Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN

RANGE OF MOTION DI ICU RSUD ULIN BANJARMASIN


Ifa Hafifah*, Erika Handayani, Agianto
Staff Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
1,3

2
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
Alamat Korespondensi: hafifah.ifa@ulm.ac.id

Abstrak
Pasien yang berada di Ruang ICU merupakan pasien dengan tirah baring lama yang memerlukan intervensi medis
berupa Range of Motion, agar tidak terjadi dekubitus dan kekakuan pada sendi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan Range of Motion di ICU Rumah Ssakit Umum
Daerah Ulin Banjarmasin. Penelitian ini merupakan penelitian Korelasional dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2020. Uji statistik menggunakan Chi Square. Sampel yang
digunakan adalah 53 perawat pelaksana di ICU RSUD Ulin Banjarmasin dengan teknik pengambilan sampel yaitu
purposive sampling . Pengambilan data menggunakan 3 instrumen berupa data demografi responden, kuesioner
pengetahuan perawat dan lembar observasi pelaksanaan Range of Motion. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan Range of Motion di ICU RSUD Ulin Banjarmasin 0,004 < α
(0,005). Semakin banyak perawat yang mengikuti pelatihan terkait pelaksanaan Range of Motion atau latihan
rentang gerak sendi, maka pengetahuan perawat dalam pelaksanaan Range of Motion akan semakin bertambah dan
semakin baik lagi. Pengetahuan perawat yang baik terhadap pelaksanaan Range of Motion, maka dapat mengatasi
pencegahan terjadinya dekubitus dan kekakuan sendi secara optimal.

Kata Kunci: ICU, Pengetahuan, perawat, Range of Motion

Abstract
Patients who are in the ICU, are patients with prolonged bed rest who need medical interventions such as Range of
Motion, to avoid pressure sores and joint stiffness. The purpose of this study was to determine the relationship
between nurse’s knowledge and the implementation of Range of Motion at ICU Ulin Regional General Hospital,
Banjarmasin. This study was a correlational study with cross sectional approach. The reseach was carried out in
july to august 2020. Statistical test using Chi Square. The sample of this study were 53 nurses at ICU Ulin Regional
General Hospital, Banjarmasinwith a sampling technique that was purposive sampling . Data collection used 3
instruments such as respondent demoghraphic data, nurses's knowledge questionnaire and observation sheet for the
implementation of Range of Motion. The results obtained that there was a relationship between nurses and the
implementation of Range of Motion at ICU Ulin Regional General Hospital Banjarmasin with 53 respondents 0.004
<α (0.05). The more nurses who take part in training related to the implementation of Range of Motion, the
knowledge of nurses in the implementation of Range of Motion will increase and get better. A good nurse's
knowledge of the implementation of Range of Motion can optimally overcome the prevention of pressure sores and
joint stiffness.

