Anda di halaman 1dari 5

Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256

Vol. 3 No. 1 Tahun 2020

Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Pelaksanaan Mobilisai Dini Pada


Pasien Post Operasi

Muhammad Arif*, Ida Suryati, Helda Fitri


Progam Studi D-III Keperawatan, STIKEs Perintis Padang
Email : perawat.arif@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pembedahan adalah semua prosedur pengobatan yang menggunakan metode invasif dengan cara
membuka atau memajang bagian tubuh yang akan dirawat. Mengingat komplikasi yang dapat terjadi
pada pasca operasi, maka proses pemulihan kesehatan pasca operasi menjadi sangat penting bagi
pasien. Salah satu prosedur pemulihan yang dapat dilakukan adalah pelatihan pasca operasi, yaitu
mobilisasi dini yang dilakukan segera kepada pasien setelah operasi dimulai di tempat tidur, yaitu
latihan kaki, miring ke kiri dan ke kanan, bangun dan duduk di samping tempat tidur hingga pasien
bangun dari tempat tidur, berdiri dan mulai belajar berjalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan mobilisasi dini
pada pasien pasca operasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional. Penelitian ini akan dilaksanakan di RSUD Sungai Dareh pada bulan November 2019.
Populasi penelitian adalah 517 orang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Alat
yang digunakan untuk pengumpulan data berupa kuesioner. Pengolahan data dilakukan secara
komputerisasi menggunakan program komputerisasi dengan analisis univariat dan bivariat, uji
statistik yang digunakan adalah chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang
memiliki pengetahuan rendah tentang mobilisasi dini 17 responden (56,7%) yang memiliki
pengetahuan rendah, sikap tidak baik 18 (60,0%) yang memiliki sikap kurang baik. Kesimpulan
dalam penelitian ini ada hubungan antara pengetahuan (p = nilai = 0,016), sikap (p = nilai = 0,033)
terhadap Mobilisasi Dini.

Kata Kunci: Sikap, Mobilisasi Dini, Pengetahuan

ABSTRACT
Surgery or surgery are all treatment procedures that use invasive methods by opening or displaying
the part of the body to be treated. Given the complications that can occur in post-surgery, the
postoperative health recovery process is very important for patients. One of the recovery procedures
that can be done is postoperative training, which is early mobilization done immediately to the patient
after the operation begins in bed practice, which is leg training, tilt left and right tilt, get up and sit by
the bed until the patient gets out of bed, stands and start learning to walk. The purpose of this study
was to determine whether there is a relationship between knowledge and attitude with the
implementation of early mobilization in postoperative patients. This research uses descriptive analytic
method using cross sectional approach. This research will be conducted at Sungai Dareh Regional
Hospital in November 2019. The population of the study is 517 people. The sampling technique was
purposive sampling. The tool used for data collection in the form of a questionnaire. Data processing
is done computerized using a computerized program with univariate and bivariate analysis, the
statistical test used is chi-square. The results of this study indicate that respondents who have low
knowledge about early mobilization 17 respondents (56.7%) who have low knowledge, attitude is not
good 18 (60.0%) who have unfavorable attitude. The conclusion in this study there is a relationship
between knowledge (p = value = 0.016), attitude (p = value = 0.033) towards Early Mobilization.

Keywords: Attitude, Early Mobilization, Knowledge

PENDAHULUAN bagian tubuh yang akan ditangani. Pembukaan


Pembedahan atau operasi adalah semua bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan
tindakan pengobatan yang menggunakan cara membuat sayatan (Ningsih, 2011).Salah satu
invasif dengan membuka atau menampilkan layanan yang ada di Rumah Sakit adalah
52
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 3 No. 1 Tahun 2020

