Anda di halaman 1dari 8

Hubungan Pengetahuan Tentang Mobilisasi Dini Dengan Penyembuhan Luka

Pasien Post Laparatomi di RSUP H Adam Malik Medan Tahun 2019

Maria Theresia Tambunan


Suriani Ginting, S.Kep, Ns, M.Kep

Abstrak

Pengetahuan adalah hasil dari proses pembelajaran dengan melibatkan indera


penglihatan, pendengaran, penciuman, dan pengecapan yang akan memberikan
penguatan terhadap individu dalam setiap mengambil keputusan dan dalam berprilaku.
Laparatomi merupakan penyayatan operasi melalui dinding abdominal midline atau
flank untuk melakukan visualisasi organ didalam abdominal. Mobilisasi merupakan
suatu kebutuhan dasar manusia yang diperlukan oleh individu untuk melakukan
aktivitas sehari – hari yang berupa pergerakan sendi, sikap, gaya berjalan, latihan
maupun kemampuan aktivitas. Luka adalah kerusakan kontinuitas kulit, mukosa
membrane dan tulang atau organ tubuh lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan pengetahuan tentang mobilisasi dini terhadap penyembuhan luka pasien
post laparatomi. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Kuantitatif dengan desain Cross Sectional dengan teknik pengambilan sampel Total
Sampling dengan jumlah sampel 40 responden . Dalam penelitian ini, uji statistika yang
digunakan adalah Chi – Square. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa adanya hubungan
antara pengetahuan tentang mobilisasi dini dengan penyembuhan luka pada pasien
post laparatomi dimana nilai 𝜌 (0.00) < 0.05. Diharapkan kepada perawat agar
pengetahuan tentang mobilisasi dini ini menambah wawasan dan dilaksanakan segera
setelah operasi.

Kata Kunci : Pengetahuan Mobilisasi Dini, Laparatomi, Penyembuhan Luka


PENDAHULUAN pada tahun 2013, dan 280 juta jiwa

Laparatomi merupakan bedah pada tahun 2013 (Sartika, (2013) dalam


Hartoyo 2015).
abdomen yang sering dilakukan
diberbagai Negara diseluruh dunia. Di Menurut Departemen Kesehatan
Amerika Serikat, lebih dari 250 operasi Republik Indonesia (Depkes RI) pada
laparatomi dikerjakan setiap tahunnya tahun 2009, tindakan pembedahan
(Nursallam, 2013). Pasien post menempati urutan yang kesebelas dari
laparatomi memerlukan perawatan 50 penyakit di rumah sakit se –
yang maksimal untuk mempercepat Indonesia dengan persentase 12,8%
pengembalian fungsi tubuh dan yang diperkirakan 32% merupakan
mengurangi nyeri, hal ini dilakukan bedah laparatomi (Kusmuyanti, 2014).
segera setelah operasi dengan latihan Data laparatomi Indonesia meningkat
napas, batuk efektif dan mobilisasi dini setiap tahun dari 162 pada tahun 2005,
(Rustianawati, 2013). menjadi 983 kasus pada tahun 2006,
Masalah keperawatan yang terjadi dan 1.281 kasus pada tahun 2007
pada pasien post laparatomi meliputi (Hartoyo, 2015).
pelemahan (memburuknya keadaan),
keterbatasan fungsi tubuh dan cacat. Mobilisasi dini adalah proses

Pelemahan meliputi nyeri akut pada aktivitas yang dilakukan pasca operasi/

bagian lokasi operasi, takut dan pembedahan dimulai dari latihan ringan

keterbatasan LGS (Lingkup Gerak di atas tempat tidur (latihan pernafasan,

Sendi). Keterbatasan fungsi tubuh latihan batuk efektif, dan

meliputi ketidakmampuan berdiri, menggerakkan tungkai) sampai dengan

berjalan, serta ambulasi dan cacat pasien bisa turun dari tempat tidur,

meliputi aktivitas yang terganggu berjalan ke kamar mandi dan berjalan

karena keterbatasan gerak akibat nyeri keluar kamar (Ibrahim, 2013).