Keywords: ICU, Knowledge, Nurse, Range of Motion


PENDAHULUAN
Pengetahuan merupakan keingintahuan Motion (ROM), agar tidak mengalami
seseorang setelah melihat dan mengenali sesuatu dekubitus (Ayello 2002). Fungsi lain dari
objek (Notoatmojo, 2011). Penginderaan terjadi latihan rentang gerak adalah dapat
melalui panca indera yang dimiliki manusia mencegah terjadinya kontraktur, atropi otot,
berupa mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. meningkatkan peredaran darah ke
Kebanyaka ilmu pengetahuan didapatkan esktremitas, mengurangi kelumpuhan
melalui indra penglihatan dan pendengaran. vascular, dan memberikan kenyamanan pada
Pengetahuan merupakan aspek yang sangat klien. Perawat harus mempersiapkan,
penting untuk membentuk tindakan seseorang membantu dan mengajarkan klien untuk
(over behavior). Perilaku yang didasari oleh latihan rentang gerak yang meliputi semua
sendi (Lukman & Nurna 2009).
pengetahuan lebih bertahan lama dipikiran
Lewis (2005) menyatakan bahwa
daripada perilaku yang tidak didasari
atropi otot karena kurangnya aktifitas dapat
pengetahuan (Notoatmojo 2011).
terjadi hanya dalam jangka waktu kurang
Pasien yang dirawat di Ruang dari satu bulan perawatan tanpa pergerakan
Intensive Care Unit (ICU) yaitu pasien yang otot, jika tidak segera mendapatkan
memerlukan intervensi medis dengan segera penanganan maka akan meyebabkan
oleh tim Intensive care, pasien yang terjadinya komplikasi, salah atunya adalah
memerlukan pengelolaan fungsi sistem kontraktur. Kontraktur dapat menyebabkan
organ tubuh secara terkoordinasi dan terjadinya gangguan fungsional seperti tidak
berkelanjutan sehingga dilakukan bisa dilakukan mobilisasi karena dapat
pengawasan secara terus-menerus menyebabkan patah tulang pada penderita,
(Kemenkes RI 2011). Berdasarkan dan juga dapat menganggu aktifitas sehari-
fenomena yang ada, peneliti mewawancarai hari. Salah satu tindakan yang dapat
enam orang perawat ICU RSUD Ulin mencegah terjadinya kontraktur yaitu ROM,
Banjarmasin, mereka mengatakan bahwa karena saat dilakukan ROM perawat akan
ICU tidak memiliki protokol terkait tindakan menggerakan sendi-sendi pasien agar tidak
ROM. Perawat mengatakan bahwa tindakan terjadi kekakuan sendi yang bisa
ROM dikerjakan oleh fisioterapis yang menyebabkan kontraktur (Asmadi 2008).
sudah mempunyai protokol ROM dan telah ROM diklasifikasikan menjadi dua
mengikuti pelatihan khusus. Perawat yaitu, ROM aktif dan ROM pasif. ROM
mengatakan hanya melakukan tindakan aktif merupakan tindakan ROM yang
mobilisasi dini pada saat pengerjaan dikerjakan sendiri oleh pasien, sedangkan
personal hygiene di pagi hari dan mobilisasi ROM pasif sendiri merupakan tindakan
dini di kerjakan oleh masing-masing ROM yang bisa dikerjakan dengan bantuan
perawat dengan waktu yang berbeda-beda perawat atau fisioterapi. ROM digunakan
atau tidak ada penentuan berapa menit sebagai dasar untuk memastikan adanya
tindakan mobilisasi dini harus dikerjakan. gerakan sendi yang tidak normal. (Potter &
Dekubitus merupakan masalah yang Perry 2010) menyatakan bahwa ROM pasif
sering terjadi di ICU Rumah Sakit Amerika dapat dilakukan oleh terapis atau perawat
Serikat yaitu berkisar 3–11 % pada unit secara langsung, atau melalui mesin seperti
perawatan akut dan 24 % pada unit siklus ergometer atau mesin gerak pasif
perawatan jangka panjang. Oleh karena, itu yang dilakukan secara terus-menerus
pasien yang menjalani perawatan di Ruang (Ahmed & Younis 2015).
intensif sangat penting diberikan Range of
ROM aktif tidak dapat dilakukan di pencegahan terjadinya dekubitus pada
ICU karena sebagian besar pasien pasien ICU, padahal tindakan mobilisasi dini
mengalami penurunan kesadaran, pasien dengan ROM berbeda. Tindakan ROM
yang terpasang ventilasi mekanik dan kritis sangat penting dilakukan pada pasien ICU
akan bertahan selama beberapa hari hingga yang mengalami penurunan kesadaran,
beberapa minggu, sehingga intervensi karena jika tidak ada pergerakkan sendi
mobilitas aktif akan tertunda, dan dapat maka akan berdampak pada pasien dengan
menimbulkan kecacatan. ROM pasif terjadinya kekakuan sendi pada pasien
merupakan kegiatan yang paling selaras sebanyak 15.5%, juga dapat berakibat
untuk pasien kritis dalam bentuk awal dekubitus dengan prevalensi kejadian
penyakit dan dapat digunakan pada pasien sebanyak 40% dan kontraktur otot sebanyak
ke gerakan selanjutnya untuk intervensi 11.8%. Tujuan umum pada penelitian ini
yang lebih aktif pada pasien yang dirawat di adalah untuk mengetahui hubungan
ruang ICU (Griffiths & Hall 2010). Perawat pengetahuan perawat dengan pelaksanaan
beranggapan bahwa tindakan mobilisasi dini Range of Motion (ROM) di ICU RSUD Ulin
sudah mewakili pergerakkan untuk Banjarmasin.

