Anda di halaman 1dari 6

ARTICLE REVIEW

APLIKASI TERAPI OKSIGEN HIGH FLOW NASAL CANNULE


Singh Gurmeet, Rumende C.Martin, Dhairyanto A.
Division of Respirology and Critical Care Internal Medicine, Internal Medicine Department,
Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia

ABSTRACT

High Flow Nasal Cannule is a high flow oxygen therapy using specific equipment so that it
can give high flow oxygen using nasal cannule. High flow nasal cannule can achieve FiO2
100%. High flow nasal cannule reduce airway resistance so that improve ventilation and
oxygenation. Application of high flow nasal cannule is high cost and a special training is
needed, however its effectivity is proven in several studies. In COVID-19 cases, HFNC is
effective and also can improve patient’s survival. Moreover, HFNC can provide comfort to
the patient.

Keywords: oxygen, high flow nasal cannule

ABSTRAK

High flow nasal cannule (HFNC) merupakan salah satu terapi oksigen aliran tinggi namun
dengan menggunakan alat khusus sehingga mampu memberikan aliran tinggi meskipun den-
gan kanula nasal. High flow nasal cannule dapat memberikan fraction of inspired oxygen
(FiO2) sampai 100%. High flow nasal cannule menurunkan resistensi jalan napas pasien seh-
ingga memperbaiki ventilasi dan oksigenasi. High flow nasal cannule mahal dan memerlukan
pelatihan khusus, namun efektivitasnya telah terbukti di berbagai penelitian dalam menangani
berbagai masalah oksigenasi dan pernapasan. Pada kasus COVID-19, HFNC terbukti efektif
dan memperbaiki kesintasan pasien. Selain itu, HFNC terbukti memberikan rasa nyaman bagi
pasien yang menjalaninya

Kata kunci: oksigen, high flow nasal cannule


Correspondence :
Singh G, Rumende CM, Dhairyanto A
Division of Respirology and Critical Care Internal
Medicine, Internal Medicine Department,
Cipto Mangunkusumo National General Hospital,
Faculty of Medicine, Universitas Indonesia
Email : Ina.J.Chest@gmail.com

How to cite this article :


APLIKASI TERAPI OKSIGEN HIGH FLOW
NASAL CANNULE

2323
Indonesia Journal Chest | Vol.8 No.2 July-December. 2021
Terapi Oksigen HFNC oksigenasi dengan cara membuat
Komponen-komponen dasar HFNC lingkungan tekanan positif dimana
antara lain generator aliran yang bisa HFNC menekan bagian inferior
mengalirkan oksigen hingga 60 liter per nasofaring ke luar. Hal ini mendilatasi
menit, blender udara-oksigen yang bisa radius jalan napas dan menurunkan
memberikan FiO2 mulai dari 21 – 100% resistensi aliran jalan napas, sehingga
tanpa dipengaruhi kecepatan alirannya, meningkatkan potensial ventilasi dan
dan juga pelembab (humidifier) yang oksigenasi. Ada beberapa studi
melarutkan campuran gas pada suhu 31 – fisiologi yang menunjukkan perbaikan
37oC. Untuk meminimalisasi mekanika respirasi yang sesuai dengan
pengembunan, gas yang terhumidifikasi hipotesis yang sudah disebutkan di
dan terpanaskan ini diantarkan melalui atas dengan cara menurunkan
tuba yang terpanaskan melalui wide- frekuensi napas dan meningkatkan
bore nasal prong. Saat ini terdapat 5 TV.1,2
mekanisme fisiologis yang diyakini
berperan terhadap efektivitas HFNC High flow nasal cannule juga
sebagai berikut.1 membuat PEEP (positive end-
1. Pembuangan gas-gas termasuk CO2 expiratory pressure) ke jalan-jalan
di dead space fisiologis napas bagian bawah sehingga
2. Penurunan frekuensi pernapasan mencegah kolapsnya alveolus akibat
3. Positive end-expiratory pressure peningkatan tekanan permukaan ketika
(PEEP) ekshalasi. Sebagai tambahan, hal ini
4. Peningkatan Tidal Volume (TV) meningkatkan rekrutmen alveolus,
5. Peningkatan volume akhir ekspirasi meningkatkan ketersediaan permukaan
saluran napas yang efektif di paru
dalam hal difusi baik ke darah ataupun
Dead space fisiologis mencakup dari darah. Namun untuk memperoleh
sekitar sepertiga dari TV. Hal ini keuntungan maskimal dari PEEP pada
mengakibatkan akumulasi CO2 dan HFNC, mulut pasien harus tertutup.
berkurangnya O2 untuk difusi ketika Psositive end-expiratory pressure
ventilasi tidak efektif dalam cycling ketika mulut tertutup sekitar 1 cmH2O
udara inspirasi dengan air yang untuk aliran 10 liter. Terdapat
tertahan di dead space. Tingginya peningkatan volume akhir ekspirasi
kecepatan aliran yang terlibat dalam dengan adanya peningkatan PEEP.3,4
pengantaran HFNC mengantarkan
volume udara melebihi ventilasi Sistem HFNC umumnya yang telah
fisiologis pasien, sehingga terjadi didesain dengan penghangatan dan
peningkatan ventilasi dan juga humidifikasi yang cukup
mengakibatkan pemindahan kelebihan sehingga tidak mengiritasi mukosa,
CO2 dengan kelebihan O2. Hal ini sehingga tentunya lebih nyaman bagi
mengakibatkan peningkatan tekanan pasien (suhu 31 – 37oC). Kenyamanan
O2 alveolar (PaO2) sehingga terjadi ini tentunya berpengaruh terhadap
gradien difusi O2 yang lebih besar dan perbaikan kepatuhan dan juga keluaran
berpotensi memperbaiki oksigenasi yang lebih baik.5,6
pasien.1
Keterbatasan HFNC adalah mahal
Selain itu HFNC menurunkan dibandingkan dengan terapi oksigen
resistensi jalan napas nasofaring LFNC (low flow nasal cannule), lebih
sehingga memperbaiki ventilasi dan kompleks dan memerlukan pelatihan