dan prosedur medis (Kristiantari, 2009). Mobilisasi dini bermanfaat untuk

World Health Organization (WHO) memperlancar peredaran darah,

mengungkapkan bahwa jumlah pasien memperlancar sirkulasi untuk

yang menjalani pembedahan dari tahun mencegah terjadinya stasis vena,

ke tahun mengalami peningkatan yang menunjang fungsi pernafasan yang

sangat signifikan. Tercatat 140 juta optimal, mencegah kontraktur dan

kasus pada tahun 2011, 148 juta kasus mempercepat penyembuhan luka (Kiik,
2013).
Pasien dengan post laparatomi terbentuk tindakan yang lebih baik dari
beranggapan bahwa pasien harus lebih sebelumnya. Pengetahuan merupakan
cenderung berbaring di tempat faktor yang berperan penting dalam
tidur/tidak boleh melakukan pergerakan mewujudkan pelaksanaan mobilisasi
setelah operasi karena takut dan setelah pasca operasi. Jika
khawatir luka operasinya lama sembuh. pengetahuan seseorang rendah
Disamping itu, kurangnya pemahaman terhadap manfaat dan tujuan dari
pasien dan keluarga mengenai mobilisasi dini maka hal itu akan sangat
mobilisasi dini juga menyebabkan mempengaruhi pada proses
pasien enggan untuk melakukan penyembuhan luka post operasi.
pergerakan post operasi padahal
METODE
pasien post laparatomi justru sangat
penting melakukan pergerakan atau Penelitian ini merupakan penelitian
mobilasi dini untuk mempercepat kuantitatif dengan menggunakan
proses penyembuhan luka. Banyaknya desain penelitian cross sectional yaitu
masalah yang akan timbul jika pasien untuk mengetahui hubungan
post laparatomi tidak melakukan pengetahuan mobilisasi dini dengan
mobilisasi sesegara mungkin, seperti penyembuhan luka post laparatomi di
pasien tidak lekas flatus, tidak dapat RSUP H Adam Malik Medan pada
BAK (retensi urine), perut menjadi kaku bulan 02 Mei 2019 – 02 Juni 2019.
(distended abdomen), terjadi kaku pada Populasi dalam penelitian ini
otot dan sirkulasi darah tidak lancar adalah seluruh pasien laparatomi dan
(Smeltezer, 2012). sedang menjalani rawat inap di RSUP
H. Adam Malik Medan pada bulan Mei -
Dengan masalah yang bisa terjadi
Juni 2019. Subjek diambil dengan
ketika pasien post laparatomi tidak
menggunakan metode total sampling,
melakukan mobilisasi mengharuskan
dimana Total Sampling adalah teknik
pasien dan keluarga diberi
pengambilan sampel dimana jumlah
pengetahuan dan pemahaman tentang
sampel sama dengan populasi yaitu
mobilisasi. Pengetahuan yang akan
sebanyak 40 responden.
membuat pasien dan keluarga yang
Data dikumpulkan dengan
dari tidak tahu menjadi tahu serta
menggunakan kuesioner pengetahuan
mempunyai peningkatan atau
dengan 20 pertanyaan pilihan berganda
penambahan informasi sehingga
dan lembar observasi proses 0
penyembuhan luka dengan 11 kategori.
Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat
Analisa data secara univariat dan
dilihat bahwa mayoritas responden
bivariate menggunakan uji chi – square
yang berjenis kelamin Perempuan
dengan batas kemaknaan α < 0,05.
sebanyak 21 orang (52.5%).
Variabel dependen adalah proses
penyembuhan luka sedangkan variable Tabel 3 : Distribusi Frekuensi
Hubungan Pengetahuan
independent adalah usia, pendidikan, Tentang Mobilisasi Dini
dan pengetahuan tentang mobilisasi Berdasarkan Pendidikan
dini. No Pendidikan F %

1 SD 3 7.5
HASIL 2 SMP/SLTP 7 17.5
Analisa Univariat 3 SMA/SLTA 35,0
14
Tabel 1 : Distribusi Frekuensi 4 Perguruan
Hubungan Pengetahuan 1 40.0
Tinggi
Tentang Mobilisasi Dini 6
Berdasarkan Usia Total 1004
0
No Usia f %
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat
1 12 – 25 4 10.0
dilihat bahwa latar belakang pendidikan
2 26 – 45 23 57.5
terakhir, mayoritas responden memiliki
3 46 – 65 13 32.5
jenjang pendidikan Perguruan Tinggi
Total 1004
0 sebanyak16 orang (40.0%).

Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat


Tabel 4 : Distribusi Frekuensi
dilihat bahwa mayoritas responden Hubungan Pengetahuan
yang berumur 26-45 tahun sebanyak Tentang Mobilisasi Dini
Berdasarkan Pengetahuan
23 orang (57.5%).
Tabel 2 : Distribusi Frekuensi No Pengetahuan f %
Hubungan Pengetahuan
Tentang Mobilisasi Dini 1 Baik 21 52.5
Berdasarkan Jenis Kelamin 2 Cukup 12 30.0
No Jenis Kelamin f % 3 Kurang 7 17.5
1 Laki – Laki 19 47.5 Total 1004
0
2 Perempuan 21 52.5 Berdasarkan Tabel 4 di atas di dapat
Total 1004 hasil penelitian pengetahuan pasien
mayoritas baik sebanyak 21 responden disimpulkan adanya hubungan
(52,5%). pengetahuan tentang mobilisasi dini
dengan penyembuhan luka pasien post
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hubungan laparatomi.
Pengetahuan Tentang
Mobilisasi Dini Berdasarkan
Penyembuhan Luka PEMBAHASAN
Usia
No Penyembuhan f %
Dalam penelitian ini yang menjadi
Luka
responden adalah 40 orang pasien post
1 Baik 33 82.5 laparatomi di Ruang Rindu B RSUP H
2 Tidak Baik 17.5 7 Adam Malik. Dari hasil penelitian
Total 1004 diketahui bahwa dari 40 responden,
0
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas di rentang umur yang paling banyak yaitu
dapat hasil penelitian penyembuhan 26 – 45 tahun 57,5% dan yang paling
luka pasien post laparatomi mayoritas sedikit adalah rentang umur 12 - 25
baik sebanyak 33 responden (82,5%). tahun 10,0%.

Analisis Bivariat Jenis Kelamin


Tabel 6. Tabulasi Silang Pengetahuan Dari hasil penelitian diketahui
dengan Penyembuhan Luka bahwa dari 40 responden, Jenis
kelamin Perempuan sebanyak 21
Pengetahuan
Penyembuhan responden 52,5% dan laki – laki
Baik Cukup Kurang Total
Luka sebanyak 19 responden 47,5%.
f % f % f % F %
Baik 21 52,5 12 30,0 0 0.0 33 82,5
Pendidikan
Tidak Baik 0 0.0 0 0.0 7 17,5 7 17,5
Total 21 52,5 12 30,0 7 2,3 40 100.0
Berdasarkan hasil penelitian
pendidikan diketahui bahwa dari 40

Hasil Uji Chi – Square untuk hubungan responden, yang berpendidikan SD ada

pengetahuan dengan penyembuhan 7,5%, yang berpendidikan SMP ada

luka didapatkan 𝜌 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 = 0,00 < 0,05 17,5%, yang berpendidikan SMA/SMK

Berarti ada hubungan yang bermakna ada 35,0% dan yang berpendidikan
perguruan tinggi ada 40,0%.
antara variable independen dengan
dependent atau Ho ditolak yang dapat
Pengetahuan didalam penelitian ini artinya
Dari hasil penelitian diketahui pengetahuan tentang mobilisasi dini
bahwa dari 40 responden total dari berhubungan dengan penyembuhan
jawaban responden yang paling banyak luka post laparatomi.
adalah pengetahuan baik yaitu 52,5% Mobilisasi dini dapat menunjang
dan yang paling sedikit yaitu tingkat proses penyembuhan luka pasien
pengetahuan kurang baik 17,5%. karena dengan menggerakkan anggota
Mengacu pada hasil penelitian ini, badan akan mencegah kekauan otot
pengetahuan tentang mobilisasi dini dan sendi, sehingga dapat mengurangi
pada responden secara nyata nyeri dan dapat memperlancar
menunjukkan hubungan dengan peredaran darah ke bagian yang
penyembuhan luka post laparatomi. mengalami perlukaan agar proses
penyembuhan luka menjadi lebih cepat.
Penyembuhan Luka Hal ini sejalan dengan pendapat
Dari hasil penelitian diketahui Carpenito (2000) bahwa salah satu
bahwa dari 40 responden total dari factor yang mempengaruhi proses
hasil observasi penyembuhan luka penyembuhan luka akibat pembedahan
responden yang paling banyak adalah adalah mobilisasi dini.
baik yaitu 82,5% dan yang paling
KESIMPULAN
sedikit yaitu penyembuhan luka tidak
Terdapat hubungan antara
baik 17,5%. Mengacu pada hasil
pengetahuan tentang mobilisasi dini
penelitian ini, pengetahuan tentang
dengan penyembuhan luka pasien post
mobilisasi dini pada responden secara
laparatomi di RSUP H Adam Malik
nyata menunjukkan hubungan dengan
Medan.
penyembuhan luka post laparatomi.

