Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan

EFEKTIVITAS MOBILISASI DINI TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA POST


OPERASI HERNIA INGUINALIS

Uchi Wulan Sari, Edy Siswantoro, Puteri Indah Dwipayanti


Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Dian Husada Mojokerto
Email : uchiwulan.sari@gmail.com

ABSTRAK

Mobilisasi setelah operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan setelah


operasi dimulai dari latihan ringan diatas tempat tidur sampai dengan bisa turun
dari tempat tidur, berjalan kekamar mandi dan berjalan keluar kamar . Kebanyakan
dari pasien masih mempunyai kekhawatiran kalau tubuh digerakkan pada posisi
tertentu pasca pembedahan akan mempengaruhi luka operasi yang masih belum
sembuh yang baru saja selesai dikerjakan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh mobilisasi dini terhadap penyembuhan luka pada pasien post
operasi hernia inguinalis. Desain penelitian ini menggunakan metode Quasi
Experiment dengan pendekatan Posttest Only Control Group Design. Metode
sampling yang digunakan adalah Consecutive sampling, sampel yang diambil
sebanyak 22 responden, 11 responden intervensi dan 11 responden kontrol.
Variabel independen pada penelitian ini adalah mobilisasi dini, sedangkan variabel
dependen adalah penyembuhan luka. Analisis menggunakan uji Chi-square dengan
tingkat kemaknaan α < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyembuhan
luka dengan dilakukan mobilisasi dini pada kelompok intervensi mengalami
penyembuhan luka baik hampir seluruhnya 90,9%. Pada penyembuhan luka tidak
dilakukan mobilisasi dini pada kelompok kontrol didaptkan penyembuhan luka
kurang baik sebagian besar 72,7%. Nilai signifikan p = 0,008 antara mobilisasi dini
dengan penyembuhan luka. Kesimpulan dari penelitian ini adanya pengaruh
mobilisasi dini terhadap penymbuhan luka post operasi. Berdasarkan hasil
penelitian ini, disarankan agar mobilisasi dini dilakukan pada post operasi hernia
inguinalis untuk mempercepat proses penyembuhan luka, dimana mobilisasi dini
bertujuan agar sirkulasi darah yang membawa nutrisi bisa adekuat terutama pada
daerah yang luka.

