PEMBIMBING :
DR. AFLAH EDDIN, SP. AN
KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESI
PERIODE 28 JANUARI – 3 FEBRUARI 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN YARSI – RSUD PASAR REBO
Laparoskopi
◦ Definisi
Anestesi secara umum artinya suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika
melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan
rasa sakit pada tubuh.
Bertujuan agar usus tertekan ke bawah dan menciptakan ruang di dalam perut.
Setelah perut terisi gas CO2, alat trocar dimasukkan, pipa dengan klep untuk
akses kamera dan alat-alat lain selama pembedahan.
Ada empat trocar yang dipasang di tubuh:
1. Terletak di pusar.
2. Kira-kira letaknya 2-4 cm dari tulang dada (antara dada dan pusar) selebar
5-10 mm.
Selain itu, CO2 menimbulkan efek lokal maupun sistemik, dapat terjadi
hipertensi, takikardi, vasodilatasi pembuluh serebral, ↑ CO, hiperkarbi, dan
respiratory acidosis.
◦ Keuntungan Prosedur Laparoskopi
Fungsi paru pasca operasi tidak terganggu dan sedikit kemungkinan terjadi
atelektasis setelah prosedur laparoskopi.
Setelah operasi fungsi pencernaan pasien pulih lebih cepat, masa rawat inap
rumah sakit pendek, serta lebih cepat kembali beraktivitas.
◦ Kerugian Prosedur Laparoskopi
Komplikasi dapat terjadi langsung / tidak langsung karena kebutuhan
insuflasi CO2 untuk membuat ruang operasi. CO2 masuk kedalam pembuluh
darah secara cepat. Gas yang tidak larut terakumulasi didalam jantung
kanan menyebabkan hipotensi dan cardiac arrest.
Hal serius lain adalah pneumothorak, jika gas masuk ke dalam rongga thorax
melalui luka atau insisi yang dibuat sewaktu pembedahan.
◦ Respon Fisiologi Selama Bedah Laparoskopi
Perubahan hemodinamik dan ventilasi dapat terjadi dikarenakan insuflasi
CO2 ke dalam rongga peritoneum menyebabkan terjadinya
pneumoperitoneum yang bermanfaat untuk visualisasi selama prosedur
laparoskopi.
◦ Evaluasi Preoperasi
Secara umum sebelum memulai anestesi, dilakukan terlebih dulu anamnesis dan
pf. Karena perubahan tekanan hemodinamik dan respirasi terjadi pada pasien
selama prosedur laparoskopi, evaluasi sebelum operasi difokuskan untuk
mengidentifikasi pasien dengan penyakit paru berat dan gangguan fungsi
jantung.
◦ Manajemen Intraoperatif
Pengukuran TD non invasive dan kapnografi penting untuk mengikuti efek
hemodinamik dan pneumoperitoneum pada respirasi dan perubahan posisi.
Dalam situasi tertentu, monitor pengukuran tekanan arteri sebaiknya dilakukan.
Untuk mencegah aspirasi paru dan menjaga jalan nafas, perlu pemasangan ETT
dikarenakan dapat mengurangi tekanan udara lambung, ↓ resiko kerusakan
gaster, dan memperbaiki visualisasi selama operasi. Pada saat tekanan
intraabdomen ↑ karena pneumoperitoneum, ETT dapat digunakan untuk
memberikan tekanan ventilasi yang positif untuk mencegah hipoksemia dan
untuk mengekskresikan kelebihan CO2 yang diabsorbsi.
Obat anestesi yang digunakan berupa volatile agent, opioid intravena, dan
obat pelumpuh otot. Ada studi yang mengatakan bahwa N2O sebaiknya
dihindari selama prosedur laparoskopi karena ↑ pelebaran usus dan resiko mual
pasca operasi.