layanan pengobatan melalui operasi. Pasien dengan pasca operasi biasanya


Pembedahan atau operasi adalah semua lebihsering berbaring di tempat tidur Karena
tindakan pengobatan yang menggunakan cara pasien masih mempunyai rasa takut untuk
invasif dengan membuka atau menampilkan bergerak.Di samping itu, kurangnya pemahama
bagian tubuh yang akan ditangani n pasien dan keluarga mengenai mobilisasi juga
(R.Sjamsuhidajat & Wim de Jong, 2013). menyebabkan pasien enggan untuk
Asuhan keperawatan perioperatif meliputi melakukan pergerakan pasca operasi. Pada pasie
keperawatan yang diberikan sebelum n pasca operasi sangat penting untuk melakukan
(preoperatif) selama (intraoperatif) dan setelah pergerakan atau mobilisasi. Jika pasien pasca
pembedahan (paskaoperatif). Keperawatan tidak dilakukan mobilisasi dini maka
perioperatif dilakukan berdasarkan proses komplikasi-komplikasi akibat dari pasca operasi
keperawatan dan perawat perlu menetapkan yang tidak ada mobilisasi akan terjadi, seperti
strategi sesuai dengan kebutuhan individu infeksi.
selama periode perioperatif sehingga klien Mobilisasi dini merupakan faktor yang
memperoleh kemudahan sejak datang sampai menonjol dalam mempercepat pemulihan pasca
klien sehat kembali, maka diperlukan asuhan bedah dan dapat mencegah komplikasi bedah,
keperawatan yang berkesinambungan. banyak keuntungan yang bisa diraih dari latihan
Intervensi keperawatan yang optimal serta ditempat tidur dan berjalan pada periode dini
partisipasi aktif dari pasien diharapkan dapat pasca bedah (Ichaner’s, 2009). Dengan
mencegah timbulnya komplikasi paskaoperatif, bergerak akan mencegah kekakuan otot dan
sehingga klien dapat kembali tingkat fungsi sendi sehingga juga mengurangi nyeri menjamin
yang setinggi mungkin (Potter & Perry, 2006). kelancaran peredaran darah, memperbaiki
Setiap klien yang akan dibedah berada pengaturan metabolisme tubuh, mengembalikan
dalam keadaan psikologis tertentu akibat kerja fisiologis organorgan vital yang pada
penyakit yang dideritanya, secara mental akhirnya justru akan mempercepat
penderita harus dipersiapkan untuk menghadapi penyembuhan luka.
pembedahan karena selalu ada rasa cemas dan Mobilisasi dini sudah dapat dilakukan
takut. Klien tahu dia akan dibedah dan akan sejak 8 jam setelah pembedahan, tentu setelah
diobati. Oleh karena itu dia berhak mendapat pasien sadar atau anggota tubuh dapat
penerangan yang jelas tentang pembedahan digerakkan kembali setelah dilakukan
yang akan dijalani. Hal ini mempengaruhi pembiusan regional (Ekakusmawan, 2008). Para
kejiwaan klien sehari-hari menjelang ahli bedah telah memprogramkan mobilisasi
pembedahan (Sjamsuhidayat, 2014). secepatnya (early mobilization) bagi penderita
Mengingat komplikasi yang dapat terjadi pasca bedah, karena fakta–fakta yang
pada pascapembedahan, maka proses pemulihan menunjukkan percepatan kesembuhan luka dan
kesehatan postoperasi merupakan hal yang percepatan kepulihan kekuatan otot.
sangat penting bagi pasien. Oleh sebab itu, Mobilisasi merupakan faktor yang utam
rumah sakit sebagai institusi pelayanan adalam mempercepat pemulihan dan dapat
kesehatan perlu memberikan pelayanan mencegah komplikasi pasca operasi laparatomi.
maksimal yang bertujuan untuk mempercepat Banyak keuntungan yang bias diraih dari latihan
penyembuhan dan pemulihan kesehatan serta di tempa ttidur dan berjalan pada periode dini
mencegah komplikasi dan kecacatan dengan pasca operasi. Mobilisasi segera secara bertahap
melakukan upaya kuratif dan rehabilitatif sangat berguna untuk proses penyembuhan luka
(Depkes RI, 2010). dan mencegah terjadinya infeksi serta trombosis
Salah satu prosedur pemulihan yang bisa vena.
dilakukan adalah latihan postoperasi yaitu Menurut Rustam Muchtar dalam Gusty
mobilisasi dini yang dilakukan segera pada (2011) mobilisasi secara bertahap berguna untuk
pasien setelah operasi dimulai dari latihan di membantu jalannya penyembuhan pasien pasca
tempat tidur yaitu latihan tungkai, miring kiri operasi. Berdasarkan penelitian Raditya (2012)
dan miring kanan, bangun dan duduk disisi di Rumah Sakit Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
tempat tidur sampai pasien turun dari tempat Lampung terhadap 21 responden bahwa dari 12
tidur, berdiri dan mulai belajar berjalan ( responden yang melakukan mobilisasi dini
Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2010). mengalami hari rawat yang cepat (< 5hari).
Sedangkan dari 9 responden yang tidak