24 Indonesia Journal Chest | Vol.8 No.2 July-December. 2021


khusus untuk memulai terapi, mengontrol FiO2 dan aliran oksigen
mobilitas yang berkurang, ada risiko pada NIV dan HFNC lebih
penyegelan saluran yang tidak efektif menguntungkan ketimbang terapi
sehingga bisa terjadi kebocoran udara oksigen biasa pada pasien dengan
dan kehilangan efek tekanan jalan AHRF, lebih rentan mengalami
napas positif, kemungkinan hiperkapnia. HFNC tentunya lebih
tertundanya intubasi, dan potensi nyaman dibandingkan NIV.1
menunda keputusan akhir hayat yang
kurang tepat (Spoletini et al. 2015). Terapi HFNC bisa membantu
Selain itu ada kemungkinan preoksigenasi pada pasien yang sadar
memerlukan ventilasi noninvasif, penuh dengan cara memberikan
termasuk pasien- pasien dengan oksigen aliran tinggi dan FiO2 sangat
penurunan kesadaran, cedera wajah, tinggi sehingga meningkatkan PO2..
sekresi berlebihan dengan risiko Umumnya yang digunakan sebelum
aspirasi, dan instabilitas ada HFCN adalah dengan
hemodinamik.7,8 nonrebreathing oxygen mask (NRM).
Menurut Miguel-Mantanes et al.
Acute hypoxemic respiratory failure (2005), HFNC meningkatkan
terjadi akibat adanya pirau darah oksigensi secara signifikan semasa
intrapulmoner karena kolaps ataupun intubasi dibandingkan dengan NRM.
pengisian ruang udara. Biasanya Sehingga HFNC superior terhadap
refrakter terhadap oksigen NRM ataupun NIV pada masa
suplemental. Hal ini terjadi bila ada preintubasi. Armnan et al. (2017)
peningkatan tekanan hidrostatik menemukan bahwa tidak ada
alveolus-kapiler, permeablitas perbedaan bermakna pada saturasi
alveolus-kapiler, darah akibat oksigen pascaekstubasi antara LFNC
perdarahan, dan/atau cairan karena dan HFNC di ICU, namun LFNC
kondisi inflamasi seperti pneumonia. memerlukan frekuensi nadi dan
Uji FLORALI menemukan bahwa frekuensi napas yang lebih tinggi
meskipun HFNC tidak menurunkan untuk mempertahankan saturasi
angka intubasi di antara pasien-pasien oksigen yang sama dibandingkan
imunokompeten dengan gagal napas HFNC.1
hipoksik non-hiperkapnik, pasien-
pasien yang mendapatkan terapi Pemantauan HRNC
HFNC mengalami penurunan Pemantauan HFNC dilakukan
mortalitas, di ruang intensive care unit berdasarkan algoritme dan
(ICU) dan dalam 90 hari. Hasilnya menggunakan indeks ROX
juga menunjukkan peningkatan hari (respiratory rate oxygenation) dan
bebas-ventilator, derajat kenyamanan, juga perubahannya. Indeks ROX
dan penurunan keparahan dispnea, dan menggunakan saturasi oksigen, fraksi
penurunan frekuensi pernapasan tanpa oksigen, serta frekuensi nafas. Indeks
ditemukan efek buruk pada uji ini. ROX dihitung ketika HFNC sudah
Studi oleh Stephen et al. dan Maggiore berjalan 2 jam 6 jam, dan 12 jam. Nilai
et al. menunjukkan bahwa HFNC skor <2,85 pada 2 jam penggunaan
sama efektifnya dengan non-invasive HFNC harus dipertimbangkan
ventilation (NIV) dalam hal intubasi. Bila skor 2,85 – 4,87,
menghindari intubasi dan mengurangi tingkatkan fraksi oksigen dan re-
mortalitas.9 evaluasi dalam 30 menit untuk
dibandingkan dengan skor ROX saat
Secara fisiologis, kemampuan untuk awal. Perbedaan skor ROX