Kata kunci : Mobilisasi Dini, Proses Penyembuhan Luka

Halaman | 11
Jurnal Keperawatan

PENDAHULUAN Soedarso Pontianak Ruang Bedah Pria pada


Mobilisasi merupakan kemampuan tahun 2009 ada 91 kasus post operasi hernia
seseorang untuk bergerak bebas, mudah, dari 524 kasus bedah umum yang mempunyai
teratur, mempunyai tujuan memenuhi rentang perawatan yang lama dikarenakan
kebutuhan hidup sehat, dan penting untuk tidak melakukan mobilisasi. Ada 1 kasus yang
kemandirian (Kozier, 1995). Mobilisasi setelah pulang dua hari setelah operasi dan satu
operasi yaitu proses aktivitas yang dilakukan kasus yang pulang pada hari ke tujuh belas.
setelah operasi dimulai dari latihan ringan Rata-rata pasien yang pulang pada tahun
diatas tempat tidur sampai dengan bisa turun 2009 adalah hari kelima. Sedangkan pada
dari tempat tidur, berjalan kekamar mandi dan tahun 2010 terdapat 89 kasus post operasi
berjalan keluar kamar (Brunner & Suddarth, dari 586 kasus bedah umum dengan 11 orang
2002). Padahal tidak sepenuhnya masalah ini yang pulang pada hari kedua dan ada 1 orang
perlu dikhawatirkan pada post operasi, yang pulang pada hari ke 20. Pada studi
bahkan justru hampir semua jenis operasi pendahuluan tanggal 3 Maret 2014 di
membutuhkan mobilisasi atau pergerakan dapatkan data pasien hernia pada tahun 2013
badan sedini mungkin asalkan rasa nyeri sebanyak 179 pasien, dan pada tanggal 3
dapat ditahan dan keseimbangan tubuh tidak Maret 2014 ada 2 pasien hernia yang
lagi menjadi gangguan. Kebanyakan dari penyembuhannya lambat dan melebihi fase
pasien masih mempunyai kekhawatiran kalau penyembuhan luka.
tubuh digerakkan pada posisi tertentu pasca Proses penyembuhan luka adalah suatu
pembedahan akan mempengaruhi luka proses yang kompleks dengan melibatkan
operasi yang masih belum sembuh yang baru banyak sel yang terjadi maka perawatan post
saja selesai dikerjakan (Ramadhan, 2009). op dan adekuat akan mempengaruhi
Menurut hasil studi pendahuluan yang penyembuhan luka dan pemulihan kesehatan
dilakukan oleh Hananto,S pada tahun 2013 di pasien. Faktor yang mempengaruhi
RS Bedah Mitra Sehat Lamongan pada 5 penyembuhan luka yaitu dari usia, nutrisi,
pasien post operasi hernia yang kontrol pada infeksi, sirkulasi, hematoma, tidak adanya
hari ke-7 di dapatkan 3 (60%) pasien post benda asing, iskemia, keadaan luka dan obat.
operasi hernia inguinalais mengalami Flangan ,dkk (1997), berpendapat bahwa
penyembuhan luka yang abnormal, yakni lambatnya penyembuhan luka pasca
keadaan luka yang tidak sesuai dengan fase, pembedahan karena penyebab lain dapat
waktu, dan peristiwa penyembuhan luka, dan diatasi dengan perawatan atau pelaksanaan
2 (40%) pasien post operasi hernia inguinalis luka yang baik dan meningkatkan sirkulasi,
mengalami penyembuhan yang normal, yakni nutrisi serta pengobatan yang adekuat
keadaaan luka yang sesuaifase, waktu dan dengan meningkatkan aktivitas fisik atau
peristiwa penyembuhan luka. Menurut hasil mobilisasi dini pasca bedah. Mobilisasi
studi pendahuluan yang dilakukan oleh Ichsan merupakan faktor yang menonjol dalam
pada bulan Maret 2011 di Rumah Sakit dr. mempercepat penyembuhan atau pemulihan
Halaman | 12
Jurnal Keperawatan