METODE penelitian ini berupa kuesioner yang


diadopsi dari Nasrudi (2017) dan telah
Desain penelitian ini menggunakan dimodifikasi oleh peneliti karena untuk
rancangan penelitian korelasi dan menyesuaikan dengan penelitian yang
pendekatan cross sectional. Besar jumlah diteliti. Kuesioner yang digunakan sudah
sampel didapatkan dari perhitungan mendapatkan izin penelitian dari Nasrudi
menggunakan rumus Slovin dengan jumlah (2017). Kuesioner penelitian yang telah
responden yang didapat yaitu 53 orang. dimodifikasi yang terdiri dari 20 item
Pengambilan sampel yang digunakan pertanyaan berbentuk pilihan ganda yang
pada penelitian ini yakni nonprobabiIity diisi dengan cara menjawab dengan tanda
sampling dengan jenis purposive sampling. silang (X) pada jawaban yang menurut
Data diambil di ruang ICU RSUD Ulin responden benar. Instrumen Kuesioner
Banjarmasin pada bulan Juli - Agustus 2020. pengetahuan perawat dilakukan uji validitas
Sebelum pengambilan data, peneliti dan reliabilitas di RSUD Moch. Ansari
memastikan responden sesuai dengan Saleh kepada 20 orang perawat pelaksana
kriteria yang ditentukan peneliti. Kriteria yang bertugas di Ruang ICU. Instrumen
inklusi pada penelitian ini yaitu, Perawat ketiga pada penelitian ini adalah lembar
pelaksana yang aktif bekerja di ruang ICU observasi yang mengadopsi dari penelitian
RSUD Ulin Banjarmasin dan yang bersedia Mahraini (2018). Uji validitas dan
menjadi responden. Penelitian ini reliabilitas kuesioner pengetahuan perawat
menggunakan tiga instrumen penelitian dan pada 20 orang perawat pelaksanaan dan
sudah pernah digunakan pada penelitian memperoleh nilai r hitung > r table
Nasrudi (2017) untuk Kuesioner 0,444.Analisis data yang digunakan adalah
pengetahuan perawat dan Mahraini (2018) uji Korelasi Chi Square dengan P Value
untuk data demografi responden dan lembar 0,004. Penelitian ini telah dinyatakan layak
observasi pelaksanaan Range of Motion. berdasarkan surat keputusan layak etik
Pada instrumen data demografi dengan item dengan No.086/KEPK-FK
isian terkait tanggal pengisian kuesioner, UNLAM/EC/III/2020 oleh Komisi Etik
inisial, usia, jenis kelamin, pendidikan dan Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran
masa kerja/ruangan. Instrumen kedua pada Universitas Lambung Mangkurat.
HASIL PENELITIAN
Tabel 1.
Karakteristik responden di ruang ICU RSUD Ulin Banjarmasin (n=53)
Karakteristik Responden
No Usia f (Orang) %
1. 17-25 Tahun 2 3,8
2. 26-35 tahun 34 64,1
3. 36-45 tahun 16 30,2
4. 46-55 tahun 1 1,9
Jenis Kelamin
1. Laki-laki 19 35,8
2. Perempuan 34 64,2
Pendidikan Terakhir
1. D III Keperawatan 36 67,9
2. S1 Keperawatan 6 11,3
3. NERS 11 20,8
Masa Kerja
1. < 5 tahun 12 22,6
2. 5-10 tahun 30 56,6
3. > 10 tahun 11 20,8
Pada tabel 1 menunjukkan mayoritas responden yaitu D III Keperawatan
umur responden dalam rentang 26-35 tahun sebanyak 36 orang (67,9%). Sebagian besar
(64,1%). Kebanyakan jenis kelamin responden memiliki masa kerja dalam
responden yaitu perempuan sebanyak 34 rentang 5-10 tahun 30 orang (56,6%).
orang (64,2%). Mayoritas pendidikan

Pengetahuan Perawat dalam Pelaksanaan Range of Motion di ICU RSUD Ulin


Banjarmasin

Hasil penelitian dapat dilihat bahwa berpengetahuan cukup, dan ada 10 (18,9%)
sebanyak 19 (35,8%) responden yang responden yang berpengetahuan kurang
berpengetahuan baik, 24 (45,3%) responden

Pengetahuan Perawat
Tabel 2.
Pengetahuan perawat dalam pelaksanaan Range of Motion di ICU RSUD Ulin Banjarmasin (n=53).
No. Pengetahuan Perawat f (Orang) %
1. Baik 19 35,8
2. Cukup 24 45,3
3. Kurang 10 18,9
Total 53 100

Pelaksanaan Range of Motion di ICU RSUD Ulin Banjarmasin

Pada tabel 3 memperlihatkan bahwa 26 ROM. Pada lembar observasi Range of


(49,1%) responden baik dalam Motion yang dipakai pada penelitian ini
melaksanakan ROM dan 27 (50,9%) terdapat 2 komponen yaitu baik dan kurang
responden kurang baik dalam pelaksanaan baik.