2525
Indonesia Journal Chest | Vol.8 No.2 July-December. 2021
(ΔROX) <0,5 harus dipertimbangkan FiO2 untuk mempertahankan kadar
intubasi, dan ΔROX >0,5, lanjutkan SpO2 92 – 98%. Lalu ulangi proses
pemantauan. Apabila skor ROX kembali.9
setelah HFNC berjalan 2 jam lebih
dari 4,88, maka kondisi pasien dinilai Penyapihan Ventilator ke LFNC
aman.9 Kriteria untuk penyapihan antara lain
klinis stabil, frekuensi nafas <24,
Pada penggunaan HFNC selama 6 jam frekuensi nadi <110, pH darah >7,35,
dengan skor ROX <3,47, harus saturasi oksigen >90% dengan fraksi
dipertimbangkan intubasi, sementara oksigen 50%, PEEP <10 cmH2O,
skor 3,47 – 4,87 harus di lakukan sekresi terkontrol, pasien mampu
penambahan fraksi oksigen dan re- meproteksi jalan napas, batuk pasien
evaluasi dalam 30 menit kemudian. adekuat, dan pasien sadar. asien yang
Pada penggunaan HNFC selama 12 memenuhi kriteria dapat diturunkan
jam terapi HFNC dengan skor ROX turun IPAP (inspiratory positive
<3,85, harus dipertimbangkan intubasi. airway pressure) 2 – 3 cmH2O secara
Bila skor 3,47 – 4,87, harus dilakukan bertahap sambil dipantau tanda
penambahan fraksi oksigen dan re- distress nafas.9
evaluasi dalam 30 menit.9
Pasca ekstubasi, pasien diberikan
Beberapa hal yang harus diperhatikan aliran tertinggi yang dapat ditoleransi
antara lain: 50 – 60 liter per menit dengan FiO2
1. Apakah pasien tampak lebih 100% selama hari pertama
nyaman? pascaekstubasi. Lalu dititrasi turun
2. Apakah usaha bernapas pasien dengan pemantauan frekuensi napas.
berkurang?
Titrasi turun dilakukan bila takipnea
3. Apakah kebutuhan O2 sudah dan dispnea membaik. Selanjutnya,
berkurang?
untuk penyaphan dari HFNC ke LFNC
4. Pemantauan HR, RR, SpO2, dan dapat dilihat di pembahasan
juga usaha bernapas sebelumnya.9
5. Komunikasi yang baik antar tim

Penyapihan HFNC ke LFNC


Terapi HFNC pada Coronavirus Disease
Penyapihan dapat dilakukan jika SpO2
2019 (COVID-19)
>92%. Bila SpO2 >92%, mulai
Penggunaan HFNC pada kasus
kurangi FiO2 menjadi 5% dari FiO2
COVID-19 dinilai baik untuk kondisi
semalam perlahan-lahan. Bila SpO2
gagal napas hipoksemik akut (acute
92 – 98% atau lebih selama >4 jam
hypoxemic respiratory failure) dengan
dengan HFNC dengan udara ruangan
cara pemakaian dan penyetelan juga
(FiO2 21%). Hentikan HFNC dan
kurang lebih sama pada kasus-kasus
lepaskan nasal kanul dan biarkan
non-COVID-19.10
pasien bernapas di udara ruang. Bila
SpO2 92 – 98%, maka pasien bisa
Calligaro, et al. mencatat bahwa pada
menggunakan LFNC. Bila SpO2
kondisi dimana perawatan ICU dan
<92% kapanpun saat pemantauan,
ventilasi mekanik terbatas, HFNC
ulangi kembali HFNC dengan
untuk gagal napas pada kasus COVID-
kecepatan 2 L/kgBB/menit dengan
19 berat terbukti mampu laksana
udara ruang (FiO2 21%). Pantau
walaupun bukan di ICU dan >50%
kembali selama10 menit dengan udara
berhasil disapih dari HFNC ke
ruang, bila SpO2 92%, tingkatkan
suplementasi oksigen biasa tanpa perlu