luka pasca bedah. Penyembuhan luka yang kontrol. Pengaruh adanya perlakuan
tidak cepat diatasi bisa terjadi infeksi, (treatment) adalah (O1 : O2). Populasi dalam
perdarahan, dehiscence, dan eviscerasi. penelitian ini adalah seluruh pasien post
Menurut Brunner dan Suddarth (1996), operasi hernia inguinalis di RS Bedah Mitra
pasien pasca operasi diharapkan dapat Sehat Lamongan. Sampel dalam penelitian ini
melakukan mobilisasi sesegera mungkin. adalah pasien post operasi hernia inguinalis di
Mobilisasi secara bertahap sangat berguna ruang bedah RS Bedah Mitra Sehat
untuk membantu jalannya penyembuhan Lamongan yang mempunyai kriteria inklusi
pasien. Manfaat dari mobilisasi tersebut untuk bersedia menjadi responden, usia di atas 20
peningkatan sirkulasi darah yang dapat tahun, pasien dengan kasus hernia inguinalis
menyebabkan pengurangan rasa nyeri, yang di rawat di ruang bedah, pasien post
mencegah tromboflebitis, memberi nutrisi operasi hernia hari ke 1. Teknik sampling
untuk penyembuhan pada daerah luka, dan dalam penelitian ini adalah consecutive
meningkatkan kelancaran fungsi ginjal sampling yaitu pemilihan sampel dengan
(Long,1998). Perubahan gerakan dan posisi menetapkan subjek yang memenuhi kriteria
ini harus diterangkan pada pasien atau penelitian dimasukkan dalam penelitian
keluarga yang mendampingi. Pasien dan sampai kurun waktu tertentu. Proses
keluarga akan dapat mengetahui manfaat penelitian ini dilakukan melalui beberapa
mobilisasi, sehingga akan berpartisipasi tahap yaitu: 1) izin penelitian dari institusi
dalam pelaksanaan mobilisasi. Latihan Stikes Dian Husada Mojokerto, 2) izin
mobilisasi biasanya diberikan pada pasien penelitian dari RS Bedah Mitra Sehat
dengan fraktur extremitas bawah yang telah Lamongan, Setelah mendapatkan izin dari RS
diindikasikan untuk latihan mobilisasi atau Bedah Mitra Sehat Lamongan. Selanjutnya
post pengobatan kompresi lumbal, pasien peneliti meminta izin kepada calon responden,
pasca serangan stroke dengan kerusakan apabila calon responden bersedia tentang
mobilitas fisik serta pada pasien post operasi tujuan yang dilakukan peneliti, maka peneliti
yang memerlukan latihan mobilisasi melakukan tindakan mobilisasi dini pada
kelompok intervensi dan pada kelompok
METODE PENELITIAN kontrol tidak diberi mobilisasi dini sesuai
Desain penelitian ini adalah quasi tahapan. Pada kelompok intervensi dilakukan
experiment dengan pendekatan posttest only mobilisasi selama 4 hari. Dan selanjutnya
control group design dalam design ini terdapat untuk hari terakhir peneliti mengobservai luka.
dua kelompok yang masing-masing dipilih Pada penelitian ini instrument yang digunakan
secara random. Kelompok pertama diberi yaitu lembar observasi mengenai percepatan
perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. penyembuhan luka post operasi hernia
Kelompok yang diberi perlakuan disebut inguinalis yang berjumlah 4 pernyataan.
kelompok eksperimen dan kelompok yang Penelitian ini dilakukan di RS Bedah Mitra
tidak diberi perlakuan disebut kelompok Sehat Lamongan. Analisa data yang diperoleh
Halaman | 13
Jurnal Keperawatan

selanjutnya diproses, dengan uji statistik “Chi- Square” dengan menggunakan SPSS

HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik responden berdasarkan umur kelompok intervensi
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kelompok intervensi di RS Bedah
Mitra Sehat Lamongan
No Usia Frekuensi Prosentase
1 Usia 20-30 tahun 2 18,2%
2 Usia 31-40 tahun 1 9,1 %
3 Usia >40 tahun 8 72,7 %
Jumlah 11 100 %
Sumber : data primer penelitian

Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan bahwa kelompok intervensi hampir


setengahnya responden pada usia 20-30 tahun sebanyak 2 responden (18,2%), sebagian
kecil responden pada usia 31-40 tahun sebanyak 1 responden (9,1%) dan sebagian besar
responden pada usia >40 tahun sebanyak 8 responden (72,7%). Paling rentan responden
post operasi hernia inguinalis berada pada usia >40 tahun.
2. Karakteristik responden berdasarkan umur kelompok kontrol
Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia kelompok kontrol di RS Bedah
Mitra Sehat Lamongan
No Usia Frekuensi Prosentase
1 Usia 20-30 tahun 1 9,1%
2 Usia 31-40 tahun 3 27,3%
3 Usia >40 tahun 7 63,6 %
Jumlah 11 100 %
Sumber : data primer penelitian

Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa kelompok kontrol sebagian kecil


responden pada usia 20-30 tahun sebanyak 1 responden (9,1%), sebagian kecil responden
pada usia 31-40 tahun sebanyak 3 responden (27,3%) dan sebagian besar responden pada
usia >40 tahun sebanyak 7 responden (63,6%). Paling rentan responden post operasi hernia
inguinalis berada pada usia >40 tahun.
3. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin kelompok intervensi
Tabel 3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin kelompok intervensi di RS
Bedah Mitra Sehat Lamongan
No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase
1 Laki-laki 11 100 %
2 Perempuan 0 0
Jumlah 11 100 %
Sumber : data primer penelitian

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa dari 11 responden seluruhnya adalah


berjenis kelamin laki-laki yaitu 11 responden (100 %).