53
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 3 No. 1 Tahun 2020

melakukan mobilisasi dini mengalami hari rawat dari data umum pasien (Inisial Responden,
yang lama (> 5hari). Umur, Jenis kelamin, Pendidikan, Alamat) dan
Pada pasien dengan postoperasi sangat lembar observasi. Data dianalisis dengan
diperlukan dilakukan mobilisasi dini, selain itu menggunakan uji statistik chi square test.
pengetahuan postopesasi pasien juga penting
terhadap proses penyembuhan luka
pembedahan. Pengetahuan merupakan hasil dari HASIL DAN PEMBAHASAN
tahu,dan ini terjadi setelah orang melakukan Distribusi frekuensi pengetahuan, sikap dan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. pelaksanaan mobilisasi dini dapat dilihat pada
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan tabel 1.
segenap apa yang diketahui manusia tentang Tabel 1 Distribusi Frekuensi Tingkat
suatu objek tertentu yang akan mempengaruhi Pengetahuan Pasien Post Operasi
perilaku atau kegiatannya.
Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa Variabel f %
pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan seseorang. Pendidikan berarti Pengetahuan
bimbingan yang diberikan seseorang pada orang Rendah 17 56,7
lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat Tinggi 13 43,3
memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa Sikap
semakin rendah pendidikan seseorang semakin Baik 12 40
sulit pula menerima informasi, dan pada Kurang Baik 18 60
akhirnya makin sedikit pula pengetahuan yang Pelaksanaan mobilisasi Dini
dimilikinya. Penelitian Rismalia (2012) yang Dilaksanakan 18 60
menyimpulkan bahwa bahwa pengetahuan Tidak Dilaksanakan 12 40
responden yang kurang akan manfaat mobilisasi
dini menjadi sebab keengganan melakukan Berdasarkan tabel 1 dari 30 orang
mobilisasi dini. Kurangnya pengetahuan responden di temukan lebih dari separoh
responden dikarenakan informan belum pernah responden 17 orang (56,7%) yang memiliki
mendapatkan informasi mengenai mobilisasi pengetahuan rendah,lebih dari separoh
dini. responden 18 orang (60,0%) yang memiliki
Secara teoritis pengetahuan seseorang akan sikap kurang baik, lebih dari separoh responden
membentuk daya kritis untuk bersikapatau 18 orang (60,0%) mengatakan ada
berbuat sesuatu. Sikap merupakan reaksi atau melaksanakan mobilisasi Dini.
respon yang masih tertutup dari seseorang Hal ini sesuai dengan teori Mubarak
terhadap stimulus atau objek. Sikap itu tidak (2007) yang menyatakan bahwa
dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat
ditafsirkan dahulu dari perilaku yang tertutup. pendidikan seseorang. Pendidikan berarti
Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui bimbingan yang diberikan seseorang pada
apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka
dengan pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri
pascaoperasi.
bahwa semakin rendah pendidikan
METODE seseorang semakin sulit pula menerima
Desain penelitian ini adalah analitik dengan informasi, dan pada akhirnya makin sedikit
pendekatan cross sectional . Populasi dalam pula pengetahuan yang dimilikinya.
penelitian ini adalah pasien post operasi di Sejalan dengan hasil penelitian oleh
ruangan rawat inap bedah RSUD Sungai Dareh Rahayu 2019 dengan penelitian Mobilisasi
Tahun 2018 sebanyak 517 orang. Sampel pada dini pada ibu post op sectio caesarea dimana
penelitian sebanyak 30 orang dengan tekhnik terdapat hubungan antara pengetahuan dan
yaitu purposive sampling. Pelaksanaan perilaku ibu post sectio caesarea dalam
penelitian selama 4 minggu terhitung mulai 25 melakukan mobiliasi dini .
Nopember sampai dengan 24 Desember 2019. Kondisi ini berarti bahwa lebih banyak
Pengumpulan data pada penelitian ini
responden yang berpengetahuan rendah
menggunakan lembaran kuesioner yang terdiri
tidak melaksanakan mobilisasi dini dengan
54
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 3 No. 1 Tahun 2020