26 Indonesia Journal Chest | Vol.8 No.2 July-December. 2021


ventilasi mekanik. Namun mortalitas Daftar Pustaka
pada pasien yang gagal dalam terapi 1. Hall JE, Hall ME. Guyton and Hall
HFNC tinggi.10 Textbook of Medical Physiology. 14th
ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.
Studi 293 pasien di RS Groote Schuur 2020)
dan Tygerberg di Cape Town,Afrika 2. Mündel T, Feng S, Tatkov S, Schneider
Selatan, yang berhasil ditatalaksana H. Mechanisms of nasal high flow on
sebanyak 137 pasien (47%), dan di ventilation during wakefulness and
antara 137 pasien itu 128 pulang sleep. J Appl Physiol (1985). 2013
(93%), 8 pasien (6%) masih dirawat Apr;114(8):1058-65)
inap, dan 1 pasien (1%) meninggal 3. Parke RL, McGuinness SP. Pressures
setelah penyapihan delivered by nasal high flow oxygen
HFNC. Didapatkan 156 pasien (53%) during all phases of the respiratory
gagal dengan HFNC dan 45 pasien cycle. Respir Care. 2013
(42%) diantaranya meninggal.10 Oct;58(10):1621-4
4. Mündel T, Feng S, Tatkov S, Schneider
Kesimpulan H. Mechanisms of nasal high flow on
High flow nasal cannule merupakan ventilation during wakefulness and
terapi yang relatif baru dan tidak semua sleep. J Appl Physiol (1985). 2013
orang tahu banyak mengenai peralatan Apr;114(8):1058-65)
ataupun cara penggunaannya. Perlu 5. Segovia B, Velasco D, Oriol AJ, Lobato
pelatihan khusus untuk dokter, SD. Combination Therapy in Patients
perawat, dan juga fisioterapis with Acute Respiratory Failure: High-
respiratorik sebelum modalitas terapi Flow Nasal Cannula and Non-Invasive
ini diperkenalkan di RS. Sebuah tim Mechanical Ventilation. Arch
yang terdiri atas terapis respiratorik, Bronconeumol. 2019 Mar;55(3):166-7
perawat klinis, perawat perawatan 6. Piastra M, Morena TC, Antonelli M,
kritis, dan dokter bisa membantu Conti G. Uncommon barotrauma while
meningkatkan keluaran terapi HFNC. on high-flow nasal cannula. Intensive
Perawat yang merawat pasien bisa Care Med. 2018 Dec;44(12):2288-9)
membantu tim medis dengan cara 7. Frat JP, Thille AW, Mercat A, Girault C,
memonitor tanda-tanda vital dan juga Ragot S, Perbet S, et al. FLORALI
usaha napas pasien selama menjalani Study Group. REVA Network. High-
terapi HFNC agar terhindar dari risiko flow oxygen through nasal cannula in
ancaman pernapasan. Terapis acute hypoxemic respiratory failure. N
respiratorik bisa melakukan titrasi Engl J Med. 2015 Jun 04;372(23):2185-
aliran oksigen dan juga persentasi 96)
oksigen agar sesuai dengan kebutuhan
pasien dan juga mengurani risiko
oksigenasi berlebih ataupun
barotrauma. Pada kasus COVID-19,
HFNC juga dapat digunakan dengan
cara penyetelan alat dan pemantauan
yang sama dengan kasus non-COVID-
19. Indikasi HFNC pada kasus HFNC
juga disesuaikan dengan indikasi
medisnya.

2727
Indonesia Journal Chest | Vol.8 No.2 July-December. 2021
8. Ricard J. Use of nasal high flow
oxygen during acute respiratory
failure. In: Intensive Care
Medicine 46. 2238-47. 2020)
9. Malik I. High Flow Nasal
Cannula HFNC IN COVD-19
Patients (HFNC19LGH). In:
Herbert M. Emergency
Medicine: Reviews and
Perspective 2020. 18(12): 13
10. Calligaro GL, Lalla U, Audley
G, Gina P, Miller MG,
Mendelson M, et al. The utility
of high-flow nasal oxygen for
severe COVID-19 pneumonia
in resource-constrained setting:
A multi-centre prospective
observational study. In: The
Lancet Volume 28, November
2020

28 Indonesia Journal Chest | Vol.8 No.2 July-December. 2021

Anda mungkin juga menyukai