Halaman | 14
Jurnal Keperawatan

4. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin kelompok kontrol


Tabel 4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin kelompok kontrol di RS
Bedah Mitra Sehat Lamongan
No Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase
1 Laki-laki 11 100 %
2 Perempuan 0 0
Jumlah 11 100 %
Sumber : data primer penelitian

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 11 responden seluruhnya adalah


berjenis kelamin laki-laki yaitu 11 responden (100 %).
5. Penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis pada kelompok intervensi
Tabel 5 Distribusi frekuensi dilakukan mobilisasi dini pada penyembuhan luka post operasi
hernia inguinalis di RS Bedah Mitra Sehat Lamongan
No Penyembuhan Luka Frekuensi Prosentase
1 Baik 10 90,9 %
2 Kurang baik 1 9,1 %
Jumlah 11 100 %
Sumber : data primer penelitian

Dari tabel 5 menggambarkan bahwa dari 11 responden hampir seluruhnya yang


mengalami penyembuhan luka baik berjumlah 10 responden dengan prosentase 90,9 %,
dan pada penyembuhan luka kurang baik sebagian kecil berjumlah 1 responden dengan
prosentase 9,1 %. Pada penyembuhan luka post operasi dengan melakukan mobilisasi dini
sebagian besar mengalami penyembuhan luka baik.
6. Penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis pada kelompok kontrol
Tabel 6 Distribusi frekuensi tidak dilakukan mobilisasi dini pada penyembuhan luka post
operasi hernia inguinalis di RS Bedah Mitra Sehat Lamongan
No Penyembuhan Luka Frekuensi Prosentase
1 Baik 3 27,3 %
2 Kurang baik 8 72,7 %
Jumlah 11 100 %
Sumber : data primer penelitian

Dari tabel di atas menggambarkan bahwa dari 11 responden hampir setengahnya yang
mengalami penyembuhan luka baik berjumlah 3 responden dengan prosentase 27,3% dan
pada penyembuhan luka kurang baik hampir seluruhnya berjumlah 8 responden dengan
prosentase 72,7 %. Pada penyembuhan luka post operasi tidak melakukan mobilisasi dini
hampir seluruhnya mengalami penyembuhan luka kurang baik.

Halaman | 15
Jurnal Keperawatan

7. Tabulasi silang mobilisasi dini terhadap penyembuhan luka


Tabel 7 Tabulasi silang antara mobilisasi dini terhadap penyembuhan luka post operasi
hernia ingunalis di RS Bedah Mitra Sehat Lamongan
Penyembuhan Luka
Perlakuan Cepat Lambat Total Chi-Square Keterangan
N % N % N %
Mobilisasi 10 90,9% 1 9,09% 11 100% 0,008 Signifikan
Tdk Mobilisasi 3 27,3% 8 72,7% 11 100%
13 59,1% 9 40,9% 22 100%
Sumber : data primer penelitian
Dari tabel di atas dapat disimpulkan responden yang dilakukan mobilisasi dini hampir
seluruhnya 90,9% penyembuhan lukanya baik, sedangkan responden yang tidak dilakukan
mobilisasi dini hampir setengahnya 27,27% penyembuhan luka kurang baik. Dari uji statistic
Chi-square test di dapatkan nilai Signifikan atau p value = 0,008 (karena nilai p value < 0,05)
dimana ada perbedaan antara dilakukan mobilisasi dini dan tidak dilakukan mobilisaasi dini
maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang artinya ada pengaruh mobilisasi dini terhadap
penyembuhan luka post operasi hernia inguinalis di RS Bedah Mitra Sehat Lamongan.