baik, hal ini dikarenakan mereka tidak ingin memahami apa manfaat mobilisasi dini
pemulihan tubuhnya post operasi lebih cepat tersebut. Bagi perawat rawat inap bedah
bergerak, tetapi masih ada responden yang hendaknya dapat lebih meningkatkan lagi
memiliki pengetahuan tinggi tidak pengetahuan responden tentang pentingnya
melaksanakan mobilisasi dini, hal ini pelaksanakan mobilisasi dini.
disebabkan karena responden tersebut tidak

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Responden Dengan Pelaksanaan


Mobilisasi Dini Pada Pasien Post Operasi

Pelaksanaan Mobilisasi
Dini
Total
Tidak P- Value
Dilaksanakan
Dilaksanakan
f % f % f %
Pengetahuan
Tinggi 11 84,6 2 15,4 13 100
Rendah 7 41,2 10 58,8 17 100 0.016
Total 18 60,0 12 40.0 30 100
Pelaksanaan Mobilisasi Dini
Baik 10 83,3 2 16,7 12 100
0.033
Kurang Baik 8 44,4 10 55,6 18 100
Total 18 60,0 12 40,0 30 100

Dari tabel 2 menunjukkan dari 13 lingkungan dan pengetahuan. Dalam tahap


responden yang memiliki pengetahuan tinggi proses beraktivitas, setelah individu melakukan
didapatkan hampir sebagian besar responden 11 pencarian dan pemrosesan informasi, langkah
orang (84,6%) melaksanakan mobilisasi dini, berikutnya adalah menyikapi informasi yang
dari 17 orang responden yang berpengetahuan diterima, apakah individu akan meyakini
rendah kurang dari sebagian responden 7 orang informasi yang diterima, hal ini berkaitan
(41,2%) melaksanakan mobilisasi dini. Dari uji dengan pengetahuan yang dimiliki.
statistik didapatkan ada hubungan yang Sejalan dengan penelitian Ditya W et all
bermakna antara pengetahuan dengan tentang Hubungan Mobilisasi Dini Dengan
pelaksanaan mobilisasi dini, hal ini ditunjukan Penyembuhan Luka Pada Pasien Pasca
dengan nilai tingkat kemaknaan p=0, 016 (p ≤ Laparatomi bahwa terdapat hubungan antara
0,05), dengan kata lain Ha diterima. 12 mobilisasi dini dengan proses penyembuhan
responden yang memiliki sikap baik didapatkan luka dengan p = 0,003. Berdasarkan penelitian
hampir sebagian besar responden yang lain juga didapatkan bahwa pengaruh mobilisasi
melaksanakan mobilisasi dini 10 orang (83,3%) setelah pasca operasi laparatomi sangat besar
dan dari 18 responden yang memiliki sikap manfaatnya dalam proses penyembuhan luka,
kurang baik didapatkan sebagian kecil karena mobilisasi dapat meningkatkan sirkulasi
responden 8 orang (44,4%) melaksanakan didaerah insisi sehingga akan meningkatkan
mobilisasi dini. Dari uji statistik didapatkan ada transportasi zat-zat essensial yang berperan
hubungan yang bermakna antara sikap dengan dalam proses penyembuhan luka.
pelaksanaan mobilisasi dini hal ini di tunjukan Menurut asumsi peneliti bahwa yang
dengan nilai tingkat kemaknaan p=0,033 (p memiliki sikap baik mempunyai hubungan yang
≤0,05), dengan kata lain Ha diterima. kuat terhadap pelaksanaan mobilisasi dini.
Hasil penelitian ini didukung oleh teori Karena sikap mencerminkan perilaku seseorang
Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa dan sikap merupakan faktor yang berperan
sikap dan tindakan merupakan respon internal dalam perilaku kesehatan sedangkan masih ada
setelah adanya pemikiran, tanggapan, sikap responden yang bersikap baik tidak
batin dan pengetahuan. Tindakan atau perilaku melaksanakan mobilisasi dinidan perawat rawat
manusiawi ini dipengaruhi oleh keturunan, inap bedah sudah memberikan informasi kepada