DAFTAR PUSTAKA
Hubungan Pengetahuan Dengan
Ahmadi. 2001. Psikologi Sosial, Jakarta
Penyembuhan Luka
: Rineka Cipta
Hasil penelitan menunjukan bahwa
Alimul . 2006. Pengantar Kebutuhan
pengetahuan mempunyai hubungan
Dasar Manusia : Aplikasi
dengan penyembuhan luka. Hal ini
Konsep dan Proses
dapat dilihat dari hasil uji statistic,
Keperawatan. Jakarta :
dimana hasil nilai 𝜌 < 0,05 yaitu 𝜌 =
Salemba Medika
0.00. Ha diterima dan Ho ditolak
Bare & Smeltzer. 2002. Buku Ajar Kozier. 2010. Buku Ajar Praktik
Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Klinis. Edisi 5.
Brunner & Suddart (Alih Bahasa Jakarta : EGC
Agung Wulyono). Edisi 8. Vol. 3. Notoatmodjo, (2003). Pendidikan dan
Jakarta : EGC Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Beyer, 1985. Critical Thinking : What is Cipta.
it ?. Boston : Allyn and Bacon Notoatmodjo, (2003). Promosi
Carpenitto. 2000. Buku Saku Diagnosa Kesehatan dan Ilmu Prilaku.
Keperawatan (terjemahan). Jakarta: Rineka
Edisi 8. Jakarta : EGC Cipta pp 85-96
Clark et al. 2013. Poverty and Well – Potter & Perry. 2010. Fundamental of
Being : Panel Evidence from Nursing : Konsep, Proces, and
Germany. (diunduh 18 Februari Practice. Edisi 7. Vol. 3. Jakarta
2019). Tersedia dari : URL : : EGC
HYPERLINK Setiawati. 2008. Proses Pembelajaran
https://www.ncbi.nlm.nih.gov>pu Dalam Pendidikan Kesehatan.
bmed Jakarta : Trans Info Medika
Dorland,et al. 2011. Kamus Kedokteran Sugiyono. (2017). Metodo Penelitian
Dorland. Jakarta : EGC Kuantitatif,Kualitatif dan R & D.
Hary, et al. 1996. Faktor – Faktor Yang Bandung:
Mempengaruhi Pengetahuan. CV Alfabeta.
Diakses dari Suhartono. 2005. Pengembangan
http://Satrio20Damar%20Panulu Keterampilan Bicara Anak Usia
h%20%20Faktor%20faktor%20y Dini. Jakarta : Depdiknas
ang20mempengaruhi%20penge Sjamsuhidajat et al. (ed). 2004. Buku
tahuan.htm pada tanggal 25 Juli Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC
2016 pukul 13.20 Sjamsuhidajat & Win de. 2005. Buku
Hidayat, (2007). Riset Keperawatan Ajar Ilmu Bedah. Edisi II.
dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : EGC
Edisi 2. Jakarta : Salemba Thaddeus. 2016. Panduan Klinis
Medika. Manajemen Luka, Jakarta :
Jitowiyono. 2010. Asuhan Keperawatan EGC
Post Operasi. Yogyakarta : Wawan, & Dewi. 2010. Medical Book :
Muha Medika Teori dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta :
Numed
Yanti. 2010. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Persalinan.
Yogyakarta : Pustaka Rihama
Zanni & Needham. 2010. Rehabilitation
therapy and outcomes in acute
respiratory failure : An
observationa pilot project. Jurnal
of critical care, 25(2), 254 – 262.
https://doi.org/10.1016/
j.jcrc.2009.10.010

Anda mungkin juga menyukai