Pelaksanaan Range of Motion


Table 3.
Pelaksanaan Range of Motion di ICU RSUD Ulin Banjarmasin(n=53).
No. Pelaksanaan ROM f(Orang) %
1. Baik 26 49,1
2. Kurang Baik 27 50,9
Total 53 100,0

Hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan Range of Motion di ICU RSUD Ulin
Banjarmasin
Tabel 4.
Hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan Range of Motion di ICU RSUD Ulin Banjarmasin pada bulan
Juli-Agustus 2020.

Pengetahuan Pelaksanaan ROM Total PValue


Perawat Baik Kurang Baik
f % f % f %
Baik 14 73,7 5 26,3 19 100 0,004
Cukup 11 45,8 13 54,2 24 100
Kurang 1 10,0 9 90,0 10 100
Total 26 49,1 27 50,9 53 100

PEMBAHASAN

Didapatkan hasil penelitian dengan hasil Hal ini disebabkan oleh pengalaman yang
nilai kemaknaan/signifikansi 0,004 < α dipunyai responden dikarenakan
(0,005) sehingga ada hubungan antara pengalaman merupakan salah satu faktor
pengetahuan perawat dengan pelaksanaan terbentuknya pengetahuan.
ROM. Penelitian ini mengarah ke arah Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir
positif. Sejalan dengan penelitian dari separuh dari responden yang melaksanakan
(Nurkholis & Alimansur, 2013) hampir latihan rentang gerak sendi dengan tidak
seluruh responden berpengetahuan baik sempurna 27 (50,9%), serupa dengan hasil
(77%) tentang latihan rentang gerak sendi. penelitian dari (Amri Novita, 2019)
mengatakan bahwa lebih dari separuh 21 pelaksanaan latihan (Wang Jiani et al, 2020).
(52,2%) responden yang pelaksanaan latihan Segagasan dengan hasil penelitian yang
rentang gerak kepada pasiennya kurang diteliti oleh peneliti sebagian perawat
baik, disebabkan karena kurangnya memiliki pengetahuan yang baik terhadap
melakukan Pendidikan kesehatan kepada latihan rentang gerak sendi, namun dalam
pasien dan kurangnya mendampingi pasien pelaksanaan latihan rentang gerak masih
melaksanakan latihan rentang gerak, banyak perawat yang memiliki kemampuan
kebanyakan responden yang berpengetahuan kurang baik 27 (50,9%).
kurang baik hanya memberi anjuran kepada Dari hasil penelitian didapatkan hasil,
keluarga pasien untuk melakukan latihan sebagian perawat dengan tingkat
rentang gerak. Dari 40 responden penelitian, pengetahuan yang baik namun tidak dapat
terdapat 23 responden (57,2%) melaksanakan Range of Motion dengan baik.
berpengetahuan rendah. (Ahmad Hannani, 2016) mengemukakan
Sebagai pelaksana utama pada mobilisasi beban kerja yang banyak berpengaruh
dini pasien ICU di China, lebih dari separuh terhadap kinerja perawat dalam melakukan
perawat ICU lulus tes pengetahuan dan asuhan keperawatan. Dimana semakin
memiliki sikap yang positif terkait latihan banyak beban kerja yang perawat pikul
rentang gerak. Perawat memiliki maka berpotensi terjadinya penurunan
pengetahuan baik tentang latihan rentang kinerja yang dia berikan dalam penerapan
gerak, namun memiliki pemahaman kurang asuhan keperawatan. Sebaliknya menurut
terhadap tindakan latihan rentang gerak (Edison dkk, 2019) berpendapat rata-rata
sehingga responden menyarankan untuk lama masa kerja dapat memacu motivasi
penghentian pelaksanaan latihan rentang diantara perawat lainnya untuk
gerak pada pasien ICU, dikarenakan menunjukkan kinerja yang baik terhadap
responden memiliki hambatan utama yang tenaga kerja yang baru atau muda, sehingga
mereka anggap sebagai beban kerja yang dapat dipertahankan supaya dapat dijadikan
sangat berat, ketidakadaan protokol tertulis, contoh untuk perawat yang lainya agar dapat
staf terbatas, dan tidak adanya pelatihan terus meningkatkan kinerja dan memberikan
yang diberikan kepada responden sehingga asuhan keperawatan yang baik.
mereka kurang memahami bagaimana