55
Prosiding Seminar Kesehatan Perintis E-ISSN : 2622-2256
Vol. 3 No. 1 Tahun 2020

pasien tentang mobilisasi dini, kondisi ini Eka Kusmawan (2208). Pentingnya Bergerak
disebabkan responden belum mendukung untuk Pasca Operasi.
melakukan mobilisasi dini dan responden tidak (http://www.spesialisbedah.com)
ingin pemulihan tubunya lebih cepat setelah Hidayat, A.A & Uliyah, M (2014). Pengantar
post operasi. Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2 Buku 1.
Jakarta : Salemba Medika
KESIMPULAN Mubarak, Wahit Iqbal, Chayatin, Nurul (2007)
Lebih dari separoh responden (56,7%) Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan
mempunyai pengetahuan rendah tentang Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika
pelaksanaan mobilisasi dini. Lebih dari Notoadmojo, soekidjo, (2007). Metodologi
separoh responden (60,0%) responden yang Penelitian kesehatan. Jakarta. Rineka
memiliki sikap kurang baik tentang Cipta.
pelaksanaan mobilisasi dini. Terdapat Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan
hubungan yang signifikan antara Metodologi Penelitian dan Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis
pengetahuan dengan pelaksanaan mobilisasi
dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
dini pada pasien post operasi tahun 2019 Jakarta. Salemba Medika
yaitu p=0,016 (p ≤ 0,05). Terdapat Poter P. A (2006). Buku Ajar Fundamental
hubungan yang segnifikan antara sikap Keperawatan : Konsep, Proses Dan
dengan pelaksanaan mobilisasi dini pada Praktek Volume 2, Jakarta : EGC
pasien post operasi p=0,033 (p ≤ 0,05). Bagi Rahayu D (2019) Mobilisasi Dini Pada Ibu Psot
institusi pelayanan kesehatan diharapkan Oep Sectio Caesarea. Hal 111-118.
agar lebih meningkatkan edukasi tentang Kendal. Akper Dharma Husada
mobilisasi dini pada pasien post operasi. Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar.
Jakarta. Badan Pengembangan dan
REFERENSI Penelitian Kesehatan Kementrian RI.
Bare & Smeltzer (2002). Buku Ajar Rismalia R (2010). Gambaran Pengetahuan
Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol 3. dan perilaku pasien pasca operasi
Jakarta : EGC appendectomy tentang mobilisasi dini Di
RSUP Fatmawati Tahun 2019. Jakarta
FKIK UIN Syarif Hidayatullah

56

Anda mungkin juga menyukai