PEMBAHASAN terjadi pada fase ini yaitu hemostasis dan


1. Tingkat Penyembuhan Luka Dengan pagositosis. Hemostasis (penghentian
Dilakukan Mobilisasi Dini perdarahan) akibat fase konstriksi
Berdasarkan hasil penelitian yang pembuluh darah besar di daerah luka,
dilakukan pada 11 responden yang retraksi pembuluh darah, endapan fibrin
dilakukan mobilisasi dini di dapatkan (menghubungkan jaringan) dan
hampir seluruhnya 10 responden (90,9%) pembentukan bekuan darah di daerah luka.
mempunyai penyembuhan luka yang baik Bekuan darah dibentuk oleh platelet yang
dan sebagian kecil 1 responden (9,1%) menyiapkan matrik fibrin yang menjadi
mempunyai penyembuhan luka yang kerangka bagi pengambilan sel. Scab
kurang baik. (keropeng) juga dibentuk dipermukaan
Sesuai dengan teori Carpenito luka. Bekuan dan jaringan mati, scab
(2000), yang dikutip oleh Hutapea, 2013 membantu hemostasis dan mencegah
bahwa mobilisasi dini adalah kontaminasi luka oleh mikroorganisme.
kebijaksanaan untuk selekas mungkin Dibawah scab epithelial sel berpindah dari
membimbing penderita keluar dari tempat luka ke tepi. Epitelial sel membantu
tidurnya dan membimbingnya selekas sebagai barier antara tubuh dengan
mungkin berjalan. Dimana tujuan dari lingkungan dan mencegah masuknya
mobilisasi dini menurut Garrison (2004) mikroorganisme.
yaitu memperlancar peredaran darah Fase inflamatori juga memerlukan
sehingga mempercepat proses pembuluh darah dan respon seluler
penyembuhan luka. Dua proses utama digunakan untuk mengangkat benda-benda

Halaman | 16
Jurnal Keperawatan

asing dan jaringan mati. Suplai darah yang penyembuhan luka. Semakin dini
meningkat ke jaringan membawa bahan- mobilisasi yang dilakukan maka semakin
bahan dan nutrisi yang diperlukan pada baik proses penyembuhan luka.
proses penyembuhan. Selama sel 2. Tingkat Penyembuhan Luka Yang Tidak
berpindah lekosit (terutama neutropil) Dilakukan Mobilisasi Dini
berpindah ke daerah interstitial. Tempat ini Berdasarkan hasil penelitian yang
ditempati oleh makrofag yang keluar dari dilakukan pada 11 responden yang tidak
monosit selama lebih kurang 24 jam dilakukan mobilisasi dini di dapatkan
setelah cidera / luka. Makrofag ini menelan hampir setengahnya 3 responden (27,3%)
mikroorganisme dan sel debris melalui mempunyai penyembuhan luka yang baik
proses yang disebut pagositosis. Makrofag dan 8 responden sebagian besar (72,7%)
juga mengeluarkanfaktor angiogenesis mempunyai penyembuhan luka yang
(AGF) yang merangsang pembentukan kurang baik.
ujung epitel diakhir pembuluh darah. Menurut Hidayat (2006) imobilisasi
Makrofag dan AGF bersama-sama merupakan keadaan di mana seseorang
mempercepat proses penyembuhan. tidak dapat bergerak secara bebas karena
Dari hasil penelitian didapatkan umur kondisi yang mengganggu pergerakan
sebagian besar responden pada usia > 40 (aktivitas) pada seseorang yang tidak
tahun. dan seluruhnya responden berjenis melakukan mobilisasi (imobilisasi) akan
kelamin laki-laki., dalam penyembuhan mempengaruhi system tubuh dan akan
luka dipengaruhi faktor salah satunya mengalami perubahan dalam setiap
adalah usia, dimana usia mempengaruhi system. Penyembuhan luka lambat di
menurunnya system perbaikan sel dapatkan pada kelompok control, dimana
sehingga dapat memperlambat proses pada kelompok kontrol mobilisasi tidak
penyembuhan luka, dan salah satunya dilakukan sedini mungkin. Sehingga
juga dipengaruhi oleh vaskularisasi untuk sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
peredaran darah agar mempercepat ke daerah luka belum terpenuhi akibatnya
pertumbuhan atau perbaikan sel. Pada perbaikan sel di daerah luka terhambat.
penyembuhan luka di dapatkan usia >40 Hal ini dikarenakan terhambatnya sel yang
tahun, dalam hal ini pada pasien >40 tahun berpindah lekosit (terutama neutropil)
dilakukan mobilisasi dini untuk sirkulasi berpindah ke daerah interstitial. Adapun
darah pada luka bisa adekuat. Sehingga leukosit berguna untuk memakan bakteri
dalam tindakan mobilisasi dilakukan lebih dan debris yang kecil, demikian juga
dini pada post pembedahan hernia monosit dipersiapkan menjadi makrofag
inguinalis akan berpengaruh pada sirkulasi yang akan membersihkan luka dari bakteri
termasuk di daerah pembedahan yang dengan cara fagositosis. Makrofag juga
akan menjadi lancar, sirkulasi darah akan mencerna asam amino dan glukosa yang
membawah nutrisi untuk proses
Halaman | 17
Jurnal Keperawatan

