aplikasi
dengan penyembuhan luka. Hal ini
Konsep dan Proses
dapat dilihat dari hasil uji statistic,
Keperawatan. Jakarta :
dimana hasil nilai 𝜌 < 0,05 yaitu 𝜌 =
Salemba Medika
0.00. Ha diterima dan Ho ditolak
Bare & Smeltzer. 2002. Buku Ajar Kozier. 2010. Buku Ajar Praktik
Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Klinis. Edisi 5.
Brunner & Suddart (Alih Bahasa Jakarta : EGC
Agung Wulyono). Edisi 8. Vol. 3. Notoatmodjo, (2003). Pendidikan dan
Jakarta : EGC Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Beyer, 1985. Critical Thinking : What is Cipta.
it ?. Boston : Allyn and Bacon Notoatmodjo, (2003). Promosi
Carpenitto. 2000. Buku Saku Diagnosa Kesehatan dan Ilmu Prilaku.
Keperawatan (terjemahan). Jakarta: Rineka
Edisi 8. Jakarta : EGC Cipta pp 85-96
Clark et al. 2013. Poverty and Well – Potter & Perry. 2010. Fundamental of
Being : Panel Evidence from Nursing : Konsep, Proces, and
Germany. (diunduh 18 Februari Practice. Edisi 7. Vol. 3. Jakarta
2019). Tersedia dari : URL : : EGC
HYPERLINK Setiawati. 2008. Proses Pembelajaran
https://www.ncbi.nlm.nih.gov>pu Dalam Pendidikan Kesehatan.
bmed Jakarta : Trans Info Medika
Dorland,et al. 2011. Kamus Kedokteran Sugiyono. (2017). Metodo Penelitian
Dorland. Jakarta : EGC Kuantitatif,Kualitatif dan R & D.
Hary, et al. 1996. Faktor – Faktor Yang Bandung:
Mempengaruhi Pengetahuan. CV Alfabeta.
Diakses dari Suhartono. 2005. Pengembangan
http://Satrio20Damar%20Panulu Keterampilan Bicara Anak Usia
h%20%20Faktor%20faktor%20y Dini. Jakarta : Depdiknas
ang20mempengaruhi%20penge Sjamsuhidajat et al. (ed). 2004. Buku
tahuan.htm pada tanggal 25 Juli Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC
2016 pukul 13.20 Sjamsuhidajat & Win de. 2005. Buku
Hidayat, (2007). Riset Keperawatan Ajar Ilmu Bedah. Edisi II.
dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : EGC
Edisi 2. Jakarta : Salemba Thaddeus. 2016. Panduan Klinis
Medika. Manajemen Luka, Jakarta :
Jitowiyono. 2010. Asuhan Keperawatan EGC
Post Operasi. Yogyakarta : Wawan, & Dewi. 2010. Medical Book :
Muha Medika Teori dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta :
Numed
Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Persalinan.
Yogyakarta : Pustaka Rihama
Zanni & Needham. 2010. Rehabilitation
therapy and outcomes in acute
respiratory failure : An
observationa pilot project. Jurnal
of critical care, 25(2), 254 – 262.
https://doi.org/10.1016/
j.jcrc.2009.10.010