PENDAHULUAN
Endoskopi saluran cerna bagian atas merupakan suatu prosedur minimal invasive
dengan menggunakan endoskop untuk melihat keadaan dalam saluran cerna.
Endoskopi saluran cerna bagian atas digunakan untuk menilai struktur esophagus,
lambung, hingga duodenum.1,2 Adanya gejala- gejala penyakit saluran cerna bagian
atas seperti disfagia, gejala refluks asam lambung, perdarahan saluran cerna dll
menjadi indikasi dilakukannya endoskopi saluran cerna bagian atas. Endoskopi
saluran cerna bagian atas digunakan tidak hanya sebagai alat diagnostik tetapi
digunakan untuk prosedur terapi.1,2
Dalam proses diagnosis dan terapi menggunakan endoskopi terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan salah satunya adalah prosedur anestesi. Proses endoskopi
dapat menggunakan tindakan anestesi berupa sedasi maupun non sedasi. Tujuan
dilakukannya sedasi diantaranya untuk mengurangi rasa tidak nyaman saat
berlangsungnya prosedur endoskopi, meningkatkan hasil pemeriksaan dan
mengurangi ingatan pasien saat dilakukan tindakan endoskopi.1,3 Proses endoskopi
tanpa sedasi dapat dilakukan dengan menggunakan diameter endoskop berukuran
kecil yaitu kurang dari enam millimeter. Pada prosedur endoskopi tanpa sedasi pasien
dapat diberikan anestesi topikal menggunakan lidocaine, tetracaine dan benzocaine.
Sedangkan pada proses endoskopi menggunakan sedasi digunakan obat-obatan
sedative seperti golongan benzodiazepine yaitu midazolame dan diazepam atau dapat
dikombinasikan dengan obat opiate seperti meperidine dan fentanyl. 1,3
Terapi oksigen non-invasif yang baru-baru ini dikembangkan adalah High Flow
Nasal Cannule (HFNC). Terapi oksigen ini dapat memberikan oksigen yang
dihangatkan dan lembab melalui nasal kanul, serta laju aliran oksigen yang dapat
diprediksi (60 L/mnt) dan FiO2 (naik hingga 100%). Dalam terapi HFNC, aliran yang
tinggi juga menghasilkan tekanan positif di dalam rongga nasofaring dan rongga
dada.10 yang akan mengurangi obstruksi jalan napas dan meningkatkan volume akhir
ekspirasi paru. Karena potensinya untuk meningkatkan oksigenasi dan ventilasi,
HFNC telah diterapkan di banyak situasi klinis untuk mencegah hipoksemia, seperti:
dalam intubasi, sedasi ringan selama bronkoskopi dan beberapa perawatan gigi di
bawah sedasi intravena. Selain itu, beberapa penelitian randomized controlled trial
secara acak telah menunjukkan bahwa HFNC juga bisa mengurangi risiko
hipoksemia selama sedasi endoskopi saluran cerna pencernaan.11,12 Penelitian lainnya
yang berasal dari kim et al. yang menunjukan pemberian nasal kanul standar tidak
cukup memenuhi kebutuhan oksigen pada pasien dengan sedasi dalam pada proses
ERCP (endoscopic retrograde cholangiopancreatography) karena hanya memberi
FiO2 kurang dari 0,4 dan menyebabkan pasien merasa tidak nyaman serta perdarahan
hidung. Peneltian dari kim et al juga menyimpulkan bahwa HFNC memberikan
oksigenisasi yang adekuat pada proses endoskopi saluran cerna.12
1. Early, D.S., Ben-Menachem, T., Decker, G.A., Evans, J.A., Fanelli, R.D.,
Fisher, D.A., Fukami, N., Hwang, J.H., Jain, R., Jue, T.L. and Khan, K.M.,
2012. Appropriate use of GI endoscopy. Gastrointestinal endoscopy, 75(6),
pp.1127-1131.
2. Lichtenstein, D.R., Jagannath, S. and Baron, T.H., 2008. Standards of Practice
Committee of the American Society for Gastrointestinal Endoscopy
Guidelines. Sedation and anesthesia in GI endoscopy. Gastrointest Endosc,
68, pp.815-26.
3. Trevisani L, Zelante A, Sartori S. Colonoscopy, pain and fears: is it an
indissoluble trinomial? World J Gastrointest Endosc. 2014;6(6):227–33.
4. Dayna S. Early. Guidelines for sedation and anesthesia in GI endoscopy.
American Society for Gastrointestinal Endoscopy
0016-5107/$36.00. http://dx.doi.org/10.1016/j.gie.2017.07.018
5. Vargo JJ, DeLegge MH, Feld AD, et al. Multisociety sedation curriculum
for gastrointestinal endoscopy. Gastrointest Endosc 2012;76:e1-25
6. Eva P. Hypoxemia during procedural sedation in adult patients: a
retrospective observational study. Department of Anesthesiology, UMC
Utrecht, Heidelberglaan 100, Utrecht, The Netherlands. 20 april 2021.
7. Seung Hyun Kim. Comparison of high flow nasal oxygen and conventional
nasal cannula during gastrointestinal endoscopic sedation in the prone
position: a randomized trial. Department of Anesthesiology and Pain
Medicine, Anesthesia and Pain Research Institute, Severance Hospital, Yonsei
University College of Medicine, Seoul, Korea. 3 june 2020
8. Bickler PE, Feiner JR, Lipnick MS, Batchelder P, MacLeod DB,
Severinghaus JW. Effects of acute, profound hypoxia on healthy humans:
implications for safety of tests evaluating pulse oximetry or tissue oximetry
performance. Anesth Analg. 2017;124:146–153.
9. Aguirre JA, Etzensperger F, Brada M, et al. The beach chair
position for shoulder surgery in intravenous general anesthesia
and controlled hypotension: impact on cerebral oxygenation,
cerebral blood flow and neurobehavioral outcome. J Clin Anesth
2019; 53: 40-8
10. Parke RL, McGuinness SP. Pressures delivered by nasal high fow oxygen
during all phases of the respiratory cycle. Respir Care. 2013;58(10):1621–4.
11. Lin Y, Zhang X, Li L, Wei M, Zhao B, Wang X, et al. High-fow nasal
cannula oxygen therapy and hypoxia during gastroscopy with propofol
sedation: a randomized multicenter clinical trial. Gastrointest Endosc.
2019;90(4):591–601.
12. Kim SH, Bang S, Lee KY, Park SW, Park JY, Lee HS, et al. Comparison of
high fow nasal oxygen and conventional nasal cannula during gastrointestinal
endoscopic sedation in the prone position: a randomized trial. Can J
Anaesth. 2021;68(4):460–6.