dapat membantu dalam penyembuhan faktor sistemik dan local. Penyembuhan


luka. luka juga bisa dipengaruhi adanya
Dari hasil penelitian didapatkan umur pergerakan dari luar (mobilisasi dini). Hal
sebagian besar responden pada usia > 40 ini sesuai dengan teori jika dilakukan
tahun. dan seluruhnya responden berjenis mobilisasi dini pada post operasi hernia
kelamin laki-laki. Pada penyembuhan luka inguinalis dapat mempercepat
faktor yang mempengaruhi bisa dari penyembuhan luka. Dimana dengan
sistemik dan lokal, untuk faktor sistemik sirkulasi darah yang adekuat akan
bisa mempengaruhi salah satunya adalah menjamin tersedianya suplai oksigen dan
usia, kemungkinan adanya proses nutrisi yang dibutuhkan untuk proses
degenerasi, tidak adekuatnya pemasukan penyembuhan luka. Selain itu, aliran darah
makanan, menurunnya kekebalan. Dimana yang adekuat juga berfungsi untuk
pada pasien post operasi mengalami membuang zat sisa, toksin, bakteri dan
keterbatasan dalam gerak akibat debris-debris yang terbentuk.
pembedahan, bila pasien post operasi tidak
melakukan mobilisasi dini maka sirkulasi KESIMPULAN
dalam luka tidak adekuat. Hal ini Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
merupakan salah satu alasan yang kesimpulan :
menyebabkan skor proses penyembuhan 1. Pada pasien post operasi hernia inguinalis
luka pada kelompok kontrol lebih tinggi dari dengan dilakukan mobilisasi dini di RS
pada kelompok perlakuan yang lebih dini Bedah Mitra sehat Lamongan seluruhnya
melakukan mobilisasi. mempunyai penyembuhan luka baik.
3. Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap 2. Pada pasien post operasi hernia inguinalis
Penyembuhan Luka Di RS Bedah Mitra tidak dilakukan mobilisasi dini di RS Bedah
Sehat Lamongan Mitra sehat Lamongan sebagian besar
Hasil penelitian didapatkan ada mempunyai penyembuhan luka kurang
pengaruh mobilisasi dini terhadap baik.
penyembuhan luka post operasi (nilai 3. Ada pengaruh mobilisasi dini terhadap
P=0,008). Hal ini tentu juga dapat dilihat penyembuhan luka post operasi hernia
pada tabulasi silang, dengan dilakukan inguinalis di RS Bedah Mitra sehat
mobilisasi dini hampir seluruhnya 90,9% Lamongan.
penyembuhannya baik dan sebagian kecil
9,09 penyembuhannya kurang baik. SARAN
Menurut Garrison (2004) tujuan dari 1. Lahan Penelitian
mobilisasi dini yaitu memperlancar Diharapkan ada kebijakan
peredaran darah sehingga mempercepat pelaksanaan mobilisasi dini diterapkan
penyembuhan luka. Pada penyembuhan pada semua pasien post pembedahan
luka post operasi selain dipengaruhi oleh yang tidak mempunyai kontra indikasi,
Halaman | 18
Jurnal Keperawatan