SIMPULAN Sebagian besar responden masuk dalam


kategori berpengetahuan cukup yaitu 24
Karakteristik responden rata-rata berada orang (45,3%) tetapi masih banyak
dalam rentang usia 26-35 tahun sebanyak 34 responden yang kurang baik pada
orang (64.1%), berjenis kelamin perempuan pelaksanaan Range of Motion yaitu 27 orang
sebanyak 34 orang (64,2%), mayoritas (57,9%). Berdasarkan hasil penelitian dan
responden berpendidikan terakhir DIII pembahasan dapat dikemukakan bahwa
keperawatan sebanyak 36 orang (67,9%), adanya hubungan antara pengetahuan
dan mempunyai masa kerja terbanyak pada perawat dengan pelaksanaan Range of
rentang 5-10 tahun sebanyak 30 orang Motion di ICU dengan nilai P Value 0,004.
(56,6%).
University of Liverpool, Liverpool:
United Kingdom.
Edison, E., Anwar, Y., Komariyah, I. 2018.
DAFTAR PUSTAKA Manajemen Sumber Daya Manusia.
Bandung: Alfabeta.
Ahmad Hannani. 2016. Pengaruh Beban
Kerja, Kepuasan, Fasilitas Terhadap Kementrian Kesehatan RI, 2011, Pedoman
Kinerja Perawat Di Ruang Penyelenggaraan Pelayanan
Perawatan Mawar Lantai II Rumah Intensive Care Unit (ICU) di
Sakit Umum Wisata UTT Makasar. Rumah Sakit.
Jurnal Mirai Manajemen. Vol. 01,
No. 02. Di akses 10 April 2018 Mahraini. 2018. Analisis Pengetahuan
http:/ https://journal.stieamkop.ac Perawat Untuk Melakukan Range of
Motion (ROM) di RSUD Datu
Ahmed, Safaa E. Sayed., & Younis, Gehan Sanggul Rantau. Karya Tulis
A. (2014). The Effect Of Relaxation Ilmiah, Program Studi Ilmu
Techniqueson Quality of Sleep For Keperawatan, Universitas Lambung
Patiens With End- Stage Renal Mangkurat: Banjarbaru.
Failure Undergoing Hemodialysis.
International Journal of Innovative Nasrudi. 2017. Hubungan Pengetahuan dan
and Applied Research. Vol. 2 No. 7 Sikap Tentang ROM Aktif Pada
Pasien Stroke di Ruang Rawat Inap
Amri Novita. 2019. Hubungan Tingkat RS Torabelo. Sekolah Tinggi Ilmu
Pengetahuan dan Sikap Perawat Kesehatan Indonesia Jaya: Palu.
Dengan Pelaksanaan Mobilisasi
Dini Pada Pasien Post Operasi di Nurkholis, Z & Alimansur, M. 2013.
Ruang Bedah dan VIP RSU Mayjen Hubungan Tingkat Pengetahuan
HA Thalib Kerinci Tahun 2017. Perawat Tentang Mobilisasi Dini
Jurnal Menara Ilmu. Jilid 13. No.5. dengan Pelaksanaan Tindakan
Mobilisasi Dini Pada Pasien Post
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Operasi. Jurnal Ilmu Kesehatan.
EGC: Jakarta. Vol. 1 No. 2.
Ayello, E et al., 2002. How and why to do Lewis, et al. 2005. Medical Surgical
pressure ulcer risk assessment. Nursing, Assessment and
Advances in Skin and Wound Care. Management of Clinical Problem.
15(3): 125 – 133. New South Wales: Mosby Inc.
Bauronga A, Ake J, & Lumi M. (2018). Lukman dan Nurna Ningsih. 2009. Asuhan
Hubungan pengetahuan rom dengan keperawatan pada klien dengan
bimbingan keluarga melaksanakan gangguan sistem musculoskeletal.
rom exercise pada pasien stroke di Salemba Medika: Jakarta.
rsu gmim bethesda tomohon. E-
Jurnal Sariputra. 5(2). 3-5. Potter, Perry. 2010. Fundamental Of
Nursing: Consep, Proses and
Griffiths RD & Hall JB. 2010. Practice. Edisi 7. Vol. 3. Jakarta :
Pathophysiology Research Unit, EGC
School of Clinical Sciences,
Wang BSc, Jiani, et al. 2020. Intensive Care early mobilization of patients, Wiley
Unit Nurses Knowledge, attitudes, Online Library.
and perceived barriers regarding

Anda mungkin juga menyukai