yang bertujuan untuk mempercepat proses http://www.wikipidia.com/keperawatan-


luka-org.id
penyembuhan luka.
2. Responden Notoatmodjo, S, 2007, Promosi Kesehatan
dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta
Diharapkan pada pasien post operasi
hernia inguinalis bisa kooperatif dalam Nova, Yayan, 2009, Hernia, Faculty of
Medicine – University of Riau
melakukan mobilisasi dini untuk
Pekanbaru, Riau 2009
mempercepat penyembuhan luka.
Nursalam, 2008, Konsep dan Penerapan
Metodologi Ilmu Keperawatan, Salemba
DAFTAR PUSTAKA Medika, Jakarta

Akhrita, Zetry, 2011, Penelitian Keperawatan Oswari, E, 2000, Bedah dan perawatannya,
Medikal Bedah, Program Studi Ilmu FKUI, Jakarta
Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas Pramudya, Yopalika, 2011, Luka post operasi,
Program Studi Ilmu Keperawatan
Brunner & Suddarth, 2001, Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Medikal-Bedah, EGC, Jakarta Diponegoro

Dewi, Barriet, 2011, Konsep luka, Basic Ramadhan, 2009, Membantu pasien bergerak
Nursing Department PSIK FIKES UMM (Mobilisasi), diakses dari :
http://wordpress.com/2009/01/19/memb
Feby, 2012, Hernia Inguinalis, diakses dari : antu-pasien -bergerak-mobilisasi
http://moff1234.wordpress.com/2012/06/
11/askep-hernia-lengkap/ R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong, 2004, Buku
ajar ilmu bedah, EGC, Jakarta
Hayati, 2010, Faktor-faktor yang berhubungan
dengan penyembuhan luka pasca Sariadi, 2004, Perawatan Luka, Sagung Seto,
operasi, Fakultas Keperawatan Jakarta
Universitas Andalas
Saryono, 2008, Pemenuhan kebutuhan
Hidayat, Alimul, 2006, Kebutuhan dasar mobilitas fisik pada pasien di ruang
manusia, Salemba Medika, Jakarta bedah, Rekatama, Jakarta

Hutapea, 2013, Konsep Mobilisasi Dini, Schwart, Seymour I, 2000, Intisari prinsip-
Universtias Sumatra Utara prinsip ilmu bedah, EGC, Jakarta

Ismail, 2011, Penyembuhan Luka Perceptual Sugeng, 2012, Hernia Inguinalis, artikel
Digital Imaging: Methods and Sugeng Medica Menjadi sehat dan
Applications, Universitas sejahtera,
Muhammadyah Malang http://sugengmedica.wordpress.com/201
2/03/09/hernia-inguinalis/
Iwan A Suryadi, dkk, 2013, Penelitian Proses
penyembuhan dan penanganan luka, Tenggara, Jeffry, 2008, Hernia Apa dan
Bagian/SMF Ilmu Penyakit Bedah Bagaimana, sitasi tanggal 20 Desember
Fakultas Kedokteran Universitas 2013, http://www.Dennysantoso.com
Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat
Sanglah Denpasar Waqid, Nurul, 2007, Kebutuhan dasar
manusia, EGC, Jakarta
Kamarrullah, M, 2007, Perawatan Luka,
diakses dari :

Halaman | 19

Anda mungkin juga menyukai